Powered by Blogger.
Latest Post
8:34 AM
Bursa Asia beri sinyal merah
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, July 29, 2013 | 8:34 AM
TOKYO. Sebagian besar saham yang ditransaksikan di bursa Asia memberikan
sinyal merah awal pekan ini (29/7). Data yang dihimpun Bloomberg
menunjukkan, pada pukul 09.57 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific
turun 0,8%.
Ada sejumlah topk hangat yang mempengaruhi bursa Asia pagi ini. Pertama adalah penyampaian pidato oleh Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda. Kedua adalah review kebijakan moneter di AS hingga Eropa. Sedangkan yang ketiga adalah penguatan yen versus dollar AS.
Asal tahu saja, The Federal Open Market Committee akan menggelar pertemuan dua hari pada 30-31 Juli 2013. sejumlah pelaku pasar memprediksi, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal dua akan melemah dan jumlah penambahan tenaga kerja AS pada bulan Juli mengalami penurunan.
Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England juga menggelar pertemuan pada pekan ini, setelah kedua bank acuan di Eropa ini memberikan sinyal akan tetap menahan suku bunga acuan di level rendah.
"Pekan ini merupakan pekan yang cukup besar dengan rilis kinerja emiten, pertemuan bank sentral, dan data tenaga kerja AS. Investor akan fokus pada hal-hal tadi, serta mempelajari dampak pemangkasan nilai stimulus the Fed. Ke mana arah pasar saham akan sangat bergantung dari data dan the Fed," papar Nader Naeimi, head of dynamic asset allocation AMP Capital Investors Ltd di Sydney.
source: http://investasi.kontan.co.id/news/pekan-sibuk-bursa-asia-beri-sinyal-merah
Ada sejumlah topk hangat yang mempengaruhi bursa Asia pagi ini. Pertama adalah penyampaian pidato oleh Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda. Kedua adalah review kebijakan moneter di AS hingga Eropa. Sedangkan yang ketiga adalah penguatan yen versus dollar AS.
Asal tahu saja, The Federal Open Market Committee akan menggelar pertemuan dua hari pada 30-31 Juli 2013. sejumlah pelaku pasar memprediksi, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal dua akan melemah dan jumlah penambahan tenaga kerja AS pada bulan Juli mengalami penurunan.
Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England juga menggelar pertemuan pada pekan ini, setelah kedua bank acuan di Eropa ini memberikan sinyal akan tetap menahan suku bunga acuan di level rendah.
"Pekan ini merupakan pekan yang cukup besar dengan rilis kinerja emiten, pertemuan bank sentral, dan data tenaga kerja AS. Investor akan fokus pada hal-hal tadi, serta mempelajari dampak pemangkasan nilai stimulus the Fed. Ke mana arah pasar saham akan sangat bergantung dari data dan the Fed," papar Nader Naeimi, head of dynamic asset allocation AMP Capital Investors Ltd di Sydney.
source: http://investasi.kontan.co.id/news/pekan-sibuk-bursa-asia-beri-sinyal-merah
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:34 AM
Labels:
News
8:31 AM
Pekan depan, minggu sibuk Wall Street
NEW YORK. Pekan depan dapat dikatakan merupakan pekan yang cukup sibuk bagi pelaku Wall Street.
Berapa tidak, sejumlah isu hangat akan menjadi fokus Wall Street pekan depan. Isu pertama masih berkaitan dengan kebijakan stimulus the Federal Reserve karena para pimpinan the Fed akan kembali menggelar pertemuan dua hari yakni pada Selasa (30/7) dan Rabu (31/7) mendatang.
Meski pelaku pasar tidak berharap akan adanya perubahan kebijakan oleh the Fed, namun tetap saja para trader akan memperhatikan semua hal yang mengindikasikan pandangan the Fed mengenai pemangkasan nilai pembelian obligasi bulanan senilai US$ 85 miliar.
Selain itu, topik lainnya adalah rilis kinerja emiten di mana seperlima emiten yang terhimpun dalam indeks S&P 500 akan melaporkan kinerjanya pekan depan. Sebut saja perusahaan minyak besar dunia seperti BP, Exxon, dan Chevron.
Lantas, ada dua data ekonomi penting yang akan dirilis, yakni data Produk Domestik Bruto (PDB) AS dan data pertumbuhan tenaga kerja.
Sejumlah ekonom memprediksi, pertumbuhan PDB kuartal II AS akan tumbuh kurang dari 1%. Namun, hal terpenting adalah rencana pemerintah untuk merilis data revisi ekonomi AS yang dapat membuat ekonomi terlihat lebih baik, setidaknya di atas kertas. Terakhir kali pemerintah mengeluarkan isu revisi adalah pada tahun 2009 lalu.
