Powered by Blogger.
Latest Post

Indeks Saham Berjangka China Menguat Pasca Kenaikan Mingguan Kedua

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, March 23, 2015 | 9:42 AM

KPF Jogja - Indeks saham berjangka China catat penguatan setelah indeks acuan Shanghai diperdagangkan pada level tertinggi sejak 2008 lalu.

Kontrak berjangka pada Indeks CSI 300 yang berakhir pada bulan April, merupakan kontrak paling aktif, naik 1,5 % ke level 3.959 pada  pukul 9:20 pagi waktu setempat. Saham China Petroleum & Chemical Corp, yang dikenal sebagai Sinopec, mungkin aktif setelah membukukan laba tahunan terendahnya sejak 2008 lalu. Saham China Coal Energy Co. dapat bergerak setelah laba bersih sesuai perkiraan. Gemdale Corp mungkin aktif setelah membukukan keuntungan yang lebih baik dari yang diharapkan.

Indeks Shanghai Composite naik 1 % ke level 3,617.32 pada hari Jumat. Indeks CSI 300 naik 1,4 %. Sementara Indeks Hang Seng China Enterprises Hong Kong naik 0,3 % dan indeks Hang Seng melemah 0,4 persen. Indeks Ekuitas Bloomberg China-AS, naik 1,9 % di New York.

Nilai perdagangan gabungan di bursa saham Shanghai dan Shenzhen melampaui 1 triliun yuan ($ 161.4 miliar) untuk hari keempat pada hari Jumat, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Pedagang Margin meningkatkan kepemilikan saham yang dibeli dengan uang pinjaman untuk hari keempat pada hari Jumat lalu, dengan saldo utang marjin di Bursa Efek Shanghai naik 1,7 % ke rekornya senilai 927 miliar yuan. (vck)

Sumber: Bloomberg
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:42 AM

Emas Lanjutkan Kenaikan Mingguannya Pasca Dolar Anjlok Tajam Sejak 2011

KPF Jogja - Emas menuju gain terpanjang sejak Oktober lalu, naik untuk hari keempat berturut-turut, akibat dolar catat performa mingguan terburuk pasca Federal Reserve menurunkan proyeksi kenaikan suku bunga AS.

Bullion untuk pengiriman segera naik sebanyak 0,4 persen ke level $1,187.31 per ons dan berada di level $1,186.68 pukul 8:01 di Singapura, menurut harga generik Bloomberg. Logam meningkat sebesar 2,1 persen pekan lalu, rebound dari level terendahnya dalam tiga bulan terakhir pada jumat lalu, seiring dengan pelemahan indeks Dolar Bloomberg sebesar 2,2 persen.

Ketua The Fed Janet Yellen menyarankan pekan lalu bahwa bank sentral AS tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga, bahkan seiring dengan pernyataan pasca pertemuan kebijakan menunjukkan para pejabat otoritas menjatuhkan janji untuk bersabar terkait pengetatan kebijakan moneter. Pedagang telah melepas emas dalam mengantisipasi biaya pinjaman yang lebih tinggi, yang biasanya mengirim investor beralih pada aset dengan prospek hasil yang lebih baik seperti saham.

Para Pejabat The Fed pada 18 Maret lalu menurunkan perkiraan mereka untuk biaya pinjaman pada akhir 2015 menjadi 0,625 persen, dari perkiraan bulan Desember yang sebesar 1,125 persen. Perdagangan emas berbanding terbalik dengan mata uang AS.

Emas untuk pengiriman April ditransaksikan pada level $1,186.30 di Comex dari level $1,184.60 pada penutupan pada jumat lalu.

Perak untuk pengiriman segera naik sebesar 0,5 persen ke level $16,834 per ons, memperpanjang kenaikan menjadi 7 persen pekan lalu. Spot platinum naik sebesar 0,1 persen menjadi $ ,140.13 per ons, sedangkan paladium turun sebesar 0,1 persen ke level $ 776,10 per ons. (izr)
Sumber: Bloomberg
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:36 AM

Saham Jepang Menuju Ke Level Tertingginya Dalam 7 Tahun Terakhir

KPF Jogja - Saham Jepang bergerak naik, dengan indeks Topix menuju level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, karena ekuitas global yang kembali reli di tengah ekspektasi terhadap Federal Reserve agar bersabar dalam menaikkan suku bunga.

