Disoal Pernah Golput di Pilkada, Gibran Bicara Pentingnya Haters

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, December 11, 2019 | 8:59 AM


PT KP Press - Sejumlah warga Solo mempersoalkan Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon Wali Kota Solo 2020. Alasannya, pada tahun 2015 putra sang Presiden dinilai abai dengan tidak mengikuti pemungutan suara Pilkada Solo. Diserang demikian, Gibran justru menilai pentingnya keberadaan haters baginya.

Sejumlah orang tersebut menamakan diri sebagai Paguyuban Warga Solo Peduli Pemilu (PWSPP). Putra Presiden Joko Widodo itu dinilai tidak layak maju dalam Pilwalkot Solo 2020.

Alasannya ialah Gibran pada Pilkada 2015 lalu tidak menggunakan hak pilihnya alias golput. Dia mendapatkan kabar bahwa Gibran justru pergi ke luar kota atau ke luar negeri.

"Tahun 2015 beliau tidak melaksanakan kewajibannya sebagai pemilih. Malah di luar kota, bahkan ada yang bilang di luar negeri," kata Johan dalam jumpa pers di Solo, Selasa (10/12).

Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah ironi. Saat itu Gibran enggan menggunakan hak pilih, tapi kini justru meminta dipilih.

"Ini kan sangat lucu. Dulu ketika punya kewajiban memilih, tidak digunakan. Tapi saat ini kok pingin dipilih. Ini kan lucu," ujarnya.

Bagaimana respons Gibran?

Johan khawatir Gibran akan menjadi contoh buruk bagi generasi muda. Padahal saat 2015, katanya, Gibran bisa dikatakan sebagai tokoh publik.

"Saat itu kan Pak Jokowi sudah jadi presiden, artinya Mas Gibran menjadi tokoh. Ini bisa menjadi preseden buruk. Beliau bisa jadi contoh yang golput," ujarnya.

Namun PWSPP mengaku tidak melarang Gibran mendaftarkan diri maju Pilwalkot. Mereka hanya ingin menyadarkan masyarakat terhadap temuan mereka.

"Kami tidak menolak, tapi kami hanya keberatan jika Gibran maju sekarang. Silakan maju pada pemilu selanjutnya dengan syarat Pilkada 2020 besok beliau harus menggunakan hak pilihnya," pungkasnya.

Sementara itu, Gibran memilih santai menanggapinya. Hal tersebut disampaikan salah satu relawan pendukung Gibran, Antonius Yogo Prabowo.

"Mas Gibran sudah menyampaikan agar teman-teman tetap tenang, santai saja. Tidak usah menanggapi secara emosional," kata Yogo.

Manurut Yogo, justru Gibran mengatakan butuh pihak-pihak lain yang menyerangnya atau yang dia sebut sebagai haters. Dengan adanya haters, reputasi Gibran diyakini akan semakin meningkat.

"Justru Mas Gibran bilang haters itu kita perlukan. Mereka tidak sadar jika semakin sering menyerang, justru semakin bagus bagi kita," kata dia.

Bagaimana tanggapan Gibran soal golput yang ditudingkan?

Soal tuduhan golput, Yogo menyebut Gibran memilih tidak menanggapi. Gibran juga tak menjelaskan apakah saat itu dia benar berada di luar kota.

"Mas Gibran tidak menjelaskan soal golput itu. Tidak menjelaskan apakah ke luar kota atau apa. Hanya mengatakan santai saja," kata dia.

Yogo justru balik mempertanyakan status Paguyuban Warga Solo Peduli Pemilu (PWSPP) yang mengritik Gibran. Sebab kelompok tersebut secara tiba-tiba muncul ke publik.

"Saya sendiri tidak tahu itu kelompok apa. Kok tiba-tiba muncul dan menyerang Mas Gibran. Menurut saya ini sengaja mencari-cari kesalahan," ujarnya.

Namun dia menganggap hal tersebut wajar. Dia menilainya sebagai dinamika dalam Pilkada. "Hal-hal seperti itu pasti muncul dalam Pilkada. Kita anggap wajar saja," tutupnya. - PT KP Press

Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:59 AM
Share this article :

Post a Comment

 
Copyright © 2011. PT.Kontak perkasa Futures Yogyakarta All Rights Reserved
Disclaimer : Semua Market Reviews atau News di blog ini hanya sebagai pendukung analisa,
keputusan transaksi atau pengambilan harga sepenuhnya ditentukan oleh nasabah sendiri.
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger