PT Kontak Perkasa - Fisik jemaah haji mulai terkuras usai menunaikan rangkaian puncak haji Armuzna: wukuf di Arafah, serta mabit (bermalam) di Muzdalifah dan Mina.
Sebab prosesi yang dimulai sejak 8 Zulhijah hingga 13 Zulhijah tersebut mayoritas membutuhkan kemampuan fisik jemaah.
Terlebih ketika di Mina, jemaah harus berjalan dalam hitungan kilometer dari tempat pemberhentian bus, tenda pemondokan dan lokasi melontar jamrah.
Ditambah lagi Mina sempat diguyur hujan deras dan angin kencang, sehingga membuat tempat menginap jemaah tersebut bocor dan pasokan listrik terputus.
Meski rangkaian puncak haji telah dituntaskan para jemaah dengan terkendali, kondisi fisik jemaah tak bisa dipungkiri cukup berefek.
Hal ini ditandai dengan mulai turunnya daya tahan tubuh dengan gejala batuk, pilek dan gangguan kesehatan lainnya.
Menurut dr Lucky S. Widyakusuma Sp.OG, keluhan kesehatan terbanyak dari jemaah haji yang ditemui adalah saluran napas atas. Kemudian ada juga keluhan penyakit kulit, seperti gatal-gatal atau pecah-pecah karena kering.
"Selain itu pegal karena di sini kan semuanya rata-rata jalan. Olahraga fisik baik ke masjid atau ke manapun kita jalan kaki," ujar dr Lucky yang juga jadi pembimbing jemaah haji khusus Maktour tersebut.
dr Lucky S. Widyakusuma Sp.OG, salah seorang dokter pembimping jemaah haji.dr Lucky S. Widyakusuma Sp.OG, salah seorang dokter pembimping jemaah haji.
Sebab prosesi yang dimulai sejak 8 Zulhijah hingga 13 Zulhijah tersebut mayoritas membutuhkan kemampuan fisik jemaah.
Terlebih ketika di Mina, jemaah harus berjalan dalam hitungan kilometer dari tempat pemberhentian bus, tenda pemondokan dan lokasi melontar jamrah.
Ditambah lagi Mina sempat diguyur hujan deras dan angin kencang, sehingga membuat tempat menginap jemaah tersebut bocor dan pasokan listrik terputus.
Meski rangkaian puncak haji telah dituntaskan para jemaah dengan terkendali, kondisi fisik jemaah tak bisa dipungkiri cukup berefek.
Hal ini ditandai dengan mulai turunnya daya tahan tubuh dengan gejala batuk, pilek dan gangguan kesehatan lainnya.
Menurut dr Lucky S. Widyakusuma Sp.OG, keluhan kesehatan terbanyak dari jemaah haji yang ditemui adalah saluran napas atas. Kemudian ada juga keluhan penyakit kulit, seperti gatal-gatal atau pecah-pecah karena kering.
"Selain itu pegal karena di sini kan semuanya rata-rata jalan. Olahraga fisik baik ke masjid atau ke manapun kita jalan kaki," ujar dr Lucky yang juga jadi pembimbing jemaah haji khusus Maktour tersebut.
dr Lucky S. Widyakusuma Sp.OG, salah seorang dokter pembimping jemaah haji.dr Lucky S. Widyakusuma Sp.OG, salah seorang dokter pembimping jemaah haji.
Meski tubuh mulai beradaptasi dengan suhu di Mekah, jemaah haji tetap dianjurkan untuk selalu memakai peneduh -- baik topi ataupun payung - serta masker saat keluar hotel.
Minum air juga harus banyak agar tak kekurangan cairan. Jika di Indonesia sehari-hari cukup butuh minum 2 liter, tetapi di Arab Saudi lantaran cuacanya lebih panas maka minum harus lebih sering.
"Karena tanpa sadar, ketika habis tawaf siang hari itu kita kurang cairan, sakit kepala bisa heat stroke. Jadi pertolongan pertamanya adalah minum ataupun membasahi kepala. air zamzam selalu ada di masjid, jadi itu bisa kita gunakan," lanjutnya.
Sementara untuk pasien dengan penyakt kronis seoerti kencing manis, darah tinggi, jantung dan lainnya juga harus rutin minum obat agar fisik terjaga.
Suhu di Mekah sendiri kini sudah kembali panas terik. Dalam pantauan dua hari terakhir, siang hari suhunya bisa tembus 43 derajat celcius. Padahal sebelumnya sempat diguyur hujan deras. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 1:58 PM
Post a Comment