Powered by Blogger.
Latest Post
9:21 AM
David Abraham: "Islam dan Yahudi itu Bersaudara"
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, April 17, 2017 | 9:21 AM
PT Kontak Perkasa - Lelaki itu menunggu saya di ruangan kerjanya di lantai 10 Prince Center Building, Jalan Jenderal Sudirman Kav 3-4, Jakarta Pusat, Kamis siang pekan lalu (30/3). Hidungnya mancung, wajahnya mirip keturunan Arab, tapi siapa sangka, dalam darahnya mengalir keturunan Yahudi asal Bagdad, Irak.
Nama lelaki itu David Abraham. Ia pengacara berdarah Yahudi kelahiran Surabaya, Jawa Timur, dan secara terang-terangan juga penganut Yudaisme. Bagi Abraham, tak perlu ada yang ditutup-tutupi dari nenek moyangnya. Baginya, dilahirkan dari darah Yahudi merupakan bagian dari wajah keberagaman penganut-penganut agama di Indonesia.
Mengaku diri sebagai Yahudi tentu perkara sensitif di Indonesia, negara berpenduduk mayoritas muslim, lantaran kekerasan negara masih sering berkecamuk di Jalur Gaza dan Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Abraham salah seorang yang saya kenal dari keturunan Yahudi yang mau membuka identitas. Bahkan ia tak mempermasalahkan jika profesi dan fotonya dipublikasikan. Sepanjang perbincangan, Abraham mengaku tak pernah mengalami intimidasi. Ia berkawan baik dengan sesama muslim bahkan dengan banyak orang dari pelbagai latar belakang, ras, agama, dan budaya.
“Islam sama Yahudi itu adalah dua agama yang paling dekat,” kata Abraham. “Kalau saya melihat, sebenarnya, dua agama yang paling dekat ini Yahudi dan Islam.”
Saya berbincang mengenai salah satu identitas yang tersampir pada diri David Abraham, sejarah keluarganya, serta pandangannya tentang hubungan antar-agama di Indonesia dari sudut pandang salah satu komunitas yang paling minoritas. Wawancara berlangsung selama 90 menit dan, sambil berbincang, tiga kali ponselnya berdering. Di akhir perbincangan, seraya mengantarkan saya hingga ke pintu kantor, saya dikenalkan dengan putrinya yang ayu.
“Ini anak saya, dia campuran Yahudi dan Jawa,” kata Abraham seraya tertawa.
Di tengah sensitifnya keturunan Yahudi di Indonesia, Anda secara terang-terangan berani membuka identitas, apa alasannya?
Sebenarnya (alasan) pertama, kebanyakan teman-teman saya muslim. Istri saya muslimah.
Islam sama Yahudi itu adalah dua agama yang paling dekat. Ritual-ritualnya, larangannya, seperti contoh sunat, menyembelih binatang secara halal, air wudu. Tentunya Yahudi, karena Perjanjian Lama, justru larangannya lebih banyak dari Islam.
Kalau di Islam, yang haram makan babi, makan kodok itu makruh. Kalau di Yahudi itu juga sama dilarang, tetapi larangannya paling banyak.
Kalau lihat keturunannya juga, (sama-sama) dari Nabi Ibrahim. Kalau di Yahudi disebut Abraham, punya anak salah satunya Ismail.
Kalau saya lihat, Taurat, Injil, dan Alquran itu kan sebetulnya tidak bisa dipisahkan. Ketiganya agama Samawi. Yahudi, Nasrani, dan Islam. Jadi bagi saya tidak ada masalah. Teman-teman saya mayoritas muslim dan saudara istri saya juga muslim.
Saya sendiri kalau ke luar negeri bersama teman-teman saya yang muslim, seperti di Eropa, prinsipnya, mereka belum mau makan kalau saya belum makan. Jadi dua agama yang dekat sekali, tetapi seakan-akan dibuat bermusuhan, yang sebetulnya tidak.
Indonesia ini negara yang multi-agama, multi-ras. Jadi saya hanya satu bagian dari masyarakat Indonesia. Makanya, meski saya merasa sebagai keturunan Yahudi, tetapi nomor satu saya tetap orang Indonesia. Kalau soal Yahudi itu keturunan. Saya merasa tidak perlu ada yang ditutupi, kenapa harus ditutupi? Sebab itu saya terbuka saja.
Apakah pernah mengalami intimidasi?
Sama sekali tidak. Saya bahkan melihat banyak juga yang simpatik. Kalau saya mengatakan keturunan Yahudi, banyak yang simpatik. Saya tidak melihat ada keharusan menyembunyikan diri. Kenapa? Indonesia ini, kan, negara dari berbagai agama, berbagai suku, jadi saya melihat tidak ada keharusan menyembunyikan itu.
Sejak kapan Anda membuka diri keturunan Yahudi?
Saya sejak SD di Surabaya. Teman saya tahu saya keturunan Yahudi. Tidak ada masalah.
Bisa dijelaskan silsilah keluarga Anda?
Saat permulaan Perang Dunia Satu, banyak orang-orang Yahudi diusir dari negara-negara Arab. Jadi saya keturunan Yahudi yang berasal dari Arab. Nenek saya, kakek saya, meninggal di Surabaya. Mereka semua berasal dari Irak, Bagdad. Bahasa Arab saya pintar, bahasa Jawa pintar.
Saya sendiri merasa tetap sebagai orang Indonesia. Ini mutlak, tidak bisa ditawar. Saya lahir di Surabaya termasuk juga orangtua saya, mereka lahir di sini, di Indonesia.
Ada berapa keturunan Yahudi yang Anda ketahui?
Kalau keturunan yang berkewarganegaraan Indonesia itu tidak banyak. Mungkin sekitar 200 orang. Justru yang banyak itu yang ekspatriat, bule-bule.
Dari 200-an orang itu, termasuk juga di Manado dan Surabaya?
Iya. Berdarah Yahudi tapi warga negara Indonesia. Yahudi ini harus kita bedakan. Jadi ada yang rasnya Yahudi, lahir dari keturunan Yahudi dan memeluk agama Yahudi. Tapi ada juga yang lahir dari keturunan Yahudi tetapi memeluk agama Islam atau agama Kristen seperti di tempat Rabi Tovia Singer.
Bagaimana Anda menjalankan ibadah mengingat tidak ada sinagoga di Jakarta?
Iya. Sebetulnya yang namanya tempat ibadah di Jakarta itu tidak ada, karena tidak ada konsentrasi umat Yahudi di Jakarta. Sehingga ketika ingin membangun rumah ibadah, sinagoga, ia tidak seimbang dengan orang yang akan beribadah. Tapi di Jakarta itu ada seorang Rabi, pemuka agama Yahudi, namanya Tovia Singer itu. Seminggu sekali, setiap hari Sabat, melaksanakan ibadah. Kalau saya sempat, saya kesana.
