PT KP Press - Devisa dari sektor pariwisata diprediksi akan hilang sebesar Rp 219 triliun pada 2020. Ini terjadi gara-gara pandemi Corona.
Pandemi Corona yang tak kunjung usai berdampak pula pada sektor pariwisata Indonesia yang selama ini mendapatkan banyak pundi-pundi devisa dari wisatawan mancanegara. Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik per 27 Juni 2020, jumlah wisatawan mancanegara terus merosot tajam.
Sampai bulan April tercatat hanya 160 ribu orang yang melancong ke Indonesia. Padahal pada April 2019, jumlah wisatawan mancanegara mencapai hampir 1,3 juta orang.
"Penurunannya luar biasa tahun 2020. April 2020 hampir negatif 87,44 persen. Kontraksinya cukup dalam," kata Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Wawan Rusiawan dalam webinar yang diselenggarakan UCLG ASPAC, Kamis (6/8/2020).
Berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara juga terlihat dari menurunnya jumlah penerbangan internasional menuju Indonesia. Penurunannya bahkan mencapai 98,26 persen (y-on-y) per April 2020.
Dengan kondisi tersebut, Bappenas memproyeksikan bahwa sektor pariwisata akan kehilangan 12 juta wisatawan (y-on-y). Sementara devisa yang hilang diperkirakan sebesar USD 15 miliar (y-on-y) atau sekitar Rp 219 triliun.
Guna meminimalisir dampak tersebut, Kemenparekraf melakukan upaya pemulihan pariwisata. Salah satunya adalah menyiapkan destinasi dengan tatanan normal baru.
"Pertama mempersiapkan destinasi dengan tatanan adaptasi kebiasaan baru, mulai dari penyusunan protokol CHS. Kemudian kita melakukan simulasi dan uji coba. Kemudian sosialisasi dan publikasi," ujar Wawan.
Kemudian Kemenparekraf juga ingin fokus pada pasar domestik daripada internasional. Rencana ini akan dilakukan dalam periode Juni-Desember 2020. Sementara untuk mancanegara akan dimulai pada 2021 dengan lebih dulu mengutamakan wisatawan asal Singapura, Malaysia, China dan Australia. Kemudian pada tahap kedua, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan dari Amerika Serikat, India, Jepang, Korea, Eropa, dan Timur Tengah. - PT KP Press
Pandemi Corona yang tak kunjung usai berdampak pula pada sektor pariwisata Indonesia yang selama ini mendapatkan banyak pundi-pundi devisa dari wisatawan mancanegara. Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik per 27 Juni 2020, jumlah wisatawan mancanegara terus merosot tajam.
Sampai bulan April tercatat hanya 160 ribu orang yang melancong ke Indonesia. Padahal pada April 2019, jumlah wisatawan mancanegara mencapai hampir 1,3 juta orang.
"Penurunannya luar biasa tahun 2020. April 2020 hampir negatif 87,44 persen. Kontraksinya cukup dalam," kata Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Wawan Rusiawan dalam webinar yang diselenggarakan UCLG ASPAC, Kamis (6/8/2020).
Berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara juga terlihat dari menurunnya jumlah penerbangan internasional menuju Indonesia. Penurunannya bahkan mencapai 98,26 persen (y-on-y) per April 2020.
Dengan kondisi tersebut, Bappenas memproyeksikan bahwa sektor pariwisata akan kehilangan 12 juta wisatawan (y-on-y). Sementara devisa yang hilang diperkirakan sebesar USD 15 miliar (y-on-y) atau sekitar Rp 219 triliun.
Guna meminimalisir dampak tersebut, Kemenparekraf melakukan upaya pemulihan pariwisata. Salah satunya adalah menyiapkan destinasi dengan tatanan normal baru.
"Pertama mempersiapkan destinasi dengan tatanan adaptasi kebiasaan baru, mulai dari penyusunan protokol CHS. Kemudian kita melakukan simulasi dan uji coba. Kemudian sosialisasi dan publikasi," ujar Wawan.
Kemudian Kemenparekraf juga ingin fokus pada pasar domestik daripada internasional. Rencana ini akan dilakukan dalam periode Juni-Desember 2020. Sementara untuk mancanegara akan dimulai pada 2021 dengan lebih dulu mengutamakan wisatawan asal Singapura, Malaysia, China dan Australia. Kemudian pada tahap kedua, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan dari Amerika Serikat, India, Jepang, Korea, Eropa, dan Timur Tengah. - PT KP Press
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:38 AM
Post a Comment