Powered by Blogger.
Latest Post
9:17 AM
Tanah Lunak Jakarta Perbesar Guncangan Gempa, BNPB Minta DKI Cek Bangunan
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, July 8, 2020 | 9:17 AM
Kontak Perkasa Futures - Tanah Jakarta lunak. Kondisi itu membuat gempa dari Banten terasa di Ibu Kota pada Selasa (7/6) kemarin. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta mengecek kelaikan bangunan-bangunan di Jakarta, supaya nyawa warga tidak terancam saat bencana melanda.
"Harus ada inspeksi rutin yang dilakukan, jangan tunggu sampai terjadi bencana. Pemeliharaan itu penting," kata Deputi Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), Wisnu Widjaja, Selasa (7/7/2020).
Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) perlu serius memperhatikan aspek ketahanan gempa. Dia melihat, bangunan gedung pencakar langit berlantai lebih dari delapan pada umumnya dibangun atas pengawasan pakar. Namun justru bangunan kecil dan hunian perorangan banyak yang dibangun tanpa pengawasan pakar.
"Bangunan berlantai 8 ke bawah kadang-kadang asal-asalan, tidak betul-betul didesain kuat," kata Wisnu.
Pada prinsipnya, bukan gempa itu sendiri yang membunuh melainkan bangunan yang ambruklah yang membunuh manusia. Dengan kondisi tanah yang lunak, maka guncangan gempa bisa lebih kuat dan bangunan yang tidak tahan guncangan bisa roboh.
"Tanah lunak itu seperti agar-agar di mangkuk. Kalau dipicu getaran, maka guncangannya akan kuat. Kalau permukaannya keras, maka energinya lewat saja," kata Wisnu.
Kualitas bangunan vital, yakni rumah sakit, harus terjamin. Dia berkaca dari kondisi Palu dan Lombok, bangunan rumah sakit di dua daerah itu rusak usai diguncang gempa. Di Jepang, bangunan rumah sakit masih laik beroperasi meski diguncang gempa magnitudo 7.
Selain pengecekan dan pemeliharaan rutin terhadap bangunan, edukasi perlu dilakukan terhadap masyarakat. Edukasi berguna untuk melatih insting mencari selamat saat bencana, termasuk untuk masyarakat yang menghuni gedung-gedung pencakar langit Jakarta.
"Banyak orang kurang aware soal gempa. Bukan gempa bumi ini yang membunuh, tetapi bangunannya (yang runtuh akibat gempa) yang membunuh," kata Wisnu.
Gempa berkekuatan M 5,1 pada Selasa (7/7) pukul 11.44 WIB berpusat di Banten. Gempa itu terasa di Jakarta. Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG), Daryono, menjelaskan sebabnya, yakni tanah Jakarta yang lunak.
"Karena adanya fenomena efek tapak (local site effect) di mana efek soft sediment/tanah lunak yang tebal di Kota Jakarta memicu terjadinya resonansi gelombang gempa sehingga guncangan gempa diamplifikasi diperbesar guncangannya, sehingga wilayah Jakarta sangat merasakan gempa tersebut," kata Daryono, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/7) petang.
Dalam teori gempa, Daryno menambahkan, besarnya guncangan dampak gempa tidak saja dipengaruhi magnitudo gempa dan jarak sumber gempa, tapi juga akibat kondisi geologi setempat yang sangat menentukan dampak gempa. - Kontak Perkasa Futures
"Harus ada inspeksi rutin yang dilakukan, jangan tunggu sampai terjadi bencana. Pemeliharaan itu penting," kata Deputi Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), Wisnu Widjaja, Selasa (7/7/2020).
Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) perlu serius memperhatikan aspek ketahanan gempa. Dia melihat, bangunan gedung pencakar langit berlantai lebih dari delapan pada umumnya dibangun atas pengawasan pakar. Namun justru bangunan kecil dan hunian perorangan banyak yang dibangun tanpa pengawasan pakar.
"Bangunan berlantai 8 ke bawah kadang-kadang asal-asalan, tidak betul-betul didesain kuat," kata Wisnu.
Pada prinsipnya, bukan gempa itu sendiri yang membunuh melainkan bangunan yang ambruklah yang membunuh manusia. Dengan kondisi tanah yang lunak, maka guncangan gempa bisa lebih kuat dan bangunan yang tidak tahan guncangan bisa roboh.
"Tanah lunak itu seperti agar-agar di mangkuk. Kalau dipicu getaran, maka guncangannya akan kuat. Kalau permukaannya keras, maka energinya lewat saja," kata Wisnu.
Kualitas bangunan vital, yakni rumah sakit, harus terjamin. Dia berkaca dari kondisi Palu dan Lombok, bangunan rumah sakit di dua daerah itu rusak usai diguncang gempa. Di Jepang, bangunan rumah sakit masih laik beroperasi meski diguncang gempa magnitudo 7.