Di sana ada banyak (penganut Yahudi), bahkan ada juga yang lahir bukan dari seorang Yahudi. Ada yang Indonesia, ada yang Cina, dan sebagainya.
Apakah Anda ingin agama Yahudi diakui di Indonesia?
Ya pengin, sih. Saya pribadi sebetulnya ingin agama Yahudi diakui di Indonesia. Untuk melakukan hal itu kan butuh tenaga. Kalau kita mengajukan permohonan, sebenarnya, kan, sesuai Undang-Undang Dasar.
Bagaimana soal kebutuhan alat-alat ibadah saat menjalankan agama Anda?
Sebenarnya (alat ibadah) tidak harus dari Israel. Amerika bisa. Australia bisa. Singapura juga begitu. Di mana pun asalkan ada komunitas Yahudi yang besar.
Bagaimana Anda memandang konflik di Jalur Gaza?
Itu tidak ada hubungannya dengan agama. Itu murni masalah rebutan tanah. Konflik itu sumbernya ekonomi, politik.
Dan kenapa rebutan tanah? Kalau kita lihat, Yerusalem itu, kan, kota suci, kota suci tiga agama. Menurut saya, bisa dilakukan negosiasi yang adil bagi semua pihak. Karena kalau kita lihat di Taurat, itu memang tanah perjanjian, diperuntukkan bagi Bani Israil. Jadi orang Israel merasa berhak, orang Palestina juga merasa berhak. Kenapa? Karena orang Yahudi pernah diusir dari situ, ya kan?
Saya terakhir ke Israel tahun 2009, dengan beberapa teman dari Pertamina. Ada yang Islam, ada yang Kristen. Kami keliling di sana, dan saya merasakan hal yang luar biasa karena tempat itu adalah pusat sejarah agama samawi. Saya berharap bukan hanya di Jalur Gaza, tetapi seluruh dunia, saya berharap, bisa damai. Termasuk juga di Suriah. Kita lihat Irak, saya sedih. Anak-anak kecil jadi korban, namanya perang...
Apa yang Anda rasakan saat kali pertama ke Yerusalem?
Mengerti merinding, enggak? Masjidil Aqsa, Tembok Ratapan, Gereja Kristus, tiga ini berdempetan. Saya melihat di pasar, di kota tua Yerusalem, orang Yahudi pakai kipah, orang Islam pakai peci, terlihat baik-baik saja, (seakan) tidak ada masalah.
Masalahnya sebenarnya apa? Ada pemikiran-pemikiran bahwa orang Yahudi itu harus diusir dari situ, harus dibinasakan. Kalau ada yang berpikiran seperti itu, itulah yang menjadi muara konflik. Ini yang menjadi permasalahan. Tapi ini masalah yang seharusnya bisa diselesaikan oleh dunia internasional. Harusnya bisa diselesaikan.
Bagaimana Anda melihat toleransi di Indonesia?
Toleransi di Indonesia itu paling terbaik di dunia, ya kan? Saya kalau jalan dengan Rabi Tovia Singer itu, dia akan pakai kipah. Dia bilang dengan saya, belum tentu saya berani pakai kipah di Eropa, karena orang Eropa banyak yang anti-Yahudi, sampai orang Yahudi pernah dibantai pada Perang Dunia Dua.
Kalau Anda tahu, Israel itu ngotot banget mau membuka hubungan (dagang) dengan Indonesia. Karena apa? Karena Israel, teknologinya sangat maju. Kita ibaratkan, itu tanah kering bisa jadi hijau, itu kan bisa dimanfaatkan oleh Indonesia. Jadi bagi Indonesia ini sangat berguna.
Ada teman saya yang pejabat di KBRI Singapura, ia berteman baik dengan pejabat Israel di sana. Sebenarnya individu-individu ini tidak ada masalah. Ini saya lihat solidaritas saja. Seperti negara-negara Arab, sudah banyak yang membuka hubungan dengan Israel. Walaupun cuap-cuap, tetapi tetap menjalin hubungan dengan Israel.
Penasihat Raja Maroko orang Yahudi. Yordania buka hubungan diplomatik. Mesir dan Turki buka hubungan diplomatik. Kalau mereka bisa, kenapa kita (Indonesia) tidak bisa?
Solidaritas dengan Palestina dan sesuai UUD 1945, kita harus tenggang rasa sesama umat Islam. Tapi bukan (karena melihat Israel) kita tidak bisa tampil di pentas dunia untuk menyelesaikan masalah antara Palestina dan Israel.
Larangan hubungan dagang sudah dicabut, tapi banyak investasi Israel di Indonesia yang ditolak?
Sekarang saya lihat begini: Alat-alat militer Indonesia kebanyakan dari Israel, lewat negara ketiga. Jadi dari Israel dikirim misalnya ke Inggris, dari sana baru dikirim ke Indonesia. Ini harganya sudah tiga kali lipat. Jadi memang, ada yang diuntungkan dengan keadaan ini.
Israel memang negara kecil, tetapi memang menang di teknologi. Nah, itu harusnya kita manfaatkan, dong. Israel mau banget menjalin hubungan (dagang) dengan Indonesia.
Tetapi Kalau kita membuka hubungan, kita seakan-akan merestui pendudukan tanah Palestina - PT Kontak Perkasa
Nama lelaki itu David Abraham. Ia pengacara berdarah Yahudi kelahiran Surabaya, Jawa Timur, dan secara terang-terangan juga penganut Yudaisme. Bagi Abraham, tak perlu ada yang ditutup-tutupi dari nenek moyangnya. Baginya, dilahirkan dari darah Yahudi merupakan bagian dari wajah keberagaman penganut-penganut agama di Indonesia.
Mengaku diri sebagai Yahudi tentu perkara sensitif di Indonesia, negara berpenduduk mayoritas muslim, lantaran kekerasan negara masih sering berkecamuk di Jalur Gaza dan Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Abraham salah seorang yang saya kenal dari keturunan Yahudi yang mau membuka identitas. Bahkan ia tak mempermasalahkan jika profesi dan fotonya dipublikasikan. Sepanjang perbincangan, Abraham mengaku tak pernah mengalami intimidasi. Ia berkawan baik dengan sesama muslim bahkan dengan banyak orang dari pelbagai latar belakang, ras, agama, dan budaya.
“Islam sama Yahudi itu adalah dua agama yang paling dekat,” kata Abraham. “Kalau saya melihat, sebenarnya, dua agama yang paling dekat ini Yahudi dan Islam.”
