PT Kontak Perkasa - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pandemi COVID-19 memberikan tekanan terhadap ekonomi semua negara. Dampak dari pandemi ini membuat defisit di seluru negara mengalami lonjakan.
"Pertumbuhan dari kuartal II alami kontraksi dalam lagi, Rusia 8,5%, Hong Kong 9%, AS 9,5%, Jepang 9,9%, dan semua negara ASEAN 5 dobel digit," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (22/9/2020).
Sri Mulyani mengatakan kuartal II-2020 menjadi momen yang sangat berat bagi ekonomi dunia. Bahkan, ada yang mengalami kontraksi hingga 20%. Di sisi lain, kata Sri Mulyani, kondisi kuartal III-2020 juga masih belum menunjukkan banyak perbaikan.
"Ini menggambarkan hampir semua negara technically masuk resesi, seperti Eropa, Italia, Perancis negatif, kalau Q3 masih negatif, maka 3 kuartal berturut negatif. Di ASEAN Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand juga masih kontraksi dalam di Q3," jelasnya.
Kondisi ini jelas membuat defisit terus melebar dan membuat rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) melonjak sampai di atas 10%.
"Countercyclical alami defisit pelebaran dan tentunya demikian kenaikan utang pemerintah terhadap GDP akan meningkat, kenaikannya bisa di atas 10%, kalau negara maju bisa di atas 10%, UK 13,8%, Perancis 11,4%, Italia 11,7%, Singapura 13%, AS 17%, Jepang 11%, ini dalam kurun dalam waktu 1 tahun," tuturnya. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Post a Comment