Powered by Blogger.
Latest Post
9:18 AM
PT Kontak Perkasa - Peti mati yang jebol dan menampakkan isinya secara tak biasa ada di atas tebing batu. Tengkorak manusia terlihat di mana-mana. Hawa dingin dalam gelapnya gua menyimpan mayat-mayat yang tak dikubur di tanah.
Begitulah suasana yang ditemui di Londa, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Mayat-mayat itu memang sengaja tak dikubur di dalam tanah. Ini adalah tradisi orang Toraja.
Di Londa, para wisatawan bisa begitu dekat dengan tengkorak-tengkorak asli itu. Bagaimana tidak, tulang-belulang berumur ratusan tahun itu dibiarkan terpapar pandangan mata begitu saja. Mayat-mayat yang disemayamkan di Londa tak semuanya berusia ratusan tahun, ada pula mayat baru dengan peti masih utuh dan tak menampakkan isinya.
Namun untuk peti-peti sangat tua yang jebol, rangka mayat di dalamnya keluar. Tentu saja tidak keluar atas niatan mayat itu sendiri, melainkan tak kuasa menolak gaya gravitasi.
"Itu (tulang-belulang manusia) dulunya menyebar berserakan saja, karena petinya sudah tua lalu jebol. Kemudian ya kita tata biar rapi," kata Andi (22), sebagai pemandu wisata yang juga merupakan warga setempat
Pengunjung Londa bisa begitu dekat dengan tengkorak-tengkorak itu. Bahkan diperkenankan bagi pengunjung untuk foto narsis bersama tengkorak-tengkorak itu. Ungkapan 'ngeri-ngeri sedap' bisa dipakai untuk menggambarkan sensasi yang didapat dalam 'Wisata Kematian' ini.
Di pintu gua kita bisa menyaksikan peti-peti tua yang disebut terbuat dari kayu utuh, bukan terbuat dari bilah-bilah kayu sebagaimana peti mati masa kini. Di atas tebing, terlihat Tau-tau alias patung orang-orang yang disemayamkan di situ.
"Itu keturunan Tolengkek, kita sebut begitu. Itu makam tertua, bisa dibilang leluhur atau keturunan pertama yang tinggal di sini," jelas Andi sambil menunjuk ke peti-peti tua dan Tau-tau.
Begitu masuk ke gua, kegelapan langsung menyambut dan hawa dingin merasuk. Jika tak hati-hati wisatawan bisa terpeleset jatuh ke atas tengkorak manusia. Tapi tenang, ada lampu petromaks yang dibawa Andi guna menerangi pemandangan kematian di dalam kegelapan gua.
Langit-langit gua yang rendah siap menyambut kepala turis yang tak hati-hati menundukkan badannya cukup dalam. Terdapat tulang-belulang di mana-mana, di lantai, di dinding, dan di langit-langit gua. Entah kenapa, rasa seram yang sebelumnya menggelayuti benak berangsur pergi.
Seolah, sakralitas mayat manusia turun derajat menjadi hal yang profan. Mungkin karena semakin terbiasa melihat tengkorak disajikan begitu saja. Yang menarik, ada sepasang tengkorak di sudut gelap gua. Mereka adalah sepasang kekasih yang memilih jalan kematian lantaran cinta mereka tak direstui orang tua.
Mirip cerita klasik melankolis atau tema tembang kenangan tempo dulu. Bedanya, ada unsur inses dalam kisah tragis ini. Sepasang kekasih itu terdiri dari pria bernama Lobo dan wanita bernama Anggui.
"Ini sepasang 'sepupu satu kali' yang tak direstui cintanya oleh orang tua. Karena dalam adat Toraja, mereka masih dianggap saudara. Mereka mau menikah tapi tak boleh, kemudian bunuh diri," kisah Andi.
"Gantung diri," imbuh Andi menambah seram suasana.
Ini kisah nyata, bukan karangan yang dibuat-buat untuk menarik wisatawan. Andi menyatakan pasangan ini meninggal pada era modern, bukan pada era dongeng ratusan tahun lalu.
"Ini usia tengkoraknya berusia 40 tahun lebih," jelas Andi sambil menerangi tengkorak Lobo dan Anggui dengan pancaran sinar petromaks.
Bergeser ke titik lain di gua Londa, ada tiga tengkorak yang bertumpuk di cekungan dinding gua. Di atas tumpukan tengkorak itu, ada lubang yang pas untuk dimasuki kepala orang.