Saya berbincang mengenai salah satu identitas yang tersampir pada diri David Abraham, sejarah keluarganya, serta pandangannya tentang hubungan antar-agama di Indonesia dari sudut pandang salah satu komunitas yang paling minoritas. Wawancara berlangsung selama 90 menit dan, sambil berbincang, tiga kali ponselnya berdering. Di akhir perbincangan, seraya mengantarkan saya hingga ke pintu kantor, saya dikenalkan dengan putrinya yang ayu.
“Ini anak saya, dia campuran Yahudi dan Jawa,” kata Abraham seraya tertawa.
Di tengah sensitifnya keturunan Yahudi di Indonesia, Anda secara terang-terangan berani membuka identitas, apa alasannya?
Sebenarnya (alasan) pertama, kebanyakan teman-teman saya muslim. Istri saya muslimah.
Islam sama Yahudi itu adalah dua agama yang paling dekat. Ritual-ritualnya, larangannya, seperti contoh sunat, menyembelih binatang secara halal, air wudu. Tentunya Yahudi, karena Perjanjian Lama, justru larangannya lebih banyak dari Islam.
Kalau di Islam, yang haram makan babi, makan kodok itu makruh. Kalau di Yahudi itu juga sama dilarang, tetapi larangannya paling banyak.
Kalau lihat keturunannya juga, (sama-sama) dari Nabi Ibrahim. Kalau di Yahudi disebut Abraham, punya anak salah satunya Ismail.
Kalau saya lihat, Taurat, Injil, dan Alquran itu kan sebetulnya tidak bisa dipisahkan. Ketiganya agama Samawi. Yahudi, Nasrani, dan Islam. Jadi bagi saya tidak ada masalah. Teman-teman saya mayoritas muslim dan saudara istri saya juga muslim.
Saya sendiri kalau ke luar negeri bersama teman-teman saya yang muslim, seperti di Eropa, prinsipnya, mereka belum mau makan kalau saya belum makan. Jadi dua agama yang dekat sekali, tetapi seakan-akan dibuat bermusuhan, yang sebetulnya tidak.
Indonesia ini negara yang multi-agama, multi-ras. Jadi saya hanya satu bagian dari masyarakat Indonesia. Makanya, meski saya merasa sebagai keturunan Yahudi, tetapi nomor satu saya tetap orang Indonesia. Kalau soal Yahudi itu keturunan. Saya merasa tidak perlu ada yang ditutupi, kenapa harus ditutupi? Sebab itu saya terbuka saja.
Apakah pernah mengalami intimidasi?
Sama sekali tidak. Saya bahkan melihat banyak juga yang simpatik. Kalau saya mengatakan keturunan Yahudi, banyak yang simpatik. Saya tidak melihat ada keharusan menyembunyikan diri. Kenapa? Indonesia ini, kan, negara dari berbagai agama, berbagai suku, jadi saya melihat tidak ada keharusan menyembunyikan itu.
Sejak kapan Anda membuka diri keturunan Yahudi?
Saya sejak SD di Surabaya. Teman saya tahu saya keturunan Yahudi. Tidak ada masalah.
Bisa dijelaskan silsilah keluarga Anda?
Saat permulaan Perang Dunia Satu, banyak orang-orang Yahudi diusir dari negara-negara Arab. Jadi saya keturunan Yahudi yang berasal dari Arab. Nenek saya, kakek saya, meninggal di Surabaya. Mereka semua berasal dari Irak, Bagdad. Bahasa Arab saya pintar, bahasa Jawa pintar.
Saya sendiri merasa tetap sebagai orang Indonesia. Ini mutlak, tidak bisa ditawar. Saya lahir di Surabaya termasuk juga orangtua saya, mereka lahir di sini, di Indonesia.
Ada berapa keturunan Yahudi yang Anda ketahui?
Kalau keturunan yang berkewarganegaraan Indonesia itu tidak banyak. Mungkin sekitar 200 orang. Justru yang banyak itu yang ekspatriat, bule-bule.
Dari 200-an orang itu, termasuk juga di Manado dan Surabaya?
Iya. Berdarah Yahudi tapi warga negara Indonesia. Yahudi ini harus kita bedakan. Jadi ada yang rasnya Yahudi, lahir dari keturunan Yahudi dan memeluk agama Yahudi. Tapi ada juga yang lahir dari keturunan Yahudi tetapi memeluk agama Islam atau agama Kristen seperti di tempat Rabi Tovia Singer.
Bagaimana Anda menjalankan ibadah mengingat tidak ada sinagoga di Jakarta?
Iya. Sebetulnya yang namanya tempat ibadah di Jakarta itu tidak ada, karena tidak ada konsentrasi umat Yahudi di Jakarta. Sehingga ketika ingin membangun rumah ibadah, sinagoga, ia tidak seimbang dengan orang yang akan beribadah. Tapi di Jakarta itu ada seorang Rabi, pemuka agama Yahudi, namanya Tovia Singer itu. Seminggu sekali, setiap hari Sabat, melaksanakan ibadah. Kalau saya sempat, saya kesana.
Di sana ada banyak (penganut Yahudi), bahkan ada juga yang lahir bukan dari seorang Yahudi. Ada yang Indonesia, ada yang Cina, dan sebagainya.
Apakah Anda ingin agama Yahudi diakui di Indonesia?
Ya pengin, sih. Saya pribadi sebetulnya ingin agama Yahudi diakui di Indonesia. Untuk melakukan hal itu kan butuh tenaga. Kalau kita mengajukan permohonan, sebenarnya, kan, sesuai Undang-Undang Dasar.
Bagaimana soal kebutuhan alat-alat ibadah saat menjalankan agama Anda?
Sebenarnya (alat ibadah) tidak harus dari Israel. Amerika bisa. Australia bisa. Singapura juga begitu. Di mana pun asalkan ada komunitas Yahudi yang besar.
Bagaimana Anda memandang konflik di Jalur Gaza?
Itu tidak ada hubungannya dengan agama. Itu murni masalah rebutan tanah. Konflik itu sumbernya ekonomi, politik.
Dan kenapa rebutan tanah? Kalau kita lihat, Yerusalem itu, kan, kota suci, kota suci tiga agama. Menurut saya, bisa dilakukan negosiasi yang adil bagi semua pihak. Karena kalau kita lihat di Taurat, itu memang tanah perjanjian, diperuntukkan bagi Bani Israil. Jadi orang Israel merasa berhak, orang Palestina juga merasa berhak. Kenapa? Karena orang Yahudi pernah diusir dari situ, ya kan?