Selain pengecekan dan pemeliharaan rutin terhadap bangunan, edukasi perlu dilakukan terhadap masyarakat. Edukasi berguna untuk melatih insting mencari selamat saat bencana, termasuk untuk masyarakat yang menghuni gedung-gedung pencakar langit Jakarta.
"Banyak orang kurang aware soal gempa. Bukan gempa bumi ini yang membunuh, tetapi bangunannya (yang runtuh akibat gempa) yang membunuh," kata Wisnu.
Gempa berkekuatan M 5,1 pada Selasa (7/7) pukul 11.44 WIB berpusat di Banten. Gempa itu terasa di Jakarta. Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG), Daryono, menjelaskan sebabnya, yakni tanah Jakarta yang lunak.
"Karena adanya fenomena efek tapak (local site effect) di mana efek soft sediment/tanah lunak yang tebal di Kota Jakarta memicu terjadinya resonansi gelombang gempa sehingga guncangan gempa diamplifikasi diperbesar guncangannya, sehingga wilayah Jakarta sangat merasakan gempa tersebut," kata Daryono, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/7) petang.
Dalam teori gempa, Daryno menambahkan, besarnya guncangan dampak gempa tidak saja dipengaruhi magnitudo gempa dan jarak sumber gempa, tapi juga akibat kondisi geologi setempat yang sangat menentukan dampak gempa. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:17 AM
9:09 AM
Ada di Spanyol Sejak Maret 2019, Asal Usul Virus Corona Bukan dari China?
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, July 7, 2020 | 9:09 AM
PT Kontak Perkasa - Jejak virus Corona COVID-19 ditemukan di air limbah Spanyol. Dr Tom Jefferson, dari Centre of Evidence-Based Medicine (CEBM) di Oxford University, telah menunjuk serangkaian penemuan tentang keberadaan virus Corona di seluruh dunia sebelum muncul di Asia.
Dikutip dari The Guardian, penemuan ini sebagai bukti soal asal usul virus Corona yang kini menjadi pandemi. Jejak COVID-19 telah ditemukan dalam sampel limbah dari Spanyol, Italia, dan Brasil sebelum ditemukan di China. Sebuah studi pracetak yang belum peer-reviewed mengklaim telah menemukan keberadaan genom SARS-CoV-2 dalam sampel limbah Barcelona dari 12 Maret 2019.
Dalam sebuah wawancara dengan Dr Jefferson telah menyerukan penyelidikan tentang bagaimana dan mengapa virus itu tampaknya berkembang di lingkungan seperti pabrik makanan dan pabrik pengemasan daging. Bersama dengan direktur CEBM, Profesor Carl Heneghan, Dr Jefferson yakin ini dapat berpotensi mengungkap rute transmisi atau penularan Corona baru, seperti melalui sistem sewerage atau fasilitas toilet bersama.
"Hal-hal aneh seperti ini terjadi pada Flu Spanyol. Pada tahun 1918, sekitar 30 persen populasi Samoa Barat meninggal karena flu Spanyol dan mereka belum berkomunikasi dengan dunia luar. Namun, diyakini bahwa flu Spanyol tiba di negara pulau di kapal kargo Talune pada tahun 1918," jelas Jefferson.
"Mungkin kepadatan manusia atau kondisi lingkungan, dan inilah yang harus kita cari," kata Jefferson.
"Ada cukup banyak bukti virus Corona dalam jumlah besar di air limbah di semua tempat, dan semakin banyak bukti ada penularan lewat tinja," lanjut Jefferson.
Selain itu suhu 4 derajat Celcius di pembuangan air limbah dinilai Jefferson sebagai tempat yang ideal untuk virus.
"Ada konsentrasi tinggi di mana pembuangan limbah adalah 4 derajat Celcius, yang merupakan suhu ideal untuk virus. Dan pabrik pengepakan daging sering pada suhu 4 derajat Celcius," tegas Jefferson.
"Wabah ini perlu diselidiki dengan benar," pungkasnya.
Dikutip dari Daily Star, Wuhan telah lama diidentifikasi sebagai lokasi di mana virus Corona pertama kali merebak. Bermutasi dari hewan ke manusia dan teori yang diyakini adalah bahwa virus Corona berasal dari kelelawar di pasar grosir makanan laut Huanan.
Tetapi Wang Guangfa, seorang spesialis pernapasan Universitas Peking yang terinfeksi Corona dan berhasil pulih dari COVID-19 awal tahun ini, mengklaim WHO harus menyelidiki di Barcelona di mana para peneliti mengatakan mereka mendeteksi virus Corona dalam air limbah pada Maret 2019.
Dia mengatakan dugaan keberadaan virus dalam sampel yang diambil dari sampel limbah di Spanyol menunjukkan bahwa virus Corona mungkin pertama kali muncul di Spanyol, bukan China.
