Bloomberg, (18/3) - Harga baru rumah
di China mencatat kenaikan yang meluas sejak Desember 2011, ujian bagi
PM China yang baru, Li Keqiang saat ia berusaha untuk mencegah gelembung
aset tanpa meredam pertumbuhan ekonomi.
Harga naik di 62 kota dari 70 kota yang dilacak pemerintah pada bulan Februari dari tahun sebelumnya berdasarkan Biro Statistik Nasional yang dirilis hari ini. Harga di Beijing melonjak 5,9 persen dari tahun sebelumnya, terbesar sejak Februari 2011, sementara naik 8,1 persen di Guangzhou, terbesar sejak Januari 2011.
China pada 1 Maret lalu mengenakan pengetatan kebijakan yang terberat dalam setahun terakhir ini, memerintahkan bank sentral untuk menaikkan persyaratan uang muka dan suku bunga untuk hipotek kedua di kota-kota dengan kenaikan harga yang berlebihan, menegakkan pajak penjualan properti dan memerintahkan pemerintah daerah untuk menekan harga terbesar dalam kaitan untuk mengetatkan batas pembelian rumah. Ini juga mengisyaratkan bahwa setiap individu yang akan menjual propertinya untuk membayar pajak 20 persen atas keuntungan penjualan. (brc)
Harga naik di 62 kota dari 70 kota yang dilacak pemerintah pada bulan Februari dari tahun sebelumnya berdasarkan Biro Statistik Nasional yang dirilis hari ini. Harga di Beijing melonjak 5,9 persen dari tahun sebelumnya, terbesar sejak Februari 2011, sementara naik 8,1 persen di Guangzhou, terbesar sejak Januari 2011.
China pada 1 Maret lalu mengenakan pengetatan kebijakan yang terberat dalam setahun terakhir ini, memerintahkan bank sentral untuk menaikkan persyaratan uang muka dan suku bunga untuk hipotek kedua di kota-kota dengan kenaikan harga yang berlebihan, menegakkan pajak penjualan properti dan memerintahkan pemerintah daerah untuk menekan harga terbesar dalam kaitan untuk mengetatkan batas pembelian rumah. Ini juga mengisyaratkan bahwa setiap individu yang akan menjual propertinya untuk membayar pajak 20 persen atas keuntungan penjualan. (brc)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:03 AM
Post a Comment