Saya terakhir ke Israel tahun 2009, dengan beberapa teman dari Pertamina. Ada yang Islam, ada yang Kristen. Kami keliling di sana, dan saya merasakan hal yang luar biasa karena tempat itu adalah pusat sejarah agama samawi. Saya berharap bukan hanya di Jalur Gaza, tetapi seluruh dunia, saya berharap, bisa damai. Termasuk juga di Suriah. Kita lihat Irak, saya sedih. Anak-anak kecil jadi korban, namanya perang...
Apa yang Anda rasakan saat kali pertama ke Yerusalem?
Mengerti merinding, enggak? Masjidil Aqsa, Tembok Ratapan, Gereja Kristus, tiga ini berdempetan. Saya melihat di pasar, di kota tua Yerusalem, orang Yahudi pakai kipah, orang Islam pakai peci, terlihat baik-baik saja, (seakan) tidak ada masalah.
Masalahnya sebenarnya apa? Ada pemikiran-pemikiran bahwa orang Yahudi itu harus diusir dari situ, harus dibinasakan. Kalau ada yang berpikiran seperti itu, itulah yang menjadi muara konflik. Ini yang menjadi permasalahan. Tapi ini masalah yang seharusnya bisa diselesaikan oleh dunia internasional. Harusnya bisa diselesaikan.
Bagaimana Anda melihat toleransi di Indonesia?
Toleransi di Indonesia itu paling terbaik di dunia, ya kan? Saya kalau jalan dengan Rabi Tovia Singer itu, dia akan pakai kipah. Dia bilang dengan saya, belum tentu saya berani pakai kipah di Eropa, karena orang Eropa banyak yang anti-Yahudi, sampai orang Yahudi pernah dibantai pada Perang Dunia Dua.
Kalau Anda tahu, Israel itu ngotot banget mau membuka hubungan (dagang) dengan Indonesia. Karena apa? Karena Israel, teknologinya sangat maju. Kita ibaratkan, itu tanah kering bisa jadi hijau, itu kan bisa dimanfaatkan oleh Indonesia. Jadi bagi Indonesia ini sangat berguna.
Ada teman saya yang pejabat di KBRI Singapura, ia berteman baik dengan pejabat Israel di sana. Sebenarnya individu-individu ini tidak ada masalah. Ini saya lihat solidaritas saja. Seperti negara-negara Arab, sudah banyak yang membuka hubungan dengan Israel. Walaupun cuap-cuap, tetapi tetap menjalin hubungan dengan Israel.
Penasihat Raja Maroko orang Yahudi. Yordania buka hubungan diplomatik. Mesir dan Turki buka hubungan diplomatik. Kalau mereka bisa, kenapa kita (Indonesia) tidak bisa?
Solidaritas dengan Palestina dan sesuai UUD 1945, kita harus tenggang rasa sesama umat Islam. Tapi bukan (karena melihat Israel) kita tidak bisa tampil di pentas dunia untuk menyelesaikan masalah antara Palestina dan Israel.
Larangan hubungan dagang sudah dicabut, tapi banyak investasi Israel di Indonesia yang ditolak?
Sekarang saya lihat begini: Alat-alat militer Indonesia kebanyakan dari Israel, lewat negara ketiga. Jadi dari Israel dikirim misalnya ke Inggris, dari sana baru dikirim ke Indonesia. Ini harganya sudah tiga kali lipat. Jadi memang, ada yang diuntungkan dengan keadaan ini.
Israel memang negara kecil, tetapi memang menang di teknologi. Nah, itu harusnya kita manfaatkan, dong. Israel mau banget menjalin hubungan (dagang) dengan Indonesia.
Tetapi Kalau kita membuka hubungan, kita seakan-akan merestui pendudukan tanah Palestina - PT Kontak Perkasa
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:21 AM
9:38 AM
Kontak Perkasa Futures - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan persentase warga yang menganggap calon gubenur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama menodai agama menurun. Perubahan itu terjadi seiring dengan waktu.
Pada survei 6-14 Desember 2016, sebanyak 62 persen responden menyebut Ahok menistakan agama Islam. Namun, pada jejak pendapat terhadap 800 responden pada 31 Maret-5 April 2017, hanya 47 persen yang setuju Ahok menistakan agama Islam.
Dalam survei, SMRC menanyakan permintaan maaf Ahok. Hasilnya, 82 persen responden mengaku sudah mengetahui permintaan maaf itu . Dari jumlah itu, sebanyak 63 persennya menilai permohonan maafnya tulus.
"Mayoritas warga (82%) tahu Ahok meminta maaf bila ucapannya menimbulkan salah pengertian. Di antara yang tahu, mayoritas (63%) menilai permohonan maaf Ahok tulus, sehingga harus dimaafkan," kata peneliti SMRC Deni Irfani di kantor SMRC Jalan Cisadane 8, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 12 April 2017.
SMRC juga menelusuri keterpilihan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada pilkada DKI Jakarta putaran dua. Elektabilitas kedua pasangan usai pemungutan suara putaran pertama beragam.
Deni menjelaskan, SMRC sempat meriset elektabilitas Ahok-Djarot dan Anies-Sandi usai melenggang ke putaran kedua. Hasilnya, kedua pasangan itu mendapat kenaikan elektabilitas.
"Anies-Sandi naik dari 46,7 persen ke 50,7 persen pada survei 2-9 Maret 2017. Begitu juga dengan Ahok-Djarot yang naik dari 40,8 persen menjadi 43,8 persen," ujar Deni.
Elektabilitas Anies-Sandi melempem saat dilakukan survei kembali SMRC pada 31 Maret-5 April 2017. Elektabilitas mereka melorot ke 47,9 persen. Meski begitu, pasangan nomor tiga ini masih di atas rivalnya.
Ahok-Djarot di survei kali ini mengalami tren kenaikan yang cukup baik. Dari 43,8 persen menjadi 46,9 persen. Alhasil, raihan elektabilitas mereka hanya terpaut satu persen.
Menurut Deni, elektabilitas Ahok-Djarot awalnya jauh melampaui pasangan Anies-Sandi. Namun, pidato Ahok tentang surat Al-Maidah yang dianggap menistakan agama Islam membuat elektabilitas Ahok-Djarot terjun bebas - Kontak Perkasa Futures
Sumber:pilkada.metrotvnew
Survei: Warga yang Anggap Ahok Menodai Agama Menurun
Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, April 13, 2017 | 9:38 AM
Kontak Perkasa Futures - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan persentase warga yang menganggap calon gubenur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama menodai agama menurun. Perubahan itu terjadi seiring dengan waktu.
Pada survei 6-14 Desember 2016, sebanyak 62 persen responden menyebut Ahok menistakan agama Islam. Namun, pada jejak pendapat terhadap 800 responden pada 31 Maret-5 April 2017, hanya 47 persen yang setuju Ahok menistakan agama Islam.
Dalam survei, SMRC menanyakan permintaan maaf Ahok. Hasilnya, 82 persen responden mengaku sudah mengetahui permintaan maaf itu . Dari jumlah itu, sebanyak 63 persennya menilai permohonan maafnya tulus.
"Mayoritas warga (82%) tahu Ahok meminta maaf bila ucapannya menimbulkan salah pengertian. Di antara yang tahu, mayoritas (63%) menilai permohonan maaf Ahok tulus, sehingga harus dimaafkan," kata peneliti SMRC Deni Irfani di kantor SMRC Jalan Cisadane 8, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 12 April 2017.
SMRC juga menelusuri keterpilihan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada pilkada DKI Jakarta putaran dua. Elektabilitas kedua pasangan usai pemungutan suara putaran pertama beragam.
Deni menjelaskan, SMRC sempat meriset elektabilitas Ahok-Djarot dan Anies-Sandi usai melenggang ke putaran kedua. Hasilnya, kedua pasangan itu mendapat kenaikan elektabilitas.
"Anies-Sandi naik dari 46,7 persen ke 50,7 persen pada survei 2-9 Maret 2017. Begitu juga dengan Ahok-Djarot yang naik dari 40,8 persen menjadi 43,8 persen," ujar Deni.
Elektabilitas Anies-Sandi melempem saat dilakukan survei kembali SMRC pada 31 Maret-5 April 2017. Elektabilitas mereka melorot ke 47,9 persen. Meski begitu, pasangan nomor tiga ini masih di atas rivalnya.
Ahok-Djarot di survei kali ini mengalami tren kenaikan yang cukup baik. Dari 43,8 persen menjadi 46,9 persen. Alhasil, raihan elektabilitas mereka hanya terpaut satu persen.
Menurut Deni, elektabilitas Ahok-Djarot awalnya jauh melampaui pasangan Anies-Sandi. Namun, pidato Ahok tentang surat Al-Maidah yang dianggap menistakan agama Islam membuat elektabilitas Ahok-Djarot terjun bebas - Kontak Perkasa Futures
Sumber:pilkada.metrotvnew
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:38 AM
9:19 AM
Korut: Siap Perang dengan Donald Trump dan Amerika Serikat
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, April 12, 2017 | 9:19 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Korea Utara telah mendeklarasikan kesiapannya untuk berperang dengan Amerika Serikat. Negara itu juga tak gentar menghadapi aksi militer Presiden Donald Trump yang bertujuan untuk menghancurkan misil dan nuklir miliknya.
Negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu juga tak acuh terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson yang mengancam akan memperberat sanksi jika Korut tak menghentikan program nuklirnya.
"Kekuatan nuklir Korea Utara adalah pedang yang berharga untuk keadilan dan menjadi tulang punggung untuk membela negara dan warga negara," kata Korean Central News Agency yang mengutip juru bicara Kemlu Korut. Demikian melansir The Independent pada Senin (10/4/2017).
"Kami memiliki kemampuan untuk merespons ancaman perang yang dikobarkan AS. Jika pebisnis yang kini jadi politikus AS (Donald Trump) itu berpikir akan menakut-nakuti kami, ia akan sadar bahwa metodenya gagal," lanjut keterangan dari jubir kemlu Korut.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Presiden Donald Trump mencela pemimpin Korea Utara Kim Jong-un karena 'bertindak konyol' setelah sukses menggelar uji coba tipe baru mesin roket nuklir.
Kim Jong-nam menyebut uji coba itu merupakan langkah revolusiner bagi program luar angkasa negerinya.
Minggu lalu, Menlu Tillerson sudah memberikan sinyal lebih keras lagi dan kemungkinan aksi militer melawan Korut.
"Perlu saya tekankan lagi, kebijakan strategi kesabaran telah habis," kata Tillerson saat mengunjungi perbatasan zona demiliterisasi (DMZ).
"Kami telah memberikan sejumlah langkah diplomatik, keamanan hingga ekonomi. Semua tinggal dipilih," lanjutnya. Tensi makin memanas setelah serangkaian uji coba balikstik dilakukan Korea Utera. Termasuk hulu ledak nuklr berkemampuan inter-kontinental.
Korut juga disebut-sebut telah memperbaharui sistem persenjataan mereka dan melanggar resolusi PBB - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:global.liputan
Negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu juga tak acuh terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson yang mengancam akan memperberat sanksi jika Korut tak menghentikan program nuklirnya.
"Kekuatan nuklir Korea Utara adalah pedang yang berharga untuk keadilan dan menjadi tulang punggung untuk membela negara dan warga negara," kata Korean Central News Agency yang mengutip juru bicara Kemlu Korut. Demikian melansir The Independent pada Senin (10/4/2017).
"Kami memiliki kemampuan untuk merespons ancaman perang yang dikobarkan AS. Jika pebisnis yang kini jadi politikus AS (Donald Trump) itu berpikir akan menakut-nakuti kami, ia akan sadar bahwa metodenya gagal," lanjut keterangan dari jubir kemlu Korut.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Presiden Donald Trump mencela pemimpin Korea Utara Kim Jong-un karena 'bertindak konyol' setelah sukses menggelar uji coba tipe baru mesin roket nuklir.
Kim Jong-nam menyebut uji coba itu merupakan langkah revolusiner bagi program luar angkasa negerinya.
Minggu lalu, Menlu Tillerson sudah memberikan sinyal lebih keras lagi dan kemungkinan aksi militer melawan Korut.
"Perlu saya tekankan lagi, kebijakan strategi kesabaran telah habis," kata Tillerson saat mengunjungi perbatasan zona demiliterisasi (DMZ).
"Kami telah memberikan sejumlah langkah diplomatik, keamanan hingga ekonomi. Semua tinggal dipilih," lanjutnya. Tensi makin memanas setelah serangkaian uji coba balikstik dilakukan Korea Utera. Termasuk hulu ledak nuklr berkemampuan inter-kontinental.
Korut juga disebut-sebut telah memperbaharui sistem persenjataan mereka dan melanggar resolusi PBB - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:global.liputan
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:19 AM
9:14 AM
PT Kontak Perkasa - Setelah bekerja untuk beberapa waktu, mungkin akan ada satu masa di mana salah satu (atau lebih) rekan kerja antipati terhadap Anda. Kondisi ini tentu tidak menyenangkan.
