PT Kontak Perkasa Futures - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menepis kecurigaan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga soal latar belakang surat undur diri Bupati Mandailing Natal (Madina), Dahlan Hasan Nasution. Kecurigaan BPN yang ditepis adalah soal adanya perjanjian bahwa bila Jokowi kalah di Madina maka Sang Bupati harus mundur.
"Siapa yang bikin perjanjian? Nggak ada," tepis Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima, kepada wartawan, Senin (22/4/2019).
Dia menjelaskan, para kepala daerah yang mendukung Jokowi bukanlah atas nama jabatannya itu, namun atas nama pribadi dan tokoh masyarakat yang kebetulan menjabat sebagai kepala daerah. Mereka mendukung Jokowi karena pembangunan terasa di daerahnya masing-masing.
"Seluruh kepala daerah yang mendukung Jokowi bukan karena faktor perjanjian, melainkan karena pembangunan memang dirasakan di daerah," kata Aria.
Jokowi sebagai Presiden berkomitmen membangun dari pinggiran, yakni dari daerah-daerah terpencil. Aria menjelaskan kawasan terpencil yang semula pesimistis dengan potensi daerahnya kini menjadi bisa dikembangkan, karena dilalui oleh jalan, pelabuhan, dan bandara.
"Kalau toh akhirnya rakyatnya belum paham (tidak memilih Jokowi di Pilpres 2019), ya nggak perlu mundur," kata Aria Bima.
"Bupati Mandailing Natal tidak perlu mundur. Laksanakan tugas dengan baik, berpikir agar bagaimana rakyat Mandailing Natal yang selama ini dapat benefit dari pemerintahan Pak Jokowi lebih bisa dimaksimalkan potensinya," tutur Aria.
Sebelumnya, Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said, mencurigai adanya perjanjian di balik surat pengunduran diri Bupati Madina itu.
"Saya membaca suratnya mudah-mudahan suratnya benar bukan hoax, tetapi kalau itu terjadi itu kita perlu prihatin juga, sebabnya apa kok tidak sesuai harapan kemudian mundur apakah ada janji, apakah ada perjanjian bahwa harus menang kalau kalah kemudian mundur? ujar Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said, di kediaman Sandi, Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (21/4) kemarin. - PT Kontak Perkasa Futures
"Siapa yang bikin perjanjian? Nggak ada," tepis Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima, kepada wartawan, Senin (22/4/2019).
Dia menjelaskan, para kepala daerah yang mendukung Jokowi bukanlah atas nama jabatannya itu, namun atas nama pribadi dan tokoh masyarakat yang kebetulan menjabat sebagai kepala daerah. Mereka mendukung Jokowi karena pembangunan terasa di daerahnya masing-masing.
"Seluruh kepala daerah yang mendukung Jokowi bukan karena faktor perjanjian, melainkan karena pembangunan memang dirasakan di daerah," kata Aria.
Jokowi sebagai Presiden berkomitmen membangun dari pinggiran, yakni dari daerah-daerah terpencil. Aria menjelaskan kawasan terpencil yang semula pesimistis dengan potensi daerahnya kini menjadi bisa dikembangkan, karena dilalui oleh jalan, pelabuhan, dan bandara.
"Kalau toh akhirnya rakyatnya belum paham (tidak memilih Jokowi di Pilpres 2019), ya nggak perlu mundur," kata Aria Bima.
"Bupati Mandailing Natal tidak perlu mundur. Laksanakan tugas dengan baik, berpikir agar bagaimana rakyat Mandailing Natal yang selama ini dapat benefit dari pemerintahan Pak Jokowi lebih bisa dimaksimalkan potensinya," tutur Aria.
Sebelumnya, Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said, mencurigai adanya perjanjian di balik surat pengunduran diri Bupati Madina itu.
"Saya membaca suratnya mudah-mudahan suratnya benar bukan hoax, tetapi kalau itu terjadi itu kita perlu prihatin juga, sebabnya apa kok tidak sesuai harapan kemudian mundur apakah ada janji, apakah ada perjanjian bahwa harus menang kalau kalah kemudian mundur? ujar Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said, di kediaman Sandi, Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (21/4) kemarin. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:56 AM
Post a Comment