Kontak Perkasa Futures - Mewabahnya virus corona berimbas pada perubahan pola konsumsi informasi masyarakat. Lah, kok bisa?
Berdasarkan laporan ADA, sebuah perusahaan analitik yang bagian dari Axiata Group, masyarakat kini mencari informasi terkait corona berbentuk video, bukan teks. Hasil tersebut setelah dilakukan pengamatan perilaku masyarakat di beberapa negara di Asia.
Informasi tentang virus ini pertama kali diunggah dalam bentuk video pada tahun 2008. Video ini kembali dilihat ketika covid-19 itu jadi perbincangan dunia dalam beberapa pekan terakhir ini.
"Kami mengamati pola konsumsi informasi masyarakat di Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan beberapa negara Asia lainnya, terkait dengan virus corona," kata Managing Director ADA Indonesia Kirill Mankovski dalam siaran persnya.
Sayangnya, laporan ADA ini tidak dilengkapi dengan berapa video yang dikonsumsi masyarakat untuk mencari informasi tentang corona. Begitu juga terkait data rinci bagaimana masyarakat mengkonsumsi video tersebut.
"Data yang diambil melalui intelligence machine miliki ADA, Video Analytics and Creation Engine (Video ACE), memperlihatkan bahwa pada saat krisis, masyarakat cenderung mencari informasi dari sumber alternatif," ungkap Kirill.
Menurut Kirill, konsumsi informasi tentang virus corona paling tinggi ada pada kategori komedi, di mana video yang diunggah dikemas dalam bentuk berita satir. Sementara itu, video yang menampilkan pernyataan resmi dari organisasi non-profit cenderung tidak banyak dilihat masyarakat.
Dilihat dari sisi keterlibatan, video dalam kategori hewan & hewan peliharaan mendapatkan reaksi dan komentar paling tinggi. Terkait dengan pertama kalinya virus ini ditemukan, masyarakat ingin mengetahui potensi asal corona.
Selain itu, video yang memuat edukasi tentang corona juga mendapatkan reaksi dan komentar yang cukup tinggi. Video dalam kategori ini mengungkapkan kebenaran atau melaporkan fakta tentang corona.
Data ADA juga menyebutkan bahwa masyarakat Filipina, Bangladesh, dan Malaysia sangat proaktif dalam membuat konten bertema edukasi. Konten-konten semacam ini dibuat guna meningatkan edukasi masyarakat bahayanya corona.
"Hingga saat ini, Video ACE ada lebih dari 20.000 video tentang virus corona. Beberapa video menampilkan informasi yang mendidik, seperti kiat-kiat agar terhindar dari corona," pungkasnya. - Kontak Perkasa Futures
Berdasarkan laporan ADA, sebuah perusahaan analitik yang bagian dari Axiata Group, masyarakat kini mencari informasi terkait corona berbentuk video, bukan teks. Hasil tersebut setelah dilakukan pengamatan perilaku masyarakat di beberapa negara di Asia.
Informasi tentang virus ini pertama kali diunggah dalam bentuk video pada tahun 2008. Video ini kembali dilihat ketika covid-19 itu jadi perbincangan dunia dalam beberapa pekan terakhir ini.
"Kami mengamati pola konsumsi informasi masyarakat di Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan beberapa negara Asia lainnya, terkait dengan virus corona," kata Managing Director ADA Indonesia Kirill Mankovski dalam siaran persnya.
Sayangnya, laporan ADA ini tidak dilengkapi dengan berapa video yang dikonsumsi masyarakat untuk mencari informasi tentang corona. Begitu juga terkait data rinci bagaimana masyarakat mengkonsumsi video tersebut.
"Data yang diambil melalui intelligence machine miliki ADA, Video Analytics and Creation Engine (Video ACE), memperlihatkan bahwa pada saat krisis, masyarakat cenderung mencari informasi dari sumber alternatif," ungkap Kirill.
Menurut Kirill, konsumsi informasi tentang virus corona paling tinggi ada pada kategori komedi, di mana video yang diunggah dikemas dalam bentuk berita satir. Sementara itu, video yang menampilkan pernyataan resmi dari organisasi non-profit cenderung tidak banyak dilihat masyarakat.
Dilihat dari sisi keterlibatan, video dalam kategori hewan & hewan peliharaan mendapatkan reaksi dan komentar paling tinggi. Terkait dengan pertama kalinya virus ini ditemukan, masyarakat ingin mengetahui potensi asal corona.
Selain itu, video yang memuat edukasi tentang corona juga mendapatkan reaksi dan komentar yang cukup tinggi. Video dalam kategori ini mengungkapkan kebenaran atau melaporkan fakta tentang corona.
Data ADA juga menyebutkan bahwa masyarakat Filipina, Bangladesh, dan Malaysia sangat proaktif dalam membuat konten bertema edukasi. Konten-konten semacam ini dibuat guna meningatkan edukasi masyarakat bahayanya corona.
"Hingga saat ini, Video ACE ada lebih dari 20.000 video tentang virus corona. Beberapa video menampilkan informasi yang mendidik, seperti kiat-kiat agar terhindar dari corona," pungkasnya. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:09 AM
Post a Comment