Anda mungkin bingung dengan ketidaksukaan mereka, tapi mungkin ada beberapa perbuatan yang membuat mereka kesal. Berikut ini beberapa alasan rekan kerja bersikap membenci Anda
1. Anda pemain individual
Belajar bekerja sama dengan orang lain sangat penting untuk kesuksesan karier. Jika semua yang Anda pikirkan adalah diri sendiri dan kemajuan pribadi, sepanjang karier Anda akan merasa sendirian. Buat tempat kerja lebih menyenangkan dengan menjadi kooperatif karena satu hari nanti Anda akan membutuhkan bantuan seseorang.
2. Anda malas
Jika Anda sering bersantai di meja kerja, mendengarkan musik, dan bolak-balik melihat jam, kini saatnya mengubah kebiasaan itu. Tak ada yang menyukai “pengamat jam”. Jika merasa bosan dengan pekerjaan Anda, mungkin ini saatnya mencari pekerjaan baru atau mengambil tanggung jawab lebih. Manfaatkan waktu dengan baik karena hidup terlalu singkat untuk melakukan urusan yang tidak berguna.
3. Anda usil
Apakah Anda suka ikut-ikutan dalam percakapan orang lain? Jika kebetulan mendengar seseorang membicarakan topik yang “menyerempet” tentang Anda, tahan keinginan untuk nimbrung dan berkomentar karena mereka tidak berbicara dengan Anda. Kecuali itu adalah obrolan atau diskusi terbuka yang terjadi di ruang makan atau sebelum pertemuan dimulai, maka itu bukan masalah. Jika rekan kerja ingin mendengar pendapat Anda, mereka akan memintanya.
4. Anda terlalu banyak bicara
Apakah Anda tipe pekerja yang senang menghampiri rekan kerja lain dan mengajak mereka mengobrol panjang lebar? Jangan heran jika rekan kerja mencoba menghindari Anda.
Jika melihat rekan kerja berlari menjauh dan mencoba menghindari kontak mata dengan Anda, mulai sekarang coba hitung berapa banyak waktu yang Anda habiskan di meja kerja orang lain. Mengobrol di meja kerja orang lain sekitar 10 menit sudah terlalu lama. Ingatlah, kantor adalah tempat orang-orang sibuk bekerja, jadi kembalilah bekerja.
5. Anda penggosip
Apakah Anda membicarakan semua orang di belakang mereka? Kalau ya, tak heran tidak ada orang yang menyukai Anda. Hormati rekan kerja. Jangan menyebarkan gosip jika Anda ingin memiliki hubungan kerja yang baik. Gosip tidak hanya keji, tapi juga memecah-belah. Jika Anda mendengar beberapa kabar menarik tentang rekan kerja, simpan untuk diri sendiri.
6. Anda pengeluh
Jika selalu mengeluh tentang setiap hal kecil yang tidak beres di tempat kerja, Anda harus segera menghentikannya. Tidaklah realistis menuntut kesempurnaan di setiap hal sepanjang waktu. Jika atasan berwenang memutuskan siapa yang akan dia pecat, mungkin Anda masuk urutan pertamanya.
7. Anda menunda pekerjaan
Terus-menerus meminta perpanjangan batas waktu untuk menyelesaikan proyek bukanlah hal bagus. Anda perlu belajar mengelola waktu lebih baik. Cara terbaik dapat menyelesaikan tugas sebelum tenggat adalah dengan merencanakan waktu ke depan dan mengatur pengingat. Lupa adalah alasan klise karena sekarang Anda sudah dewasa. Jadi bersikaplah dewasa - PT Kontak Perkasa
Sumber:cantik.tempo
7 Sebab Seseorang Dibenci Rekan Kerjanya
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, April 11, 2017 | 9:14 AM
PT Kontak Perkasa - Setelah bekerja untuk beberapa waktu, mungkin akan ada satu masa di mana salah satu (atau lebih) rekan kerja antipati terhadap Anda. Kondisi ini tentu tidak menyenangkan.
Anda mungkin bingung dengan ketidaksukaan mereka, tapi mungkin ada beberapa perbuatan yang membuat mereka kesal. Berikut ini beberapa alasan rekan kerja bersikap membenci Anda
1. Anda pemain individual
Belajar bekerja sama dengan orang lain sangat penting untuk kesuksesan karier. Jika semua yang Anda pikirkan adalah diri sendiri dan kemajuan pribadi, sepanjang karier Anda akan merasa sendirian. Buat tempat kerja lebih menyenangkan dengan menjadi kooperatif karena satu hari nanti Anda akan membutuhkan bantuan seseorang.
2. Anda malas
Jika Anda sering bersantai di meja kerja, mendengarkan musik, dan bolak-balik melihat jam, kini saatnya mengubah kebiasaan itu. Tak ada yang menyukai “pengamat jam”. Jika merasa bosan dengan pekerjaan Anda, mungkin ini saatnya mencari pekerjaan baru atau mengambil tanggung jawab lebih. Manfaatkan waktu dengan baik karena hidup terlalu singkat untuk melakukan urusan yang tidak berguna.
3. Anda usil
Apakah Anda suka ikut-ikutan dalam percakapan orang lain? Jika kebetulan mendengar seseorang membicarakan topik yang “menyerempet” tentang Anda, tahan keinginan untuk nimbrung dan berkomentar karena mereka tidak berbicara dengan Anda. Kecuali itu adalah obrolan atau diskusi terbuka yang terjadi di ruang makan atau sebelum pertemuan dimulai, maka itu bukan masalah. Jika rekan kerja ingin mendengar pendapat Anda, mereka akan memintanya.
4. Anda terlalu banyak bicara
Apakah Anda tipe pekerja yang senang menghampiri rekan kerja lain dan mengajak mereka mengobrol panjang lebar? Jangan heran jika rekan kerja mencoba menghindari Anda.
Jika melihat rekan kerja berlari menjauh dan mencoba menghindari kontak mata dengan Anda, mulai sekarang coba hitung berapa banyak waktu yang Anda habiskan di meja kerja orang lain. Mengobrol di meja kerja orang lain sekitar 10 menit sudah terlalu lama. Ingatlah, kantor adalah tempat orang-orang sibuk bekerja, jadi kembalilah bekerja.
5. Anda penggosip
Apakah Anda membicarakan semua orang di belakang mereka? Kalau ya, tak heran tidak ada orang yang menyukai Anda. Hormati rekan kerja. Jangan menyebarkan gosip jika Anda ingin memiliki hubungan kerja yang baik. Gosip tidak hanya keji, tapi juga memecah-belah. Jika Anda mendengar beberapa kabar menarik tentang rekan kerja, simpan untuk diri sendiri.
