Powered by Blogger.
Latest Post
8:58 AM
Aktivitas manufaktur China melambat
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, May 1, 2013 | 8:58 AM
Bloomberg, (1/5) - Aktivitas manufaktur China
tumbuh pada laju yang lebih lemah selama bulan April setelah pertumbuhan ekonomi
mengalami perlambatan secara tak terduga di kuartal pertama.
Biro Nasional Statistik dan Federasi Logistik dan Pembelian China mengatakan pagi ini bahwa Indeks Pembelian Manajer (PMI) berada di level 50,6. Itu dibandingkan dengan 50,7 dari perkiraan median atas 31 analis dalam survei Bloomberg News dan pembacaan bulan Maret di level 50,9. Saham-saham China jatuh ke level terendah empat bulan sebelum hari libur nasional yang berakhir hari ini pada kekhawatiran bahwa perlambatan akan menyeret kinerja pendapatan perusahaan. Produksi industri Jepang dan Korea Selatan berada dibawah perkiraan analis untuk bulan Maret lalu dan pertumbuhan kuartal pertama Taiwan hanya setengah dari laju yang diperkiraan karena melemahnya permintaan global yang membatasi pemulihan ekonomi di Asia. (brc) |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:58 AM
Labels:
News
8:55 AM
Jelang hasil rapat the Fed, Emas turun
Bloomberg, (1/5) - Emas jatuh, memperpanjang
penurunan bulanan terburuk dalam lebih dari satu tahun terakhir karena para
investor menimbang kejatuhan aset exchange-traded product (ETPs)yang mencapai
rekor tertingginya dengan spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan
stimulus moneternya.
Emas untuk pengiriman segera turun 0,2 persen di $ 1,473.73 per ounce pada pukul 8:51 pagi di Singapura. Bullion untuk pengiriman Juni naik 0,1 persen di $ 1,473.60 per ounce di Comex, New York. ETPs emas anjlok 174 metrik ton bulan lalu, terbesar yang pernah menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. The Fed, yang membeli obligasi senilai $ 85 per bulan dalam langkah pelonggaran kuantitatifnya (QE) akan menyimpulkan hasil pertemuan kebijakan bank sentral hari ini. 'Tidak akan ada perubahan dalam sikap Fed untuk QE,' kata David Lennox, analis dari Fat Prophets di Sydney. Aset ETPs mencapai 2,275.84 ton kemarin, terendah sejak Oktober 2011 menurut data Bloomberg. Kepemilikan SPDR Gold Trust, ETPs emas terbesar di dunia turun menjadi 1,078.54 ton, terendah sejak September 2009. (brc) |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:55 AM
Labels:
News
8:53 AM
Dollar Drops a Fifth Day Versus Yen
Bloomberg, (1/5) -- The dollar fell versus the
yen for a fifth day, the longest losing streak since September, on speculation
the Federal Reserve won’t slacken its bond-buying program to cap borrowing costs
as the economy loses momentum.
The greenback was 0.1 percent from a almost two-week low against the euro before a report today forecast to show U.S. private employers added the fewest jobs in six months. Australia’s dollar fell for a second day versus Japan’s currency as Chinese data showed manufacturing growth slowed in the South Pacific nation’s largest trading partner. “The Fed will probably be happy to maintain the current rate of asset purchases and not change the language because of the recent soft patch in the data,” said Stan Shamu, a markets strategist at IG Markets Ltd. in Melbourne. “We’re seeing a little weakness in the dollar.” The U.S. currency fell 0.2 percent to 97.29 yen as of 10:34 a.m. in Tokyo. The greenback was little changed at $1.3163 per euro after yesterday touching $1.3186, the weakest level since April 17. The euro fell 0.2 percent to 128.06 yen. Australia’s dollar slid 0.2 percent to 100.89 yen. Private employment rose by 150,000 in April after gaining 158,000 the previous month, data from the Roseland, New Jersey-based ADP Research Institute will probably show, according to the median estimate of economists surveyed by Bloomberg News. U.S. payrolls increased by 148,000 workers after an 88,000 gain in March, a separate survey forecasts before a May 3 Labor Department report. The Fed, which concludes a two-day meeting today, is buying $85 billion of bonds a month in the third round of its quantitative-easing strategy to put downward pressure on borrowing costs. |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:53 AM
Labels:
News
8:52 AM
Gold Declines as Investors Weigh ETP Holdings Drop
Bloomberg, (1/5) -- Gold fell, extending its
worst monthly loss in more than a year, as investors weighed a record drop in
exchange-traded product assets with speculation the Federal Reserve will
maintain unprecedented monetary stimulus.
