Powered by Blogger.
Latest Post

Asian Stock Swing From Gains to Losses on Fed Stimulus Outlook

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, December 6, 2013 | 9:20 AM


Bloomberg, (06/12) -- Asian stocks swung between gains and losses, with the regional benchmark index set for its biggest weekly drop since August, as improving U.S. economic data fueled speculation the Federal Reserve may bring forward stimulus cuts.

Hanjin Shipping Co. dropped 1.7 percent after a report that South Korea’s largest container carrier is among shipping lines being investigated by the European Union for allegedly influencing prices in Europe. Nufarm Ltd. slid 1.4 percent after Credit Suisse Group AG cut its rating for Australia’s top supplier of farm chemicals. Advantest Corp. jumped 6.4 percent on a newspaper report that the Japanese maker of semiconductor equipment’s cost cuts helped reduce its break-even point.

The MSCI Asia Pacific Index added 00.1 percent to 139.63 as of 9:41 a.m. in Tokyo, reversing a loss of 0.1 percent. Fed policy makers meet Dec. 17-18 after minutes of their October gathering showed they may reduce $85 billion of monthly bond buying should the U.S. economy improve as anticipated.

The U.S. posted the fastest annualized growth last quarter since the start of 2012 and jobless claims unexpectedly fell as the focus turns to today’s November non-farm payrolls, projected to rise by 185,000 workers. Malaysia publishes trade data today while protesters in Thailand have said they’ll resume rallies.

Japan’s Topix index rose 0.3 percent, while South Korea’s Kospi index was little changed. Australia’s S&P/ASX 200 Index lost 0.7 percent percent and New Zealand’s NZX 50 Index slipped 0.5 percent. Markets are yet to open in Hong Kong and China
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:20 AM

Gold Set for Weekly Loss Before Payrolls Data Amid Taper Bets


Bloomberg (06/12) -- Gold headed for a weekly drop as investors await U.S. payrolls figures after economic data boosted speculation the Federal Reserve may start trimming its monetary stimulus sooner than estimated.

Bullion for immediate delivery traded at $1,228.88 an ounce at 9:02 a.m. in Singapore from $1,225.17 yesterday. Prices are set to drop 2 percent this week after tumbling to $1,211.75 on Dec. 4, the lowest since July 5. Gold for February delivery lost 0.3 percent to $1,228 on the Comex.

Gold tumbled 27 percent this year, set for the first annual loss since 2000, on speculation the Fed will begin paring its $85 billion in monthly bond purchases as the economy picks up.

Fed Reserve Bank of Atlanta President Dennis Lockhart said yesterday any decision to taper should be accompanied by a limit on the size of the program or a timetable for ending it. Policy makers next meet Dec. 17-18.

Employers boosted payrolls in November by 185,000 workers and the unemployment rate fell to 7.2 percent from 7.3 percent, according to economist estimates before today’s Labor Department figures.

Jobless claims unexpectedly fell to 298,000 in the week ended Nov. 30, the lowest in more than two months, a report showed yesterday.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:17 AM

Asian Stock Swing From Gains to Losses on Fed Stimulus Outlook


Bloomberg, (06/12) -- Asian stocks swung between gains and losses, with the regional benchmark index set for its biggest weekly drop since August, as improving U.S. economic data fueled speculation the Federal Reserve may bring forward stimulus cuts.

Hanjin Shipping Co. dropped 1.7 percent after a report that South Korea’s largest container carrier is among shipping lines being investigated by the European Union for allegedly influencing prices in Europe. Nufarm Ltd. slid 1.4 percent after Credit Suisse Group AG cut its rating for Australia’s top supplier of farm chemicals. Advantest Corp. jumped 6.4 percent on a newspaper report that the Japanese maker of semiconductor equipment’s cost cuts helped reduce its break-even point.

The MSCI Asia Pacific Index added 00.1 percent to 139.63 as of 9:41 a.m. in Tokyo, reversing a loss of 0.1 percent. Fed policy makers meet Dec. 17-18 after minutes of their October gathering showed they may reduce $85 billion of monthly bond buying should the U.S. economy improve as anticipated.

The U.S. posted the fastest annualized growth last quarter since the start of 2012 and jobless claims unexpectedly fell as the focus turns to today’s November non-farm payrolls, projected to rise by 185,000 workers. Malaysia publishes trade data today while protesters in Thailand have said they’ll resume rallies.

Japan’s Topix index rose 0.3 percent, while South Korea’s Kospi index was little changed. Australia’s S&P/ASX 200 Index lost 0.7 percent percent and New Zealand’s NZX 50 Index slipped 0.5 percent. Markets are yet to open in Hong Kong and China
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:02 AM

Saham Asia Turun, Yen menguat

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, December 4, 2013 | 4:52 PM


Bloomberg (04/12) – Saham-saham Asia jatuh setelah yen menguat semalam dan valuasi di indeks ekuitas regional naik ke tertinggi dalam enam bulan terakhir, dengan para investor menunggu data pekerjaan AS pekan ini yang dapat memberikan bukti lebih lanjut kapan Federal Reserve akan mengurangi stimulusnya.