6. Anda pengeluh
Jika selalu mengeluh tentang setiap hal kecil yang tidak beres di tempat kerja, Anda harus segera menghentikannya. Tidaklah realistis menuntut kesempurnaan di setiap hal sepanjang waktu. Jika atasan berwenang memutuskan siapa yang akan dia pecat, mungkin Anda masuk urutan pertamanya.
7. Anda menunda pekerjaan
Terus-menerus meminta perpanjangan batas waktu untuk menyelesaikan proyek bukanlah hal bagus. Anda perlu belajar mengelola waktu lebih baik. Cara terbaik dapat menyelesaikan tugas sebelum tenggat adalah dengan merencanakan waktu ke depan dan mengatur pengingat. Lupa adalah alasan klise karena sekarang Anda sudah dewasa. Jadi bersikaplah dewasa - PT Kontak Perkasa
Sumber:cantik.tempo
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:14 AM
8:58 AM
Kontak Perkasa Futures, Yogyakarta - Penanganan paliatif dilakukan melalui pemberian-obat-obatan serta memperbaiki kesehatan psikososial, emosi, dan spiritual pasien kanker.
Suster senior di Parkway Cancer Centre, Singapura, Zhang Liting mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan prosedur pengelolaan nyeri pada penderita kanker dengan tiga tahap nyeri, yakni ringan hingga sedang, sedang hingga berat, dan berat sekali.
Pada nyeri ringan hingga sedang, pasien diberikan obat-obatan jenis nonopioid. Jenis obat ini antara lain parasetamol dan obat-obatan nonsteroid anti-pembengkakan, seperti Voltaren, Diclofenac, dan Celebrex (Celecoxib).
Selanjutnya, penderita dengan kondisi nyeri sedang hingga berat diberikan obat-obatan jenis opioid ringan, seperti Tramadol, Ultracet, dan Cadeine. Sedangkan untuk tahap sangat berat diberikan morfin. Pemberian morfin dikenal praktis karena banyak tersedia dan harganya murah.
Pilihan lainnya adalah fentanly, yang efek sampingnya lebih rendah dibanding morfin. Fetanly, menurut Zhang, adalah pilihan tepat bagi penderita kanker yang juga memiliki gangguan hati dan ginjal. Pada tahap sangat berat ini, diberikan pula obat penghilang rasa nyeri pendamping berupa oxycodone, oxynorm, oxycontin, atau oxycontin neo.
Zhang mengatakan, pemberian obat-obatan pereda nyeri secara reguler tidak menyebabkan pasien ketagihan, sepanjang berada di bawah pengawasan dokter. "Dosisnya juga dapat dikurangi atau bahkan dihentikan ketika nyeri sudah tidak terasa," kata dia.
Dia juga mengatakan morfin dan obat pereda nyeri lainnya, seperti opioid, diberikan dalam dosis ringan dulu, baru kemudian ditingkatkan secara bertahap. Bahkan, kadang, morfin tidak dibutuhkan pasien yang mendekati kematian - Kontak Perkasa Futures
Sumber:cantik.tempo
Metode Paliatif pada Pasien Kangker, Apa Saja Obatnya
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, April 10, 2017 | 8:58 AM
Kontak Perkasa Futures, Yogyakarta - Penanganan paliatif dilakukan melalui pemberian-obat-obatan serta memperbaiki kesehatan psikososial, emosi, dan spiritual pasien kanker.
Suster senior di Parkway Cancer Centre, Singapura, Zhang Liting mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan prosedur pengelolaan nyeri pada penderita kanker dengan tiga tahap nyeri, yakni ringan hingga sedang, sedang hingga berat, dan berat sekali.
Pada nyeri ringan hingga sedang, pasien diberikan obat-obatan jenis nonopioid. Jenis obat ini antara lain parasetamol dan obat-obatan nonsteroid anti-pembengkakan, seperti Voltaren, Diclofenac, dan Celebrex (Celecoxib).
Selanjutnya, penderita dengan kondisi nyeri sedang hingga berat diberikan obat-obatan jenis opioid ringan, seperti Tramadol, Ultracet, dan Cadeine. Sedangkan untuk tahap sangat berat diberikan morfin. Pemberian morfin dikenal praktis karena banyak tersedia dan harganya murah.
Pilihan lainnya adalah fentanly, yang efek sampingnya lebih rendah dibanding morfin. Fetanly, menurut Zhang, adalah pilihan tepat bagi penderita kanker yang juga memiliki gangguan hati dan ginjal. Pada tahap sangat berat ini, diberikan pula obat penghilang rasa nyeri pendamping berupa oxycodone, oxynorm, oxycontin, atau oxycontin neo.
Zhang mengatakan, pemberian obat-obatan pereda nyeri secara reguler tidak menyebabkan pasien ketagihan, sepanjang berada di bawah pengawasan dokter. "Dosisnya juga dapat dikurangi atau bahkan dihentikan ketika nyeri sudah tidak terasa," kata dia.
Dia juga mengatakan morfin dan obat pereda nyeri lainnya, seperti opioid, diberikan dalam dosis ringan dulu, baru kemudian ditingkatkan secara bertahap. Bahkan, kadang, morfin tidak dibutuhkan pasien yang mendekati kematian - Kontak Perkasa Futures
Sumber:cantik.tempo
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:58 AM
9:20 AM
Yoga Bikin Wajah Mulus dan Lebih Muda
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, April 7, 2017 | 9:20 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Yoga adalah salah satu kegiatan yang memiliki banyak penggemar. Para selebriti Tanah Air juga tidak ketinggalan, mulai dari Chelsea Olivia, Pevita Pearce, dan masih banyak lagi.
Selain tubuh yang sehat, mereka yang melakukan yoga mengaku bahwa kegiatan ini juga bisa membantu mengurangi stres dan membuat lebih tenang. Lebih dari itu, ternyata yoga juga bisa mengatasi masalah pada kulit. Beikut masalah kulit yang bisa diredam dengan yoga.
#Jerawat
Ketika stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol yang memicu produksi minyak berlebih sehingga timbul jerawat. Stres yang dimaksud, jelas dokter kulit Marisa Garshick juga meliputi pola makan dan tidur yang tidak teratur. Melakukan yoga secara rutin akan mengurangi potensi jerawat hormonal, terutama pada bagian pipi dan rahang, seperti diberitakan laman Byrdie. Namun, biasakan segera mencuci wajah setelah melakukan yoga supaya keringat tidak menghambat pori-pori kulit dan membersihkan matras yoga secara rutin.