Gold for immediate delivery slid 0.2 percent to $1,473.73 an ounce by 8:51 a.m. in Singapore. Bullion for June delivery rose 0.1 percent to $1,473.60 an ounce on the Comex in New York. Markets in China, Hong Kong, India, South Korea, Taiwan, Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam and the Philippines are closed today for holidays. While prices have rebounded 12 percent since touching a two-year low on April 16, they dropped 7.6 percent last month, the biggest loss since December 2011, as some investors lost faith in gold as a traditional store of value. Gold-backed ETPs plunged 174 metric tons last month, the biggest ever, according to data compiled by Bloomberg. The Fed, which is buying $85 billion of bonds a month in a third round of quantitative easing, concludes a two-day policy meeting today. “There won’t be any change in the Fed stance to QE,” said David Lennox, an analyst at Fat Prophets in Sydney. “Gold isn’t going to get any downward pressure from hawks coming out and saying ‘QE’s finished, let’s get on with cutting it back’.” ETP assets stood at 2,275.84 tons yesterday, the lowest since October 2011, according to Bloomberg data. SPDR Gold Trust holdings, the biggest gold-backed ETP, dropped to 1,078.54 tons, the lowest since September 2009. |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:52 AM
Labels:
News
8:46 AM
Saham AS tumbang pasca data payroll; the Fed pertahankan rencana stimulus
New York, Bloomberg (01/05) – Saham-saham AS
berjatuhan, menyeret indeks Standard & Poor 500 dari rekor tertingginya
karena data pertumbuhan yang lebih lambat pada manufaktur dan tingkat payrolls
Amerika seiring dengan Federal Reserve yang mengatakan untuk tetap
mempertahankan program pembelian untuk mendukung perekonomian.
Index S & P 500 turun 0,9 persen menjadi 1,582.70 pada pukul 4 pm di New York. Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 138,85 poin, atau 0,9 persen, ke posisi 14,700.95. The Fed tetap mempertahankan program pembelian obligasi pada laju $ 85 miliar per bulan, kata Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada akhir pertemuan dua hari di Washington. Selain itu, the Fed juga tidak berubah pernyataannya untuk tetap mempertahankan suku bunga mendekati target nol asalkan pengangguran tetap di atas 6,5 persen dan prospek inflasi tidak melebihi 2,5 persen. Sebelumnya, saham-saham jatuh karena keluarnya laporan yang menunjukkan bahwa penyerapan lapangan kerja perusahaan adalah lebih sedikit dari perkiraan untuk bulan April. Sebanyak 119.000 untuk kenaikan gaji, adalah yang terkecil sejak September, mengikuti revisi kenaikan 131.000 di bulan Maret, dan itu adalah kurang dari perkiraan awal, menurut data dari ADP Research Institute. Perkiraan median dari 37 ekonom yang disurvei Bloomberg adalah untuk kenaikan 150.000. Departemen Tenaga Kerja akan menerbitkan laporan pekerjaan dan pengangguran pada tanggal 3 Mei. Payrolls gabungan untuk perusahaan dan instansi pemerintah meningkat sebesar 148.000 pekerja pada bulan April setelah naik 88.000 pada bulan Maret, menurut survei ekonom oleh Bloomberg. (brc) |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:46 AM
Labels:
News
9:40 AM
Output Penjualan Industri Retail Jepang Melambat
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, April 30, 2013 | 9:40 AM
MarketWatch (30/4) - LOS ANGELES – Sektor
produksi industri Jepang memperlambat pertumbuhannya dibulan Maret yang lalu,
sementara penjualan retail jatuh lebih jauh, sementara menteri ekonomi, industri
dan perdagangan telah melaporkan pada hari Selasa ini, dengan kedua angka yang
jauh dari estimasi.
Sedangkan produksi pada sektor industri naik
sebanyak 0.2% dari bulan sebelumnya, yang sempat meredam dari kenaikan sebanyak
0.6% dibulan Februari dan gain sebanyak 0.3% untuk bulan Januari yang lalu,
sementara hasil berita Dow Jones dan polling ekonom dari Reuters telah
menghentikan peningkatan sebesar 0.4%, dengan bahan kimiawi yang merupakan
segmen pada performa puncaknya, yang diikuti oleh suku cadang elektronik dan
peralatan seperti yang dikatakan oleh menteri tersebut.
Sebuah survey dalam sektor manufaktur yang
termasuk dengan data tiap bulan yang telah memperlihatkan ekspektasi yang
sedikit lebih baik untuk dibulan April, dengan sebuah proyeksi sebesar 0.8%
terhadap gain dalam output sektor industri, yang telah naik dari perkiraan bulan
lalu untuk peningkatan dibulan April sebesar 0.6%.
Data lain telah memperlihatkan penjualan retail
yang terjatuh sebanyak 0.3% dibulan Maret sejak setahun sebelumnya, meskipun
para penjual retail berskala besar telah berayun menuju gain sebanyak 2.4%,
sementara dibulan Februari penjualan keseluruhan telah menurun sebanyak 2.2%,
sementara bagi para penjual retail besar turun sebanyak 3.7%, sedangkan polling
dari pihak Reuters telah memprediksikan gain sebanyak 0.6% untuk total penjualan
retail.(tito)
|
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:40 AM
Labels:
News
9:36 AM
Asian Stocks Climb to Five-Year High
Reuters, (30/4) --Asian stocks rose, sending
the benchmark index to its highest level since June 2008, as U.S. home sales
climbed and investors speculated central banks will extend stimulus measures.
The won gained and silver declined.
The MSCI Asia Pacific Index climbed 0.4 percent at 9:35 a.m. in Tokyo. Japan’s Topix Index added 0.4 percent, set for its best month since 1999. Futures on the S&P 500 Index were little changed. South Korea’s currency strengthened against all its major peers, while the yen fell 0.2 percent to 97.91 per dollar. Silver and copper slid 0.4 percent. Taiwan’s economy expanded at a slower pace than economists estimated in the first quarter, data showed today. Gross domestic product rose 1.54 percent from a year earlier, after increasing 3.72 percent in the final quarter of 2012. Economists forecast 3.1 percent growth, according to the median estimate in a Bloomberg survey. Chinese markets are closed today for holidays, while Japan’s were shut yesterday. |
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:36 AM
Labels:
News