PT Kontak Perkasa - Seorang peserta aksi solidaritas untuk Ratna Sarumpaet, Harjono, mengaku sempat mengira pelaku penganiaya Ratna Sarumpaet berasal dari pendukung kubu 01. Harjono menduga ada pihak yang tidak suka dengan sikap Ratna Sarumpaet sebagai aktivis selama ini.
"Pada waktu itu kita terpikirnya begini, seandainya dalam konteks politik pada waktu itu seandainya memang dilakukan orang 01 kami berpikir pada waktu itu teman-teman di aktivis, kami bukan komunitas sumbu pendek yang kemudian langsung terprovokasi," kata Harjono saat bersaksi dalam sidang Ratna Sarumpaet, di Pengadilan Negeri Jaksel, Jl Ampera Raya, Kamis (11/4/2019).
"Kita terpikir jangan sampai hal-hal ini memicu upaya upaya yang kemudian muncul konflik horizontal. Makanya Kami kemudian minta untuk segera diusut seperti itu," imbuhnya.
Harjono mengatakan, saat itu kelompoknya menggelar aksi di depan Polda Metro Jaya pada 3 Oktober dengan massa 60 orang. Tujuan demo digelar untuk mendesak polisi mencari pelaku penganiayaan sesungguhnya, serta untuk mencegah konflik horizontal pendukung 01 dan 02.
"Makanya apa yang bisa kita lakukan. Kita melakukan aksi terlepas seperti apa ini kan harus ada apa namanya statement jelas kejelasan terkait kasus ini. Jangan sampai kemudian kalau pun pada waktu itu dilakukan oleh kelompok 1 yang kemudian tidak menyukai Bu Ratna itu harus dihukum. Makanya itu yang kemudian kami lakukan," ujarnya.
Dia menyebut bila polisi saat itu tak menangkap pelaku penganiayaan Ratna, maka akan terjadi bentrokan dua kubu pendukung capres.
"Karena pada prinsipnya gini pak jaksa. Pada waktu itu kita berpikir loh ini ko caranya sadis ya. Kok begini cara mainnya. Artinya terjadi penganiayaan kok aibu Ratna kemudian ini yang melakukan siapa kita berpikir kalau kemudian yang melakukan adalah orang kubu sebelah berarti nggak bagus ini. Pada waktu itu," sambungnya.
Namun saat mengetahui penganiayaan itu adalah bohong, Harjono mengaku pasrah. Pihaknya memantau proses hukum yang berlangsung.
"Itu dikatakan tidak benar ya sudah. Bohongnya bahwa Bu Ratna ternyata bukan dipukuli ternyata karena operasi," imbuhnya.
Menanggapi pernyataan saksi, Ratna meminta maaf karena sudah membuat pendemo kecewa. Ratna berjanji akan tetap menjadi aktivis seumur hidupnya.
"Saya minta maaf kalian kecewa. Kakak berbohong kakak minta maaf. Mudah-mudahan sampai akhir hidup saya saya tetap menjadi aktivis karena aktivis nggak mungkin korupsi tidak mungkin karena suap jadi saya berada di situ," ujar Ratna. - PT Kontak Perkasa
"Pada waktu itu kita terpikirnya begini, seandainya dalam konteks politik pada waktu itu seandainya memang dilakukan orang 01 kami berpikir pada waktu itu teman-teman di aktivis, kami bukan komunitas sumbu pendek yang kemudian langsung terprovokasi," kata Harjono saat bersaksi dalam sidang Ratna Sarumpaet, di Pengadilan Negeri Jaksel, Jl Ampera Raya, Kamis (11/4/2019).
"Kita terpikir jangan sampai hal-hal ini memicu upaya upaya yang kemudian muncul konflik horizontal. Makanya Kami kemudian minta untuk segera diusut seperti itu," imbuhnya.
Harjono mengatakan, saat itu kelompoknya menggelar aksi di depan Polda Metro Jaya pada 3 Oktober dengan massa 60 orang. Tujuan demo digelar untuk mendesak polisi mencari pelaku penganiayaan sesungguhnya, serta untuk mencegah konflik horizontal pendukung 01 dan 02.
"Makanya apa yang bisa kita lakukan. Kita melakukan aksi terlepas seperti apa ini kan harus ada apa namanya statement jelas kejelasan terkait kasus ini. Jangan sampai kemudian kalau pun pada waktu itu dilakukan oleh kelompok 1 yang kemudian tidak menyukai Bu Ratna itu harus dihukum. Makanya itu yang kemudian kami lakukan," ujarnya.
Dia menyebut bila polisi saat itu tak menangkap pelaku penganiayaan Ratna, maka akan terjadi bentrokan dua kubu pendukung capres.
"Karena pada prinsipnya gini pak jaksa. Pada waktu itu kita berpikir loh ini ko caranya sadis ya. Kok begini cara mainnya. Artinya terjadi penganiayaan kok aibu Ratna kemudian ini yang melakukan siapa kita berpikir kalau kemudian yang melakukan adalah orang kubu sebelah berarti nggak bagus ini. Pada waktu itu," sambungnya.
Namun saat mengetahui penganiayaan itu adalah bohong, Harjono mengaku pasrah. Pihaknya memantau proses hukum yang berlangsung.
"Itu dikatakan tidak benar ya sudah. Bohongnya bahwa Bu Ratna ternyata bukan dipukuli ternyata karena operasi," imbuhnya.
Menanggapi pernyataan saksi, Ratna meminta maaf karena sudah membuat pendemo kecewa. Ratna berjanji akan tetap menjadi aktivis seumur hidupnya.
"Saya minta maaf kalian kecewa. Kakak berbohong kakak minta maaf. Mudah-mudahan sampai akhir hidup saya saya tetap menjadi aktivis karena aktivis nggak mungkin korupsi tidak mungkin karena suap jadi saya berada di situ," ujar Ratna. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 3:52 PM
Post a Comment