#Kulit kusam
Gerakan yoga dan teknik pernapasan akan meningkatkan jumlah oksigen yang masuk dalam tubuh sehingga kulit tampak lebih muda. Jika tidak punya banyak waktu, cukup lakukan berbagai gerakan yoga di mana kepala berada lebih rendah dibanding jantung. Atau sekadar menarik napas dalam-dalam.
#Kerutan halus dan keriput
Keriput muncul akibat otot yang tegang. Yoga mendorong otot wajah lebih rileks secara berkala sehingga menghasilkan efek yang sama seperti botoks, membantu mengurangi sel kulit mati, serta meningkatkan kadar antioksidan. Alhasil, respon tubuh terhadap penyebab stres dari luar akan lebih baik - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:cantik.tempo
Selain tubuh yang sehat, mereka yang melakukan yoga mengaku bahwa kegiatan ini juga bisa membantu mengurangi stres dan membuat lebih tenang. Lebih dari itu, ternyata yoga juga bisa mengatasi masalah pada kulit. Beikut masalah kulit yang bisa diredam dengan yoga.
#Jerawat
Ketika stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol yang memicu produksi minyak berlebih sehingga timbul jerawat. Stres yang dimaksud, jelas dokter kulit Marisa Garshick juga meliputi pola makan dan tidur yang tidak teratur. Melakukan yoga secara rutin akan mengurangi potensi jerawat hormonal, terutama pada bagian pipi dan rahang, seperti diberitakan laman Byrdie. Namun, biasakan segera mencuci wajah setelah melakukan yoga supaya keringat tidak menghambat pori-pori kulit dan membersihkan matras yoga secara rutin.
#Kulit kusam
Gerakan yoga dan teknik pernapasan akan meningkatkan jumlah oksigen yang masuk dalam tubuh sehingga kulit tampak lebih muda. Jika tidak punya banyak waktu, cukup lakukan berbagai gerakan yoga di mana kepala berada lebih rendah dibanding jantung. Atau sekadar menarik napas dalam-dalam.
#Kerutan halus dan keriput
Keriput muncul akibat otot yang tegang. Yoga mendorong otot wajah lebih rileks secara berkala sehingga menghasilkan efek yang sama seperti botoks, membantu mengurangi sel kulit mati, serta meningkatkan kadar antioksidan. Alhasil, respon tubuh terhadap penyebab stres dari luar akan lebih baik - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:cantik.tempo
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:20 AM
9:24 AM
PT Kontak Perkasa - Sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini menunjukkan tidur siang bisa bikin sehat. Namun bukan berarti boleh tidur selama berjam-jam. Para peneliti menyarankan pembatasan tidur siang yakni hanya 30 menit atau kurang dari itu.
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan tidur siang kurang dari 30 menit membuat kita lebih fokus, produktif, dan kreatif," kata psikolog Richard Wiseman dari Universitas Hertfordshire. Penemuan ini menunjukkan kemungkinan menggiurkan bahwa kita juga bisa menjadi lebih bahagia dengan tidur siang hanya dalam tempo singkat.
Sisi Positif dan Negatif Tidur Siang
Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, April 6, 2017 | 9:24 AM
PT Kontak Perkasa - Sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini menunjukkan tidur siang bisa bikin sehat. Namun bukan berarti boleh tidur selama berjam-jam. Para peneliti menyarankan pembatasan tidur siang yakni hanya 30 menit atau kurang dari itu.
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan tidur siang kurang dari 30 menit membuat kita lebih fokus, produktif, dan kreatif," kata psikolog Richard Wiseman dari Universitas Hertfordshire. Penemuan ini menunjukkan kemungkinan menggiurkan bahwa kita juga bisa menjadi lebih bahagia dengan tidur siang hanya dalam tempo singkat.
Sebuah survei daring memperlihatkan lebih dari 1.000 orang merasa bahagia dan ini berhubungan dengan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk tidur siang. Dalam survei itu, seribu orang tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, yakni tidak tidur siang, tidur selama 30 menit, dan yang tidur lebih dari 30 menit.
Hasilnya, dua per tiga dari peserta yang tidur siang sekitar 30 menit (66 persen) dilaporkan merasa bahagia ketimbang 60 persen partisipan yang tidak tidur siang, dan 56 persen mereka yang tidur siang cukup panjang. Bila diukur melalui skala kebahagiaan, orang-orang yang tidur siang singkat mencetak angka 3,67 (dari 5), mereka yang tidur siang 3,53, dan 3,44 untuk mereka yang tidur siang cukup panjang.
Usia ternyata juga memainkan peran di sini. Orang-orang muda (18-30 tahun) yang kurang tidur di malam hari cenderung menghabiskan waktu lebih panjang tidur siang dibanding 30 persen partisipan yang berusia di atas 50 tahun.
"Penelitian menunjukkan bahwa tidur siang dalam waktu singkat meningkatkan kinerja. Perusahaan seperti Google bahkan telah menyediakan ruang tidur siang untuk karyawannya," kata Wiseman. "Namun, efek kebahagiaan bisa hilang jika terlalu lama tidur."
Selain itu, dia menjelaskan, tidur siang dalam waktu lebih lama berhubungan dengan beberapa risiko kesehatan. Tidur siang selama satu jam saja misalnya berhubungan dengan meningkatnya penyakit sebanyak 82 persen - PT Kontak Perkasa
Sumber:cantik.tempo
Hasilnya, dua per tiga dari peserta yang tidur siang sekitar 30 menit (66 persen) dilaporkan merasa bahagia ketimbang 60 persen partisipan yang tidak tidur siang, dan 56 persen mereka yang tidur siang cukup panjang. Bila diukur melalui skala kebahagiaan, orang-orang yang tidur siang singkat mencetak angka 3,67 (dari 5), mereka yang tidur siang 3,53, dan 3,44 untuk mereka yang tidur siang cukup panjang.
Usia ternyata juga memainkan peran di sini. Orang-orang muda (18-30 tahun) yang kurang tidur di malam hari cenderung menghabiskan waktu lebih panjang tidur siang dibanding 30 persen partisipan yang berusia di atas 50 tahun.
"Penelitian menunjukkan bahwa tidur siang dalam waktu singkat meningkatkan kinerja. Perusahaan seperti Google bahkan telah menyediakan ruang tidur siang untuk karyawannya," kata Wiseman. "Namun, efek kebahagiaan bisa hilang jika terlalu lama tidur."
Selain itu, dia menjelaskan, tidur siang dalam waktu lebih lama berhubungan dengan beberapa risiko kesehatan. Tidur siang selama satu jam saja misalnya berhubungan dengan meningkatnya penyakit sebanyak 82 persen - PT Kontak Perkasa
Sumber:cantik.tempo
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:24 AM