PT KP Press - Berbagai daerah melaporkan peningkatan angka kehamilan di tengah masa pandemi virus Corona COVID-19. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyadari hal ini dan berusaha menghadapinya dengan langkah membagikan sejuta kontrasepsi gratis untuk keluarga Indonesia.
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, SpOG(K), mengakui saat ini memang terjadi penurunan tingkat pemakaian kontrasepsi hingga 10 persen. Dampaknya angka kehamilan yang tidak direncanakan semakin meningkat sehingga berpotensi menimbulkan masalah, seperti peningkatan beban BPJS Kesehatan, kenaikan angka aborsi, hingga stunting.
"Iya untuk mencegah terjadinya baby boom. Mencegah adanya lonjakan kelahiran dan lonjakan persalinan," kata Hasto di kantor BKKBN, Jakarta Timur, Senin (29/6/2020).
"Akseptor KB di Indonesia angka terendahnya itu 28 juta (orang -red), maka 10 persennya itu adalah 2,8 juta. Kemudian 2,8 juta ini hamil 15 persen di tiga bulan pertama, maka sudah sekitar 420 ribu (kelahiran). Inilah yang sedini mungkin harus kita cegah, jangan sampai 2021 nanti ada kelahiran banyak membebani ekonomi negara," lanjutnya.
Program pembagian sejuta kontrasepsi ini dilakukan BKKBN dalam sehari di seluruh provinsi. BKKBN bekerja sama dengan puskesmas, bidan, dan mitra di masyarakat lainnya untuk memberikan layanan dan melaporkan pembagian kontrasepsi.
Kontrasepsi gratis yang diberikan oleh BKKBN adalah kondom, pil, suntik, implan, metode operasi wanita (MOW), dan metode operasi pria (MOP) atau vasektomi.
Menurut BKKBN, penurunan angka pengguna kontrasepsi terjadi karena masyarakat lebih enggan ke fasilitas kesehatan akibat pandemi COVID-19. - PT KP Press
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, SpOG(K), mengakui saat ini memang terjadi penurunan tingkat pemakaian kontrasepsi hingga 10 persen. Dampaknya angka kehamilan yang tidak direncanakan semakin meningkat sehingga berpotensi menimbulkan masalah, seperti peningkatan beban BPJS Kesehatan, kenaikan angka aborsi, hingga stunting.
"Iya untuk mencegah terjadinya baby boom. Mencegah adanya lonjakan kelahiran dan lonjakan persalinan," kata Hasto di kantor BKKBN, Jakarta Timur, Senin (29/6/2020).
"Akseptor KB di Indonesia angka terendahnya itu 28 juta (orang -red), maka 10 persennya itu adalah 2,8 juta. Kemudian 2,8 juta ini hamil 15 persen di tiga bulan pertama, maka sudah sekitar 420 ribu (kelahiran). Inilah yang sedini mungkin harus kita cegah, jangan sampai 2021 nanti ada kelahiran banyak membebani ekonomi negara," lanjutnya.
Program pembagian sejuta kontrasepsi ini dilakukan BKKBN dalam sehari di seluruh provinsi. BKKBN bekerja sama dengan puskesmas, bidan, dan mitra di masyarakat lainnya untuk memberikan layanan dan melaporkan pembagian kontrasepsi.
Kontrasepsi gratis yang diberikan oleh BKKBN adalah kondom, pil, suntik, implan, metode operasi wanita (MOW), dan metode operasi pria (MOP) atau vasektomi.
Menurut BKKBN, penurunan angka pengguna kontrasepsi terjadi karena masyarakat lebih enggan ke fasilitas kesehatan akibat pandemi COVID-19. - PT KP Press
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:05 AM
Post a Comment