"Silakan foto di situ, nggak apa-apa kok. Masukan saja kepala mas di lubang di atas tumpukan tengkorak itu," kata Andi mempersilakan.
Ada yang berani berfoto dengan pose yang disarankan Andi. Namun kebanyakan hanya berfoto di samping tengkorak itu. Tak tercium bau bangkai di area ini meski mayat terdapat di mana-mana, bahkan sampai tebing bagian atas hingga sekitar 60 meter. Bau anyir sirna karena mayat-mayat itu sudah diberi pengawet sebelum diletakkan di tempat itu.
"Kalau zaman dahulu orang Toraja memakai ramuan akar-akaran. Tapi kalau sekarang pakai formalin," tutur Andi.
Memang wisata kubur batu Toraja ini sudah tersohor ke seantero negeri. Turis mancanegara biasa berseru 'eksotis' sebagai ungkapan kesannya untuk wisata semacam ini, karena memang mereka berasal dari luar Indonesia dan memandang semua ini sebagai sesuatu yang asing dan unik.
Namun orang Indonesia sendiri ternyata banyak yang belum pernah ke Toraja. Bahkan untuk warga perkotaan Sulawesi Selatan sendiri.
"Orang Makassar saja belum tentu pernah ke Toraja," kata Awing, pria Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan yang berjarak tujuh jam dari Toraja - PT Kontak Perkasa
Sumber:travel.detik
Wisata Kematian di Toraja
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, March 20, 2017 | 9:18 AM
Ngeri-ngeri Sedap Wisata Kematian di Toraja
PT Kontak Perkasa - Peti mati yang jebol dan menampakkan isinya secara tak biasa ada di atas tebing batu. Tengkorak manusia terlihat di mana-mana. Hawa dingin dalam gelapnya gua menyimpan mayat-mayat yang tak dikubur di tanah.
Begitulah suasana yang ditemui di Londa, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Mayat-mayat itu memang sengaja tak dikubur di dalam tanah. Ini adalah tradisi orang Toraja.
Di Londa, para wisatawan bisa begitu dekat dengan tengkorak-tengkorak asli itu. Bagaimana tidak, tulang-belulang berumur ratusan tahun itu dibiarkan terpapar pandangan mata begitu saja. Mayat-mayat yang disemayamkan di Londa tak semuanya berusia ratusan tahun, ada pula mayat baru dengan peti masih utuh dan tak menampakkan isinya.
Namun untuk peti-peti sangat tua yang jebol, rangka mayat di dalamnya keluar. Tentu saja tidak keluar atas niatan mayat itu sendiri, melainkan tak kuasa menolak gaya gravitasi.
"Itu (tulang-belulang manusia) dulunya menyebar berserakan saja, karena petinya sudah tua lalu jebol. Kemudian ya kita tata biar rapi," kata Andi (22), sebagai pemandu wisata yang juga merupakan warga setempat
Pengunjung Londa bisa begitu dekat dengan tengkorak-tengkorak itu. Bahkan diperkenankan bagi pengunjung untuk foto narsis bersama tengkorak-tengkorak itu. Ungkapan 'ngeri-ngeri sedap' bisa dipakai untuk menggambarkan sensasi yang didapat dalam 'Wisata Kematian' ini.
Di pintu gua kita bisa menyaksikan peti-peti tua yang disebut terbuat dari kayu utuh, bukan terbuat dari bilah-bilah kayu sebagaimana peti mati masa kini. Di atas tebing, terlihat Tau-tau alias patung orang-orang yang disemayamkan di situ.
"Itu keturunan Tolengkek, kita sebut begitu. Itu makam tertua, bisa dibilang leluhur atau keturunan pertama yang tinggal di sini," jelas Andi sambil menunjuk ke peti-peti tua dan Tau-tau.
Begitu masuk ke gua, kegelapan langsung menyambut dan hawa dingin merasuk. Jika tak hati-hati wisatawan bisa terpeleset jatuh ke atas tengkorak manusia. Tapi tenang, ada lampu petromaks yang dibawa Andi guna menerangi pemandangan kematian di dalam kegelapan gua.
Langit-langit gua yang rendah siap menyambut kepala turis yang tak hati-hati menundukkan badannya cukup dalam. Terdapat tulang-belulang di mana-mana, di lantai, di dinding, dan di langit-langit gua. Entah kenapa, rasa seram yang sebelumnya menggelayuti benak berangsur pergi.
Seolah, sakralitas mayat manusia turun derajat menjadi hal yang profan. Mungkin karena semakin terbiasa melihat tengkorak disajikan begitu saja. Yang menarik, ada sepasang tengkorak di sudut gelap gua. Mereka adalah sepasang kekasih yang memilih jalan kematian lantaran cinta mereka tak direstui orang tua.
Mirip cerita klasik melankolis atau tema tembang kenangan tempo dulu. Bedanya, ada unsur inses dalam kisah tragis ini. Sepasang kekasih itu terdiri dari pria bernama Lobo dan wanita bernama Anggui.
"Ini sepasang 'sepupu satu kali' yang tak direstui cintanya oleh orang tua. Karena dalam adat Toraja, mereka masih dianggap saudara. Mereka mau menikah tapi tak boleh, kemudian bunuh diri," kisah Andi.
"Gantung diri," imbuh Andi menambah seram suasana.
Ini kisah nyata, bukan karangan yang dibuat-buat untuk menarik wisatawan. Andi menyatakan pasangan ini meninggal pada era modern, bukan pada era dongeng ratusan tahun lalu.
"Ini usia tengkoraknya berusia 40 tahun lebih," jelas Andi sambil menerangi tengkorak Lobo dan Anggui dengan pancaran sinar petromaks.
Bergeser ke titik lain di gua Londa, ada tiga tengkorak yang bertumpuk di cekungan dinding gua. Di atas tumpukan tengkorak itu, ada lubang yang pas untuk dimasuki kepala orang.
"Silakan foto di situ, nggak apa-apa kok. Masukan saja kepala mas di lubang di atas tumpukan tengkorak itu," kata Andi mempersilakan.
Ada yang berani berfoto dengan pose yang disarankan Andi. Namun kebanyakan hanya berfoto di samping tengkorak itu. Tak tercium bau bangkai di area ini meski mayat terdapat di mana-mana, bahkan sampai tebing bagian atas hingga sekitar 60 meter. Bau anyir sirna karena mayat-mayat itu sudah diberi pengawet sebelum diletakkan di tempat itu.
"Kalau zaman dahulu orang Toraja memakai ramuan akar-akaran. Tapi kalau sekarang pakai formalin," tutur Andi.
Memang wisata kubur batu Toraja ini sudah tersohor ke seantero negeri. Turis mancanegara biasa berseru 'eksotis' sebagai ungkapan kesannya untuk wisata semacam ini, karena memang mereka berasal dari luar Indonesia dan memandang semua ini sebagai sesuatu yang asing dan unik.
Namun orang Indonesia sendiri ternyata banyak yang belum pernah ke Toraja. Bahkan untuk warga perkotaan Sulawesi Selatan sendiri.
"Orang Makassar saja belum tentu pernah ke Toraja," kata Awing, pria Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan yang berjarak tujuh jam dari Toraja - PT Kontak Perkasa
Sumber:travel.detik
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:18 AM
10:06 AM
Kontak Perkasa Futures - Jakarta Sudah tidak aneh jika mendengar ibu-ibu di Indonesia seringnya arisan. Kumpul-kumpul bersilaturahim seraya 'menabung' dan biasanya diadakan bergilir mengikuti 'pemenang'. Seiring waktu, arisan juga berkembang menjadi ajang seseruan bagi ibu-ibu. Setiap kali pertemuan, disepakati untuk memakai dress code tertentu dan cafe-cafe unik menjadi incaran karena demi wefie yang menarik.
Nasi Liwet di Qatar, Obati Rasa Kangen Masakan Indonesia
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, March 17, 2017 | 10:06 AM
Kontak Perkasa Futures - Jakarta Sudah tidak aneh jika mendengar ibu-ibu di Indonesia seringnya arisan. Kumpul-kumpul bersilaturahim seraya 'menabung' dan biasanya diadakan bergilir mengikuti 'pemenang'. Seiring waktu, arisan juga berkembang menjadi ajang seseruan bagi ibu-ibu. Setiap kali pertemuan, disepakati untuk memakai dress code tertentu dan cafe-cafe unik menjadi incaran karena demi wefie yang menarik.
Sama halnya dengan diaspora Indonesia yang bermukim di Qatar. banyak kelompok arisan Ibu-ibu asal Indonesia. Dari begitu banyak kelompok, ada satu kelompok yang mengundang saya untuk hadir.
Ada yang unik dengan ajang kumpul-kumpul kali ini. Ibu-ibu yang memang rindu tanah air ini tertarik membuat liwetan. Liwetan memang lagi ngetrend-ngetrendnya ya di Indonesia.
Sang empunya rumah, Ibu Tien Harlina, sejak pagi hari sudah memasak dan menyiapkan bahan-bahan untuk liwetan. Dibantu dengan beberapa orang Ibu, penataan liwetan'pun dimulai.
Ada 15 orang yang akan menikmati. Saat ditanya, apa yang paling susah dicari untuk bahan-bahan tersebut. Jawabnya, daun pisang. Karena membutuhkan banyak daun pisang untuk liwetan ini. Daun pisang kadang ada, kadang tidak ada dan lumayan menguras dompet.
Nasi putih dan nasi hitam tersedia untuk menambah 'keunikan' penataan nasi liwet. Lauk pauknya terdiri dari ayam goreng, ikan tongkol balado, ikan teri kering, sambal, opor tempe tahu, lalapan, kerupuk. Wah, benar-benar menggugah selera.
Dresscode kali ini, walau tidak 'fancy' disesuaikan dengan tema liwetan yang serasa makan di kampung. Pake daster dan penambahan asesoris seperti shower cap atau handuk, serasa mau mandi tapi makan dulu. Ada-ada saja ya idenya.
Yang pasti, sesuatu bangeud deh..bisa liwetan di Negeri orang. Terbukti ya, walau sudah melanglang buana, lidah dan selera tanah air tidak akan pernah luntur.
Penulis: Noni Putri Anwar, jurnalis dan penulis freelance yang bermukim di Qatar mengikuti suaminya Anwar Luqman Hakim yang bertugas di KBRI Doha. Penulis penyuka travelling, kuliner dan gaya hidup - Kontak Perkasa Futures
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:06 AM
9:02 AM
Hamil Tak Halangi Anda Dalam Bekerja
Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, March 16, 2017 | 9:02 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Bekerja saat hamil bukan tanpa tantangan. Anda pasti bisa maju dalam karir meski Anda sedang hamil.
Sebenarnya ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk memastikan kehamilan Anda tidak menyebabkan masalah apapun dengan pekerjaan. Namun kadang kala, Anda tidka mempertimbangkannya saat hamil.
Ini adalah hal yang mungkin tidak dipertimbangkan yang dapat membantu Anda ketika Anda bekerja saat hamil:
1. Mulai pertimbangkan tentang penitipan anak sekarang
Salah satu hal penting untuk dilakukan ketika Anda bekerja saat hamil adalah mulai berpikir tentang anak. Anak adalah sesuatu yang sangat penting. Itulah mengapa penting bagi Anda untuk memulai pencarian Anda sekarang, sehingga kurangnya pengasuhan anak tidak akan menjadi masalah kemudian. Dengan mencari sekarang, Anda tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan penting tersebut.
2. Memberitahu atasan
Memberitahu atasan mengenai kehamilan Anda bisa menjadi sulit. Anda mungkin takut mereka tidak akan bereaksi dengan baik. Tapi ini masih keputusan yang lebih baik untuk memberitahu mereka sebelum mereka mendengar kabar selentingan mengenai kondisi Anda. Bahkan, atasan harus menjadi orang pertama yang Anda beritahu di tempat kerja. Atasan akan menghargai sifat terbuka dan kejujuran Anda terhadap mereka.
3. Tetap bekerja dengan baik
Jika Anda ingin terus maju dalam karir, Anda harus terus membuat upaya terbaik, bahkan ketika Anda sedang hamil. Tapi ini bukan berarti bahwa Anda tidak memprioritaskan kehamilan Anda. Tentu saja Anda perlu melakukan apa yang perlu Anda lakukan untuk kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan calon bayi. Ini berarti Anda harus terus memberikan upaya terbaik di tempat kerja.
4. Jelaskan kebutuhan selama kehamilan
Tubuh Anda akan mengalami banyak perubahan ketika sedang hamil. Anda mungkin perlu bolak-balik ke kamar mandi lebih sering atau waktu lebih untuk istirahat untuk meregangkan kaki. Kesehatan diri sendiri dan bayi Anda harus menjadi prioritas utama. Cara terbaik adalah menjelaskan apa kebutuhan untuk kehamilan Anda kepada Atasan. Membiarkan atasan Anda tahu secara jelas membantu mereka untuk lebih memahami kondisi Anda.
5. Jangan gunakan kehamilan sebagai alasan
Menggunakan kehamilan sebagai alasan sangat berbeda dari mengurus diri sendiri dan kebutuhan ketika sedang hamil. Menggunakan kehamilan sebagai alasan bukan langkah karir cerdas. Orang lain dapat melihat perbedaan antara berhati-hati demi kehamilan dan menggunakannya sebagai alasan. Mereka akan menghargai Anda jika Anda masih menampilkan etos kerja yang baik.
6. Lengkapi meja kerja dengan keperluan kehamilan
Anda menghabiskan banyak waktu di tempat kerja. Jadi, masuk akal untuk melengkapi meja kerja Anda dengan beberapa keperluan kehamilan. Hal ini dapat membuat waktu Anda di tempat kerja jauh lebih menyenangkan. Simpan beberapa makanan ringan dan air minum kemasan sebagai camilan.
7. Berbagi kebahagiaan dengan rekan kerja
Setiap orang biasanya antusias dan turut berbahagia atas kehamilan dari orang lain.Jadi, berbagi pengalaman kehamilan Anda dengan mereka, karena bekerja saat hamil adalah situasi yang unik. Tapi jangan berlebihan. Jangan biarkan kehamilan Anda menjadi satu-satunya hal yang Anda bicarakan - PT Kontak Perkasa Futures
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:02 AM
11:23 AM
Bikin Lubang Cahaya di Atap, Dengarkan Saran Ahli
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, March 15, 2017 | 11:23 AM
PT Kontak Perkasa, Yogyakarta - Skylight bukanlah hal baru dalam dunia arsitektur karena bangunan tradisional ataupun kuno sudah lebih dulu menerapkannya. Skylight adalah lubang bukaan cahaya yang berada di bagian atap bangunan.
Arsitek Sigit Kusumawijaya mengatakan penggunaan skylight sebaiknya disesuaikan dengan kondisi rumah atau bangunan. Bila rumah tersebut berada di wilayah yang memungkinkan untuk mendapatkan pencahayaan alami lewat jendela lebar, skylight tak begitu diperlukan.
Sebaliknya, jika rumah itu terletak di wilayah yang tidak mendukung untuk membuat jendela besar, solusinya adalah memasang skylight. “Kalau sudah ada skylight, tidak perlu lagi menghadirkan jendela lebar karena membuat cahaya terlalu banyak masuk,” tuturnya.
Skylight bukan semata-mata urusan memasukkan cahaya sinar matahari ke bangunan, tapi juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan artistik bangunan. Sigit mengatakan arsitek bisa membuat rancangan skylight dengan garis-garis atau membuat cahaya yang masuk lebih temaram agar ruangan tampil lebih dramatis.
Perlu juga diperhatikan tidak semua ruangan membutuhkan banyak cahaya matahari. Ada ruangan-ruangan yang hanya membutuhkan cahaya redup, misalnya ruang keluarga atau kamar tidur.
Sigit mengatakan, saat penghuni hendak membuat skylight, ada baiknya memperhatikan pemasangan dan peletakannya. Ketika dipasang di atap, skylight tidak boleh terhalang plafon sehingga cahaya bisa lurus masuk ke ruangan.
Apabila skylight dipasang di atap miring atau horizontal, perhatikan faktor lain, seperti hujan, angin, dan serangga. Jangan sampai keberadaan skylight justru merugikan penghuni.
Selain pencahayaan alami, Sigit mengatakan, skylight bisa didesain dengan cara buka-tutup. Ketika skylight dibuat terbuka, udara panas di dalam rumah bisa keluar melalui lubang tersebut. Namun, dia menyarankan, bila menerapkan cara tersebut, skylight harus dirancang agar bisa dijangkau tangan atau menggunakan alat untuk membuka dan menutupnya.
Soal material skylight, menurut Sigit, penghuni bisa menggunakan polycarbonate atau kaca tempered. Tetapi, kata dia, skylight lebih baik menggunakan kaca tempered dengan ketebalan 8-10 milimeter supaya tidak mudah pecah. Meski di Indonesia tidak ada salju, kaca dengan ketebalan itu dianggap mampu mengantisipasi kemungkinan lain seperti hujan es.
Adapun mengenai ukuran skylight, bagi Sigit tak ada aturan tertentu yang mengharuskannya. Walaupun begitu, perlu disesuaikan dengan kebutuhan pencahayaan di dalam rumah. Jika cahaya matahari masuk terlalu banyak, dapat menimbulkan panas di bagian dalam rumah. “Bisa dibuat juga skylight dengan bentuk kecil-kecil sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu banyak,” tuturnya - PT Kontak Perkasa
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:23 AM
9:31 AM
Sebelum Berangkat ke Jepang, Raja Salman Sempat Ditelepon Jokowi
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, March 14, 2017 | 9:31 AM
Kontak Perkasa Futures, Yogyakarta - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud telah meninggalkan Indonesia. Sebelum bertolak ke Jepang, Presiden Joko widodo sempat berbicara dengan Raja Salman melalui sambungan telepon.
Keterangan soal Jokowi menelepon Raja Salman itu ditulis oleh Kementerian Luar Negeri melalui akun Twitter resminya, @Portal_Kemlu_RI, Minggu (12/3/2017).
"Presiden RI @jokowi melakukan percakapan telepon dengan #RajaSalman pagi ini," cuit akun Kemlu.
Belum ada penjelasan pasti mengenai apa yang dibicarakan Presiden Jokowi dengan Raja Salman. Namun dalam cuitan berikutnya, Kemlu mengatakan kedua negara akan mengintensifkan kerja sama.
"Kedua negara setuju untuk mengintensifkan kerjasama saling kunjung sebagai tindak lanjut dari kunjungan #RajaSalman," lanjut cuit tersebut.
Sementara itu, Menlu Retno LP Marsudi melakukan kunjungan kehormatan kepada Raja Salman di Bali. Menlu Retno ikut melepas kepulangan Raja Salman di Bandara Ngurah Rai, Bali.
Selain Menteri Retno, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Kapolda Bali Irjen Petrus R Golose dan Pangdam Udayana Mayjen TNI Kustanto Widyatmoko juga ikut melepas Raja Salman.
Raja Salman dengan pesawat Saudi VVIP Airline 01 telah meninggalkan Pulau Dewata pada pukul 11.15 WITA. Ia langsung menuju Haneda, Jepang, untuk kunjungan kenegaraan.
Menteri Lukman juga sempat memberikan cendera mata kepada Raja Salman berupa mushaf Alquran berornamen pola khas 34 provinsi di Indonesia. Raja Salman berlibur di Bali sejak Sabtu (4/3) lalu bersama 1.500 orang rombongannya - Kontak Perkasa Futures
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:31 AM
8:39 AM
Mengapa Panda Memiliki Pola Bulu yang Begitu Unik?
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, March 13, 2017 | 8:39 AM
PT Kontak Perkasa Futures, Yogyakarta - Siapa yang tak kenal dengan panda? Hewan yang menjadi maskot resmi Negeri Tirai Bambu ini begitu imut dan tingkahnya amat menggemaskan. Apalagi, pola bulunya yang khas membuat hewan ini seakan mengenakan baju dan kaus kaki panjang berwarna hitam, eyeliner tebal di sekeliling matanya, serta “bando telinga Mickey Mouse” mungil yang juga berwarna hitam.
Pola bulu seperti yang dimiliki panda raksasa cukup langka di antara hewan-hewan. Umumnya, hewan memiliki belang kontras atau totol-totol pada bulunya.
Perbedaan tersebut menimbulkan pertanyaan menggelitik di kalangan para ilmuwan maupun masyarakat umum. Mengapa panda memiliki pola bulu yang unik seperti itu?
Untuk mencari tahu jawabannya, para peneliti dari University of California dan California State University bekerja sama untuk memilah pola bulu panda dan mencocokkan setiap bagian tubuh secara terpisah dengan hewan-hewan yang sebanding. Tim tersebut membandingkan area-area hitam putih pada panda dengan pewarnaan pada 39 subspesies beruang serta 195 karnivora, dan memperhatikan habitat mereka dengan spesifik.
Dari penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa tampaknya pola bulu panda yang khas digunakan untuk menyamarkan diri pada dua kondisi lingkungan berbeda di habitat aslinya, yaitu wilayah pegunungan di Cina tengah. Selain itu, warna pada bagian-bagian tubuh panda juga digunakan untuk berkomunikasi dengan kawanan atau musuh.
Tak seperti kerabat-kerabatnya yang karnivora, panda sangat bergantung pada makanan vegetarian berupa tunas muda bambu alias rebung. Meski bambu banyak ditemukan di habitat asli panda, namun tanaman ini bukanlah makanan yang mudah dicerna.
Panda mengatasi hal tersebut dengan membatasi pergerakan mereka. Meskipun panda tampak begitu tambun, sebenarnya mereka tidak bisa menyimpan cukup banyak persediaan lemak untuk bertahan hidup selama musim dingin.
Artinya, para panda harus tetap aktif sepanjang tahun, bahkan di musim salju, untuk mendapatkan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Memiliki kepala dan perut putih membantu para panda tersamarkan di antara latar belakang salju tanpa diganggu oleh macan tutul salju atau serigala yang mungkin akan memangsa mereka.
Sementara itu, bulu hitam yang menyerupai baju dan kaos kaki panjang membantu panda bersembunyi di antara bayang-bayang rumpun bambu tropis selama bulan-bulan yang lebih hangat.
Mata panda yang dikelilingi lingkaran hitam diduga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi satu sama lain, atau memberikan sinyal agresi pada pesaingnya. Sedangkan telinganya yang juga berwarna hitam, dapat memberikan sinyal peringatan agar para predator menjauh.
Penjelasan tersebut mungkin belum final, namun hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Behavioral Ecology ini membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang pola bulu unik pada panda - PT Kontak Perkasa Futures
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:39 AM
9:13 AM
Berharap dari Ulat Pemakan Sampah Plastik
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, March 10, 2017 | 9:13 AM
PT Kontak Perkasa - Semenjak penemuan plastik untuk kepentingan manusia, manusia dihadapkan dengan persoalan lingkungan dari sampah plastik yang sulit terurai. Perbagai penelitian dan teknologi mencoba menjawabnya, di antaranya dengan memanfaatkan ulat tepung.
Berton-ton sampah dihasilkan setiap hari di seluruh dunia, tak kecuali sampah berbahan plastik. Sampah berbahan plastik ini tak hanya merusak lingkungan di daratan maupun lautan karena sangat sulit terurai.
Di Indonesia misalnya, Greeneration, sebuah LSM lokal pada 2010 pernah melakukan riset terkait produksi sampah dari kantong plastik, hasilnya di kota-kota besar di Indonesia, satu orang rata-rata menggunakan 700 kantong plastik per tahun. Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) punya data lain--sampah plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun menghasilkan 10,95 juta lembar sampah kantong plastik.
Menurut penelitian Jenna R Jambeck dan timnya pada 2015 dalam American Association for the Advancement of Science, Indonesia menempati posisi penyumbang sampah plastik di lautan terbesar kedua di dunia dengan rentang 0,48-1,29 juta metrik ton sampah plastik per tahun.
Kenyataan lain bahwa polistirena, bahan utama yang digunakan untuk membuat berbagai macam benda berbahan plastik memiliki jangka waktu yang amat panjang untuk bisa terurai di tanah secara alami. Menurut Science Learn, kantong plastik berbahan polistirena membutuhkan waktu untuk menghancurkan diri di tanah selama 20 tahun. Sedangkan bila berada di kondisi tumpukan sampah akan jauh berlipat ganda lamanya menjadi 500 tahun.
Kota-kota besar dan padat di Amerika seperti New York bahkan sudah melarang penggunaan styreofoam yang berbahan sama dengan plastik sejak Juli 2015. Disusul San Fransisco memberlakukan hal yang serupa per 1 Januari 2017 kemarin. Bahkan Kota Bandung juga turut melarang penggunaan styreofoam per November 2016 lalu.
Lamanya plastik dapat terurai lantaran merupakan barang non-organik menjadi problem global saat ini.
Tetapi barangkali temuan dari peneliti Standford University yang telah dirilis ini sangat membantu dalam mengatasi sampah plastik bukan hanya di Indonesia, melainkan global. Mereka mengungkap bahwa mealworm, atau dikenal juga sebagai ulat tepung atau ulat hongkong bisa memakan plastik berbahan polistirena yang artinya dapat mengurai plastik - PT Kontak Perkasa
Sumber:Tirto
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:13 AM