Toyota Motor Corp, produsen mobil terbesar di Asia, turun 1,7 persen karena Nikkei 225 Stock Average mundur dari tertingginya dalam enam tahun. Toppan Printing Co. kehilangan 6,7 persen di Tokyo setelah mengatakan akan menjual 80 miliar yen ( $ 781 juta ) konversi obligasinya. Speco Co. naik 5,7 persen, memimpin perusahaan-perusahaan pertahanan Korea Selatan lebih tinggi setelah dua anggota parlemen mengatakan bahwa paman pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Jang Song Thaek kemungkin telah diberhentikan sebagai wakil ketua Komisi Pertahanan Nasional.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 1,3 persen menjadi 140 pada pukul 4:15 siang di Hong Kong, dengan semua 10 kelompok industri pada indeks tersebut jatuh. Lebih dari $ 8 triliun telah ditambahkan ke nilai ekuitas global pada tahun ini, terbesar sejak tahun 2009 lalu, karena bank sentral mengambil langkah untuk menopang perekonomian di seluruh dunia. Para pembuat kebijakan The Fed bertemu tanggal 17-18 Desember mendatang setelah risalah dari pertemuan terakhir mereka di bulan Oktober menunjukkan bahwa mereka dapat mengurangi $ 85 miliar pembelian obligasi bulanan yang mengharuskan ekonomi AS membaik karena mereka mengantisipasi.

' Valuasi telah membuat ekuitas, bersama dengan logam mulia, yang merupakan aset kelas yang paling rentan terhadap tahap awal dari perubahan kebijakan moneter, ' Ric Spooner, kepala analis pasar yang berbasis di Sydney di CMC Markets, mengatakan dalam sebuah e -mail. ' Pembeli menjadi berhati-hati pada valuasi saat ini dan bersiap untuk menunggu pullback sebelum menambah portofolio. '(frk)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 4:52 PM

Dollar Naik, Minyak Mentah Gain Sementara Bursa Eropa Berfluktuasi


Bloomberg (04/12) - Dolar menguat terhadap sebagian besar rekan-rekan utamanya dan minyak naik di New York sebelum data yang dapat membantu investor mengukur prospek stimulus AS. Dolar Australia merosot, sementara saham Eropa sedikit berubah.

Indeks Dollar AS Bloomberg naik 0,2 persen pada pukul 08:28 pagi di London. Aussie turun 1,3 persen versus greenback setelah pertumbuhan ekonomi nasional melambat, Dolar Selandia Baru melemah 0,8 persen dan yen 0,2 persen lebih lemah. Indeks Stoxx Europe 600 berfluktuasi, sementara Standard & Poor 500 berjangka naik 0,1 persen. Indeks MSCI Asia Pacific merosot 1,2 persen. Minyak mentah naik ke tertinggi dalam lima minggu terakhir.

Perusahaan-perusahaan AS kemungkinan menambahkan paling banyak pekerjaan pada bulan lalu sejak bulan Juni lalu, sebuah survei swasta hari ini mungkin menunjukkan, menurut jajak pendapat Bloomberg, sedangkan data pada layanan industri dan penjualan rumah baru Negara tersebut juga jatuh tempo. Laporan lain diharapkan untuk mengkonfirmasi ekonomi kawasan euro nyaris tidak diperluas pada kuartal terakhir. Produk domestik bruto Australia tumbuh 0,6 persen lebih lambat dari yang diperkirakan pada periode yang sama dari tiga bulan sebelumnya.

' Ekonomi AS cukup kuat, ' kata Carl Hammer, ahli strategi mata uang dari SEB AB di Stockholm. ' Semua barometer menandakan momentum yang baik. Kami telah memiliki langkah yang layak lebih tinggi dalam dolar - yen terhadap harapan dari payrolls akan menjadi kuat dan bahwa kita dapat mendapatkan tapering pada bulan Desember ini. '

Perusahaan di AS mungkin menambahkan 170.000 pekerjaan di bulan lalu, terbesar sejak bulan Juni lalu, menurut perkiraan rata-rata para ekonom dalam survei Bloomberg News. The ADP Research Institute akan merilis laporan pada pukul 8:15 pagi waktu New York.

