Kontak Perkasa Futures - Turun mesin atau overhaul jadi hal yang tidak diinginkan setiap pemilik mobil. Sebab proses ini bakal memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. Sesuai rekomendasi, turun mesin disarankan setiap interval 150.000 km. Tapi karena suatu hal, bukan tidak mungkin turun mesin dilakukan lebih cepat dari patokan tersebut.
Melansir dari laman Suzuki Indonesia, ada beberapa gejala atau tanda yang dapat diperhatikan pemilik mobil untuk mempertimbangkan proses turun mesin. Apa saja?
Pertama adalah ketika knalpot mengeluarkan asap Putih. Ketika knalpot mobil Anda mengalami hal itu, tandanya ada oli yang masuk ke ruang bakar. Masuknya oli ke ruang bakar mesin umumnya disebabkan ring piston yang aus atau baret pada boring piston.
Selanjutnya adalah gejala mesin pincang akibat busi berkerak. Tandanya suara mesin aneh, brebet ketika berakselerasi, dan penurunan rpm di putaran mesin tinggi. Salah satu penyebab mesin pincang adalah busi yang tidak lagi bekerja maksimal atau mengalami penurunan percikan api. Hal ini bisa disebabkan karena kerak yang menumpuk akibat oli yang naik hingga ke busi.
Tanda ketiga adalah oli mesin yang berkurang drastis. Mesin yang sudah 'memakan' oli bisa kita lihat dari volume oli yang berada di mesin. Anda bisa menggunakan dipstick untuk melihat level oli, apakah sudah melewati ambang batas minimal atau belum. Oli mesin yang berkurang drastis biasanya disebabkan karena oli masuk ke ruang bakar.
Gejala keempat adalah suhu mesin sering panas. Tidak hanya kerusakan pada sistem pendinginan, suhu mesin yang kerap berada di batas overheat juga bisa menandakan adanya kebocoran kompresi.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh paking kepala silinder yang sudah getas. Ini menyebabkan air radiator terus berkurang karena masuk ke ruang bakar dan akhirnya membuat suhu mesin menjadi lebih panas bahkan bisa berisiko besar mengalami overheat. - Kontak Perkasa Futures
Melansir dari laman Suzuki Indonesia, ada beberapa gejala atau tanda yang dapat diperhatikan pemilik mobil untuk mempertimbangkan proses turun mesin. Apa saja?
Pertama adalah ketika knalpot mengeluarkan asap Putih. Ketika knalpot mobil Anda mengalami hal itu, tandanya ada oli yang masuk ke ruang bakar. Masuknya oli ke ruang bakar mesin umumnya disebabkan ring piston yang aus atau baret pada boring piston.
Selanjutnya adalah gejala mesin pincang akibat busi berkerak. Tandanya suara mesin aneh, brebet ketika berakselerasi, dan penurunan rpm di putaran mesin tinggi. Salah satu penyebab mesin pincang adalah busi yang tidak lagi bekerja maksimal atau mengalami penurunan percikan api. Hal ini bisa disebabkan karena kerak yang menumpuk akibat oli yang naik hingga ke busi.
Tanda ketiga adalah oli mesin yang berkurang drastis. Mesin yang sudah 'memakan' oli bisa kita lihat dari volume oli yang berada di mesin. Anda bisa menggunakan dipstick untuk melihat level oli, apakah sudah melewati ambang batas minimal atau belum. Oli mesin yang berkurang drastis biasanya disebabkan karena oli masuk ke ruang bakar.
Gejala keempat adalah suhu mesin sering panas. Tidak hanya kerusakan pada sistem pendinginan, suhu mesin yang kerap berada di batas overheat juga bisa menandakan adanya kebocoran kompresi.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh paking kepala silinder yang sudah getas. Ini menyebabkan air radiator terus berkurang karena masuk ke ruang bakar dan akhirnya membuat suhu mesin menjadi lebih panas bahkan bisa berisiko besar mengalami overheat. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 4:12 PM
Post a Comment