PT Kontak Perkasa Futures - Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta memprediksi rupiah pekan ini bergerak cenderung konsolidasi. Nafan memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 14.760 - Rp 15.100 per dolar Amerika Serikat.
"Lebih cenderung konsolidasi. Untuk data makroekonomi domestik yang perlu dicermati oleh para pelaku pasar adalah data GDP (Produk Domestik Bruto), indeks keyakinan konsumen, indeks keyakinan bisnis, penjualan ritel, cadangan devisa, penjualan motor, dan current account," kata Nafan saat dihubungi, Ahad, 4 November 2018.
Sedangkan, kata Nafan, untuk data makroekonomi eksternal yang sangat penting dan perlu dicermati adalah hasil perilisan US nonfarm payroll, pemilu legislatif AS, Inflasi Cina, neraca perdagangan Cina, dan GDP Inggris.
"Serta penetapan suku bunga AS oleh The Fed sebesar 2,25 persen," kata Nafan.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan rupiah pekan depan diproyeksi bergerak di kisaran Rp 14.920 - Rp 15.150.
Baca Juga:
"Salah satu faktor yg mempengaruhi adalah sentimen perang dagang bisa berbalik memanas setelah Larry Kudlow, National Economic Council menolak pernyataan Trump bahwa saat ini AS tengah menyiapkan draft trade deal dengan Cina," kata Bhima.
Rilis data tenaga kerja AS, kata Bhima, cukup menguatkan sentimen kenaikan Fed rate akhir tahun ini. Menurut dia, nonfarm payroll meningkat 250 ribu orang pada bulan Oktober dan upah rata-rata naik 0,2 persen.
Senior Technical Portfolio Advisor PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.700 - 15.250 per dolar AS.
"Faktor yang mempengaruhi terakhir rencana perjanjian AS-Cina, sedsngkan dari dalam negeri kemungkinan jika ada perbaikan di neraca perdagangan atau CAD," kata Alfatih, Ahad, 4 November 2018.
Sementara ini, kata Alfatih neraca perdagangan dalam jangka panjang masih beban, karena jika dilihat bertumbuh justru barang modal masih banyak impor.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali menguat Jumat. Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 15.089 pada 2 November 2018.
Angka tersebut menunjukkan penguatan 106 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 15.195 pada 1 Oktober 2018. Sedangkan pada 2 November 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 15.164 dan kurs beli Rp 15.014
Angka Rp 15 ribu per dolar AS pertama kali terjadi pada 3 Oktober 2018. Hingga saat ini kurs rupiah masih menyentuh Rp 15 ribu per dolar AS di Jisdor. Sedangkan pada pergerakan di pasar RTI, Jumat, 2 November, rupiah sempat kembali menyentuh Rp 14.981 per dolar AS. - PT Kontak Perkasa Futures
Sedangkan, kata Nafan, untuk data makroekonomi eksternal yang sangat penting dan perlu dicermati adalah hasil perilisan US nonfarm payroll, pemilu legislatif AS, Inflasi Cina, neraca perdagangan Cina, dan GDP Inggris.
"Serta penetapan suku bunga AS oleh The Fed sebesar 2,25 persen," kata Nafan.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan rupiah pekan depan diproyeksi bergerak di kisaran Rp 14.920 - Rp 15.150.
Baca Juga:
Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 |
Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas |
Bisnis Investasi Masih Menarik Tahun 2018 |
"Salah satu faktor yg mempengaruhi adalah sentimen perang dagang bisa berbalik memanas setelah Larry Kudlow, National Economic Council menolak pernyataan Trump bahwa saat ini AS tengah menyiapkan draft trade deal dengan Cina," kata Bhima.
Rilis data tenaga kerja AS, kata Bhima, cukup menguatkan sentimen kenaikan Fed rate akhir tahun ini. Menurut dia, nonfarm payroll meningkat 250 ribu orang pada bulan Oktober dan upah rata-rata naik 0,2 persen.
Senior Technical Portfolio Advisor PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.700 - 15.250 per dolar AS.
"Faktor yang mempengaruhi terakhir rencana perjanjian AS-Cina, sedsngkan dari dalam negeri kemungkinan jika ada perbaikan di neraca perdagangan atau CAD," kata Alfatih, Ahad, 4 November 2018.
Sementara ini, kata Alfatih neraca perdagangan dalam jangka panjang masih beban, karena jika dilihat bertumbuh justru barang modal masih banyak impor.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali menguat Jumat. Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 15.089 pada 2 November 2018.
Angka tersebut menunjukkan penguatan 106 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 15.195 pada 1 Oktober 2018. Sedangkan pada 2 November 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 15.164 dan kurs beli Rp 15.014
Angka Rp 15 ribu per dolar AS pertama kali terjadi pada 3 Oktober 2018. Hingga saat ini kurs rupiah masih menyentuh Rp 15 ribu per dolar AS di Jisdor. Sedangkan pada pergerakan di pasar RTI, Jumat, 2 November, rupiah sempat kembali menyentuh Rp 14.981 per dolar AS. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : tempo.co
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 3:14 PM
Post a Comment