Indeks Topix naik 0,2 % ke level 1,583.14 pukul 09:01 pagi di Tokyo, bersiap untuk penutupan tertinggi sejak November 2007 lalu, setelah membatasi kenaikan mingguan kesembilan. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,1 % ke level 19,584.73. Sementara mata uang yen diperdagangkan pada level 119,95 per dolar setelah pekan lalu menguat sebesar 1,1 %. Lebih dari $ 2,4 triliun ditambahkan ke nilai saham global dalam lima hari terakhir sampai 20 Maret karena The Fed mengisyaratkan bersabar dalam menaikkan suku bunga.

Indeks Topix naik 12 % tahun ini pada pekan lalu, menjadikannya pemain terbaik di antara pasar ekuitas Asia yang di pantau oleh Bloomberg, didukung oleh stimulus bank sentral dan stok pembelian dan pergeseran dana pensiun senilai $ 1.1 triliun dari obligasi ke saham negara tersebut. Tiga dana pensiun publik Jepang lainnya senilai ¥ 30.3 triliun ($ 252 miliar) mereka mengatakan pekan lalu akan mengadopsi target aset alokasi serupa dengan Dana Pensiun Investasi Pemerintah, menurut pernyataan bersama di situs Web mereka.

E-mini berjangka pada Indeks S&P 500 naik 0,1 % setelah indeks acuan mendasari reli sebesar 0,9 % pada Jumat lalu, sementara Indeks Nasdaq Composite menguat ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir. (vck)
Sumber: Bloomberg
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:33 AM

Saham Asia Kembali Menguat Seiring Peningkatan Harga Emas

KPF Jogja - Saham Asia naik mengirim indeks saham regional memperpanjang penguatannya ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir pasca meningkatnya spekulasi bahwa suku bunga AS akan ditahan mendekati nol persen sampai pertengahan tahun ini mendorong ekuitas global catat kenaikan mingguan terbesar sejak 2013 lalu. Sementara itu, harga minyak mentah turun, emas naik.

Indeks MSCI Asia Pacific naik untuk hari kelima berturut-turut, naik sebesar 0,6 persen pukul 09:19 di Tokyo. Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,7 persen. Indeks Standard & Poor 500 berjangka menguat 0,1 persen pasca pekan lalu indeks catat perfoma terbaik sejak awal Februari lalu. Minyak AS anjlok sebesar 1,2 persen, setelah naik sebesar 4 persen pada Jumat lalu, Arab Saudi mengatakan tengah mengeksplorasi minyak mendekati rekor jumlah minyak mentah. Emas memperpanjang kenaikan mingguan tertinggi dalam dua bulan terakhir. Indeks Bloomberg Dollar Spot jatuh, mengirim turun untuk hari kedua menjadi 1,4 persen. Mata uang emerging market mengalami penguatan.

Nilai ekuitas global meningkat sekitar US$2.4 triluin pekan lalu karena Federal Reserve mengisyaratkan memperlambat kecepatan pengetatan moneter dari perkiraan sebelumnya di tengah ekonomi yang moderat. Hal itu cukup member tekanan terhadap dolar, dengan indeks dolar catat penurunan tajam sejak 2011 lalu. Minggu kemarin, China Petroleum & Chemical Corp melaporkan laba tahunan yang terendah sejak awal krisis keuangan global di tengah merosotnya harga minyak sebesar 46 persen. Taiwan akan mengupdate tingkat pengangguran hari ini dan Singapura akan merilis laju inflasi.

Indeks Australia S&P/ASX 200 stagnan di 50 menit pertama awal perdagangan, sedangkan indeks NZX 50 turun sebesar 0,2 persen di Wellington. Sementara, indeks Kospi di Seoul. Kedua indeks Nasdaq Composite dan Stoxx Europe 600 naik 0,5 persen dari rekor level tertingginya pekan lalu. (izr)
Sumber : Bloomberg
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:27 AM

Gold Halts Two-Day Climb as Investors Weigh Cut to U.S. Stimulus

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, December 10, 2013 | 8:54 AM


Bloomberg (10/12) -- Gold snapped two days of gains as investors assessed whether the U.S. Federal Reserve will reduce stimulus after signs of improvement in the labor market, with a policy maker saying that the odds of tapering have increased.

Bullion for immediate delivery fell as much as 0.2 percent to $1,238.16 an ounce, and traded at $1,238.99 at 8:40 a.m. in Singapore. Fed Bank of St. Louis President James Bullard, who votes on policy this year, said yesterday the odds of tapering bond purchases have risen along with gains in the labor market.

Gold slumped 26 percent this year, heading for its first annual loss in 13 years, on speculation that the Fed will start scaling back its $85 billion in monthly bond buying as the economy improves. Data last week showed that U.S. payrolls rose 203,000 in November, beating expectations. The Federal Open Market Committee next meets Dec. 17-18.

