Bloomberg, (10/6) - Index Dollar naik untuk
hari kedua sebelum Presiden Federal Reserve of St Louis, James Bullard berbicara
hari ini di tengah spekulasi bahwa bank sentral akan memperlambat stimulus
moneter karena membaiknya perekonomian.
Greenback menguat terhadap yen, reli dari posisi terendah dalam dua bulan setelah hasil data pekerjaan AS yang rilis Jumat lalu lebih baik dari perkiraan dan menjelang pertemuan kebijakan Bank of Japan selama dua hari pekan ini. Dollar Australia dan Selandia Baru melemah setelah data China menunjukkan tingkat impor yang jatuh secara tak terduga.
'Saya perkirakan dollar akan cukup solid ditengah berkutatnya seputar ekspektasi bahwa the Fed akan mulai memperlambat program pelonggaran moneternya,' kata Daisaku Ueno, senior analis valuta asing dan pendapatan tetap dari Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co di Tokyo. 'Di Jepang, ada rasa bahwa BOJ akan memperkenalkan pelonggaran tambahan.'
Indeks Dollar, yang Intercontinental Exchange Inc menggunakan untuk melacak greenback terhadap mata uang dari enam mitra dagang AS, naik 0,1 persen menjadi 81,753 pada pukul 09:45 am di Tokyo dibandingkan tanggal 7 Juni, ketika naik sebesar 0,2 persen.
Dolar naik 0,4 persen menjadi ¥ 97,97 dari tanggal 7 Juni, ketika menyentuh 94.99, terendah sejak 4 April. Greenback diambil $ 1,3215 dari $ 1,3218 pada akhir pekan lalu, ketika menguat 0,2 persen. Euro naik 0,4 persen menjadi 129,44 ¥.
Dolar Australia turun 0,5 persen menjadi 94,54 sen AS. Kiwi Dolar Selandia Baru melemah 0,3 persen menjadi 78,70 sen AS.
Yen tetap lemah bahkan setelah data pemerintah menunjukkan surplus transaksi berjalan yang lebih besar dari estimasi dan ekspansi ekonomi. Surplus pada bulan April adalah mencapai 750 milyar yen ($ 7.7 milyar), berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan di Tokyo hari ini. Angka tersebut melebihi perkiraan rata-rata ekonom dalam survei Bloomberg sebesar 350 milyar yen.
Produk domestik bruto (GDP) tumbuh sebesar 4,1 persen pada rata-rata tahunan untuk kuartal pertama, data terpisah yang dukeluarkan oleh Kantor Kabinet di Tokyo hari ini. Hasil tersebut berada diatas estimasi ekspansi sebesar 3,5 persen dalam jajak pendapat Bloomberg. (brc)
Greenback menguat terhadap yen, reli dari posisi terendah dalam dua bulan setelah hasil data pekerjaan AS yang rilis Jumat lalu lebih baik dari perkiraan dan menjelang pertemuan kebijakan Bank of Japan selama dua hari pekan ini. Dollar Australia dan Selandia Baru melemah setelah data China menunjukkan tingkat impor yang jatuh secara tak terduga.
'Saya perkirakan dollar akan cukup solid ditengah berkutatnya seputar ekspektasi bahwa the Fed akan mulai memperlambat program pelonggaran moneternya,' kata Daisaku Ueno, senior analis valuta asing dan pendapatan tetap dari Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co di Tokyo. 'Di Jepang, ada rasa bahwa BOJ akan memperkenalkan pelonggaran tambahan.'
Indeks Dollar, yang Intercontinental Exchange Inc menggunakan untuk melacak greenback terhadap mata uang dari enam mitra dagang AS, naik 0,1 persen menjadi 81,753 pada pukul 09:45 am di Tokyo dibandingkan tanggal 7 Juni, ketika naik sebesar 0,2 persen.
Dolar naik 0,4 persen menjadi ¥ 97,97 dari tanggal 7 Juni, ketika menyentuh 94.99, terendah sejak 4 April. Greenback diambil $ 1,3215 dari $ 1,3218 pada akhir pekan lalu, ketika menguat 0,2 persen. Euro naik 0,4 persen menjadi 129,44 ¥.
Dolar Australia turun 0,5 persen menjadi 94,54 sen AS. Kiwi Dolar Selandia Baru melemah 0,3 persen menjadi 78,70 sen AS.
Yen tetap lemah bahkan setelah data pemerintah menunjukkan surplus transaksi berjalan yang lebih besar dari estimasi dan ekspansi ekonomi. Surplus pada bulan April adalah mencapai 750 milyar yen ($ 7.7 milyar), berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan di Tokyo hari ini. Angka tersebut melebihi perkiraan rata-rata ekonom dalam survei Bloomberg sebesar 350 milyar yen.
Produk domestik bruto (GDP) tumbuh sebesar 4,1 persen pada rata-rata tahunan untuk kuartal pertama, data terpisah yang dukeluarkan oleh Kantor Kabinet di Tokyo hari ini. Hasil tersebut berada diatas estimasi ekspansi sebesar 3,5 persen dalam jajak pendapat Bloomberg. (brc)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:03 AM
Post a Comment