Powered by Blogger.
Latest Post
9:42 AM
WTI Oil Advances a Fourth Day as U.S. Crude Stockpiles Decline
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, December 4, 2013 | 9:42 AM
Bloomberg (04/12) - Futures gained as
much as 0.9 percent in New York after the American Petroleum Institute
in Washington said U.S. crude supplies slumped by 12.4 million barrels
last week.
An Energy Information Administration report today will probably show inventories dropped by 500,000 barrels, according to a Bloomberg News survey. The Organization of Petroleum Exporting Countries meets today in Vienna to discuss its production quota, which is forecast to remain unchanged. WTI for January delivery rose as much as 89 cents to $96.93 a barrel in electronic trading on the New York Mercantile Exchange, and was at $96.85 at 10:45 a.m. Sydney time. The contract increased $2.22, or 2.4 percent, to $96.04 yesterday, the highest close since Oct. 31. The volume of all futures traded was about 35 percent above the 100-day average. Brent for January settlement gained $1.17, or 1.1 percent, to $112.62 a barrel on the London-based ICE Futures Europe exchange yesterday. The European benchmark crude ended the session at a premium of $16.58 to WTI futures. WTI advanced the most since September yesterday after TransCanada Corp. said it will begin operating the southern leg of its Keystone XL pipeline to the Gulf Coast in January. TransCanada plans to start deliveries Jan. 3 to Port Arthur, Texas, via the segment of the Keystone expansion project from Cushing, Oklahoma, according to a government filing. Cushing is the delivery point for WTI futures. http://www.bloomberg.com/news/2013-12-04/wti-oil-advances-a-fourth-day-as-u-s-crude-stockpiles-decline.html |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:42 AM
Labels:
News
9:27 AM
Saham AS Turun Pada Hari Ketiga Terkait Spekulasi The Fed
Bloomberg (04/12) – Saham-saham AS
turun pada hari ketiga, sejalan dengan para investor mengkaji laporan
penjualan mobil dan retail menjelang data ekonomi pada pekan ini yang
akan memberikan indikasi waktu bagi Federal Reserve akan mengurangi
stimulusnya.
Indeks Standard & Poor 500 turun 0.3% sebesar 1,795.05 pada pukul 4 sore di New York. Saham-saham AS jatuh kemarin sejalan dengan data menunjukkan sektor manufaktur AS secara tak terduga naik pada bulan lalu yang menguatkan bagi Federal Reserve untuk memulai mengurangi stimulus. Para pembuat kebijakan bank sentral pada tanggal 17-18 Desember pasca hasil pertemuan mereka di bulan Oktober menunjukkan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan mengurangi pembelian obligasi bulanan sebesar $85 miliar yang akan memulihan ekonomi seiring antisipasi mereka. Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data besok terkait penjualan rumah baru dan bank sentral akan mempublikasikan Beige Book, yang memberikan akun anekdot para pembuat kebijakan mengenai aktivitas bisnis dari Federal Reserve. Laporan mengenai GDP (gross domestic product) pada kuartal ketiga dan daftar gaji non pertanian bulan November juga akan dirilis pada pekan ini. (bgs) |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:27 AM
Labels:
News
10:37 AM
PMI China Bulan November Berkurang menjadi 56 vs 56.3 pada Oktober
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, December 3, 2013 | 10:37 AM
Reuters (03/12) – Pada hari Selasa ini
pihak National Bureau of Statistics (NBS) mengatakan bahwa index PMI
China untuk sektor non manufaktur berkurang perlahan menjadi level 56.0
dibulan November kemarin dari level 56.3 sebelumnya dibulan Oktober,
namun masih memberikan sinyal ketahanan dalam ekonomi kedua terbesar
dunia seiring dengan dorongan kedepan dengan reformasi secara
struktural.
Sebuah pembacaan hasil diatas 50 mengindikasikan akselerasi dalam aktifitas disektor tersebut, dengan stu angka dibawah 50 yang mengartikan penurunan. Index sektor jasa mengikuti index PMI dari pihak biro dihari Minggu yang memperlihatkan aktifitas pabrik di China yang bertahan dilevel 18 bulan tertingginya dibulan November, beserta survey dari pihak swasta dihari Senin kemarin yang juga menunjukkan ketahanan dalam sektor manufaktur. Sementara industri jasa China telah berkontribusi sebanyak 45% dari output domestik bruto ditahun 2012 dan telah mendahului sektor manufaktur sebagai pemberi kerja yang terbesar negara tersebut ditahun 2012, yang telah mempengaruhi penurunan global yang lebih baik dari sektor pabrik. Sedangkan sebuah survey terpisah dari sektor industri jasa oleh pihak Markit Economics and HSBC akan dirilis pada hari Rabu besok, dimana survey tersebut mencakup perusahaan swasta yang lebih kecil dari PMI resmi.(tito) http://www.reuters.com/article/2013/12/03/us-china-economy-pmi-idUSBRE9B201L20131203 |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:37 AM
Labels:
News
10:36 AM
WTI Oil Gains a Third Day as U.S. Crude Stockpiles Seen Falling
Bloomberg, (03/12) -- West Texas
Intermediate rose for a third day before a report tomorrow that’s
forecast to show crude stockpiles dropped for the first time in almost
three months in the U.S., the world’s biggest oil consumer.
Futures climbed as much as 0.5 percent
in New York after data yesterday showed U.S. manufacturing unexpectedly
advanced. Crude inventories shrank by 700,000 barrels during the seven
days ended Nov. 29, the first decline in 11 weeks, according to a
Bloomberg News survey before data from the Energy Information
Administration.
The global oil market is balanced, Saudi
Arabian Oil Minister Ali al-Naimi said before the Organization of
Petroleum Exporting Countries meets tomorrow to discuss its production
quota, which is forecast to remain unchanged.
WTI for January delivery gained as much
as 42 cents to $94.24 a barrel in electronic trading on the New York
Mercantile Exchange, and was at $94.13 at 1:41 p.m. Sydney time. The
contract rose $1.10, or 1.2 percent, to $93.82 yesterday, the highest
close since Nov. 25. The volume of all futures traded was about 37
percent below the 100-day average. Prices are up 2.5 percent this year.
Brent for January settlement decreased 2
cents to $111.43 a barrel on the London-based ICE Futures Europe
exchange. The European benchmark crude was at a premium of $17.30 to WTI
futures, from $17.63 yesterday.
|
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:36 AM
Labels:
News
10:35 AM
Dollar Dekati 6 Bulan Tertinggi Dengan Pertimbangan Pemangkasan ditengah Pemulihan AS
Bloomberg, (03/12) - Dollar di posisi
0,2 persen dari level terkuatnya terhadap yen dalam lebih dari enam
bulan karena investor menimbang apakah tanda-tanda penguatan ekonomi
akan cukup bagi Federal Reserve untuk mengurangi stimulus.
Index Bloomberg US Dollar ditutup
kemarin di level tertinggi dalam lebih dari dua bulan setelah laporan
menunjukkan manufaktur secara tak terduga dipercepat pada bulan November
laju tercepat sejak April 2011. Sebuah survei swasta besok mungkin
menunjukkan perusahaan di AS mendorong pekerjaan bulan lalu oleh
terbesar sejak Juni, sementara angka terpisah dapat menunjukkan ekspansi
lanjutan di bidang jasa. Dollar Australia diperdagangkan dekat lima
tahun terendah terhadap mitra Selandia Baru sebagai Reserve Bank yang
akan mengadakan pertemuan kebijakan hari ini.
'Sementara data AS terus mencetak lebih
baik, dollar akan didukung,' kata Yuki Sakasai, strategist valas dari
Barclays Plc. di New York. 'Ada pandangan di pasar bahwa The Fed akan
taper pada bulan Desember.
Dollar sedikit berubah pada 102,95 yen
pada pukul 08:43 pagi di Tokyo setelah menyentuh 103,13 kemarin,
tertinggi sejak 23 Mei. Ini diperdagangkan di posisi $ 1,3539 per euro
setelah naik 0,4 persen menjadi $ 1,3542 di New York. Mata uang bersama
Eropa membeli 139,38 yen dari posisi 139,40. Dollar Australia
diperdagangkan di NZ $ 1,1126 dari NZ $ 1,1123 kemarin, ketika jatuh ke
NZ $ 1,1105, terlemah sejak 2008.(yds)
|
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:35 AM
Labels:
News
9:20 AM
Bullish Emas Alami Kemunduran disertai Penurunan Harga, Komoditas
Bloomberg (03/12) – Dana lindung nilai
tumbuh lebih sedikit bullish pada komoditi emas untuk pekan keempat
berturut, rentang terpanjang sejak November 2012, seiring dengan
meningkatnya kecemasan bahwa the Fed akan mengurangi stimulus moneter
yang telah mengirim harga menuju empat bulan terendah.
Data dari U.S. Commodity Futures Trading Commission menunjukkan bahwa net-long position dalam komoditi emas jatuh 28% ke level 31,735 bagi kontrak berjangka serta opsi dipekan yang berakhir ditanggal 26 November, yang terendah sejak Juni, sedangkan untuk Short bets naik 20% ke level 74,964 yang tertinggi sejak Juli, sementara taruhan Net-bullish ke seluruh 18 komoditas yang diperdagangkan A.S telah gain 11% ke level 563,786 dengan kontrak kepemilikan kacang kedelai yang naik, selain itu taruhan pada penurunan untuk harga gandum telah mencapai sebuah rekor. Sementara itu emas sedang menuju pada penurunan tahunan pertamanya selama 13 tahun terakhir setelah reli ekuitas ke level tertingginya sejak 2008 serta gagalnya akselerasi dari inflasi, pihak otoritas the Fed memberikan sinyal ditanggal 20 November yang lalu bahwa market tenaga kerja akan cukup mengalami peningkatan guna menjamin penurunan pembelian obligasi bulanannya, sektor manufaktur A.S berakselerasi diluar dugaan pada bulan November kemarin berada dilaju tercepatnya selama lebih dari dua tahun terakhir, berdasarkan laporan dari pihak swasta yang diperlihatkan kemarin. Kontrak berjangka mencapai level harga $1,217.10 per ons setelah penutupan perdagangan reguler pada hari kemarin di New York, yang terendah sejak tanggal 8 Juli, sementara terdapat 18 analis yang disurvey Bloomberg memperkirakan penurunan bullion dipekan ini, dengan 9 analis yang mengatakan bullish dan 3 yang netral, logam kuning tersebut jatuh 5.5% dibulan November, penurunan terbesar sejak Juni ketika harga mencapai level 34 bulan terendahnya.(tito) |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:20 AM
Labels:
News
2:57 PM
Saham-saham China Drop Karena Rencana Kelanjutan IPO
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, December 2, 2013 | 2:57 PM
Bloomberg, (2/12) - Saham-saham China
jatuh, dengan indeks ukur dari perusahaan kecil jatuh oleh rekor
terendah setelah pemerintah mengatakan akan melanjutkan rencana
penawaran umum perdana (IPO) di bursa.
Indeks Shanghai Composite turun 0,9 persen pada pukul 03:07 sore di Tokyo, sedangkan Indeks ChiNext tenggelam sebanyak 8,1 persen. Regulator sekuritas China mengatakan bahwa 50 perusahaan akan siap untuk melakukan IPO pada akhir Januari seiring lembaga otoritas tersebut kini tengah mempersiapkan diri untuk mencabut larangan yang telah berlangsung lebih dari satu tahun terhadap pendaftaran saham baru di bursa. 'Rencana IPO menyeret saham turun,' kata Xu Shengjun, analis dari Jianghai Securities Co. 'Dengan bermunculannya saham baru yang akan harganya menjadi jauh lebih murah dan lebih menarik, maka akan konyol bila ingin membeli saham small-caps yang lebih mahal.' ChiNext, ukuran dari perusahaan yang terdaftar di bursa Shenzhen jatuh 6,9 persen, memangkas keuntungan tahun ini menjadi 78 persen. Indeks Shanghai Composite telah kehilangan 3,4 persen sejak awal 2013. Ada lebih dari 760 perusahaan mengantri untuk mendapat persetujuan dan akan memakan waktu sekitar satu tahun untuk menyelesaikan audit dari semua aplikasi pendaftaran tersebut, regulator bursa mengatakan pada 30 November lalu. (brc) |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 2:57 PM
Labels:
News