"Mengingat the Fed belum akan melakukan kebijakan apapun, saya rasa yang akan diperhatikan adalah data PDB dan data tenaga kerja," jelas Ward McCarthy, chief financial economist Jefferies. McCarthy memprediksi, the Fed baru akan mengeluarkan kebijakan pada September mendatang.
Para ekonom memprediksi, pada Juli lalu, terdapat penambahan 184.000 tenaga kerja, lebih rendah dari posisi Juni yang mencapai 195.000 lapangan kerja. Sedangkan tingkat pengangguran diramal akan turun menjadi 7,5% dari sebelumnya 7,6% pada Juli.
Berapa tidak, sejumlah isu hangat akan menjadi fokus Wall Street pekan depan. Isu pertama masih berkaitan dengan kebijakan stimulus the Federal Reserve karena para pimpinan the Fed akan kembali menggelar pertemuan dua hari yakni pada Selasa (30/7) dan Rabu (31/7) mendatang.
Meski pelaku pasar tidak berharap akan adanya perubahan kebijakan oleh the Fed, namun tetap saja para trader akan memperhatikan semua hal yang mengindikasikan pandangan the Fed mengenai pemangkasan nilai pembelian obligasi bulanan senilai US$ 85 miliar.
Selain itu, topik lainnya adalah rilis kinerja emiten di mana seperlima emiten yang terhimpun dalam indeks S&P 500 akan melaporkan kinerjanya pekan depan. Sebut saja perusahaan minyak besar dunia seperti BP, Exxon, dan Chevron.
Lantas, ada dua data ekonomi penting yang akan dirilis, yakni data Produk Domestik Bruto (PDB) AS dan data pertumbuhan tenaga kerja.
Sejumlah ekonom memprediksi, pertumbuhan PDB kuartal II AS akan tumbuh kurang dari 1%. Namun, hal terpenting adalah rencana pemerintah untuk merilis data revisi ekonomi AS yang dapat membuat ekonomi terlihat lebih baik, setidaknya di atas kertas. Terakhir kali pemerintah mengeluarkan isu revisi adalah pada tahun 2009 lalu.
"Mengingat the Fed belum akan melakukan kebijakan apapun, saya rasa yang akan diperhatikan adalah data PDB dan data tenaga kerja," jelas Ward McCarthy, chief financial economist Jefferies. McCarthy memprediksi, the Fed baru akan mengeluarkan kebijakan pada September mendatang.
Para ekonom memprediksi, pada Juli lalu, terdapat penambahan 184.000 tenaga kerja, lebih rendah dari posisi Juni yang mencapai 195.000 lapangan kerja. Sedangkan tingkat pengangguran diramal akan turun menjadi 7,5% dari sebelumnya 7,6% pada Juli.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:31 AM
Labels:
News
8:22 AM
Emas, Perak dan Tembaga; Outlook Mingguan 29 Juli - 2 Agustus
KPF NEWS (29/07) - Emas berjangka turun pada hari Jumat. Mengakhiri sesi mingguan dengan hasil yang kurang memuaskan, karena para pelaku pasar mengambil aksi untung setelah reli terkait lemahnya data laporan ekonomi AS, meredakan kekhawatiran tentang kelanjutan program stimulus bank sentral AS.
Di divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun 0,55% pada hari Jumat untuk menyelesaikan mingguannya pada USD1, 321,50 per troy ounce.
Emas berjangka kemungkinan besar akan mencari support di USD1, 295,45 per troy ounce,terendah pada 21 Juli dan resistance pada USD1, 375,85,tertinggi pada 19 Juni.
Pada pekan ini, harga emas naik 0,69%.
Harga emas di Comex telah naik ke hampir lima minggu tertinggi di USD1, 347,85 per troy ounce pada hari Selasa, sehari setelah laporan dari perkiraan penjualan rumah AS memicu pembicaraan pasar bahwa Federal Reserve akan mempertahankan langkah langkah stimulus untuk saat ini.
The National Association of Realtors melaporkan sebelumnya bahwa penjualan rumah yang ada turun 1,2% menjadi 5,08 juta unit pada bulan Juni, sementara harapan analis naik 0,6% menjadi 5,25 juta unit pada Juni.
Penjualan untuk Mei direvisi turun ke 5,14 juta dari yang dilaporkan sebelumnya 5.180.000.