"Tidak masalah dengan negara mana pekerjaan identifikasi ilmiah dimulai, asalkan melibatkan semua negara terkait dan dilakukan dengan adil," jelas Zeng Guang, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
Sementara itu, Spanyol sangat terpukul karena pandemi Corona di awal tahun, dan sejauh ini tercatat lebih dari 28 ribu kasus kematian virus Corona COVID-19 dan hampir 300 ribu kasus positif Corona yang terkonfirmasi.
Pemerintah China telah dituduh menutupi virus Corona pada awal wabah, mencegah negara lain mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari penularan secara luas. Selain itu, penutupan informasi terkait Corona yang dituduh kepada China disebut untuk menghambat pengobatan atau pengembangan vaksin Corona. - PT Kontak Perkasa
Dikutip dari The Guardian, penemuan ini sebagai bukti soal asal usul virus Corona yang kini menjadi pandemi. Jejak COVID-19 telah ditemukan dalam sampel limbah dari Spanyol, Italia, dan Brasil sebelum ditemukan di China. Sebuah studi pracetak yang belum peer-reviewed mengklaim telah menemukan keberadaan genom SARS-CoV-2 dalam sampel limbah Barcelona dari 12 Maret 2019.
Dalam sebuah wawancara dengan Dr Jefferson telah menyerukan penyelidikan tentang bagaimana dan mengapa virus itu tampaknya berkembang di lingkungan seperti pabrik makanan dan pabrik pengemasan daging. Bersama dengan direktur CEBM, Profesor Carl Heneghan, Dr Jefferson yakin ini dapat berpotensi mengungkap rute transmisi atau penularan Corona baru, seperti melalui sistem sewerage atau fasilitas toilet bersama.
"Hal-hal aneh seperti ini terjadi pada Flu Spanyol. Pada tahun 1918, sekitar 30 persen populasi Samoa Barat meninggal karena flu Spanyol dan mereka belum berkomunikasi dengan dunia luar. Namun, diyakini bahwa flu Spanyol tiba di negara pulau di kapal kargo Talune pada tahun 1918," jelas Jefferson.
"Mungkin kepadatan manusia atau kondisi lingkungan, dan inilah yang harus kita cari," kata Jefferson.
"Ada cukup banyak bukti virus Corona dalam jumlah besar di air limbah di semua tempat, dan semakin banyak bukti ada penularan lewat tinja," lanjut Jefferson.
Selain itu suhu 4 derajat Celcius di pembuangan air limbah dinilai Jefferson sebagai tempat yang ideal untuk virus.
"Ada konsentrasi tinggi di mana pembuangan limbah adalah 4 derajat Celcius, yang merupakan suhu ideal untuk virus. Dan pabrik pengepakan daging sering pada suhu 4 derajat Celcius," tegas Jefferson.
"Wabah ini perlu diselidiki dengan benar," pungkasnya.
Dikutip dari Daily Star, Wuhan telah lama diidentifikasi sebagai lokasi di mana virus Corona pertama kali merebak. Bermutasi dari hewan ke manusia dan teori yang diyakini adalah bahwa virus Corona berasal dari kelelawar di pasar grosir makanan laut Huanan.
Tetapi Wang Guangfa, seorang spesialis pernapasan Universitas Peking yang terinfeksi Corona dan berhasil pulih dari COVID-19 awal tahun ini, mengklaim WHO harus menyelidiki di Barcelona di mana para peneliti mengatakan mereka mendeteksi virus Corona dalam air limbah pada Maret 2019.
Dia mengatakan dugaan keberadaan virus dalam sampel yang diambil dari sampel limbah di Spanyol menunjukkan bahwa virus Corona mungkin pertama kali muncul di Spanyol, bukan China.
"Tidak masalah dengan negara mana pekerjaan identifikasi ilmiah dimulai, asalkan melibatkan semua negara terkait dan dilakukan dengan adil," jelas Zeng Guang, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
Sementara itu, Spanyol sangat terpukul karena pandemi Corona di awal tahun, dan sejauh ini tercatat lebih dari 28 ribu kasus kematian virus Corona COVID-19 dan hampir 300 ribu kasus positif Corona yang terkonfirmasi.
Pemerintah China telah dituduh menutupi virus Corona pada awal wabah, mencegah negara lain mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari penularan secara luas. Selain itu, penutupan informasi terkait Corona yang dituduh kepada China disebut untuk menghambat pengobatan atau pengembangan vaksin Corona. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:09 AM
10:25 AM
Saat Mobil Listrik Menantang Angin dan Api
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, July 6, 2020 | 10:25 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Performa mobil listrik tak perlu diragukan lagi. Dengan mengusung tenaga elektrik, mobil jenis itu akan menyediakan torsi yang instan. Akselerasi mobil listrik biasanya lebih cepat.
Untuk membuktikannya, Nissan membuat uji coba Nissan LEAF menantang kecepatan angin dan api. Mobil listrik (EV) 100% pertama yang dipasarkan massal di dunia ditantang oleh elemen-elemen tercepat di alam - api dan angin.
Di area tertutup di Pantai Samroiyod, Thailand, Nissan membuat tantangan 1 kilometer yang mempertandingkan Nissan LEAF secara langsung dengan api dan angin, dengan menggunakan garis api Pyrotechnician serta juara kite surfer, untuk melihat siapa yang paling cepat mencapai garis akhir.
Tantangan tersebut dibuat untuk mengubah persepsi masyarakat yang mengira bahwa mobil listrik kurang dinamis. Hasilnya, Nissan LEAF dengan akselerasinya yang bisa mencapai 100 km/jam dalam 7,9 detik, melaju mendahului angin dan api.
"Tanpa ragu, mobil listrik adalah mobil yang paling ramah lingkungan di masa depan. Dengan tantangan ini, kami ingin menunjukkan secara nyata bahwa Nissan LEAF is SIMPLY AMAZING, bukan hanya karena mobil ini nol emisi, tetapi juga sebagai mobil yang hebat dengan akselerasi dan dinamika berkendara yang menakjubkan, serta tentunya mampu menghadapi beragam tantangan," jelas Nirmal Nair, Vice President Marketing, Nissan Asia & Oceania.
Aspek teknis pada akselerasi kuat Nissan LEAF terletak pada e-Powertrain yang dapat menghidupkan kendaraan tanpa memerlukan mesin pembakaran internal. Daya langsung memasuki roda-roda untuk akselerasi instan, mempercepat penyalaan EV dengan kemudi yang halus dan sangat responsif.
Nissan LEAF, dengan lebih dari 470.000 unit yang terjual di seluruh dunia, dapat mengalahkan kecepatan api dan angin pada balapan ini karena keringanan, ukuran, dan e-powertrain yang sangat efisien, serta menghasilkan getaran yang sangat rendah dan torsi yang instan. - PT Kontak Perkasa Futures
Untuk membuktikannya, Nissan membuat uji coba Nissan LEAF menantang kecepatan angin dan api. Mobil listrik (EV) 100% pertama yang dipasarkan massal di dunia ditantang oleh elemen-elemen tercepat di alam - api dan angin.
Di area tertutup di Pantai Samroiyod, Thailand, Nissan membuat tantangan 1 kilometer yang mempertandingkan Nissan LEAF secara langsung dengan api dan angin, dengan menggunakan garis api Pyrotechnician serta juara kite surfer, untuk melihat siapa yang paling cepat mencapai garis akhir.
Tantangan tersebut dibuat untuk mengubah persepsi masyarakat yang mengira bahwa mobil listrik kurang dinamis. Hasilnya, Nissan LEAF dengan akselerasinya yang bisa mencapai 100 km/jam dalam 7,9 detik, melaju mendahului angin dan api.
"Tanpa ragu, mobil listrik adalah mobil yang paling ramah lingkungan di masa depan. Dengan tantangan ini, kami ingin menunjukkan secara nyata bahwa Nissan LEAF is SIMPLY AMAZING, bukan hanya karena mobil ini nol emisi, tetapi juga sebagai mobil yang hebat dengan akselerasi dan dinamika berkendara yang menakjubkan, serta tentunya mampu menghadapi beragam tantangan," jelas Nirmal Nair, Vice President Marketing, Nissan Asia & Oceania.
Aspek teknis pada akselerasi kuat Nissan LEAF terletak pada e-Powertrain yang dapat menghidupkan kendaraan tanpa memerlukan mesin pembakaran internal. Daya langsung memasuki roda-roda untuk akselerasi instan, mempercepat penyalaan EV dengan kemudi yang halus dan sangat responsif.
Nissan LEAF, dengan lebih dari 470.000 unit yang terjual di seluruh dunia, dapat mengalahkan kecepatan api dan angin pada balapan ini karena keringanan, ukuran, dan e-powertrain yang sangat efisien, serta menghasilkan getaran yang sangat rendah dan torsi yang instan. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:25 AM
9:16 AM
Grab Didenda KPPU Rp 30 Miliar karena Persaingan Tak Sehat
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, July 3, 2020 | 9:16 AM
PT KP Press - Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menjatuhkan sanksi kepada PT Solusi Transportasi Indonesia (GRAB) dan PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI). Grab terkena denda Rp 30 miliar dan TPI sebesar 19 miliar.
Kedua perusahaan itu dianggap melanggar Pasal 14 dan Pasal 19 UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Denda sebesar Rp 30 miliar kepada Grab ini terdiri dari Rp 7,5 miliar pelanggaran pasal 14 dan Rp 22,5 miliar atas pasal 19, sementara TPI dikenakan Rp 4 miliar dan Rp 15 miliar atas dua pasal tersebut.
Berdasarkan keterangan resmi KPPU, Jumat (3/7/2020), pembacaan keputusan dilakukan pada Kamis (2/7/2020) malam. Putusan pada kedua perusahaan ini adalah jasa angkutan sewa khusus yang berkaitan dengan penyediaan aplikasi piranti lunak Grab App yang diselenggarakan oleh wilayah Jabodetabek, Makassar, Medan, dan Surabaya.
Dalam persidangan, Majelis Komisi yang dipimpin oleh Dinni Melanie selaku Ketua Majelis dengan anggota Guntur S Saragih, dan Afif Hasbullah menilai perjanjian kerja sama penyediaan jasa oleh Grab selaku perusahaan penyedia aplikasi dan TPI selaku perusahaan yang bergerak di bidang jasa sewa angkutan khusus, bertujuan untuk menguasai produk jasa penyediaan aplikasi angkutan sewa khusus berbasis teknologi di Indonesia dan mengakibatkan terjadinya penurunan persentase jumlah mitra dan penurunan jumlah orderan dari pengemudi mitra non-TPI.
Majelis Komisi menilai tidak adanya upaya tying-in yang dilakukan Grab terhadap jasa yang diberikan oleh TPI. Namun demikian Majelis menilai telah terjadi praktik diskriminasi yang dilakukan oleh Grab dan TPI atas mitra individu dibandingkan mitra TPI, seperti pemberian order prioritas, masa suspend, dan fasilitas lainnya.
Praktik tersebut telah mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat terhadap mitra non-TPI dan mitra individu.
Memperhatikan berbagai fakta dan temuan dalam persidangan Majelis Komisi memutuskan bahwa Grab dan TPI terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 dan 19 huruf "d", namun tidak terbukti melanggar Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999.
Atas pelanggaran tersebut, Majelis Komisi menjatuhkan sanksi denda kepada Grab sebesar Rp 7,5 miliar untuk pelanggaran Pasal 14 dan Rp 22,5 miliar untuk pelanggaran Pasal 19 huruf "d". Sementara TPI dikenakan sanksi denda sebesar Rp 4 miliar atas pelanggaran Pasal 14 dan Rp 15 miliar untuk pelanggaran Pasal 19 huruf "d".
"Majelis Komisi juga memerintahkan agar para terlapor melakukan pembayaran denda paling lambat 30 hari setelah putusan memiliki kekuatan hukum tetap," bunyi keterangan KPPU.
Secara khusus, Majelis Komisi juga merekomendasikan kepada KPPU untuk memberikan saran pertimbangan kepada Kementerian Perhubungan untuk melakukan evaluasi terkait implementasi kebijakan kuota angkutan sewa khusus kepada Kementerian UMKM dan Koperasi untuk melakukan advokasi kepada pengemudi yang tergolong UMKM terkait dengan pelaksanaan perjanjian antara pengemudi dengan perusahaan penyedia aplikasi, dan perjanjian antara pengemudi dengan perusahaan angkutan sewa khusus. - PT KP Press
Kedua perusahaan itu dianggap melanggar Pasal 14 dan Pasal 19 UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Denda sebesar Rp 30 miliar kepada Grab ini terdiri dari Rp 7,5 miliar pelanggaran pasal 14 dan Rp 22,5 miliar atas pasal 19, sementara TPI dikenakan Rp 4 miliar dan Rp 15 miliar atas dua pasal tersebut.
Berdasarkan keterangan resmi KPPU, Jumat (3/7/2020), pembacaan keputusan dilakukan pada Kamis (2/7/2020) malam. Putusan pada kedua perusahaan ini adalah jasa angkutan sewa khusus yang berkaitan dengan penyediaan aplikasi piranti lunak Grab App yang diselenggarakan oleh wilayah Jabodetabek, Makassar, Medan, dan Surabaya.
Dalam persidangan, Majelis Komisi yang dipimpin oleh Dinni Melanie selaku Ketua Majelis dengan anggota Guntur S Saragih, dan Afif Hasbullah menilai perjanjian kerja sama penyediaan jasa oleh Grab selaku perusahaan penyedia aplikasi dan TPI selaku perusahaan yang bergerak di bidang jasa sewa angkutan khusus, bertujuan untuk menguasai produk jasa penyediaan aplikasi angkutan sewa khusus berbasis teknologi di Indonesia dan mengakibatkan terjadinya penurunan persentase jumlah mitra dan penurunan jumlah orderan dari pengemudi mitra non-TPI.
Majelis Komisi menilai tidak adanya upaya tying-in yang dilakukan Grab terhadap jasa yang diberikan oleh TPI. Namun demikian Majelis menilai telah terjadi praktik diskriminasi yang dilakukan oleh Grab dan TPI atas mitra individu dibandingkan mitra TPI, seperti pemberian order prioritas, masa suspend, dan fasilitas lainnya.
Praktik tersebut telah mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat terhadap mitra non-TPI dan mitra individu.
Memperhatikan berbagai fakta dan temuan dalam persidangan Majelis Komisi memutuskan bahwa Grab dan TPI terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 dan 19 huruf "d", namun tidak terbukti melanggar Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999.
Atas pelanggaran tersebut, Majelis Komisi menjatuhkan sanksi denda kepada Grab sebesar Rp 7,5 miliar untuk pelanggaran Pasal 14 dan Rp 22,5 miliar untuk pelanggaran Pasal 19 huruf "d". Sementara TPI dikenakan sanksi denda sebesar Rp 4 miliar atas pelanggaran Pasal 14 dan Rp 15 miliar untuk pelanggaran Pasal 19 huruf "d".
"Majelis Komisi juga memerintahkan agar para terlapor melakukan pembayaran denda paling lambat 30 hari setelah putusan memiliki kekuatan hukum tetap," bunyi keterangan KPPU.
Secara khusus, Majelis Komisi juga merekomendasikan kepada KPPU untuk memberikan saran pertimbangan kepada Kementerian Perhubungan untuk melakukan evaluasi terkait implementasi kebijakan kuota angkutan sewa khusus kepada Kementerian UMKM dan Koperasi untuk melakukan advokasi kepada pengemudi yang tergolong UMKM terkait dengan pelaksanaan perjanjian antara pengemudi dengan perusahaan penyedia aplikasi, dan perjanjian antara pengemudi dengan perusahaan angkutan sewa khusus. - PT KP Press
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:16 AM
9:34 AM
Nostalgia Peneng dan Pro-Kontra Andai Pajak Sepeda Dipungut Lagi
Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, July 2, 2020 | 9:34 AM
Kontak Perkasa Futures - Meski dibantah oleh Kementerian Perhubungan, rumor pajak sepeda telanjur menuai pro dan kontra. Ada yang setuju sepeda diterapkan pajak asalkan dengan syarat, adapula yang langsung menolak tidak ingin dikenakan pajak.
Pooling di Twitter, Selasa (30/6/2020), menunjukkan 47 persen netizen tidak setuju jika seandainya pajak sepeda diberlakukan lagi. Sebanyak 19 persen setuju, dan 34 persen lainnya memilih menimbang terlebih dahulu setuju atau tidak, tergantung dengan penerapan peraturan pajak sepeda tersebut.
Co-founder Bike to Work Indonesia (B2W), Toto Sugito, dalam wawancara mengaku tak masalah jika pajak sepeda nantinya diterapkan kembali. Tapi ada syaratnya, fasilitas pesepeda semuanya sudah dilengkapi.
"Setuju! Bila semua fasilitas untuk pesepeda sudah dibangun dan diterapkan dengan baik dan benar, sesuai dengan UU No 22/2009 dan Pergub No 51/2020," jelasnya saat dihubungi, Rabu (30/1/2020).
Salah seorang pembaca yang mengikuti poling, Dewo Udianto, juga menyampaikan pendapat senada. Setuju ada pajak sepeda, tetapi ada syaratnya.
"Setuju saja kalau cuma maksimal 20 ribu untuk pening sepeda seperti jaman dulu, hasil pajak sepeda yang nyaman dan aman," jelas Dewo.
Pendapat berbeda diutarakan Bagus 'Kinjeng' Chriswandito, Sekjen II KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia). Ia tidak setuju kalau seandainya sepeda dikenakan pajak.
"Pada intinya kami para pesepeda ini kurang menyetujui kalau sepeda ini dikenakan pajak, karena begini pada saat beli sepeda pun kita sebenarnya sudah include pajak, di situ karena penjualan atau importir atau penjualan sepeda pun sudah kena pajak ya sebetulnya secara tidak langsung gitu sih menurut saya," jelas Bagus.
Sebagian besar yang menolak wacana pajak sepeda juga menyinggung soal fasilitas untuk pesepeda. Seorang netizen, Iful Alfanisi, dalam pooling juga menyampaikan pendapat hal itu.
"Gue tetep gowes tapi ogah bayar pajak, masa mau sehat harus bayar pajak, seharusnya pemerintah yg ngasih fasilitas biar warganya pada sehat," cuit @IfulAlfanisi menanggapi pooling. - Kontak Perkasa Futures
Pooling di Twitter, Selasa (30/6/2020), menunjukkan 47 persen netizen tidak setuju jika seandainya pajak sepeda diberlakukan lagi. Sebanyak 19 persen setuju, dan 34 persen lainnya memilih menimbang terlebih dahulu setuju atau tidak, tergantung dengan penerapan peraturan pajak sepeda tersebut.
Co-founder Bike to Work Indonesia (B2W), Toto Sugito, dalam wawancara mengaku tak masalah jika pajak sepeda nantinya diterapkan kembali. Tapi ada syaratnya, fasilitas pesepeda semuanya sudah dilengkapi.
"Setuju! Bila semua fasilitas untuk pesepeda sudah dibangun dan diterapkan dengan baik dan benar, sesuai dengan UU No 22/2009 dan Pergub No 51/2020," jelasnya saat dihubungi, Rabu (30/1/2020).
Salah seorang pembaca yang mengikuti poling, Dewo Udianto, juga menyampaikan pendapat senada. Setuju ada pajak sepeda, tetapi ada syaratnya.
"Setuju saja kalau cuma maksimal 20 ribu untuk pening sepeda seperti jaman dulu, hasil pajak sepeda yang nyaman dan aman," jelas Dewo.
Pendapat berbeda diutarakan Bagus 'Kinjeng' Chriswandito, Sekjen II KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia). Ia tidak setuju kalau seandainya sepeda dikenakan pajak.
"Pada intinya kami para pesepeda ini kurang menyetujui kalau sepeda ini dikenakan pajak, karena begini pada saat beli sepeda pun kita sebenarnya sudah include pajak, di situ karena penjualan atau importir atau penjualan sepeda pun sudah kena pajak ya sebetulnya secara tidak langsung gitu sih menurut saya," jelas Bagus.
Sebagian besar yang menolak wacana pajak sepeda juga menyinggung soal fasilitas untuk pesepeda. Seorang netizen, Iful Alfanisi, dalam pooling juga menyampaikan pendapat hal itu.
"Gue tetep gowes tapi ogah bayar pajak, masa mau sehat harus bayar pajak, seharusnya pemerintah yg ngasih fasilitas biar warganya pada sehat," cuit @IfulAlfanisi menanggapi pooling. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:34 AM
11:15 AM
Catat Aktivitas Risiko Terendah hingga Tertinggi Penularan Virus Corona
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, July 1, 2020 | 11:15 AM
PT Kontak Perkasa - Sebagian besar orang sudah kembali ke aktivitas harian mereka setelah diterapkan new normal. Namun faktor yang paling penting untuk menghindari terjadinya kasus penularan virus Corona COVID-19 di masa pandemi ini adalah mengenal aktivitas harian dengan masing-masing risiko penularannya.
"Kita semua bosan tinggal di rumah. Tapi pandemi belum berakhir, dan penting untuk mengenali itu," kata Jay Butler, wakil direktur penyakit menular di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dikutip dari Medical Daily.
Ketika restoran, salon, serta kantor dibuka kembali, ada baiknya untuk mengingat bahwa beberapa kegiatan masih jauh lebih berisiko dalam penularan virus corona COVID-19 dari satu orang ke orang lainnya.
Praktik cuci tangan yang baik, terutama sebelum makan atau menyentuh wajah, menjaga jarak dari orang lain, dan memakai masker di tempat umum, adalah protokol yang harus terus dipertahankan.
Agar kita dapat melindungi diri dari penularan virus Corona, ketahui beberapa kegiatan harian yang memiliki risiko penularan dari terendah hingga tertinggi.
1. Risiko rendah
- Berjalan atau bersepeda, dapat dilakukan bersama teman, tetapi tetap ikuti protokol kesehatan seperti, tetap jaga jarak minimal satu meter dan selalu pakai masker.
2. Risiko rendah-sedang
- Piknik dengan teman
- Pergi ke pantai
- Berenang di kolam berenang umum
3. Risiko sedang
- Bermain dengan anak di taman umum
- Pergi ke salon
4. Risiko sedang-tinggi
- Mengunjungi lansia yang rentan tertular
- Nongkrong di kafe dan kelab malam
- Pergi ke tempat gym
- Menginap di hotel
5. Risiko tinggi
- Pesta besar di dalam ruangan
- Pertemuan akbar dan kerumunan besar. - PT Kontak Perkasa
"Kita semua bosan tinggal di rumah. Tapi pandemi belum berakhir, dan penting untuk mengenali itu," kata Jay Butler, wakil direktur penyakit menular di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dikutip dari Medical Daily.
Ketika restoran, salon, serta kantor dibuka kembali, ada baiknya untuk mengingat bahwa beberapa kegiatan masih jauh lebih berisiko dalam penularan virus corona COVID-19 dari satu orang ke orang lainnya.
Praktik cuci tangan yang baik, terutama sebelum makan atau menyentuh wajah, menjaga jarak dari orang lain, dan memakai masker di tempat umum, adalah protokol yang harus terus dipertahankan.
Agar kita dapat melindungi diri dari penularan virus Corona, ketahui beberapa kegiatan harian yang memiliki risiko penularan dari terendah hingga tertinggi.
1. Risiko rendah
- Berjalan atau bersepeda, dapat dilakukan bersama teman, tetapi tetap ikuti protokol kesehatan seperti, tetap jaga jarak minimal satu meter dan selalu pakai masker.
2. Risiko rendah-sedang
- Piknik dengan teman
- Pergi ke pantai
- Berenang di kolam berenang umum
3. Risiko sedang
- Bermain dengan anak di taman umum
- Pergi ke salon
4. Risiko sedang-tinggi
- Mengunjungi lansia yang rentan tertular
- Nongkrong di kafe dan kelab malam
- Pergi ke tempat gym
- Menginap di hotel
5. Risiko tinggi
- Pesta besar di dalam ruangan
- Pertemuan akbar dan kerumunan besar. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:15 AM
9:39 AM
Berpotensi Jadi Pandemi, Virus Baru G4 Berkerabat dengan Flu Babi
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, June 30, 2020 | 9:39 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Para ilmuwan tengah menyoroti temuan virus baru di China yang disebut potensial memicu pandemi. Dinamakan virus G4, virus yang ditemukan pada babi ini masih berkerabat dengan H1N1 yang mewabah pada 2009.
Walau belum akan menjadi ancaman dalam waktu dekat, virus yang menginfeksi babi ini jadi perhatian para ahli karena diyakini bisa menular ke manusia. Diyakini pula, manusia belum punya imunitas atau kekebalan terhadap virus G4.
Bagaimana virus ini ditemukan?
Antara tahun 2011-2018, para ilmuwan dari China Agricultural University (CAU) menganalisis hampir 30 ribu swab hidung yang diambil dari babi di rumah pemotongan. Dari pemeriksaan tersebut, para ilmuwan berhasil mengisolasi 179 virus flu babi.
Mayoritas di antaranya adalah virus G4 atau salah satu dari 5 strain G lainnya.
"Virus G4 menunjukkan peningkatan tajam sejak 2016 dan merupakan genotip predominan yang beredar pada babi yang terdeteksi di sedikitnya 10 provinsi," tulis para ilmuwan dalam laporannya di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, dikutip dari Sciencemag.
Sangat menular
Para ilmuwan lalu melakukan sejumlah eksperimen, termasih pada ferret (Mustela putorius furo). Mamalia ini umum dipakai dalam riset flu karena mengalami gejala yang mirip pada manusia, termasuk demam, batuk, dan bersin.
Hasil eksperimen menunjukkan virus G4 sangat menular, bereplikasi pada sel-sel manusia dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada ferret dibanding virus lain. Kekebalan terhadap flu pada umumnya tidak memberikan perlindungan terhadap virus ini.
Tes antibodi yang dilakukan menunjukkan 10,4 persen pekerja di industri babi telah terinfeksi. Tes tersebut juga menunjukkan bahwa 4,4 persen dari populasi umum sudah terpapar.
Meski virus baru ini sudah menular dari binatang ke manusia, hingga saat ini belum ditemukan bukti penularan dari orang ke orang. - PT Kontak Perkasa Futures
Walau belum akan menjadi ancaman dalam waktu dekat, virus yang menginfeksi babi ini jadi perhatian para ahli karena diyakini bisa menular ke manusia. Diyakini pula, manusia belum punya imunitas atau kekebalan terhadap virus G4.
Bagaimana virus ini ditemukan?
Antara tahun 2011-2018, para ilmuwan dari China Agricultural University (CAU) menganalisis hampir 30 ribu swab hidung yang diambil dari babi di rumah pemotongan. Dari pemeriksaan tersebut, para ilmuwan berhasil mengisolasi 179 virus flu babi.
Mayoritas di antaranya adalah virus G4 atau salah satu dari 5 strain G lainnya.
"Virus G4 menunjukkan peningkatan tajam sejak 2016 dan merupakan genotip predominan yang beredar pada babi yang terdeteksi di sedikitnya 10 provinsi," tulis para ilmuwan dalam laporannya di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, dikutip dari Sciencemag.
Sangat menular
Para ilmuwan lalu melakukan sejumlah eksperimen, termasih pada ferret (Mustela putorius furo). Mamalia ini umum dipakai dalam riset flu karena mengalami gejala yang mirip pada manusia, termasuk demam, batuk, dan bersin.
Hasil eksperimen menunjukkan virus G4 sangat menular, bereplikasi pada sel-sel manusia dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada ferret dibanding virus lain. Kekebalan terhadap flu pada umumnya tidak memberikan perlindungan terhadap virus ini.
Tes antibodi yang dilakukan menunjukkan 10,4 persen pekerja di industri babi telah terinfeksi. Tes tersebut juga menunjukkan bahwa 4,4 persen dari populasi umum sudah terpapar.
Meski virus baru ini sudah menular dari binatang ke manusia, hingga saat ini belum ditemukan bukti penularan dari orang ke orang. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:39 AM