Powered by Blogger.
Latest Post
8:35 AM
Lagi Ngetren, Ini Plus Minus Masker Scuba Dibanding Masker Katun
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, May 6, 2020 | 8:35 AM
PT Kontak Perkasa - Masker scuba menjadi salah satu tren baru di tengah pandemi virus Corona COVID-19. Jenis masker kain yang satu ini memang cukup nyaman karena elastis mengikuti bentuk wajah dan murah meriah. Meski begitu, masker berbahan dasar scuba ini tak lepas dari kekurangan.
Desainer Vivi Zubedi mengatakan ada plus minus dari penggunaan masker yang berbahan dasar scuba dibandingkan dengan masker katun, yaitu bisa dilihat dari segi penyerapannya.
"Lebih kepada segi penyerapannya, mungkin kalau bahan katun kalau kita bersin dari dalam dan mengeluarkan cairan mudah untuk menyerapnya, dari segi antibakterinya dan sebagainya itu lebih direkomendasikan," ujar Vivi, Senin (4/5/2020).
Vivi yang juga pernah merancang busana berbahan scuba, memberikan contoh pemakaian ketika perempuan mengalami keputihan, celana dalam dari bahan katun lebih disarankan dokter dibanding dengan berbahan dasar scuba.
"Contoh orang yang keputihan pasti dokter melarang memakai celana dalam selain berbahan katun, karena memang bahan katun itu kebanyakan lebih cepat menyerap dan (dingin) jadi sirkulasi udara jalan," ujarnya.
"Tetapi untuk scuba ini keringatnya tidak menyerap, ketika menjadi pakaian dalam menjadi berpeluh banget, sehingga memakai masker scuba ini cairan tidak terlalu terserap daripada masker katun," tambahnya.
Ia menjelaskan, masker yang berbahan dasar dari kain scuba ini termasuk lambat untuk menyerap air dibandingkan dengan kain katun. Misalnya, bekas tumpahan air di atas kain katun akan langsung terlihat dan merasa basah, tetapi beda dengan scuba, air yang tumpah di bahan ini akan lebih dulu menggenang sebelum akhirnya menyerap.
Para pakar kesehatan mengakui, kemampuan filtrasi masker kain pada umumnya memang tidak sebagus masker medis. Demikian juga masker scuba. Namun selama tetap dibarengi dengan physical distancing dan sering mencuci tangan, maka masker apapun tetap bisa membantu mencegah virus Corona. - PT Kontak Perkasa
Desainer Vivi Zubedi mengatakan ada plus minus dari penggunaan masker yang berbahan dasar scuba dibandingkan dengan masker katun, yaitu bisa dilihat dari segi penyerapannya.
"Lebih kepada segi penyerapannya, mungkin kalau bahan katun kalau kita bersin dari dalam dan mengeluarkan cairan mudah untuk menyerapnya, dari segi antibakterinya dan sebagainya itu lebih direkomendasikan," ujar Vivi, Senin (4/5/2020).
Vivi yang juga pernah merancang busana berbahan scuba, memberikan contoh pemakaian ketika perempuan mengalami keputihan, celana dalam dari bahan katun lebih disarankan dokter dibanding dengan berbahan dasar scuba.
"Contoh orang yang keputihan pasti dokter melarang memakai celana dalam selain berbahan katun, karena memang bahan katun itu kebanyakan lebih cepat menyerap dan (dingin) jadi sirkulasi udara jalan," ujarnya.
"Tetapi untuk scuba ini keringatnya tidak menyerap, ketika menjadi pakaian dalam menjadi berpeluh banget, sehingga memakai masker scuba ini cairan tidak terlalu terserap daripada masker katun," tambahnya.
Ia menjelaskan, masker yang berbahan dasar dari kain scuba ini termasuk lambat untuk menyerap air dibandingkan dengan kain katun. Misalnya, bekas tumpahan air di atas kain katun akan langsung terlihat dan merasa basah, tetapi beda dengan scuba, air yang tumpah di bahan ini akan lebih dulu menggenang sebelum akhirnya menyerap.
Para pakar kesehatan mengakui, kemampuan filtrasi masker kain pada umumnya memang tidak sebagus masker medis. Demikian juga masker scuba. Namun selama tetap dibarengi dengan physical distancing dan sering mencuci tangan, maka masker apapun tetap bisa membantu mencegah virus Corona. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:35 AM
10:42 AM
Penyanyi Didi Kempot Meninggal Dunia
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, May 5, 2020 | 10:42 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Penyanyi campursari kenamaan, Didi Prasetyo atau beken dengan nama panggung Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5/2020) pagi ini. Didi meningal di RS Kasih Ibu Solo.
Hal tersebut dibenarkan Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, Divan Fernandez. Lord Didi, julukan para penggemar untuk penyanyi tersebut, meninggal pagi ini, pukul 07.45 WIB.
"Betul, meninggal pagi ini di RS Kasih Ibu. Sudah saya cek ke dokter jaga," ujar Divan kepada detikcom.
Menurutnya, Didi masuk rumah sakit baru pagi ini. Namun dia belum mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya Didi Kempot.
"Infonya pukul 07.30 WIB tadi baru masuk. Penyebabnya masih saya cek dulu," katanya.
Pelantun lagu-lagu campursari kenamaan tersebut meninggal pada usia 53 tahun. Tentang rencana pemakaman Didi Kempot masih belum diketahui. - PT Kontak Perkasa Futures
Hal tersebut dibenarkan Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, Divan Fernandez. Lord Didi, julukan para penggemar untuk penyanyi tersebut, meninggal pagi ini, pukul 07.45 WIB.
"Betul, meninggal pagi ini di RS Kasih Ibu. Sudah saya cek ke dokter jaga," ujar Divan kepada detikcom.
Menurutnya, Didi masuk rumah sakit baru pagi ini. Namun dia belum mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya Didi Kempot.
"Infonya pukul 07.30 WIB tadi baru masuk. Penyebabnya masih saya cek dulu," katanya.
Pelantun lagu-lagu campursari kenamaan tersebut meninggal pada usia 53 tahun. Tentang rencana pemakaman Didi Kempot masih belum diketahui. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:42 AM
10:03 AM
WNI Positif Corona di Luar Negeri Jadi 681, Terbaru di Rusia
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, May 4, 2020 | 10:03 AM
PT KP Press - Kasus warga negara Indonesia (WNI) positif virus Corona (COVID-19) di luar negeri bertambah menjadi 681 orang. Sebanyak 246 WNI dinyatakan sembuh dan 34 orang meninggal dunia.
Informasi mengenai penambahan kasus WNI positif Corona ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melalui akun Twitter resminya, @Kemlu_RI. Data ini dihimpun Kemlu per pukul 08.00 WIB pagi ini.
"Total WNI terkonfirmasi COVID-19 di luar negeri adalah 681: 246 sembuh, 34 meninggal, dan 401 dalam perawatan," kata Kemlu pada Senin (4/5/2020).
Data terbaru menyebutkan ada penambahan 5 kasus baru di Rusia. Kelima WNI tersebut berada dalam kondisi stabil.
Selain itu, terdapat penambahan 4 WNI sembuh dengan rincian 3 WNI di Inggris dan 1 WNI di Spanyol. Sementara WNI yang meninggal tetap berada di angka 34 orang.
Berikut ini rincian kasus WNI positif Corona di sejumlah negara:
1. Amerika Serikat: 51 WNI (11 sembuh, 28 stabil, 12 meninggal)
2. Arab Saudi: 75 WNI (8 sembuh, 61 stabil, 6 meninggal)
3. Australia: 2 WNI (stabil)
4. Belanda: 7 WNI (2 sembuh, 1 stabil, 4 meninggal)
5. Belgia: 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)
6. Brunei Darussalam: 5 WNI (4 sembuh, 1 stabil)
7. Ekuador: 1 WNI (sembuh)
8. Filipina: 1 WNI (stabil)
9. Finlandia: 1 WNI (sembuh)
10. India: 75 WNI (71 sembuh, 4 stabil)
11. Inggris: 14 WNI (11 sembuh, 1 stabil, 2 meninggal)
12. Irlandia: 1 WNI (sembuh)
13. Italia: 3 WNI (1 stabil)
14. Jepang : 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)
15. Jerman: 10 WNI (5 sembuh, 4 stabil, 1 meninggal)
16. Kamboja: 2 WNI (sembuh)
17. Kanada: 1 WNI (stabil)
18.Korea Selatan: 1 WNI (sembuh)
19. Kuwait: 6 WNI (stabil)
20. Malaysia: 108 WNI (18 sembuh, 88 stabil, 2 meninggal)
21. Oman: 1 WNI (sembuh)
22. Pakistan: 32 WNI (22 sembuh, 10 stabil)
23. UEA: 15 WNI (1 sembuh, 14 stabil)
24. Qatar: 7 WNI (5 sembuh, 2 stabil)
25. RRC (Makau): 3 WNI (stabil)
26. Rusia: 5 WNI (stabil)
27. Singapura: 51 WNI (28 sembuh, 21 stabil, 2 meninggal)
28. Spanyol: 13 WNI (11 sembuh, 2 stabil)
29. China Taipei: 3 WNI (2 sembuh, 1 stabil)
30. Thailand: 1 WNI (stabil)
31. Turki: 2 WNI (1 sembuh, 1 meninggal)
32. Vatikan: 8 WNI (5 sembuh, 3 stabil)
33. Kapal pesiar: 172 WNI (32 sembuh, 136 stabil, 4 meninggal)
Total sembuh: 246 (36%) - PT KP Press
Informasi mengenai penambahan kasus WNI positif Corona ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melalui akun Twitter resminya, @Kemlu_RI. Data ini dihimpun Kemlu per pukul 08.00 WIB pagi ini.
"Total WNI terkonfirmasi COVID-19 di luar negeri adalah 681: 246 sembuh, 34 meninggal, dan 401 dalam perawatan," kata Kemlu pada Senin (4/5/2020).
Data terbaru menyebutkan ada penambahan 5 kasus baru di Rusia. Kelima WNI tersebut berada dalam kondisi stabil.
Selain itu, terdapat penambahan 4 WNI sembuh dengan rincian 3 WNI di Inggris dan 1 WNI di Spanyol. Sementara WNI yang meninggal tetap berada di angka 34 orang.
Berikut ini rincian kasus WNI positif Corona di sejumlah negara:
1. Amerika Serikat: 51 WNI (11 sembuh, 28 stabil, 12 meninggal)
2. Arab Saudi: 75 WNI (8 sembuh, 61 stabil, 6 meninggal)
3. Australia: 2 WNI (stabil)
4. Belanda: 7 WNI (2 sembuh, 1 stabil, 4 meninggal)
5. Belgia: 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)
6. Brunei Darussalam: 5 WNI (4 sembuh, 1 stabil)
7. Ekuador: 1 WNI (sembuh)
8. Filipina: 1 WNI (stabil)
9. Finlandia: 1 WNI (sembuh)
10. India: 75 WNI (71 sembuh, 4 stabil)
11. Inggris: 14 WNI (11 sembuh, 1 stabil, 2 meninggal)
12. Irlandia: 1 WNI (sembuh)
13. Italia: 3 WNI (1 stabil)
14. Jepang : 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)
15. Jerman: 10 WNI (5 sembuh, 4 stabil, 1 meninggal)
16. Kamboja: 2 WNI (sembuh)
17. Kanada: 1 WNI (stabil)
18.Korea Selatan: 1 WNI (sembuh)
19. Kuwait: 6 WNI (stabil)
20. Malaysia: 108 WNI (18 sembuh, 88 stabil, 2 meninggal)
21. Oman: 1 WNI (sembuh)
22. Pakistan: 32 WNI (22 sembuh, 10 stabil)
23. UEA: 15 WNI (1 sembuh, 14 stabil)
24. Qatar: 7 WNI (5 sembuh, 2 stabil)
25. RRC (Makau): 3 WNI (stabil)
26. Rusia: 5 WNI (stabil)
27. Singapura: 51 WNI (28 sembuh, 21 stabil, 2 meninggal)
28. Spanyol: 13 WNI (11 sembuh, 2 stabil)
29. China Taipei: 3 WNI (2 sembuh, 1 stabil)
30. Thailand: 1 WNI (stabil)
31. Turki: 2 WNI (1 sembuh, 1 meninggal)
32. Vatikan: 8 WNI (5 sembuh, 3 stabil)
33. Kapal pesiar: 172 WNI (32 sembuh, 136 stabil, 4 meninggal)
Total sembuh: 246 (36%) - PT KP Press
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:03 AM
9:36 AM
Pencurian Senpi Dinas di Polda Babel Berbuntut Panjang
Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, April 30, 2020 | 9:36 AM
Kontak Perkasa Futures - Dua oknum anggota Direktorat Samapta Polda Bangka Belitung (Babel) berinisial MAF dan MA melakukan pencurian 7 pucuk senjata dinas. Senjata tersebut dijual kepada rekannya sesama polisi hingga akhirnya berbuntut panjang.
Perbuatan mereka terungkap saat polisi menyelidiki kasus peredaran senjata api (senpi) oleh seseorang asal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Berdasarkan informasi yang telah diakui kebenarannya oleh Maladi, kedua oknum tersebut berinisial MAF (41) dan MA (43). Kedua oknum ini berpangkat brigadir polisi.
"Ya, betul (dua oknum mencuri senjata api)," kata Kabid Humas Polda Babel AKBP Maladi saat dikonfirmasi, Selasa (28/4/2020).
Tindakan keduanya terbongkar pada Senin, 27 April 2020. Berdasarkan hasil penyelidikan, Tim Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Babel mengamankan dan menginterogasi kedua pelaku sekitar pukul 17.00 WIB.
Hasil interogasi terhadap Bripda MAF, dia mengakui telah mencuri dan menyimpan senpi tipe HS milik satuannya bersama Bripda MA. Senpi tersebut kemudian disimpan di rumah temannya yang berinisial Y di Kelurahan Kampung Keramat, Pangkalpinang, tanpa sepengetahuan pemilik rumah.
Aparat kemudian menggeledah tempat penyimpanan senpi tersebut dan menemukan 4 pucuk senpi lengkap dengan kotaknya. Keempat senpi tersebut sebelumnya diketahui hilang. Brigadir MAF cs menyembunyikan senpi tersebut secara terpisah, yaitu 2 pucuk di plafon luar rumah dan 2 pucuk di lorong rumah.
Sementara itu 3 pucuk senpi HS sisanya telah dijual oleh Bripda MA kepada sesama rekan polisi lainnya. Didapati pengakuan dari dua oknum tersebut 3 senpi sisanya dijual kepada anggota Satuan Samapta Polres Ogan Komering Ulu Selatan, yaitu Bripda BAS.
"Ya betul, sedang didalami," kata Maladi.
Dari informasi yang telah diakui kebenarannya oleh Maladi, penjualan 3 pucuk senpi itu dilakukan oleh oknum Bripda MA pada Februari 2020, dengan cara menawarkan kepada Bripda BAS melalui telepon. Bripda MA menjual 3 pucuk senpi itu senilai Rp 45 juta.
Kemudian Bripda MA sendiri yang mengantarkan 3 pucuk senpi itu ke Sumatera Selatan (Sumsel) dengan menggunakan travel. Setelah sampai, keesokan harinya terjadi transaksi di Jalan Desa Pulau Negara, Martapura, Ogan Komering Ulu Timur, Sumsel.
Setelah terjual, Bripda MAF dan Bripda MA membagi hasil kejahatan mereka masing-masing Rp 22,5 juta. Saat ini kedua oknum tersebut ditahan untuk dilakukan proses penyidikan.
Polda Babel pun sudah berkoordinasi dengan Polda Sumsel serta Polres Ogan Komering Ulu Selatan untuk mengamankan 3 pucuk senpi yang belum ditemukan. Dan para pelaku penadah senpi curian tersebut ditangkap oleh Polda Sumsel.
Oknum polisi yang menadah barang curian tersebut adalah anggota Polres Ogan Komering Ulu Selatan berinisial Bripda BAS dan Bripda S, serta anggota Polres Ogan Komering Ulu Timur berinisial Bripda A.
Kasus tersebut bermula saat, Bripda MAF dan Bripda MA berada di Kantin Barak Selan dan menemukan anak kunci di meja kantin pada awal Januari 2020 sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu kedua oknum ini mengetahui anak kunci tersebut adalah kunci gudang Logistik Direktorat Samapta yang berada di Asrama Polisi Selan, Pangkalpinang, Bangka.
Setelah mengikuti apel malam, pukul 21.00 WIB di hari yang sama, kedua oknum itu langsung mencocokkan kunci ke pintu gudang, dan kedua pelaku masuk gudang. Mereka sempat melihat-lihat sepatu, kemudian melihat senpi tipe HS.
Selanjutnya, kedua oknum ini mengambil 3 pucuk senpi lengkap dengan kotaknya. Kunci gudang malam itu langsung dikembalikan ke lemari anggota yang berjaga, yang masih mengikuti apel malam.
Setelah berhasil mencuri dan menjual 3 pucuk senpi kepada rekan sesama polisi di Sumatera Selatan (Sumsel), keduanya kembali beraksi sekitar awal Februari 2020. Modus pencurian kali kedua sama dengan yang pertama, yakni menunggu saat anggota lainnya sedang mengikuti apel malam.
Kedua oknum tersebut kembali melancarkan aksinya. Dalam aksi pencurian kedua kalinya ini, Bripda MAF dan Bripda MA mengambil 4 pucuk senpi dinas.
Sementara itu, Polres OKU Selatan juga sudah menangkap 2 anggotanya terkait jual-beli senjata api jenis HS asal Bangka Belitung. Keduanya beralasan membeli senjata jenis HS untuk jaga diri.
"Benar, kita telah amankan 2 anggota atas kasus itu (jual-beli senjata api HS)," terang Kapolres OKU Selatan AKBP Deni Agung ketika dimintai konfirmasi, Selasa (28/4).
Menurut Agung, kedua anggotanya merupakan satu leting dengan anggota yang menjual senjata jenis HS di Bangka Belitung. Senjata api itu didapat tanpa surat sah.
"Mereka ini baru berdinas selama 1 tahun. Pangkat masih bripda belum boleh punya senjata, dan mereka beli sendiri senjata itu dari letingnya asal Babel," kata Deni.
Keduanya, kata Deni, sama-sama berasal dari Ogan Komering Ulu Timur. Keduanya dinas di Babel dan sering pulang ke OKU Timur.
"Alasannya untuk jaga diri karena sering pulang malam. Tidak pernah dibawa ke kantor karena mereka tahu itu salah dan mereka mengakui itu," katanya.
Tak hanya itu, secara terpisah polisi Polres Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, juga mengamankan Bripda AR terkait jual beli senjata api hasil curian jenis HS yang dilakukan dua oknum polisi Polda Bangka Belitung (Babel). AR kini diamankan dan diperiksa di Polda Sumsel.
"Iya ada kita amankan satu anggota. Tapi sudah diserahkan ke Polda Sumsel untuk proses hukumnya," ujar Kapolres OKU Timur, AKBP Erlin Tangjaya, Rabu (29/4).
Dikatakan Erlin, anak buahnya itu membeli senjata jenis HS tanpa surat dari rekannya, Bripda BA. BA adalah rekan satu letingnya yang berdinas di Polres OKU Selatan.
Senjata disebut dibeli seharga Rp 18 juta. Akibat perbuatannya, Bripda AR kini harus berurusan dengan hukum di Bid Propam Polda Sumsel.
"Ada senjata api jenis HS kami amankan. Diduga hasil kejahatan," tutup Erlin. - Kontak Perkasa Futures
Perbuatan mereka terungkap saat polisi menyelidiki kasus peredaran senjata api (senpi) oleh seseorang asal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Berdasarkan informasi yang telah diakui kebenarannya oleh Maladi, kedua oknum tersebut berinisial MAF (41) dan MA (43). Kedua oknum ini berpangkat brigadir polisi.
"Ya, betul (dua oknum mencuri senjata api)," kata Kabid Humas Polda Babel AKBP Maladi saat dikonfirmasi, Selasa (28/4/2020).
Tindakan keduanya terbongkar pada Senin, 27 April 2020. Berdasarkan hasil penyelidikan, Tim Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Babel mengamankan dan menginterogasi kedua pelaku sekitar pukul 17.00 WIB.
Hasil interogasi terhadap Bripda MAF, dia mengakui telah mencuri dan menyimpan senpi tipe HS milik satuannya bersama Bripda MA. Senpi tersebut kemudian disimpan di rumah temannya yang berinisial Y di Kelurahan Kampung Keramat, Pangkalpinang, tanpa sepengetahuan pemilik rumah.
Aparat kemudian menggeledah tempat penyimpanan senpi tersebut dan menemukan 4 pucuk senpi lengkap dengan kotaknya. Keempat senpi tersebut sebelumnya diketahui hilang. Brigadir MAF cs menyembunyikan senpi tersebut secara terpisah, yaitu 2 pucuk di plafon luar rumah dan 2 pucuk di lorong rumah.
Sementara itu 3 pucuk senpi HS sisanya telah dijual oleh Bripda MA kepada sesama rekan polisi lainnya. Didapati pengakuan dari dua oknum tersebut 3 senpi sisanya dijual kepada anggota Satuan Samapta Polres Ogan Komering Ulu Selatan, yaitu Bripda BAS.
"Ya betul, sedang didalami," kata Maladi.
Dari informasi yang telah diakui kebenarannya oleh Maladi, penjualan 3 pucuk senpi itu dilakukan oleh oknum Bripda MA pada Februari 2020, dengan cara menawarkan kepada Bripda BAS melalui telepon. Bripda MA menjual 3 pucuk senpi itu senilai Rp 45 juta.
Kemudian Bripda MA sendiri yang mengantarkan 3 pucuk senpi itu ke Sumatera Selatan (Sumsel) dengan menggunakan travel. Setelah sampai, keesokan harinya terjadi transaksi di Jalan Desa Pulau Negara, Martapura, Ogan Komering Ulu Timur, Sumsel.
Setelah terjual, Bripda MAF dan Bripda MA membagi hasil kejahatan mereka masing-masing Rp 22,5 juta. Saat ini kedua oknum tersebut ditahan untuk dilakukan proses penyidikan.
Polda Babel pun sudah berkoordinasi dengan Polda Sumsel serta Polres Ogan Komering Ulu Selatan untuk mengamankan 3 pucuk senpi yang belum ditemukan. Dan para pelaku penadah senpi curian tersebut ditangkap oleh Polda Sumsel.
Oknum polisi yang menadah barang curian tersebut adalah anggota Polres Ogan Komering Ulu Selatan berinisial Bripda BAS dan Bripda S, serta anggota Polres Ogan Komering Ulu Timur berinisial Bripda A.
Kasus tersebut bermula saat, Bripda MAF dan Bripda MA berada di Kantin Barak Selan dan menemukan anak kunci di meja kantin pada awal Januari 2020 sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu kedua oknum ini mengetahui anak kunci tersebut adalah kunci gudang Logistik Direktorat Samapta yang berada di Asrama Polisi Selan, Pangkalpinang, Bangka.
Setelah mengikuti apel malam, pukul 21.00 WIB di hari yang sama, kedua oknum itu langsung mencocokkan kunci ke pintu gudang, dan kedua pelaku masuk gudang. Mereka sempat melihat-lihat sepatu, kemudian melihat senpi tipe HS.
Selanjutnya, kedua oknum ini mengambil 3 pucuk senpi lengkap dengan kotaknya. Kunci gudang malam itu langsung dikembalikan ke lemari anggota yang berjaga, yang masih mengikuti apel malam.
Setelah berhasil mencuri dan menjual 3 pucuk senpi kepada rekan sesama polisi di Sumatera Selatan (Sumsel), keduanya kembali beraksi sekitar awal Februari 2020. Modus pencurian kali kedua sama dengan yang pertama, yakni menunggu saat anggota lainnya sedang mengikuti apel malam.
Kedua oknum tersebut kembali melancarkan aksinya. Dalam aksi pencurian kedua kalinya ini, Bripda MAF dan Bripda MA mengambil 4 pucuk senpi dinas.
Sementara itu, Polres OKU Selatan juga sudah menangkap 2 anggotanya terkait jual-beli senjata api jenis HS asal Bangka Belitung. Keduanya beralasan membeli senjata jenis HS untuk jaga diri.
"Benar, kita telah amankan 2 anggota atas kasus itu (jual-beli senjata api HS)," terang Kapolres OKU Selatan AKBP Deni Agung ketika dimintai konfirmasi, Selasa (28/4).
Menurut Agung, kedua anggotanya merupakan satu leting dengan anggota yang menjual senjata jenis HS di Bangka Belitung. Senjata api itu didapat tanpa surat sah.
"Mereka ini baru berdinas selama 1 tahun. Pangkat masih bripda belum boleh punya senjata, dan mereka beli sendiri senjata itu dari letingnya asal Babel," kata Deni.
Keduanya, kata Deni, sama-sama berasal dari Ogan Komering Ulu Timur. Keduanya dinas di Babel dan sering pulang ke OKU Timur.
"Alasannya untuk jaga diri karena sering pulang malam. Tidak pernah dibawa ke kantor karena mereka tahu itu salah dan mereka mengakui itu," katanya.
Tak hanya itu, secara terpisah polisi Polres Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, juga mengamankan Bripda AR terkait jual beli senjata api hasil curian jenis HS yang dilakukan dua oknum polisi Polda Bangka Belitung (Babel). AR kini diamankan dan diperiksa di Polda Sumsel.
"Iya ada kita amankan satu anggota. Tapi sudah diserahkan ke Polda Sumsel untuk proses hukumnya," ujar Kapolres OKU Timur, AKBP Erlin Tangjaya, Rabu (29/4).
Dikatakan Erlin, anak buahnya itu membeli senjata jenis HS tanpa surat dari rekannya, Bripda BA. BA adalah rekan satu letingnya yang berdinas di Polres OKU Selatan.
Senjata disebut dibeli seharga Rp 18 juta. Akibat perbuatannya, Bripda AR kini harus berurusan dengan hukum di Bid Propam Polda Sumsel.
"Ada senjata api jenis HS kami amankan. Diduga hasil kejahatan," tutup Erlin. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:36 AM
9:23 AM
Pemerintah Uji Coba Terapi Plasma Darah untuk Lawan Corona, Ini Kata IDI
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, April 29, 2020 | 9:23 AM
PT Kontak Perkasa - Pemerintah masih melakukan uji klinis terhadap metode terapi plasma darah untuk melawan virus Corona (COVID-19). Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan terapi plasma ini juga baru bisa diterapkan dalam beberapa minggu ke depan.
"Terapi plasma darah ini masih jauh dari standar pengobatan, masih uji klinis. Kita perlu menunggu 3-4 minggu," kata Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan COVID-19 IDI Zubairi Djoerban, saat dihubungi, Selasa (28/4/2020).
Zubairi memastikan sejauh ini belum ada obat yang betul betul ampuh menangani Corona. Namun menurutnya pemerintah tetap mengupayakan menguji berbagai hal termasuk terapi plasma darah.
"COVID ini tidak ada obat apapun yang terbukti, dalam hal COVID tidak ada anti virus yang bisa membunuh virusnya, karena itu orang coba coba, prinsipnya adalah memang simptomatik, paracetamol, infus dan menjaga supaya komorbid terkontrol sehingga gagal organ tercegah," ucap Zubairi.
"Karena itu, orang memikir macam-macam, buat vaksin, terapi plasma, memikirkan obat virus yang lain," sambungnya.
Zubairi menjelaskan terapi plasma darah ini seperti mengirimkan antibodi milik pasien yang sudah sepenuhnya sembuh dari Corona kepada pasien yang masih sakit. Berdasarkan penelitian, beberapa negara telah berhasil menyembuhkan menggunakan metode ini.
"Orang yang abis kena COVID-19 itu ternyata, tidak semua, sebagian punya antibodi yang kuat setelah sembuh, nah prinsipnya antibodi ini ditransfer yang diberi ke orang yang sakit," paparnya.
Meski demikian, Zubairi menyebut ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi seperti screening pada pendonor plasma darah. Kemudian, pendonor plasma darah juga harus benar-benar terbebas dari COVID-19.
"Harus diuji screening (penyakit lain) hepatitis a, hepatitis b, malaria, HIV dan lain-lain, screeningnya harus sama. Kedua adalah safety, calon donor harus bener-bener sembuh, harus bener-bener diperiksa dua kali, negatif dengan PCR, syarat paling penting harus aman aman aman, kemudian kita harapkan efektif," ungkap Zubairi.
Sebelumnya, Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menyebut terapi plasma darah ini masih pada proses uji klinis. Yuri belum mau membeberkan terkait hasil dari plasma darah tersebut selama 2 minggu uji klinis.
"Masih uji klinis, belum bisa saya sampaikan terkait kriterianya, hasilnya juga belum bisa dilihat karena masih uji klinis," imbuhnya. - PT Kontak Perkasa
"Terapi plasma darah ini masih jauh dari standar pengobatan, masih uji klinis. Kita perlu menunggu 3-4 minggu," kata Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan COVID-19 IDI Zubairi Djoerban, saat dihubungi, Selasa (28/4/2020).
Zubairi memastikan sejauh ini belum ada obat yang betul betul ampuh menangani Corona. Namun menurutnya pemerintah tetap mengupayakan menguji berbagai hal termasuk terapi plasma darah.
"COVID ini tidak ada obat apapun yang terbukti, dalam hal COVID tidak ada anti virus yang bisa membunuh virusnya, karena itu orang coba coba, prinsipnya adalah memang simptomatik, paracetamol, infus dan menjaga supaya komorbid terkontrol sehingga gagal organ tercegah," ucap Zubairi.
"Karena itu, orang memikir macam-macam, buat vaksin, terapi plasma, memikirkan obat virus yang lain," sambungnya.
Zubairi menjelaskan terapi plasma darah ini seperti mengirimkan antibodi milik pasien yang sudah sepenuhnya sembuh dari Corona kepada pasien yang masih sakit. Berdasarkan penelitian, beberapa negara telah berhasil menyembuhkan menggunakan metode ini.
"Orang yang abis kena COVID-19 itu ternyata, tidak semua, sebagian punya antibodi yang kuat setelah sembuh, nah prinsipnya antibodi ini ditransfer yang diberi ke orang yang sakit," paparnya.
Meski demikian, Zubairi menyebut ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi seperti screening pada pendonor plasma darah. Kemudian, pendonor plasma darah juga harus benar-benar terbebas dari COVID-19.
"Harus diuji screening (penyakit lain) hepatitis a, hepatitis b, malaria, HIV dan lain-lain, screeningnya harus sama. Kedua adalah safety, calon donor harus bener-bener sembuh, harus bener-bener diperiksa dua kali, negatif dengan PCR, syarat paling penting harus aman aman aman, kemudian kita harapkan efektif," ungkap Zubairi.
Sebelumnya, Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menyebut terapi plasma darah ini masih pada proses uji klinis. Yuri belum mau membeberkan terkait hasil dari plasma darah tersebut selama 2 minggu uji klinis.
"Masih uji klinis, belum bisa saya sampaikan terkait kriterianya, hasilnya juga belum bisa dilihat karena masih uji klinis," imbuhnya. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:23 AM
8:34 AM
Curhat Bos Bank Mandiri Dilarang Dapat THR oleh Erick Thohir
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, April 28, 2020 | 8:34 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah mengeluarkan surat nomor S-255/MBU/04/2020 terkait larangan pemberian tunjangan hari raya (THR) untuk direksi, komisaris dan pengawas BUMN.
Surat ini menyebut tidak cairnya THR untuk para bos BUMN karena untuk menjaga kondisi keuangan di tengah pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Nantinya, uang THR yang tidak cair akan digunakan untuk kegiatan atau donasi kemanusiaan terkait penanggulangan COVID-19.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia, PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar mengungkapkan aturan tersebut dinilai tepat untuk kondisi pandemi saat ini.
"Ya aturan itu memang sudah selayaknya ya. Apalagi tahun ini kita (direksi dan komisaris) tidak keluar rumah juga. Menurut saya sudah pas pak Menteri mengeluarkan itu," kata Royke saat berbincang, Senin (27/4/2020).
Dia mengatakan, ia juga telah menyampaikan kepada jajaran direksi dan jajaran komisaris terkait kebijakan ini.
"Direksi dan komisaris juga dengan senang hati menyikapi kebijakan tersebut. Apalagi dengan adanya COVID-19 ya saling berbagi juga," imbuh dia.
Menurut Royke, dengan kebijakan tersebut diharapkan proses penanganan COVID-19 di Indonesia bisa lebih cepat selesai dan roda perekonomian bisa kembali bergerak.
Royke menyebut, saat ini pegawai Bank Mandiri juga telah membuat gerakan Mandirian Cinta Indonesia yakni sebuah gerakan untuk membantu orang yang terdampak COVID-19.
"Mandirian Cinta Indonesia itu begini, bulan lalu saya bilang ke teman-teman pegawai. Kita bersyukur masih terima gaji, dan saya imbau kepada Mandirian (sebutan pegawai Bank Mandiri) untuk sukarela menyisihkan gaji mereka. Karena sebagai pegawai BUMN juga harus peka terhadap lingkungan. Karena banyak akibat Corona ini pekerjaan hilang dan usaha langsung jatuh," imbuh dia.
Dia mengatakan dari gerakan tersebut terkumpul donasi hingga Rp 1,5 miliar yang disalurkan ke tukang parkir, pengemudi kendaraan umum termasuk Angkutan kota, taksi, ojek/taksi online, pedagang kaki lima, tenaga harian lepas, pemulung dan pengangkut sampah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan prioritas di fokuskan di Jakarta karena menjadi pusat penyebaran.
Gerakan ini menurut Royke adalah kepedulian pegawai Bank Mandiri untuk membantu pemerintah dan masyarakat agar tetap di rumah untuk meminimalisir penyebaran Corona. Para pegawai diminta menyisihkan gaji bulanannya selama 3 bulan. Bantuan yang disalurkan sebesar Rp 750.000 per orang yang diberikan melalui aplikasi LinkAja. - PT Kontak Perkasa Futures
Surat ini menyebut tidak cairnya THR untuk para bos BUMN karena untuk menjaga kondisi keuangan di tengah pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Nantinya, uang THR yang tidak cair akan digunakan untuk kegiatan atau donasi kemanusiaan terkait penanggulangan COVID-19.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia, PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar mengungkapkan aturan tersebut dinilai tepat untuk kondisi pandemi saat ini.
"Ya aturan itu memang sudah selayaknya ya. Apalagi tahun ini kita (direksi dan komisaris) tidak keluar rumah juga. Menurut saya sudah pas pak Menteri mengeluarkan itu," kata Royke saat berbincang, Senin (27/4/2020).
Dia mengatakan, ia juga telah menyampaikan kepada jajaran direksi dan jajaran komisaris terkait kebijakan ini.
"Direksi dan komisaris juga dengan senang hati menyikapi kebijakan tersebut. Apalagi dengan adanya COVID-19 ya saling berbagi juga," imbuh dia.
Menurut Royke, dengan kebijakan tersebut diharapkan proses penanganan COVID-19 di Indonesia bisa lebih cepat selesai dan roda perekonomian bisa kembali bergerak.
Royke menyebut, saat ini pegawai Bank Mandiri juga telah membuat gerakan Mandirian Cinta Indonesia yakni sebuah gerakan untuk membantu orang yang terdampak COVID-19.
"Mandirian Cinta Indonesia itu begini, bulan lalu saya bilang ke teman-teman pegawai. Kita bersyukur masih terima gaji, dan saya imbau kepada Mandirian (sebutan pegawai Bank Mandiri) untuk sukarela menyisihkan gaji mereka. Karena sebagai pegawai BUMN juga harus peka terhadap lingkungan. Karena banyak akibat Corona ini pekerjaan hilang dan usaha langsung jatuh," imbuh dia.
Dia mengatakan dari gerakan tersebut terkumpul donasi hingga Rp 1,5 miliar yang disalurkan ke tukang parkir, pengemudi kendaraan umum termasuk Angkutan kota, taksi, ojek/taksi online, pedagang kaki lima, tenaga harian lepas, pemulung dan pengangkut sampah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan prioritas di fokuskan di Jakarta karena menjadi pusat penyebaran.
Gerakan ini menurut Royke adalah kepedulian pegawai Bank Mandiri untuk membantu pemerintah dan masyarakat agar tetap di rumah untuk meminimalisir penyebaran Corona. Para pegawai diminta menyisihkan gaji bulanannya selama 3 bulan. Bantuan yang disalurkan sebesar Rp 750.000 per orang yang diberikan melalui aplikasi LinkAja. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:34 AM
10:26 AM
Kisah Ustazah Ngapak Berdakwah dari Kampung hingga Hongkong
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, April 27, 2020 | 10:26 AM
PT KP Press - Setiap pulang sekolah Mumpuni Handayayekti harus berkeliling kampung menjajakan es lilin. Perasaan iri kadang menyelinap di saat melihat teman-teman seusianya asyik bermain. Tapi hal itu langsung pupus begitu kembali ke rumah. Kondisi rumah yang nyaris ambruk membuatnya sadar. Membantu kedua orang tuanya mencari nafkah adalah keniscayaan.
"Saya harus dewasa pada saat masih kecil. Orang tua mendidik bekerja untuk masa depan saya," tutur Mumpuni saat ditemui tim Blak-blakan usai memberi pengajian di sebuah desa di Banjarnegara, Jawa Tengah, 4 Maret lalu.
Kesehariannya berjualan es membuat perempuan kelahiran Cilacap, 27 September 1995 itu berani berinteraksi dengan siapa saja. Dia juga suka mematut diri di cermin sambil berkata-kata layaknya seorang penceramah.
Melihat bakat dan potensi itu, ayahnya mulai mengarahkan dan melatih Mumpuni berbicara dengan lebih berisi. Sang ayah membantu menentukan tema, mencarikan dalil-dalil terkait, dan menyusun narasi bahan ceramah.
Ayahnya pula yang mengantarkan Mumpuni ke KH Marzuki, kiai sepuh di Banyumas. Sang ayah pula yang mengenalkannya ke sosok 'Kiai Sejuta Umat', Zainudin MZ. "Jadi, sejak kelas tiga SD saya sudah disebut dai cilik di kampung-kampung," kata Mumpuni yang pada 2017 menjuarai lomba Aksi Asia di Indosiar.
Sejak itu popularitas Mumpuni kian menjulang. Jika di masa kecil ia nyaris tak pernah bermain, kini sebagai ustazah dia tak cuma berkeliling wilayah Nusantara. Sejumlah kota mancanegara seperti Hong Kong dan Taiwan pernah dijejakinya.
Toh begitu Mumpuni tetap dengan gayanya yang khas. Berbahasa Jawa ngapak yang biasa digunakan masyarakat di wilayah Karesidenan Banyumas seperti Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. Dia juga tak aji mumpung dan mengeksploitasi diri untuk tampil di televisi. Acara pernikahan, sunatan, maulidan adalah panggungnya dari kampung ke kampung.
Mumpuni digemari karena biasa menyelipkan jokes-jokes ringan. Juga mengubah bait-bait syair lagu hits milik Didi Kempot menjadi pesan-pesan penuh dakwah. Warga penikmat ceramahnyalah yang kemudian memviralkannya lewat media sosial.
Belasan tahun menjadi penceramah, Mumpuni tak pernah tahu jumlah honor yang diterimanya. Semua ia serahkan kepada kedua orangtuanya. Dia pribadi punya sederet mimpi, seperti mengasuh para santri hingga mendapatkan calon suami. - PT KP Press
"Saya harus dewasa pada saat masih kecil. Orang tua mendidik bekerja untuk masa depan saya," tutur Mumpuni saat ditemui tim Blak-blakan usai memberi pengajian di sebuah desa di Banjarnegara, Jawa Tengah, 4 Maret lalu.
Kesehariannya berjualan es membuat perempuan kelahiran Cilacap, 27 September 1995 itu berani berinteraksi dengan siapa saja. Dia juga suka mematut diri di cermin sambil berkata-kata layaknya seorang penceramah.
Melihat bakat dan potensi itu, ayahnya mulai mengarahkan dan melatih Mumpuni berbicara dengan lebih berisi. Sang ayah membantu menentukan tema, mencarikan dalil-dalil terkait, dan menyusun narasi bahan ceramah.
Ayahnya pula yang mengantarkan Mumpuni ke KH Marzuki, kiai sepuh di Banyumas. Sang ayah pula yang mengenalkannya ke sosok 'Kiai Sejuta Umat', Zainudin MZ. "Jadi, sejak kelas tiga SD saya sudah disebut dai cilik di kampung-kampung," kata Mumpuni yang pada 2017 menjuarai lomba Aksi Asia di Indosiar.
Sejak itu popularitas Mumpuni kian menjulang. Jika di masa kecil ia nyaris tak pernah bermain, kini sebagai ustazah dia tak cuma berkeliling wilayah Nusantara. Sejumlah kota mancanegara seperti Hong Kong dan Taiwan pernah dijejakinya.
Toh begitu Mumpuni tetap dengan gayanya yang khas. Berbahasa Jawa ngapak yang biasa digunakan masyarakat di wilayah Karesidenan Banyumas seperti Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. Dia juga tak aji mumpung dan mengeksploitasi diri untuk tampil di televisi. Acara pernikahan, sunatan, maulidan adalah panggungnya dari kampung ke kampung.
Mumpuni digemari karena biasa menyelipkan jokes-jokes ringan. Juga mengubah bait-bait syair lagu hits milik Didi Kempot menjadi pesan-pesan penuh dakwah. Warga penikmat ceramahnyalah yang kemudian memviralkannya lewat media sosial.
Belasan tahun menjadi penceramah, Mumpuni tak pernah tahu jumlah honor yang diterimanya. Semua ia serahkan kepada kedua orangtuanya. Dia pribadi punya sederet mimpi, seperti mengasuh para santri hingga mendapatkan calon suami. - PT KP Press
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:26 AM