Federal Open Market Committee akan bertemu pada tanggal 17-18 Desember mendatang untuk membahas kebijakan setelah risalah dari pertemuan terakhir mereka pada bulan Oktober menunjukkan pejabat dapat mengurangi 85 miliar dolar pembelian obligasi bulanan mereka yang mengharuskan ekonomi AS membaik seperti yang diharapkan.(frk)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 4:50 PM

Saham Hong Kong Jatuh Hari kedua dengan Penurunan Sektor Perbankan


Bloomberg (04/12) – Saham Hong Kong jatuh hari kedua seiring tergelincirnya kreditur setelah pernyataan dari Presiden Xi Jinping bahwa lingkungan untuk perkembangan ekonomi tahun depan tidak bersifat optimis.

Index Hang Seng mundur 1.2% ke level 23,631.11 pada jam 9:31 pagi di Hong kong dengan semua kacuali dua saham pada acuan 50 anggota yang mengalami penurunan, sementara index Hang Seng China Enterprises yang juga disebut sebagai index H-share turun 1.7% ke level 11,255.67.
Sementara acuan ekuitas dikota tersebut kemarin mundur dari level tertingginya sejak April 2011 setelah data yang memperlihatkan penurunan index PMI non manufaktur bulan November ke level 56.0, menurun dari level 56.3 sebulan sebelumnya.

Komentar Presiden China Xi pada sebuah symposium pada tanggal 22 November bulan lalu, berdasarkan laporan kemarin dari agensi berita Xinhua, kemungkinan mencerminkan upaya guna memadatkan ekspektasi terhadap pertumbuhan ditahun 2014, sementara investasi pada sektor industri sedang mengalami kenaikan dan kenaikan sebesar 13% dalam penjualan retail yang diperkirakan untuk tahun ini, sementara itu China sedang menghadapi kelebihan kapasitas pabrik, hutang pemerintahan yang berlebihan serta menurunnya ekspor.

Pihak Economic Information Daily mengatakan dihari kemarin bahwa kemungkinan China akan menetapkan target pertumbuhan GDP 2014 berada dilevel 7%, turun dari level 7.5% tahun ini, yang mengutip dari grup riset, selain itu Perdana Menteri Li Keqiang pada bulan Oktober mengatakan bahwa China membutuhkan pertumbuhan tahunan sebesar 7.2% guna mempertahankan kestabilan tingkat pengangguran setelah indikasi bulan Juli bahwa 7% merupakan garis bawah untuk ekspansi.

Index Hang Seng naik 21% dari level terendahnya bulan Juni hingga hari kemarin yang berada ditengah sinyal penguatan ekonomi China, acuan tersebut kemarin ditransaksikan dilevel 11.41 kali estimasi terhadap laba, dibandingkan dengan 16.2 bagi bagi index S&P 500, index H-share naik 29% dari level terendah tahun ini pada tanggal 25 Juni pasca pihak otoritas mengenalkan paket reformasi terbesar sejak tahun 1990.(tito)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:04 AM

Indeks Saham Berjangka China Sedikit Berubah Sebelum Rilis Data HSBC


Bloomberg, (04/12) - Indeks saham berjangka China sedikit berubah sebelum rilis data sebuah laporan swasta pada industri jasa untuk bulan lalu. Saham China AS diperdagangkan turun kemarin setelah Presiden Xi Jinping mengatakan lingkungan untuk pembangunan ekonomi dan sosial tahun depan tidak optimis.

Indeks berjangka CSI 300 berakhir pada bulan Desember berada diposisi 2,455.60 pada pukul  09:20 pagi Yanzhou Coal Mining Co dapat bergerak setelah pemerintah mengatakan batu bara akan dimasukkan dalam rencana reformasi pajak sumber daya. Great Wall Motor Co mungkin akan maju setelah saham ditambahkan ke Indeks FTSE China 25.

Indeks Shanghai Composite naik 0,7 persen menjadi 2,222.67 kemarin. Indeks CSI 300 naik 1 persen menjadi 2,442.78. Index Hang Seng China Enterprises turun 0,7 persen berada pada posisi 11,462.81. Indeks Bloomberg China-US Equity saham Cina yang paling diperdagangkan di New York turun 0,4 persen.

HSBC Holdings Plc dan Markit Economics akan merilis Indeks Purchasing Managers layanan mereka 'untuk November. Indeks berada pada posisi 52,6 pada bulan Oktober. jumlah lebih dari 50 menunjukkan adanya ekspansi. PMI non-manufaktur resmi adalah 56 bulan lalu, dibandingkan dengan 56,3 pada bulan Oktober, menurut laporan kemarin hari.(yds)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:01 AM
 
Copyright © 2011. PT.Kontak perkasa Futures Yogyakarta All Rights Reserved
Disclaimer : Semua Market Reviews atau News di blog ini hanya sebagai pendukung analisa,
keputusan transaksi atau pengambilan harga sepenuhnya ditentukan oleh nasabah sendiri.
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger