Pejabat Kemenag Blak-blakan Pembatalan Keberangkatan Umrah
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, December 20, 2021 | 2:38 PM
PT Kontak Perkasa Futures - Pemerintah menunda pemberangkatan jemaah umrah asal Indonesia. Keputusan itu seiring kemunculan varian baru virus corona, omicron.
Sebelumnya, Indonesia berencana kembali memberangkatkan jemaah umrah asal Indonesia, Kamis (23/12/2021). Namun, keberangkatan jemaah ditunda hingga awal 2022.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan, pemerintah mengedepankan aspek perlindungan jemaah di tengah pandemi.
Pembatalan tersebut juga merupakan keputusan yang diambil usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengimbau agar masyarakat tidak melakukan perjalanan ke luar negeri dan temuan kasus pertama varian Omicron di Indonesia.
"Saya ucapkan terima kasih kepada semua asosiasi dan semua yang ingin menyukseskan umrah tapi tentu kami ingin mengutamakan aspek perlindungan jemaah di tengah pandemi Covid-19, terlebih setelah adanya varian baru Omicron. Untuk itu, keberangkatan jemaah umrah kembali ditunda hingga awal 2022. Kita berharap kondisi segera membaik," ujar Hilman, Senin (20/12/2021).
Lebih lanjut, dia mengatakan, Kemenag juga sudah menggelar rapat dengan Asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) sebelum mengambil keputusan ini. Secara umum asosiasi PPIU mendukung imbauan pemerintah menunda keberangkatan ke luar negeri.
Ia juga memastikan Kemenag terus melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait untuk terus mengupayakan terselenggaranya ibadah umrah yang sehat dan aman. Menurut Hilman, penyelenggaraan umrah di masa pandemi sekaligus menjadi barometer penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022 M. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : cnbcindonesia.com
Saham Teknologi Ambles Bareng, 'Ketularan' Bursa Nasdaq?
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, December 17, 2021 | 2:33 PM
PT KP Press - Saham emiten yang tergabung dalam indeks sektor teknologi (IDXTECHNO) ramai-ramai tergelincir ke zona merah pada lanjutan sesi I perdagangan hari ini, Jumat (17/12/2021), melanjutkan kecenderungan pelemahan dalam beberapa hari terakhir.
Indeks IDXTECHNO juga tercatat turun 0,39% ke posisi 8.735,08 pagi ini.
Berikut pergerakan saham teknologi berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 10.24 WIB.
Limas Indonesia Makmur (LMAS), saham -6,43%, ke Rp 131/saham
Galva Technologies (GLVA), -3,50%, ke Rp 276/saham
Kioson Komersial Indonesia (KIOS), -2,80%, ke Rp 520/saham
Hensel Davest Indonesia (HDIT), -1,93%, ke Rp 406/saham
Cashlez Worldwide Indonesia (CASH), -1,90%, ke Rp 310/saham
M Cash Integrasi (MCAS), -1,25%, ke Rp 9.875/saham
Metrodata Electronics (MTDL), -1,07%, ke Rp 3.710/saham
Kresna Graha Investama (KREN), -1,05%, ke Rp 94/saham
Elang Mahkota Teknologi (EMTK), -0,89%, ke Rp 2.220/saham
IndoSterling Technomedia (TECH), -0,60%, ke Rp 8.325/saham
Multipolar Technology (MLPT), -0,59%, ke Rp 3.380/saham
Telefast Indonesia (TFAS), -0,50%, ke Rp 5.000/saham
Bukalapak.com (BUKA), -0,44%, ke Rp 454/saham
NFC Indonesia (NFCX), -0,27%, ke Rp 9.375/saham
Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), -0,26%, ke Rp 1.920/saham
Saham LMAS ambles 6,43% ke Rp 131/saham, melanjutkan pelemahan yang mana saham tersebut mengenai batas auto rejection bawah (ARB) 7% dalam 2 hari terakhir.
Sebelum ini, saham LMAS melonjak tinggi selama 6 hari beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham LMAS masih melesat 29,70%, sedangkan dalam sebulan melejit 39,36%.
Saham GLVA dan KIOS juga ambles 3,50% dan 2,80% pagi ini.
Setali tiga uang, saham emiten Grup Ciputra MTDL pun turun 1,07% untuk kali keempat beruntun minggu ini. Praktis, dalam sepekan saham ini ambles 4,39%, sedangkan dalam sebulan naik 4,52%.
Kabar teranyar, perseroan telah mendapatkan restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Kamis kemarin (16/12) untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5.
Selanjutnya, rencana stock split tersebut akan menunggu persetujuan pihak otoritas pasar modal untuk tanggal efektifnya.
Direksi MTDL menyampaikan, stock split ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harga saham Perseroan menjadi lebih terjangkau bagi para investor khususnya para investor ritel.
"Investor ritel kita ketahui telah mengalami peningkatan yang tajam selama masa pandemi di pasar modal Indonesia, sehingga diharapkan akan meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan," ungkap manajemen, dalam keterbukaan informasi, Rabu (24/11/2021).
Jumlah saham sebelum stock split sebanyak 2.455.376.917 saham dan akan menjadi 12.276.884.585 saham setelah pemecahan nilai nominal saham. Adapun, nilai nominal sebelum stock split sebesar Rp 50 per saham akan menjadi Rp 10 per sahamnya.
Melorotnya saham teknologi di bursa RI hari ini berbarengan dengan memerahnya saham teknologi di bursa Amerika Serikat (AS) kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun tipis 0,08% ke level 35.897,64, S&P 500 merosot 0,88% ke posisi 4.668,60.
Kemudian, indeks yang sarat akan saham teknologi Nasdaq Composite ambruk 2,47% menjadi 15.180,43.
Investor cenderung merotasi pilihan investasinya dari saham teknologi dengan pertumbuhan yang tinggi ke sektor lainnya, seperti sektor konsumer kebutuhan pokok. Sehingga hal ini menyebabkan saham teknologi kembali berjatuhan dan indeks Nasdaq pun ditutup ambruk. - PT KP Press
Sumber : cnbcindonesia
Beda Banget Sama Delta, Dokter Ungkap 3 Gejala Spesifik Varian Omicron
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, December 10, 2021 | 4:13 PM
Kontak Perkasa Futures - Dokter di Afrika Selatan menyebut gejala COVID-19 varian Omicron sangat berbeda dengan Delta. Alih-alih mengeluhkan batuk, pasien terpapar Omicron rupanya memiliki tiga ciri atau gejala khas.
"Ini benar-benar berbeda dari Delta," jelas Dokter Afrika Selatan Angelique Coetzee.
Pasien Omicron juga tidak mengeluhkan gejala COVID-19 anosmia, atau kehilangan indra penciuman dan perasa. Tak seperti pasien yang terpapar COVID-19 varian Delta, dalam kasus Omicron tidak adapula catatan peningkatan kebutuhan oksigen.
"Ini sangat mirip dengan gejala pilek atau flu," katanya, menambahkan bahwa pasien Omicron 'hanya' melaporkan sakit kepala, nyeri tubuh, dan sedikit sakit tenggorokan.
"Mereka tidak mengalami batuk parah dan hidung mereka tidak berair atau tersumbat seperti yang dilihat pada infeksi saluran pernapasan atas."
Dalam studi awal, gejala COVID-19 varian Omicron yang lebih ringan ini konsisten terlihat pada sejumlah kasus. Baru-baru ini bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap 'sinyal baik' dalam riset awal efek infeksi COVID-19 varian Omicron.
Studi menunjukkan Omicron lebih mudah membuat seseorang kembali terpapar atau reinfeksi meski sudah memiliki antibodi, tetapi gejalanya cenderung ringan pada yang sudah divaksinasi.
"Data yang muncul dari Afrika Selatan menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan pada hari Rabu.
"Ada juga beberapa bukti bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta," sambung dia.
Kabar buruknya, efektivitas vaksin Pfizer turun drastis melawan varian Omicron. Antibodi pasca vaksinasi bahkan disebut turun 40 kali lipat dalam melawan Omicron.
Karenanya, butuh tiga dosis vaksin Pfizer yang cukup kuat untuk meningkatkan respons imun melawan Corona B.1.1.529, variant of concern terbaru.
Kemampuan varian Omicron untuk menghindari vaksin antara lima dan 10 kali lebih baik daripada varian Beta, yang juga pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan dan sebelumnya memiliki kemampuan terbaik untuk menghindari antibodi pasca vaksinasi.
Pemimpin studi Profesor Sigal percaya bahwa kemungkinan Omicron memiliki kekebalan dan keunggulan transmisi atau penularan dibandingkan varian lainnya.
Namun, tidak ada kesimpulan pasti hingga saat ini. Penelitian dia terbatas pada virus Omicron hidup yang tumbuh di laboratorium, diuji pada sampel darah dari hanya 12 orang yang divaksinasi. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Singapura Kebobolan Omicron, RI Apa Kabar? Ini Kata Kemenkes
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, December 3, 2021 | 11:14 AM
PT Kontak Perkasa - Singapura belum lama ini telah mengkonfirmasi 2 kasus impor COVID-19 varian Omicron B.1.1.529. Keduanya ditemukan ketika tiba di dari luar negeri dan langsung diisolasi.
Kedua kasus saat ini diisolasi di National Centre for Infectious Diseases (NCID), dengan gejala ringan yakni batuk dan gatal-gatal di tenggorokan. Dilaporkan, keduanya sudah divaksinasi penuh.
Bagaimana dengan RI? Apakah sudah ada terdeteksi?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid, menjelaskan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan belum menemukan adanya Omicron.
"Dari pemeriksaan genom sekuensing kita belum ada," jelas Nadia saat dihubungi detikcom, Jumat (3/12/2021).
Baca juga: Omicron Sudah Sampai Singapura, Yakin Belum Ada di Indonesia?
"Sampai saat ini belum ya baru kita lakukan untuk perpanjangan karantina saja ya," tambahnya.
Secara terpisah, Salah seorang pakar Dicky Budiman, ahli epidemiologi dari Griffith University Australia meyakini bahwa varian Omicron sudah ada namun tak terdeteksi.
Hal tersebut dikarenakan sekuens genome virus Corona di Indonesia masih relatif lemah.
"Kemungkinan bahwa varian ini sudah ada atau terdeteksi setidaknya 1, 2, 3 (kasus) itu ya tentu ada, karena pertama kalau bicara ketika varian ditemukan iya bukan berarti pada hari itu dia benar-benar baru muncul, kan nggak seperti itu," kata Dicky. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Inflasi Eropa Melonjak Gara-gara Krisis Energi, Tertinggi dalam 24 Tahun
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, December 1, 2021 | 10:36 AM
PT KP Press - Harga energi di Eropa terus mengalami peningkatan, bahkan sebelum musim dingin benar-benar dimulai. Kenaikan harga energi yang terus berlanjut ini akhirnya membuat Eropa mengalami inflasi.
Menurut kantor statistik Uni Eropa, Eurostat inflasi tahunan yang terjadi di 19 negara Eropa, termasuk negara dengan ekonomi terbesar di Eropa seperti Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol, mencapai 4,9% pada November ini.
Diketahui bahwa penyebab utama dari tingginya lonjakan inflasi kali ini adalah karena harga energi yang terus meningkat. Menurut perkiraan Eurostat, hingga November kemarin harga energi di Eropa telah naik 27,4%.
"Lonjakan inflasi utama terus didorong oleh harga energi yang lebih tinggi, tetapi inflasi inti juga mengalami peningkatan yang sangat kuat, kemungkinan terkait dengan lonjakan harga paket liburan Jerman," jelas Katharina Koenz, seorang ekonom di Oxford Economics, Rabu (1/12/2021).
Dengan angka inflasi tahunan mencapai 4,9%, inflasi Eropa kali ini merupakan yang tertinggi sejak 24 tahun lalu. Di mana kali ini harga konsumen Eropa terus mengalami kenaikan pada laju tercepat sejak 1997, di mana kala itu Eropa juga sempat mengalami inflasi besar-besaran. - PT KP Press
Sumber : detik.com
Omicron Bermutasi Sangat Cepat, Apakah Vaksin Masih Ampuh Menangkal?
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, November 30, 2021 | 2:51 PM
PT Kontak Perkasa - Varian baru virus corona yang bermutasi sangat cepat, Omicron, ditemukan dan para ilmuwan mengatakan perkembangan ini "sangat mengkhawatirkan".
Banyak negara yang telah mengambil langkah melarang penerbangan dari Afrika Selatan, tempat virus pertama diidentifikasi dan dari sejumlah negara Afrika lain.
Pertanyaan yang sangat mendesak saat ini adalah apakah vaksin-vaksin yang telah dikembangkan masih ampuh mencegah virus corona?
Seperti apa varian baru ini?
Terdapat ribuan jenis atau varian Covid yang beredar di dunia. Perkembangan ini memang sudah diperkirakan karena virus memang selalu bermutasi.
Namun varian baru yang disebut B.1.1.529 atau Omicron, membuat para pakar khawatir karena sangat berbeda dengan varian awal Covid, yang digunakan sebagai bahan mengembangkan sejumlah vaksin yang telah digunakan sejauh ini dalam program vaksinasi berbagai negara.
Varian ini mengalami perubahan genetika yang begitu banyak - 50 secara total.
Dari varian ini, 32 di antaranya dalam bentuk spike protein virus - bagian yang ditargetkan dalam pengembangan vaksin.
Para pakar mengatakan vaksin-vaksin yang saat ini tersedia bukan jawaban ideal, jadi mungkin saja "tidak akan efektif" menghadapi varian baru.
Tapi bukan berarti vaksin-vaksin ini tak memberikan perlindungan.
Perlu diingat, vaksin-vaksin ini masih efektif memberi perlindungan dari varian Covid lain, seperti Delta, Alpha, Beta, dan Gamma.
Para dokter mengatakan sangat penting bagi kita untuk mendapatkan dosis vaksin yang direkomendasikan, agar kita mendapatkan perlindungan maksimal dari varian yang ada serta varian yang akan muncul di masa mendatang.
WHO beri nama Omicron untuk varian baru virus corona di Afsel 'yang bermutasi sangat cepat'
Di Inggris, meski angka kasus naik, angka kematian dan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit lebih rendah dibandingkan pada gelombang-gelombang pandemi sebelumnya karena kesuksesan program vaksinasi.
Para saintis akan melakukan banyak uji coba untuk mengetahui apakah vaksin-vaksin yang ada bisa menghadapi varian baru.
Seberapa cepat kita dapatkan vaksin baru untuk hadapi varian ini?
Beberapa versi vaksin Covid yang diperbarui sudah didesain dan diujicoba, untuk berjaga-jaga vaksin ini diperlukan di masa mendatang.
Jika memang demikian keadaannya, vaksin baru bisa siap dalam beberapa pekan untuk dilakukan pengecekan.
Setelah itu perusahaan-perusahaan obat bisa meningkatkan produksi. Di sisi lain, regulator sudah membahas cara-cara untuk mempercepat proses pemberian izin penggunaan.
Tidak akan ada proses yang dikompromikan atau dilewati, mulai dari desain hingga persetujuan, tapi keseluruhan persiapan ini bisa jauh lebih cepat dari peluncuran vaksin Covid pertama.
Bagaimana dengan varian-varian lain?
Otorotas kesehatan dan pihak-pihak terkait mencermati varian-varian yang telah kita kenal.
Berikut yang masuk kategori variants of concern, varian yang dikhawatirkan dan punya potensi bahaya:
Delta: B.1.617.2, pertama kali ditemukan di India; yang paling banyak ditemukan di Inggris saat ini
Alpha: B.1.1.7, pertama kali ditemukan di Inggris dan sekarang sudah menyebar ke lebih 50 negara
Beta: B.1.351, pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, dideteksi telah berada di setidaknya 20 negara
Gamma: P.1, pertama kali ditemukan di Brasil dan sekarang menyebar di lebih 10 negara
BBC
Seberapa berbahaya varian-varian virus corona?
Tak ada bukti bahwa varian-varian ini menyebabkan kondisi parah bagi sebagian besar orang yang terkena.
Sama halnya dengan virus corona yang asli, risiko terbesar dialami oleh mereka yang berusia lanjut atau yang punya penyakit bawaan.
Meski demikian, perlu dicatat varian yang punya tingkat penularan lebih tinggi, biasanya menyebabkan lebih banyak kematian di antara orang-orang yang tak divaksinasi.
Vaksin memberi perlindungan agar kita tak mengalami sakit yang parah saat terkena Covid, serta memangkas kemungkinan kita terkena infeksi. Namun tentu saja tak mengurangi sama sekali semua risiko.
Kita tetap diminta untuk mencuci tangan, jaga jarak, dan memakai masker ketika berada di tempat-tempat yang terdapat banyak orang.
Mengapa varian baru muncul?
EPASemakin tinggi virus corona memperbanyak diri saat berada di dalam tubuh kita, semakin besar pula kans terjadinya mutasi.
Virus bereproduksi dengan cara menggandakan atau memperbanyak diri, namun proses ini tak selalu sempurna.
Ada kans terjadi kesalahan yang menyebabkan perubahan cetak biru genetik, proses yang kemudian memunculkan versi baru atau yang bisa disebut sebagai varian.
Jika proses ini menambah daya hidup, versi yang baru ini akan berkembang.
Semakin tinggi virus corona, semakin memperbanyak diri saat berada di dalam tubuh kita, semakin besar pula peluang terjadinya mutasi.
Dalam konteks ini, penting sekali untuk menekan angka infeksi.
Vaksin membantu kita memangkas transmisi, juga melindungi kita agar tak sakit parah saat terinfeksi.
Sejumlah pakar mengatakan, varian baru B.1.1.529 mungkin saja berasal dari seorang pasien yang sistem kekebalannya tak bisa menghilangkan infeksi Covid secara cepat, yang memberi virus lebih banyak waktu untuk memodifikasi bentuk. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Masih Merah, IHSG Pagi Ini Dibuka Landai ke 6.552
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, November 29, 2021 | 4:12 PM
PT Kontak Perkasa Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini masih dibuka di zona merah. IHSG turun 9 poin (0,14%) ke level 6.552.
Sementara indeks LQ45 turun 24 poin (2,4%) ke level 941. Sedangkan kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah ada di level Rp 14.350.
Mengutip data RTI, Senin (29/11/2021), pada pra perdagangan, IHSG terkoreksi 8 poin (0,13%) ke level 6.552. Indeks LQ45 berkurang 2 poin (0,2%) ke 939.
Membuka perdagangan, IHSG turun 9 poin (0,14%) ke level 6.552. Sedangkan indeks LQ45 terkoreksi 2 poin (0,26%) ke 938.
Bursa Amerika Serikat ditutup melemah. Dow Jones ditutup 34,899.34 (-2.53%), NASDAQ ditutup 15,491.70 (-2.23%), S&P 500 ditutup 4,594.63 (-2.27%).
Wall Street ditutup melemah signifikan dengan persentase penurunan satu hari terbesar dalam beberapa bulan. Sektor energi turun lebih dari 4% dikarenakan anjloknya harga minyak mentah. Sektor perbankan turun 3.87% karena investor memutar balik ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih cepat.
Pihak berwenang di seluruh dunia waspada terhadap varian virus corona yang ditemukan di Afrika Selatan. Di mana, Uni Eropa dan Inggris, menjadi negara pertama yang memperketat kontrol perbatasan ketika para peneliti berusaha untuk memastikan apakah varian tersebut resisten terhadap vaksin.
Bursa saham Asia pagi ini mayoritas bergerak merah. Berikut pergerakan bursa Asia sore ini:
Indeks Nikkei berkurang 747 poin ke 28.751
Indeks Hang Seng turun 659 poin ke 24.080
Indeks Shanghai berkurang 20 poin ke 3.564
Indeks Strait Times terkoreksi 58 poin ke 3.163 - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com