Bloomberg (22/3) - Bursa Jepang jatuh
pada Jumat pagi, dengan Nikkei 225 Stock Average menuju penurunan
mingguan terbesarnya sejak November karena penguatan yen setelah
Gubernur Bank of Japan baru, Haruhiko Kuroda gagal mengumumkan stimulus
baru dan Siprus dikejar waktu untuk menemukan rencana bailout yang baru.
Index Nikkei 225 turun 1,5 persen menjadi 12,446.68 pada istirahat perdagangan di Tokyo, menuju penurunan 0,9 persen minggu ini, penurunan mingguan terbesar sejak periode yang berakhir 9 November. Indeks Topix turun 0,9 persen menjadi 1.048,16, dengan 30/33 subindex yang berakhir di area negatif.
'Kuroda tidak mengumumkan sesuatu yang konkret dan kondisi market adalah sedikit di depan dari fundamentalnya dalam hal harapan,' kata Ayako Sera, ahli strategi pasar dari Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd. 'Rasa kehati-hatian investor meningkat karena masalah Siprus, dan kami berada dalam suasana risk-off.'
Kuroda, berbicara kemarin dalam konferensi pers pertamanya dengan mengulangjanjinya untuk mengejar kebijakan pelonggaran yang berani guna mencapai target inflasi 2 persen dan melanjutkan program pembelian aset secara terbuka (tanpa batas waktu). Ia menolak untuk mengomentari apakah ia akan mengadakan pertemuan darurat sebelum pertemuan kebijakan bank sentral tanggal 3-4 April mendatang. (brc)
Index Nikkei 225 turun 1,5 persen menjadi 12,446.68 pada istirahat perdagangan di Tokyo, menuju penurunan 0,9 persen minggu ini, penurunan mingguan terbesar sejak periode yang berakhir 9 November. Indeks Topix turun 0,9 persen menjadi 1.048,16, dengan 30/33 subindex yang berakhir di area negatif.
'Kuroda tidak mengumumkan sesuatu yang konkret dan kondisi market adalah sedikit di depan dari fundamentalnya dalam hal harapan,' kata Ayako Sera, ahli strategi pasar dari Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd. 'Rasa kehati-hatian investor meningkat karena masalah Siprus, dan kami berada dalam suasana risk-off.'
Kuroda, berbicara kemarin dalam konferensi pers pertamanya dengan mengulangjanjinya untuk mengejar kebijakan pelonggaran yang berani guna mencapai target inflasi 2 persen dan melanjutkan program pembelian aset secara terbuka (tanpa batas waktu). Ia menolak untuk mengomentari apakah ia akan mengadakan pertemuan darurat sebelum pertemuan kebijakan bank sentral tanggal 3-4 April mendatang. (brc)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:08 AM
Post a Comment