PT Kontak Perkasa Futures - Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengingatkan masyarakat untuk tak memercayai berita palsu atau hoaks terkait gempa susulan yang beredar di media sosial.
Dalam berita palsu disebutkan, BMKG menyampaikan peringatan dini terkait gempa susulan berkekuatan 7,5 magnitudo. Diperkirakan gempa akan terjadi antara pukul 22.30-23.59 WIB di Provinsi Banten dan sekitarnya. Gempa palsu itu dikabarkan akan membuat gelombang tinggi di beberapa perairan di Indonesia.
“Berita tersebut tidak benar karena BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut,” kata Daryono melalui pesan singkat, Selasa (23/1/2018).
Kabar palsu tersebut beredar setelah terjadi gempa yang mengguncang sejumlah tempat pada Selasa (23/1/2018) pukul 13.53 WIB. Selain Provinsi DKI Jakarta, gempa juga dirasakan di Tangerang Selatan, Bogor, Bandung, Lampung, dan Bantul.
Dalam berita palsu disebutkan, BMKG menyampaikan peringatan dini terkait gempa susulan berkekuatan 7,5 magnitudo. Diperkirakan gempa akan terjadi antara pukul 22.30-23.59 WIB di Provinsi Banten dan sekitarnya. Gempa palsu itu dikabarkan akan membuat gelombang tinggi di beberapa perairan di Indonesia.
“Berita tersebut tidak benar karena BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut,” kata Daryono melalui pesan singkat, Selasa (23/1/2018).
Kabar palsu tersebut beredar setelah terjadi gempa yang mengguncang sejumlah tempat pada Selasa (23/1/2018) pukul 13.53 WIB. Selain Provinsi DKI Jakarta, gempa juga dirasakan di Tangerang Selatan, Bogor, Bandung, Lampung, dan Bantul.
Baca juga:
Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018
Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas
Bisnis Investasi Masih Menarik Tahun 2018
Gempa tektonik berkekuatan 6,1 magnitudo tersebut terletak di laut, yakni 67 kilometer arah barat daya Kota Bojonghaur, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, atau pada 7,23 Lintang Selatan dan 105,9 Bujur Timur. BMKG menyatakan gempa itu tak berpotensi menimbulkan tsunami.
Daryono menuturkan, berita palsu dibuat oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Menurutnya, penyebaran berita palsu bertujuan untuk menebarkan rasa takut kepada masyarakat.
Berita palsu itu juga menunjukkan kejanggalan. Pasalnya, hingga kini tak ada teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.
“Perlu diketahui bahwa hingga saat ini peristiwa gempa bumi belum dapat diprediksi dengan tepat dan akurat: kapan, berapa kekuatan, dan di mana akan terjadi,” ujar Daryono.
Menurut Daryono, analisis BMKG mencatat telah terjadi aktivitas gempa susulan di selatan Banten sebanyak 26 kali. Kekuatan gempa susulan terus melemah sehingga kemungkinan terjadinya gempa susulan berkekuatan besar sangat kecil.
“Dari sekian banyak isu akan terjadi gempa bumi, selama ini tidak ada satu pun yang terbukti kebenarannya. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya isu akan terjadi gempa,” ucap Daryono. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber: Kompas.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:50 AM
Post a Comment