Gold has rebounded from $1,210.61 on Dec. 6, the lowest since July 5, on signs of increased demand in China, the second-largest consumer. Volumes for bullion of 99.99 percent purity on the Shanghai Gold Exchange, the benchmark spot contract, rose to 14,063 kilograms yesterday, the most since Nov. 28.

Gold for February delivery gained 0.3 percent to $1,238.30 an ounce on the Comex in New York, rising for a second day. Trading volume was 61 percent below the average for the past 100 days at this time, data compiled by Bloomberg showed.

Spot silver declined 0.4 percent to $19.7921 an ounce, halting a two-day advance, after touching a one-week high of $19.9972 yesterday. Platinum lost 0.2 percent to $1,372.15 an ounce, while palladium was little changed at $736.03 an ounce.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:54 AM

Gold ends with a gain as traders mull Fed comments


SAN FRANCISCO, MarketWatch (10/12) — Gold futures settled a bit higher on Monday, rebounding after losses over the past two trading sessions, as traders mulled the timing of a pullback in the Federal Reserve’s bond-buying program following the latest comments from central bank officials.

Gold for February delivery tacked on $5.20, or 0.4%, to settle at $1,234.20 an ounce on the Comex division of the New York Mercantile Exchange. March silver closed up 18 cents, or 0.9%, at $19.70 an ounce.

In a speech Monday, Jeffrey Lacker, president of the Richmond Federal Reserve Bank, said the Fed will discuss pulling back its asset purchase program at its meeting next week. Separately, St. Louis Fed President James Bullard said the best move may be a small December taper.

Gold prices briefly added to gains after news of the Fed comments, then pared gains again before Comex prices settled for Monday’s regular trading session.

The central bank’s bond-buying program, also known as quantitative easing, has helped support gold prices. The program contributed to a weaker dollar, which in turn buoyed prices for dollar-denominated gold.

But “gold’s price gains over the last two sessions, in the face of news indicating that a QE taper may come sooner rather than later, may mean that the metal has finally priced in such an event,” said Brien Lundin, editor of Gold Newsletter. “In short, we may have run out of sellers.”

“And with the bearish side of the boat so overcrowded, the gold market appears primed for a significant short-covering rebound,” he said.

News that Richard Fisher, president of the Dallas Federal Reserve Bank, backed tapering the central bank’s QE program “at the earliest opportunity,” emerged after the close of gold trading on Comex. Prices for February gold in electronic trading climbed above the settlement price shortly after — to $1,236.30 an ounce.

Bullard also indicated that the Fed could pause tapering if inflation falls — “indicating they haven’t forgotten their dual mandate,” said Colin Cieszynski, senior market analyst at CMC Markets. “They won’t taper at any cost and won’t let deflation take hold.”

Fisher’s comments, along with Lacker’s and Bullard’s, are the last official comments from the central bank until after its Dec. 17-18 policy committee meeting.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:51 AM

S&P 500 Rises to Record as Investors Weigh Fed Plans


Bloomberg (10/12) -- U.S. stocks rose, sending the Standard & Poor’s 500 Index to a fresh record, as investors weighed the timing of any cuts to Federal Reserve monetary support amid budget negotiations in Washington.

The S&P 500 climbed 0.2 percent to 1,808.56 at 4 p.m. in New York, surpassing its previous record of 1,807.23 set on Nov. 27. the Dow Jones industrial average edged up 5.52 points, or 0.03 percent, to finish unofficially at 16,025.72. The Standard & Poor's 500 Index rose 3.28 points, or 0.18 percent, to close unofficially at 1,808.37. The Nasdaq Composite Index gained 6.23 points, or 0.15 percent, to end unofficially at 4,068.75.

The S&P 500 gained 1.1 percent on Dec. 6, halting a five-day slump that erased 1.2 percent from the gauge, as jobs growth in November beat estimates and the unemployment rate fell to a five-year low.

The index fell less than 0.1 percent last week, snapping an eight-week rally that was the longest in almost a decade, as improving economic data spurred concern that the Fed will reduce its stimulus sooner than expected.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:49 AM
 
Copyright © 2011. PT.Kontak perkasa Futures Yogyakarta All Rights Reserved
Disclaimer : Semua Market Reviews atau News di blog ini hanya sebagai pendukung analisa,
keputusan transaksi atau pengambilan harga sepenuhnya ditentukan oleh nasabah sendiri.
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger