PT Kontak Perkasa Futures - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba emiten sepanjang kuartal II 2020 anjlok 36,4 persen. Penurunan paling tajam terjadi di sektor konstruksi dan perdagangan.
Mengutip dokumen paparan OJK di Komisi XI DPR, Rabu (2/9), laba emiten di sektor perdagangan anjlok 80,09 persen. Kemudian, sektor konstruksi turun lebih dalam mencapai 88,58 persen.
Selanjutnya, laba emiten di sektor agrikultur turun 76,89 persen, pertambangan 39,05 persen, industri dasar 19,94 persen, aneka industri sebesar 24,6 persen, barang konsumsi 6,11 persen, infrastruktur 62,44 persen, dan keuangan 20,99 persen.
Secara total, penurunan laba emiten sepanjang kuartal II 2020 lebih parah dari kuartal I 2020 yang rata-rata sebesar 30,46 persen. Pada kuartal I 2020, penurunan paling tajam terjadi terhadap emiten di sektor agrikultur yang mencapai 808,6 persen.
Kemudian, laba emiten di sektor perdagangan anjlok 137,8 persen, pertambangan 48,32 persen, aneka industri 39,79 persen, konstruksi 112,63 persen, dan infrastruktur 42,11 persen.
Beruntung, masih ada beberapa sektor yang mencatatkan kenaikan laba bersih. Sektor tersebut adalah industri dasar yang naik sebesar 61,94 persen, barang konsumsi 9,72 persen, dan keuangan 1,2 persen.
Penurunan kinerja emiten ini sejalan dengan ekonomi Indonesia yang tercatat negatif sebesar 5,32 persen pada kuartal II 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan paling parah terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan yang mencapai minus 30,84 persen.
Lalu, industri minus 6,19 persen, perdagangan minus 7,57 persen, konstruksi minus 5,39 persen, pertambangan minus 2,72 persen, administrasi pemerintahan minus 3,22 persen, jasa lainnya minus 12,6 persen, jasa perusahaan minus 12,09 persen, serta pengadaan listrik dan gas minus 5,46 persen. - PT Kontak Perkasa Futures
Mengutip dokumen paparan OJK di Komisi XI DPR, Rabu (2/9), laba emiten di sektor perdagangan anjlok 80,09 persen. Kemudian, sektor konstruksi turun lebih dalam mencapai 88,58 persen.
Selanjutnya, laba emiten di sektor agrikultur turun 76,89 persen, pertambangan 39,05 persen, industri dasar 19,94 persen, aneka industri sebesar 24,6 persen, barang konsumsi 6,11 persen, infrastruktur 62,44 persen, dan keuangan 20,99 persen.
Secara total, penurunan laba emiten sepanjang kuartal II 2020 lebih parah dari kuartal I 2020 yang rata-rata sebesar 30,46 persen. Pada kuartal I 2020, penurunan paling tajam terjadi terhadap emiten di sektor agrikultur yang mencapai 808,6 persen.
Kemudian, laba emiten di sektor perdagangan anjlok 137,8 persen, pertambangan 48,32 persen, aneka industri 39,79 persen, konstruksi 112,63 persen, dan infrastruktur 42,11 persen.
Beruntung, masih ada beberapa sektor yang mencatatkan kenaikan laba bersih. Sektor tersebut adalah industri dasar yang naik sebesar 61,94 persen, barang konsumsi 9,72 persen, dan keuangan 1,2 persen.
Penurunan kinerja emiten ini sejalan dengan ekonomi Indonesia yang tercatat negatif sebesar 5,32 persen pada kuartal II 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan paling parah terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan yang mencapai minus 30,84 persen.
Lalu, industri minus 6,19 persen, perdagangan minus 7,57 persen, konstruksi minus 5,39 persen, pertambangan minus 2,72 persen, administrasi pemerintahan minus 3,22 persen, jasa lainnya minus 12,6 persen, jasa perusahaan minus 12,09 persen, serta pengadaan listrik dan gas minus 5,46 persen. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : cnnindonesia.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 12:07 PM
Post a Comment