Laporan itu menambahkan penjualan naik 15,2% dari Juni tahun lalu, sementara harga rumah rata-rata melonjak 13,5% pada basis tahun-ke tahun.
Emas akan menghadapi pukulan berat jika program stimulus moneter AS dihentikan, emas telah berkembang pesat pada permintaan dari investor yang membeli emas untuk lindung nilai terhadap risiko inflasi dari kebijakan moneter yang longgar.
Pada pekan depan, The Fed akan merilis pernyataan kebijakan moneter bulanan, yang akan diawasi ketat untuk indikasi tentang masa depan program stimulus bank sentral.
Sementara itu, perak untuk pengiriman September turun 0,91% pada hari Jumat untuk menyelesaikan mingguannya di USD19.97 per troy ounce. Meskipun turun pada hari Jumat, harga perak naik 0,78% pada minggu ini.
Tembaga untuk pengiriman September anjlok 2,54% pada hari Jumat untuk menutup mingguannya di USD3.105 per pon.
Logam merah melemah karena para pedagang keluar dari pasar untuk mengunci keuntungan setelah reli pada hari Senin mencapai harga ke tertinggi lima minggu.
Kerugian yang terbatas namun, di tengah harapan para pembuat kebijakan di China akan memperkenalkan langkah langkah pelonggaran baru untuk meningkatkan pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua dunia dan konsumen terbesar dari industri logam.
China merupakan konsumen tembaga terbesar di dunia, menyerap hampir 40% dari konsumsi dunia tahun lalu.
Harga tembaga di Comex turun 1,86% pada minggu ini.
source: http://www.kpfnews.com/2013/07/emas-perak-dan-tembaga-outlook-mingguan.html
Di divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun 0,55% pada hari Jumat untuk menyelesaikan mingguannya pada USD1, 321,50 per troy ounce.
Emas berjangka kemungkinan besar akan mencari support di USD1, 295,45 per troy ounce,terendah pada 21 Juli dan resistance pada USD1, 375,85,tertinggi pada 19 Juni.
Pada pekan ini, harga emas naik 0,69%.
Harga emas di Comex telah naik ke hampir lima minggu tertinggi di USD1, 347,85 per troy ounce pada hari Selasa, sehari setelah laporan dari perkiraan penjualan rumah AS memicu pembicaraan pasar bahwa Federal Reserve akan mempertahankan langkah langkah stimulus untuk saat ini.
The National Association of Realtors melaporkan sebelumnya bahwa penjualan rumah yang ada turun 1,2% menjadi 5,08 juta unit pada bulan Juni, sementara harapan analis naik 0,6% menjadi 5,25 juta unit pada Juni.
Penjualan untuk Mei direvisi turun ke 5,14 juta dari yang dilaporkan sebelumnya 5.180.000.
Laporan itu menambahkan penjualan naik 15,2% dari Juni tahun lalu, sementara harga rumah rata-rata melonjak 13,5% pada basis tahun-ke tahun.
Emas akan menghadapi pukulan berat jika program stimulus moneter AS dihentikan, emas telah berkembang pesat pada permintaan dari investor yang membeli emas untuk lindung nilai terhadap risiko inflasi dari kebijakan moneter yang longgar.
Pada pekan depan, The Fed akan merilis pernyataan kebijakan moneter bulanan, yang akan diawasi ketat untuk indikasi tentang masa depan program stimulus bank sentral.
Sementara itu, perak untuk pengiriman September turun 0,91% pada hari Jumat untuk menyelesaikan mingguannya di USD19.97 per troy ounce. Meskipun turun pada hari Jumat, harga perak naik 0,78% pada minggu ini.
Tembaga untuk pengiriman September anjlok 2,54% pada hari Jumat untuk menutup mingguannya di USD3.105 per pon.
Logam merah melemah karena para pedagang keluar dari pasar untuk mengunci keuntungan setelah reli pada hari Senin mencapai harga ke tertinggi lima minggu.
Kerugian yang terbatas namun, di tengah harapan para pembuat kebijakan di China akan memperkenalkan langkah langkah pelonggaran baru untuk meningkatkan pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua dunia dan konsumen terbesar dari industri logam.
China merupakan konsumen tembaga terbesar di dunia, menyerap hampir 40% dari konsumsi dunia tahun lalu.
Harga tembaga di Comex turun 1,86% pada minggu ini.
source: http://www.kpfnews.com/2013/07/emas-perak-dan-tembaga-outlook-mingguan.html
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:22 AM
Labels:
News
11:51 AM
Asian Stock Futures Fall as Dollar Holds Drop After Data
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, July 26, 2013 | 11:51 AM
Bloomberg (26/7) -- Asian
stock futures (NKA) fell, while currencies from the yen to the
Australian dollar held gains against the greenback as investors assessed
U.S. economic data and corporate earnings to gauge the timing of cuts
to Federal Reserve stimulus. Gold maintained its advance.
Futures
due in September on Japan’s Nikkei 225 Stock Average fell 1 percent by 3
a.m. in Osaka, while contracts on Australia’s S&P/ASX 200 Index
dropped less than 0.1 percent. Hong Kong stock futures retreated in
their most recent trading session. Standard & Poor’s 500 Index
futures rose 0.1 percent after the gauge closed 0.3 percent higher in
New York. Yields on 10-year Treasuries fell. The dollar weakened against
most of the 16 major currencies tracked by Bloomberg yesterday.
U.S.
durable goods orders increased more than economists predicted in June,
while jobless claims rose in the latest week, data before next week’s
Federal Reserve Open Market Committee showed. China ordered companies in
19 industries to cut excess production capacity yesterday as it seeks
to recalibrate the economy. In Japan, consumer prices probably rose from
a year earlier in June for the first time since May, 2012, according to
a Bloomberg survey before data today.
|
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:51 AM
Labels:
News
8:58 AM
Saham Jepang Mundur seiring Menurunnya Sektor Pembuat Presisi-Instrumen
Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, July 25, 2013 | 8:58 AM
Bloomberg, (25/7) - Saham Jepang
jatuh, dengan indeks Topix menuju penurunan kedua dalam tiga hari,
seiring dengan pembuat presisi-instrumen memimpin kerugian antara gauge
33 subsektor.
Indeks Topix turun 0,1% menjadi 1,218.20 pada pukul 09:06 pagi di Tokyo. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 0,2% menjadi 14,709.46. Indeks Topix naik 42% tahun ini, membuatnya sebagai saham patokan utama dunia yang berkinerja terbaik, seiring dengan Perdana Menteri Shinzo Abe dan Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mendorong untuk mengakhiri deflasi dan memulihkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Setelah terjun sebanyak 18% dari 22 Mei tertinggi, mengukur rebound di tengah optimisme Abe yang akan mendorong melalui reformasi setelah memenangkan pemilihan pada tanggal 21 Juli kemarin. Perhatian para investor sekarang beralih ke apakah pemerintah akan memotong pajak perusahaan, peraturan yang lebih mudah, melonggarkan hukum perburuhan, bergabung dengan perjanjian perdagangan bebas Trans-Pacific Partnership dan menaikkan pajak penjualan seperti yang direncanakan. Indeks diperdagangkan pada 1,31 kali nilai buku kemarin, dibandingkan dengan 2,48 untuk Index Standard & Poor 500 dan 1,70 untuk Indeks Stoxx 600 Eropa. (frk) |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:58 AM
Labels:
News
8:56 AM
Jepang Terlihat Membutuhkan Paket $50 Milyar untuk Meredam Kenaikan Pajak Penjualan
Bloomberg (25/7) – PM Jepang Shinzo
Abe, yang pada saat ini sedang menduduki mayoritas perlemen terbesar
dalam enam tahun terakhir, sedang menghadapi ancaman pada sebuah
perselisihan selama berbulan-bulan seiring dengan sebuah rencana
peningkatan pada pajak penjualan yang mengancam untuk menahan sebuah
rebound pada kondisi ekonomi.
Kondisi ekonomi ketiga terbesar dunia memiliki peluang sebesar 30% untuk membalikkan kedalam resesi yang keempat sejak tahun 2008 jika Abe terbentur pada pungutan pajak konsumsi hingga mencapai 8% dibulan April dari 5%, berdasarkan sejumlah 23 estimasi median dalam survey Bloomberg, beliau akan membutuhkan sejumlah 5 Trilyun Yen ($50 Milyar) paket fiskal untuk meredam dampak dari peningkatan, berdasarkan survey.
Pertumbuhan yang memburuk akan mengimbangi janji Abe untuk menyelamatkan Jepang dari kelesuan ekonomi selama dua dekade, yang telah menghapus Partai Liberal Demokrat beliau agar dapat berkuasa dibulan Desember mendatang dan memenangkan mayoritas dalam pola Majelis atas bulan ini.
Sementara pada waktu yang bersamaan telah gagal mengimplementasikan resiko dorongan pajak yang melemahkan keyakinan dalam janji Negara Jepang untuk bertahan dalam beban hutang terbesar dunia.(tito)
Kondisi ekonomi ketiga terbesar dunia memiliki peluang sebesar 30% untuk membalikkan kedalam resesi yang keempat sejak tahun 2008 jika Abe terbentur pada pungutan pajak konsumsi hingga mencapai 8% dibulan April dari 5%, berdasarkan sejumlah 23 estimasi median dalam survey Bloomberg, beliau akan membutuhkan sejumlah 5 Trilyun Yen ($50 Milyar) paket fiskal untuk meredam dampak dari peningkatan, berdasarkan survey.
Pertumbuhan yang memburuk akan mengimbangi janji Abe untuk menyelamatkan Jepang dari kelesuan ekonomi selama dua dekade, yang telah menghapus Partai Liberal Demokrat beliau agar dapat berkuasa dibulan Desember mendatang dan memenangkan mayoritas dalam pola Majelis atas bulan ini.
Sementara pada waktu yang bersamaan telah gagal mengimplementasikan resiko dorongan pajak yang melemahkan keyakinan dalam janji Negara Jepang untuk bertahan dalam beban hutang terbesar dunia.(tito)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:56 AM
Labels:
News
8:50 AM
Dolar Mempertahankan Gain Terhadap Yen
Bloomberg, (25/7) - Dolar
mempertahankan keuntungan terhadap yen pada hari kemarin sebelum
keluarnya data ketenagakerjaan AS dan manufaktur yang dapat mempengaruhi
ekspektasi pasar ketika The Fed akan mengurangi kembali langkah-langkah
stimulus.
Index Dollar Bloomberg kemarin naik dalam dua minggu setelah laporan yang menunjukkan data penjualan rumah baru AS naik ke level tertinggi dalam lima tahun. Ketua The Fed, Ben S. Bernanke, mengatakan kepada Kongres pada pekan lalu bahwa setiap pengurangan stimulus akan tergantung pada kinerja perekonomian. Yen diadakan di dekat level terendah dua bulan terhadap euro. Dolar Selandia Baru naik seiring bank sentral yang mengisyaratkan akan mengakhiri rekor suku bunga rendah.
Dolar naik 0,1% menjadi ¥ 100,34 pada pukul 08:33 pagi di Tokyo setelah kemarin naik 0,8%. Berada dikisaran $ 1,3195 per euro dari $ 1,3201. Mata uang bersama Eropa sedikit berubah pada level angka 132,41 setelah kemarin menyentuh 132,74, yang merupakan level terkuat sejak tanggal 23 Mei.
Jumlah penerima tunjangan pengangguran di AS terus turun sebesar 89.000 menjadi 3,03 juta pada pekan yang berakhir tanggal 13 Juli menurut ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News sebelum perkiraan data hari ini. Sebuah laporan kedua akan menunjukkan bahwa pesanan produk tahan lama naik 1,4% pada bulan Juni, keuntungan ketiga berturut-turut, menurut estimasi rata-rata dalam sebuah jajak pendapat terpisah.
http://www.bloomberg.com/news/2013-07-24/dollar-holds-gain-versus-yen-before-jobless-claims-data.html
Index Dollar Bloomberg kemarin naik dalam dua minggu setelah laporan yang menunjukkan data penjualan rumah baru AS naik ke level tertinggi dalam lima tahun. Ketua The Fed, Ben S. Bernanke, mengatakan kepada Kongres pada pekan lalu bahwa setiap pengurangan stimulus akan tergantung pada kinerja perekonomian. Yen diadakan di dekat level terendah dua bulan terhadap euro. Dolar Selandia Baru naik seiring bank sentral yang mengisyaratkan akan mengakhiri rekor suku bunga rendah.
Dolar naik 0,1% menjadi ¥ 100,34 pada pukul 08:33 pagi di Tokyo setelah kemarin naik 0,8%. Berada dikisaran $ 1,3195 per euro dari $ 1,3201. Mata uang bersama Eropa sedikit berubah pada level angka 132,41 setelah kemarin menyentuh 132,74, yang merupakan level terkuat sejak tanggal 23 Mei.
Jumlah penerima tunjangan pengangguran di AS terus turun sebesar 89.000 menjadi 3,03 juta pada pekan yang berakhir tanggal 13 Juli menurut ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News sebelum perkiraan data hari ini. Sebuah laporan kedua akan menunjukkan bahwa pesanan produk tahan lama naik 1,4% pada bulan Juni, keuntungan ketiga berturut-turut, menurut estimasi rata-rata dalam sebuah jajak pendapat terpisah.
http://www.bloomberg.com/news/2013-07-24/dollar-holds-gain-versus-yen-before-jobless-claims-data.html
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:50 AM
Labels:
News