Kontak Perkasa Futures Yogyakarta - Setelah warga di sekitar Pantai Jatilawang yang merupakan wilayah perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kulonprogo digegerkan akibat kemunculan buaya besar, kali ini fenomena itu melanda Bantul. Kabarnya, buaya sepanjang kurang lebih tiga meter kini tengah berkeliaran di kawasan sekitar muara Sungai Opak, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek.
Dwi, salah satu anggota SAR Pantai Samas mengaku mendengar informasi itu dan baru mengecek kebenaran informasi itu. Pasalnya, jika kabar itu terus beredar tanpa ada kebenaran buktinya, ia khawatir akan mempengaruhi kunjungan wisatawan nantinya.
“Ini kan kawasan wisata. Kalau ada wisatawan tentunya bikin takut pengunjung,” ungkapnya.
Ia pun mengimbau kepada warga yang kebetulan melihat sosok reptil amfibi itu, untuk segera melaporkan kepada petugas, terutama anggota SAR terdekat.
Terkait keberadaan buaya itu, Redi Handoko, pemerhati reptil asal Bantul berpendapat, jika memang buaya yang dilihat oleh warga itu betul-betul ada, hampir bisa dipastikan itu bukan buaya yang pernah terlihat di kawasan Kulonprogo beberapa pekan lalu. Pasalnya, lokasi munculnya buaya yang dilihat warga itu berada di Tirtohargao.
“Sedangkan informasi terakhir kemunculan buaya ada di sekitar muara Sungai Progo, tiga hari lalu. Nah, kalau masih di muara Sungai Progo, kami masih bisa memperkirakan itu adalah buaya yang pernah terlihat di Jatimalang lalu,” kata pria yang juga merupakan Ketua dari komunitas Bantul Reptil itu.
Itulah sebabnya, lantaran habitat buaya yang terbentang antara muara Sungai Progo dan Sungai Opak terpisah oleh permukiman warga, diperkirakannya, kecil kemungkinan jika buaya yang dilihat warga di muara Sungai Opak itu adalah buaya yang sama dengan yang ada di Jatimalang.
Meski berbeda, namun jenis buaya yang dilihat warga di muara Sungai Opak itu besar kemungkinan sama dengan yang di Jatimalang, yakni buaya muara. Dijelaskannya, selain ukuran yang lebih besar, buaya muara memang salah satu jenis buaya dengan tingkat keganasan yang sangat berbahaya.
Selain itu, lantaran habitat hidupnya yang kini semakin terdesak, membuka kemungkinan buaya muara banyak menghabiskan waktunya di air asin (laut). Jika itu memang terjadi, maka tingkat bahaya buaya itu pun semakin tinggi.
“Kalau buaya muara itu terkenal ganasnya, sedangkan buaya air asin itu terkenal agresifnya. Sampai hari ini, kawan-kawan Barep terus mencari keberadaan buaya itu,” ucapnya - Kontak Perkasa Futures
Sumber:harianjogja
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:37 AM
Post a Comment