Powered by Blogger.
Latest Post

Index Topix Jepang Berayun ditengah Taruhan, Pelemahan Yen

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, October 31, 2013 | 8:39 AM


Kontak Perkasa - Bloomberg (31/10) – Index Topix Jepang berayun diantara gain dan loss seiringan dengan sinyal dari the Fed terhadap kemungkinan pengurangan stimulus moneter yang lebih cepat dari perkiraan dengan pertimbangan pada sentiment investor sementara pelemahan mata uang yen membatasi penurunan.

Index Topix turun 0.1% ke level 1,203.44 pada jam 9:06 pagi di Tokyo, setelah naik kurang dari 0.1%, index Nikkei 225 turun 0.4% ke level 14,440.09, mata uang Jepang bertahan menguat dilevel 98.48 terhadap dollar setelah turun selama empat hari berturut, hari ini adalah hari tersibuk dalam musim laba dinegara tersebut, dengan BOJ yang juga dijadwalkan untuk menerbitkan sebuah pernyataan perihal kebijakan.

The Fed memutuskan untuk menekan pembelian obligasi bulanannya pada rapat hari kemarin, mengatakan bahwa butuh lebih banyak bukti peningkatan ekonomi ditengah sinyal dari “penguatan mendasar”, pihak bank sentral mengeluarkan sebuah keputusan dari pernyataan yang telah mengatakan bahwa pengetatan kondisi finansial dapat memperlambat peningkatan ekonnomi, memicu spekulasi yang kemungkinan dapat mengurangi stimulus dalam beberapa bulan kedepan.

Peluang pada dimulainya langkah pengurangan stimulus oleh A.S dibulan Januari naik menjadi 45% dari 25% sebelum pernyataan kemarin, sementara itu Citigroup Inc.mengatakan bahwa para ekonom berdasarkan survey Bloomberg pada tanggal 17-18 Oktober telah memprediksi bahwa the Fed akan mulai mengurangi stimulusnya dibulan Maret.(tito)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:39 AM

Japan October manufacturing PMI at highest in more than three years


Kontak Perkasa - Reuters (31/10) - Japanese manufacturing activity grew at the fastest pace in more than three years and factory output grew at the fastest pace in almost four years in October, a survey showed on Thursday, in a sign that domestic demand remains firm before a sales tax increase next April.

The Markit/JMMA Japan Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) rose to a seasonally adjusted 54.2 in October from 52.5 in September.

The index remained above the 50 threshold that separates contraction from expansion for the eighth consecutive month and reached the highest level since May 2010.

'The data signaled that the latest expansion was largely demand driven and apparently unimpeded by Prime Minister Shinzo Abe's recent confirmation of a sales tax hike next April.'

The output component of the October PMI index also gained to 57.7 from 53.8 in September to show the fastest growth in almost four years.

The index for new export orders fell to 53.1 from the previous month's 53.3.

The government will raise the national sales tax to 8 percent in April from 5 percent to pay for rising welfare costs. This has fuelled a burst in spending before goods become more expensive.

An increase in capital expenditure plans by Japanese companies has also helped support output of heavy machinery and manufacturing equipment.

http://www.reuters.com/article/2013/10/30/us-japan-economy-pmi-idUSBRE99T1IP20131030
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:37 AM

Gold eases despite Fed as investors take profits


Kontak Perkasa - Reuters, (31/10) -- Gold slipped on Thursday despite the U.S. Federal Reserve vowing to support the economy through stimulus measures, with investors taking profits from a recent run-up in prices.

The metal had risen about 8 percent since hitting a three-month low on Oct. 15 in anticipation of the Fed's move, leading to a price correction on Wednesday after a statement from the bank came in line with expectations.

Spot gold pared some losses after falling as much 0.3 percent to trade down 0.12 percent at $1,340.59 an ounce by 0022 GMT. Gold is heading for a 1-percent monthly gain.

The Fed on Wednesday sounded a bit less optimistic about economic growth as it announced plans to keep buying $85 billion in bonds per month. The central bank noted that the recovery in the housing market had lost some steam and suggested some frustration at how slowly the labour market was healing.

Elliott Management said the Fed's easy money policies have distorted the economy and created big risks for markets and investors alike, prompting the hedge fund firm to add to long gold options to protect against inflation.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:35 AM

Dollar Naik, the Fed Mengutip Gain Ekonomi


Kontak Perkasa - Bloomberg (31/10) – Dollar naik ke level terkuatnya selama hampir dua pekan terakhir terhadap yen setelah the Fed mengatakan melihat peningkatan ekonomi bahkan seiring dengan rencananya guna pertahankan stimulus moneter sambil menunggu bukti perolehan gain yang lebih jauh lagi.

Index Bloomberg U.S. Dollar menyentuh level tertinggi sejak 17 Oktober menghapus penurunan sebelumnya, setelah otoritas mengeluarkan isu pernyataan mengikuti pertemuan selama dua hari, greenback sebelumnya jatuh ditengah taruhan bahwa bank sewntral akan tetap membneli obligasi sebesar $85 Milyar perbulan dibawah program quantitative easing (QE), sementara dollar New Zealand naik seiring bank sentral mengatakan kemungkinan peningkatan suku bunga ditahun depan.

Pejabat the Fed “mengatakan bahwa mereka masih melihat perkembangan dalam aktifitas ekonomi dan kondisi market tenaga kerja, itulah sebabnya kita melihat rebound pada dollar,” menurut pernyataan Eric Viloria, senior strategis pada Gain Capital Group LLC in New York, dalam wawancara via telephone, “Namun trend yang ada masih untuk pelemahan dollar seiring dipertahankannya laju dari program QE.”

Dollar menguat 0.3% ke level 98.51 yenpada jam 5 siang waktu New York setelah menyentuh level 98.68, yang tertinggi sejak 17 Oktober, yang naik 0.1% ke level $1.3736 per euro setelah gain sebanyak 0.4% dan melemah 0.3%, sementara mata uang Jepang turun 0.3% ke level 135.32 per euro setelah mencapai level 135.51 pada tanggal 22 Oktober, yang merupakan level terlemah sejak bulan November 2009.

Index Bloomberg U.S. Dollar yang memonitor greenback terhadap 10 pesaing utama lainnya, naik 0.1% ke level 1,007.37 dan mencapai level 1,009.13, yang tertinggi selama hampir dua pekan terakhir, dimana sebelumnya acuan itu jatuh 0.3%.(tito)

http://www.bloomberg.com/news/2013-10-30/dollar-weakens-as-federal-reserve-says-it-will-keep-buying-bonds.html
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:33 AM

Index Saham Berjangka China Naik, Sinopec, Vanke Laporkan Laba

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, October 30, 2013 | 3:08 PM

Kontak Perkasa - Bloomberg (30/10) – Index saham berjangka China naik setelah perusahaan dari developer property China Vanke Co. hingga China Petroleum & Chemical Corp. yang telah melaporkan sebuah peningkatan laba.

Index CSI 300 gain 0.7% ke level 2,372.20 pada jam 9:18 pagi di Shanghai, China Petroleum, atau yang dikenal sebagai Sinopec, melonjak 4.7% dalam perdagangan New York setelah melaporkan laba kuartal ketiga yang mengalahkan estimasi, China Vanke juga mengalami gain setelah pendapatan bersihnya naik 18%, selain itu China Construction Bank Corp. kemubngkinan bergerak setelah seseorang dengan pengetahuan langsung dengan perihal tersebut mengatakan bahwa perusahaan itu sedang mendekati kesepakatan untuk mengakuisisi Banco Industrial & Comercial SA di Brazil.

Sementara itu pada hari kemarin index Shanghai Composite Index jatuh 0.2% ke level 2,128.86 setelah kenaikan suku bunga money market ke level tertingginya sejak Juli, dengan laba pada 199 perusahaan dalam acuan Shanghai yang ditelusuri Bloomberg telah melaporkan hasil akhirnya sepanjang kuartal ini telah menelusuri estimasi analis hingga sebanyak 6.4%.

Index Shanghai bulan ini telah jatuh 2.1%, bersiap untuk penurunan bulanan pertamanya sejak Juni, pada hari kemarin Index CSI 300 naik 0.3% ke level 2,372.05, index Hang Seng China Enterprises naik 1.3%, sementara index ekuitas Bloomberg China-US gain 1.7% di New York dihari kemarin.

Volume perdagangan dalam index Shanghai berada sebanyak 3.5% dibawah rata-rata 30 hari kemarin, berdasarkan data Bloomberg, tahun ini Index tersebut telah merosot 6.2% pada kecemasan melambatnya ekonomi yang akan mempengaruhi pertumbuhan laba dan pihgak pemerintahan akan memperkenalkan acuan guna mengurangi gain harga property.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 3:08 PM

Saham Hong Kong naik, Dengan Gain untuk isu Perbankan

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, October 29, 2013 | 10:07 AM


Kontak Perkasa - LOS ANGELES (29/10) MarketWatch – Saham di Hong Kong telah membukukan gain dihari Selasa, dengan index acuan ekuitas yang terbantu naik lebih tinggi oleh benturan dalam saham finansial.

Index Hang Seng naik 0.3% ke level 22,887.80, seiring dengan China Merchants Bank Co. yang naik 2.1% menjelang dari hasil akhir finansial perusahaan tersebut yang dijadwalkan nanti dihari selasa ini.

Saham dari China Construction Bank Corp. naik 0.4%, memperpanjang kenaikan 1.1% dihari Senin, meski bank dengan asset kedua terbesar di China telah melaporkan pertumbuhan laba kuartal yang lebih lamban dari ekspektasi.

Sementara itu, saham dari China Telecom Corp. turun 0.3% meski terdapat laporan bahwa telah terjadi lonjakan laba kuartal ketiga perusahaan tersebut sebesar 20% pada menguatnya data penjualan yang tergerak oleh pengguna iPhone.

Selain itu index Hang Seng China Enterprises naik lebih tinggi sebesar 1.4% dan pada daratan utama, index Shanghai Composite naik 0.6%.(tito)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:07 AM

Index Saham Berjangka China Naik, Tingkat Money Market Turun


Kontak Perkasa - Bloomberg (29/10) – Index saham berjangka China naik setelah penurunan tingkat money market dan pelaporna laba dari Anhui Conch Cement Co. hingga Gemdale Corp.

Index CSI 300 yang habis masa berlakunya dibulan November telah bertambah 0.2% ke level 2,369 pada jam 9:22 pagi di Shanghai, dengan Anhui Conch yang mengatakan bahwa laba bersih kuartal ketiga telah lebih dari berlipat ganda dari setahun lalu dan China Everbright Bank Co. juga mengatakan bahwa laba bersihnya selama tiga bulan terakhir naik 10%.
Gemdale membukukan laba bersih yang lebih rendah selama Sembilan bulan terakhir, pihak pemerintah kemungkinan akan mulai menguji coba beberapa kendala dari saham preferren dalam industri yang termasuk sektor perbankan dan produsen tenaga listrik, berdasarkan laporan dari Jurnal China Securities.

Index Shanghai Composite kemarin naik kurang dari 0.1% ke level 2,133.87, bulan ini index tersebut turun 1.9%, bersiap untuk penurunan pertama sejak Juni, sementara Bank Rakyat China akan mengalirkan dana sebesar 13 Milyar yuan ($2.1 Milyar) dari kesepakatan pembelian kembali terbalik tujuh hari, berdasarkan dari seorang trader yang berada pada dealer primer yang dibutuhkan untuk menawar dilelang tersebut.

Laba pada 146 perusahaan dalam acuan yang ditelusuri oleh Bloomberg yang telah melaporkan hasil akhir sepanjang kuartal ini telah menelusuri estimasi analis sebesar 5.7%, selain itu PetroChina Co. and China Petroleum & Chemical Corp. dijadwalkan merilis laba bersih kuartal ketiganya dihari ini.

Index CSI 300 turun 0.1% ke level 2,365.95 dihari kemarin, index Hang Seng China Enterprises dari perusahaan daratan utama yang ditransaksikan di Hong Kong telah naik 0.8%, sementara index ekuitas Bloomberg China-US, acuan dari perusahaan China berlisting A.S yang paling banyak diperdagangkan, jatuh 1.2% di New York.(tito)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:05 AM

Dollar Siap untuk Penurunan Bulanan seiring Rapat the Fed


Kontak Perkasa - Bloomberg (29/10) – Mata uang dollar menuju penurunan bulanan terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya sebelum perkiraan data A.S yang akan memperlihatkan penurunan tingkat kepercayaan konsumen menuju lima bulan terendah dan tersendatnya penjualan retail seiring pertemuan the Fed selama dua hari yang dimulai hari ini.

Greenback ditransaksikan mendekati hampir dua tahun terendah terhaddap euro dengan sebuah laporan yang dijadwalkan untuk dirilis hari ini yang kemungkinan dapat memperlihatkan menguatnya sentiment konsumen di Perancis, ekonomi kedua terbesar Eropa, sementara index Bloomberg U.S. Dollar jatuh untuk bulan kedua ditengah taruhan bahwa shutdown parsial pemerintahan yang menambahkan perkara the Fed untuk menunda pengurangan stimulus, selain itu dollar Australia jatuh setelah Gubernur Reserve Bank of Australia Glenn Stevens mengatakan bahwa kemungkinan mata uang tersebut akan menjadi “lebih rendah secara materil”

Dollar sedikit berubah dilevel $1.3783 per euro pada jam 10:01 pagi di Tokyo sejak hari kemarin, bersiap untuk penurunan bulan ini sebesar 1.9%, yang menyentuh level $1.3832 pada tanggal 25 Oktober, yang terlemah sejak November 2011, mata uang A.S turun 0.2% ke level harga 97.52 yen, bersiap untuk penurunan bulanan sebesar 0.8%.

Sedangkan mata uang euro ke 17 negara telah melemah 0.2% ke level 134.39 yen dari kemarin dan naik 1.1% dibulan ini terhadap mata uang Jepang, dollar Australia turun 0.5% ke level 95.23 sen A.S, setelah sebelumnya jatuh ke level 95.15, yang terendah sejak 16 Oktober.

Sementara index Bloomberg U.S. Dollar yang menelusuri pergerakan greenback terhadap 10 mata uang utama lainnya, berada dilevel 1,002.57 dari level 1,002.27 dihari kemarin, acuan tersebut turun 0.9 dibulan ini.(tito)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:03 AM

Gold Holds Near Five-Week High Before Fed Begins Policy Meeting


Kontak Perkasa - Bloomberg, (29/10) -- Gold held near the highest level in five weeks after U.S. economic data backed the case for the Federal Reserve to maintain stimulus, with central bank policy makers set to begin a meeting today to weigh the recovery.

Bullion for immediate delivery traded at $1,353.86 an ounce at 8:43 a.m. in Singapore from $1,352.65 yesterday, when the price touched $1,361.93, the highest since Sept. 20. Holdings in the SPDR Gold Trust, the biggest bullion-backed exchange-traded product, held steady at 872.02 metric tons yesterday.

Gold advanced in October as U.S. lawmakers wrangled over the nation’s budget and debt ceiling, triggering a 16-day partial government shutdown that may have hurt growth. U.S. factory output trailed forecasts in September, while pending sales of previously owned homes fell the most in three years, separate reports showed yesterday.

“Trading is light as investors wait for what the Fed may say about quantitative easing and the timing of a reduction in stimulus,” said Wang Xiaoli, chief investment strategist at CITICS Futures Co., a unit of China’s biggest listed brokerage.

Gold lost 19 percent in 2013 after rallying for 12 years on expectations that the Fed will start to slow its $85 billion in monthly bond buying as the economy strengthens. Fed policy makers, who unexpectedly refrained from tapering at their September meeting, will delay cutting purchases until March, according to economists surveyed by Bloomberg on Oct. 17-18.

Gold for delivery in December was little changed at $1,353.40 on the Comex in New York, heading for the third monthly gain in four. The trading volume was 78 percent below the average for the past 100 days for this time of day, data compiled by Bloomberg showed.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:02 AM

WTI Oil Drops From One-Week High as Crude Supplies Seen Rising


Kontaka Perkasa - Bloomberg (29/10) -- West Texas Intermediate oil dropped from the highest level in a week before government data that is forecast to show crude stockpiles rose to a four-month high in the U.S., the world’s biggest consumer of the fuel.

Futures fell as much as 0.5 percent in New York, slipping for the first time in four days. U.S. crude inventories climbed for a sixth week, adding 2.7 million barrels in the period ended Oct. 25, according to a Bloomberg News survey before a report from the Energy Information Administration tomorrow. WTI’s discount to Brent oil widened yesterday after the European benchmark grade advanced as Libyan output was cut.

“Inventory builds in the U.S. are playing more of a part on what’s happening in the market,” said Jonathan Barratt, the chief executive officer of Barratt’s Bulletin in Sydney. “The WTI-Brent spread is starting to push out, and that’s got to do with Libya.”

WTI for December delivery slid as much as 46 cents to $98.22 a barrel in electronic trading on the New York Mercantile Exchange. It was at $98.30 at 11:58 a.m. Sydney time. The contract rose 0.9 percent to $98.68 yesterday, the highest close since Oct. 21. The volume of all futures traded was about 70 percent below the 100-day average.

Brent for December settlement fell as much as 51 cents, or 0.5 percent, to $109.10 a barrel on the London-based ICE Futures Europe exchange. It closed $2.68, or 2.5 percent, higher at $109.61 yesterday. The European benchmark crude was at a $10.88 premium to WTI, down from $10.93 the previous day.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:00 AM

Dollar steadies vs rivals, China money rates, Fed in focus

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, October 28, 2013 | 10:12 AM


Kontak Perkasa - Reuters (28/10) - The dollar licked its wounds in early Asian trading on Monday, steadying against major counterparts ahead of the U.S. Federal Reserve's policy-setting meeting following a testing week which saw it tumble to two-year lows against the euro.

Economists and market participants widely expect Federal Open Market Committee members to hold steady on purchasing $85 billion of assets next month when they meet on Tuesday and Wednesday. Most expect the central bank to delay tapering its stimulus to at least March next year.

Investors will also keep a wary eye on Chinese short-term rates, after they surged last week to their highest level since the June credit crunch.
The euro was nearly flat at $1.3805, after rising as high as $1.3832 on Friday, its highest since November 2011, according to Reuters data.
The euro remained buoyant despite downbeat German Ifo business sentiment data on Friday, which unexpectedly showed a decline for the first time in six months.

Currency speculators reduced their dollar bets to the lowest level since February in the week ended October 1, according to data from the Commodity Futures Trading Commission released on Friday.

Against a basket of currencies, the dollar was slightly higher at 79.216, but still not far from a near nine-month low of 78.998 touched on Friday.

The dollar added about 0.2 percent against the yen to 97.55 yen, edging away from a more than two-week low of 96.92 yen hit on Friday.

The dollar remained supported against the yen on the view that the yield differential between Japanese government bonds and U.S. Treasuries will persist, as the Fed eventually moves toward tapering its stimulus while the Bank of Japan maintains its ultra-easy stance.

The BOJ is widely expected to maintain its monetary policy stimulus at its meeting on Wednesday and Thursday, to meet its target of two percent inflation in two years.

The BOJ will also release its latest long-term economic forecasts on Thursday. Sources close to the central bank have told Reuters that it is expected to revise up economic growth for the fiscal year beginning in April 2014 to around 1.5 percent from the current 1.3 percent.

http://www.reuters.com/article/2013/10/28/us-markets-forex-idUSBRE99N0KR20131028
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:12 AM

Indeks manufaktur CHina sentuh 7-bulan tertinggi: HSBC

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, October 24, 2013 | 10:28 AM

Kontak Perkasa - AFP , (24/10) - Aktivitas manufaktur China tumbuh pada laju tercepat dalam tujuh bulan terakhir pada bulan Oktober, menurut raksasa perbankan Inggris, HSBC pada Kamis pagi. Ini menambah bukti bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut sudah mulai pulih.

Indeks pembelian manajer awal (PMI) HSBC untuk bulan ini sentuh 50,9, peningkatan yang signifikan dari bulan September di level 50,2 dan tertinggi sejak 51,6 pada bulan Maret lalu.

Indeks tersebut melacak jejak aktivitas manufaktur di pabrik-pabrik China dan lokakarya, merupakan indikator yang diawasi dengan ketat untuk melihat kondisi kesehatan ekonomi. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan, sementara dibawah angkat tersebut memberi sinyal kontraksi.

Kinerja yang kuat pada bulan Oktober muncul karena 'perbaikan sederhana yang berbasis luas' pada perekonomian China, kata Qu Hongbin, ekonom HSBC di Hong Kong dalam sebuah pernyataan yang menyertai data tersebut pagi ini.

'Momentum ini kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang, menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk mempercepat reformasi struktural,' katanya.

Angka pembacaan PMI bulan Oktober PMI dapat membantu meringankan kekhawatiran pasar atas keberlanjutan pemulihan China.

Pertumbuhan ekonomi pada bulan Juli - September sentuh 7,8 persen per tahun, mematahkan perlambatan ekspansi di dua kuartal sebelumnya, menurut data resmi yang dirilis minggu lalu.

Itu terutama akibat dari stimulus pemerintah sejak akhir Juni untuk meningkatkan investasi aset tetap perkotaan dan jalur kereta api, pemotongan pajak dan kebijakan moneter yang lebih longgar, kata para analis.

Tapi kenaikan inflasi negara itu dan likuiditas pasar yang berlebihan membatasi ruang untuk melonggarkan moneter lebih lanjut, sementara melonjaknya utang pemerintah lokal dan memperlambat pertumbuhan pendapatan fiskal membatasi ruang lingkup untuk memberikan insentif tambahan, kata mereka.

HSBC dijadwalkan untuk mengumumkan angka PMI akhir untuk Oktober pada tanggal 1 November mendatang.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:28 AM

Saham HK Perpanjang Penurunan Terbesar Dalam Tiga Minggu Pada Properti

Kontak Perkasa - Bloomberg (24/10) - Saham-saham Hong Kong jatuh, dengan indeks patokan memperluas kerugian terbesar dalam tiga minggu terakhir, karena pengembang menurun. Investor menunggu data awal manufaktur China untuk September yang akan dirilis pagi ini.

Indeks Hang Seng turun sebanyak 0,8 persen menjadi 22,825,00 pada pukul 9:34 pagi di Hong Kong, dengan semua kecuali empat saham pada indeks 50 – anggota yang turun. Indeks Hang Seng China Enterprises, juga dikenal sebagai indeks H - shares, kehilangan sebanyak 1,2 persen menjadi 10,332.41.

Indeks Hang Seng naik sebanyak 16 persen dari terendah tahun ini di bulan Juni hingga kemarin di tengah tanda-tanda ekonomi China yang mulai stabil. Patokan ekuitas diperdagangkan pada 11 kali estimasi laba kemarin, dibandingkan dengan 15,8 untuk Standard & Poor 500.

Indeks S & P 500 naik sebanyak 0,1 persen. Pengukur ekuitas A.S turun sebanyak 0,5 persen kemarin karena valuasi mencapai hampir empat tahun tertinggi dan prakiraan di perusahaan-perusahaan dari Caterpillar Inc. sampai Broadcom Corp. mengecewakan investor.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:18 AM

Indeks Saham Berjangka China Jatuh Sebelum Laporan Manufaktur

Kontak Perkasa - Bloomberg (24/10) - Indeks saham berjangka China turun sebelum rilis data indeks manufaktur awal.

Kontrak pada Indeks CSI 300 berakhir pada bulan November turun sebanyak 0,3 persen menjadi 2,412.40 pada pukul 09:16 pagi. China Merchants Property Development Co. kemungkinan menurun setelah laba kuartal ketiga turun sebanyak 12 persen dari tahun sebelumnya. Huaxia Bank Co. mungkin aktif setelah menandatangani perjanjian untuk menyediakan jasa keuangan di Shanghai Free- Trade Zone. Chongqing Brewery Co. dapat naik setelah melaporkan peningkatan sebanyak 24 persen laba sembilan bulan.

Indeks Shanghai Composite turun sebanyak 1,3 persen menjadi 2,183.11 kemarin, setelah tingkat pasar uang melonjak dan sebagai indeks perusahaan kecil jatuh pada valuasi kekhawatiran yang berlebihan. People Bank of China tidak akan melakukan operasi pembelian kembali atau sebaliknya pada hari ini, menurut seorang pedagang di sebuah dealer utama yang dibutuhkan untuk tawaran pada lelang.

Indeks CSI 300 turun sebanyak 1,1 persen menjadi 2,418.49 kemarin. Indeks Hang Seng China Enterprises melemah 1,8 persen. Indeks ekuitas Bloomberg China-AS turun sebanyak 3 persen di New York.

HSBC Holdings Plc. dan Markit Economics akan merilis indeks manufaktur awal untuk bulan ini pada pukul 09:45 pagi. Pengukuran kemungkinan naik menjadi 50,4 dari 50,2 pada bulan September, menurut estimasi rata-rata dari 16 ekonom dalam survei Bloomberg. Jumlah 50 memisahkan ekspansi dan kontraksi.

Presiden Xi Jinping kemarin mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Negara dan indikator kunci lainnya berada dalam target, China Central Television melaporkan. China akan membahas pendalaman reformasi pada sidang pleno ketiga, dikutip oleh stasiun CCTV.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:09 AM

China’s Stock-Index Futures Rise After Ping An Bank Profit, ZTE

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, October 23, 2013 | 10:34 AM


Kontak Perkkasa - Bloomberg (23/10) -- China’s stock-index futures rose after Ping An Bank Co. posted a jump in net income and ZTE Corp. estimated a return to profit for the year.

Futures on the CSI 300 Index expiring in November added 0.4 percent to 2,452.20 as of 9:19 a.m. ZTE may gain after reporting a third-quarter profit of 241.6 million yuan. Ping An Bank may advance after net income climbed 20 percent in the third quarter. Poly Real Estate Group Co. may lead declines for developers after the China Securities Journal reported the government may issue new property curbs in the fourth quarter.

The Shanghai Composite Index dropped 0.8 percent to 2,210.65 yesterday. The CSI 300 Index slid 1 percent to 2,445.89. The Hang Seng China Enterprises Index retreated 0.1 percent. The Bloomberg China-US Equity Index fell 0.1 percent.

China’s listed companies are required to release third-quarter earnings by the end of the month.
The nation’s biggest banks tripled the amount of bad loans written off in the first half, cleaning up their books ahead of what may be a fresh wave of defaults.

Industrial & Commercial Bank of China Ltd., the world’s most profitable lender, and its four largest rivals expunged in the first six months 22.1 billion yuan ($3.65 billion) of debt that couldn’t be collected, up from 7.65 billion yuan a year earlier, filings showed. That didn’t pare first-half profits, which climbed to a record $76 billion, as provisions were set aside in earlier periods when the loans began souring.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:34 AM

Gold Trades Near Three-Week High as Fed May Maintain Bond Buying


Kontak Perkasa - Bloomberg, (23/10) -- Gold traded near the highest level in more than three weeks on speculation that the Federal Reserve may delay stimulus cuts until next year after U.S. payrolls gained less than projected.

Bullion for immediate delivery was at $1,340.10 an ounce at 7:57 a.m. in Singapore from $1,340.15. Prices touched $1,344.85 yesterday, the highest since Sept. 30. Gold for December delivery dropped 0.2 percent to $1,340 on the Comex.

Gold is set for the first annual drop since 2000 as some investors lost faith in the metal as a store of value and on expectation the Fed will slow its $85 billion monthly bond purchases as the economy improves. U.S. employers added 148,000 workers in September from a revised 193,000 gain in August, the Labor Department said yesterday. The median of forecasts by 93 economists in a Bloomberg survey was an increase of 180,000.

“As soon as we see data that suggests that things aren’t traveling well, it immediately puts investors’ thoughts back to quantitative easing,” said David Lennox, a resource analyst at Fat Prophets in Sydney. “The market is probably fairly comfortable with the fact that there’s not going to be a tapering of QE for the foreseeable future.”

Policy makers will delay cutting bond buying until March, according to the median estimate of 40 economists in an Oct. 17-18 Bloomberg survey. Gold rose 70 percent from December 2008 to June 2011 as the Fed pumped more than $2 trillion into the financial system to boost the economy.

Holdings in the SPDR Gold Trust, the biggest bullion-backed exchange-traded product, expanded 0.8 percent to 878.32 metric tons yesterday, the first increase since Sept. 19, according to data compiled by Bloomberg.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:17 AM

Dollar Near Almost 2-Year Low Versus Euro on Fed Stimulus Bets


Kontak Perkasa - Bloomberg (23/10) -- The dollar held near an almost two-year low against the euro before U.S data that may add to the case for the Federal Reserve to maintain stimulus for longer.

The Bloomberg U.S. Dollar Index dropped to the weakest in eight months yesterday after a Labor Department report showed employers added fewer jobs than economists estimated. The Aussie dollar rose to a four-month high after data released in Sydney showed that inflation quickened in the third quarter. The euro held near the strongest since 2009 versus the yen before data today that may show the trading bloc’s consumer confidence rose to the highest since July 2011.

The dollar was unchanged at $1.3781 per euro as of 10:12 a.m. in Tokyo from yesterday, when it touched $1.3792, the weakest level since November 2011. The greenback slid 0.1 percent to 98.07 yen. The euro fetched 135.15 yen from 135.25 yesterday, when it reached 135.51, the highest since November 2009.
Bloomberg’s U.S. Dollar Index, which tracks the greenback against 10 major currencies, was at 999.01 from 999.46 yesterday, the lowest close since Feb. 13.

The MSCI Asia Pacific Index of stocks rose 0.3 percent, following a 0.7 percent climb in the MSCI World Index yesterday.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:10 AM

Asian Index Futures Climb on Fed Outlook as WTI Extends Decline


Kontak Perkasa - Bloomberg (23/10) -- Asian index futures rose amid speculation the Federal Reserve will delay stimulus cuts until next year after U.S. payrolls rose less than economists estimated in September. The dollar held declines against Australia’s currency while crude oil fell a third day.

Nikkei 225 Stock Average futures climbed 0.4 percent to 14,770 by 3 a.m. in Osaka and traded at 14,770 in Chicago from 14,710 in Japan yesterday. Contracts on Australia’s S&P/ASX 200 Index jumped 0.6 percent, signaling stocks may extend gains from a five-year high. Standard & Poor’s 500 Index futures dropped 0.1 percent after the gauge rose in New York. Australia’s dollar was at a 4 1/2-month high. West Texas Intermediate oil lost 0.2 percent after sliding almost 3 percent the past two days.

Barclays Plc pushed out their estimate for the start of Fed tapering to March from December after data, delayed because of the U.S. government shutdown, showed employers added 148,000 workers in September, below the 180,000 increase projected in a Bloomberg survey. The 16-day shutdown cut U.S. growth and cost jobs, according to an economic aide to President Barack Obama. Australian may say today that inflation quickened last quarter from the prior three months while Taiwan posts factory output.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:08 AM

Gold Trades Lower for Third Day as Investors Await Jobs Data

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, October 22, 2013 | 8:35 AM


Kontak Perkasa - Bloomberg (22/10) -- Gold held losses for a third day before U.S. employment data that may provide clues on the timing of a reduction in stimulus by the Federal Reserve. Palladium rose a fifth day, the longest rally in a month.

Bullion for immediate delivery traded 0.1 percent lower at $1,314.70 an ounce by 8:36 a.m. in Singapore, after gaining 3.5 percent last week in the best showing in two months. Palladium, the only metal that has advanced this year, climbed as much as 0.4 percent to $752.35 an ounce, the highest since Aug. 27.

U.S. September jobs data will be released today after being postponed because of a 16-day partial government shutdown that started Oct. 1 as lawmakers clashed over passing a budget and lifting the nation’s borrowing limit. The fiscal strife in Washington will probably delay the central bank’s paring of its monthly asset purchases, Fed Bank of Chicago President Charles Evans, an advocate of monetary stimulus, said in a CNBC interview yesterday.

“Bullion edges lower in lackluster trading ahead of the U.S. nonfarm payrolls release,” Howard Wen, an analyst at HSBC Securities (USA) Inc., wrote in a note. “The data will likely hold implications to the near-term direction of bullion as a disappointing jobs report may boost gold prices while a better-than-expected report may be a drag on prices.”
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:35 AM

Indeks Topix Jepang Di Perdagangkan Dekat 3 Minggu Tertinggi


Kontak Perkasa - Bloomberg ( 22/10 ) - Indeks Topix Jepang diperdagangkan mendekati tiga minggu tinggi karena konsumen pemberi pinjaman naik sementara pengiriman jatuh.

Indeks Topix naik 0,1 persen menjadi 1,213.15 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo setelah kemarin ditutup pada level tertinggi sejak 27 September yang lalu. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,1 persen menjadi 14,673.65.

' Ada kurangnya katalis, ' kata Toshiyuki Kanayama, analis pasar senior dari Monex Securities Inc ' Investor kemungkinan berada di sela-sela untuk melihat data pekerjaan A.S dan laba mendatang dari perusahaan-perusahaan Jepang. '

580 perusahaan dari  1.744 - anggota di Topix indeks dijadwalkan untuk melaporkan hasilnya sampai tanggal 31 Oktober mendatang, dengan musim laba memuncak minggu depan, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Payroll bulan September dan data ketenagakerjaan ditunda sampai hari ini yang disebabkan oleh shutdown pemerintah A.S akan membantu para investor untuk mengukur keadaan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Saat memimpin kenaikan di antara pasar negara maju tahun ini, indeks Topix naik hanya 1,5 persen sepanjang bulan ini sampai kemarin setelah Perdana Menteri Shinzo Abe memutuskan untuk mendorong maju dengan kenaikan pajak penjualan dan AS menutup sebagian pemerintahnya.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah pada hari ini.

Laporan Departemen Tenaga Kerja mungkin akan menunjukkan pengusaha A.S menambahkan 180.000 pekerja pada bulan September, terbesar sejak bulan April yang lalu, setelah sebelumnya naik 169.000 pada bulan Agustus, menurut estimasi rata-rata dari 93 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg.

Indeks Topix diperdagangkan pada 1,27 kali nilai buku per kemarin, dibandingkan dengan 2.56 untuk S & P 500 dan 1,79 untuk Indeks Stoxx 600 Eropa. Volatilitas 30 -hari bersejarah berada di 16,09 kemarin, dibandingkan dengan rata-rata lima tahun dari 19,28.(frk)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:07 AM

Saham A.S Menguat; Nasdaq Naik Hari Keempat


Kontak Perkasa - NEW YORK (22/10) - MarketWatch – Saham A.S diakhiri dengan sedikit perubahan dihari Senin, beserta dengan index S&P 500 yang terhenti dari rekor kenaikannya dan juga index Nasdaq Composite yang telah memperpanjang gain menuju sesi yang keempatnya, yang terdorong oleh saham dari Netflix Inc. , yang telah mengalami reli menjelang dari laporan pendapatannya, yang dijadwalkan setelah penutupan.

Sementara pada jam 4 siang waktu Timur, saham Dow Jones Industrial Average jatuh 8.03 poin ke level 15,391.62, sedangkan index S&P 500 bertahan secara datar berada dilevel 1,744.62, sementara index Nasdaq Composite telah bertambah sebanyak 5.77 poin menuju ke level 3,920.05.(tito)

http://www.marketwatch.com/story/us-stocks-steady-nasdaq-rises-for-fourth-day-2013-10-21
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:05 AM

Wall Street Datar seiring Pertimbangan Investor pada Laba Mixed


Kontak Perkasa - Reuters (22/10) – Saham A.S sedikit berubah dihari Senin seiring dengan tinjauan para investor terhadap laba untuk membenarkan kenaikan terkini dimarket menuju level tertingginya sepanjang waktu.

Saham Dow berada lebih rendah setelah penurunan McDonald's Corp. mengikuti outlook kuartal keempat yang lemah, sementara Apple Inc. reli pasca sebuah laporan broker yang bersifat positif, yang telah membantu terhadap Nasdaq.

Meski hanya terdapat persentase kecil dari saham index S&P 500 yang sejauh ini telah melaporkan pendapatannya, musim yang ada telah bergerak sedikit mixed, khususnya dengan kecemasan terhadap pertumbuhan laba, namun, sebagian besar laba telah mengalami kenaikan dan banyak perusahaan penentu arah yang telah memenuhi ekspektasi.

Pada hari Jumat pekan lalu index S&P 500 telah menghentikan gain mingguan terbesarnya dalam tiga bulan terakhir pada ekspektasi laba yang melebihi estimasi dari Google dan Morgan Stanley, dan juga sebuah kesepakatan di Washington yang telah memberikan jalan keluar sementara dari sebuah kebuntuan politik terhadap anggaran dan meningkatkan plafon hutang, sementara index S&P telah membuat rekor tertingginya.

Saham Apple telah mendorong index S&P 500 dan juga Nasdaq setelah Societe Generale mengangkat target harganya pada saham menjadi $575 dari $500 dan menganjurkan kliennya untuk membeli saham, dimana saham tersebut naik 2.9% ke level $523.79.

Saham McDonald jatuh 1% menjadi $94.23 setelah melaporkan laba yang meleset dari estimasi dan memberitahukan bahwa penjualan secara global dibulan Oktober kemungkinan akan relatif datar, sedangkan Hasbro Inc. melonjak 5.8% menuju sebuah level tertinggi sepanjang waktu seiring laba dan penjualan dimana keduanya mencapai ekspektasi.

Dengan 21 saham dari perusahaan S&P yang telah melaporkan labanya, 61.5% telah mencapai ekspektasi laba, sebuah tingkat yang berada sedikit diatas rata-rata historis sebanyak 61%.

Dow Jones industrial average turun 0.08% sebanyak 12.72 poin berada dilevel 15,386.93, index S&P 500 turun 0.01% sebanyak 0.22 poin dilevel 1,744.28, index Nasdaq Composite naik 0.24% sebanyak 9.43 poin dilevel 3,923.71.

Terdapat lebih dari 25% komponen index S&P 500 yang dijadwalkan pelaporannya pekan ini, dengan saham dari Texas Instruments dan Netflix yang berada diantara saham yang melaporkan setelah penutupan market dihari Senin.

Sementara dengan lonjakan saham tahun ini dari Netflix, terdapat beberapa short seller yang memperkirakan saham untuk ditarik mundur mengikuti hasilnya, sebuah sinyal pada bagaimana program stimulus the Fed telah membuat taruhan negatif yang sukses oleh para short seller yang sulit untuk terlaksana.

JPMorgan Chase & Co. telah mencapai sebuah kesepakatan tentatif untuk dana sebesar $13 Milyar dengan pemerintahan A.S untuk menetapkan investigasi kedalam pinjaman hipotek macet, yang terjual pada para investor oleh pihak JPMorgan dan bank yang telah dibeli selama krisis finansial, saham berada datar pada level $54.27.

Pihak market hampir bereaksi pada berita bahwa penjualan rumah A.S terjatuh dibulan September dan harga naik pada laju yang paling lambat dalam lima bulan terakhir, dalam sinyal terakhir dimana tingkat hipotek yang lebih tinggi telah mengambil sedikit sisi dari pemulihan market disektor perumahan.(tito)

http://www.reuters.com/article/2013/10/21/us-markets-stocks-idUSBRE99C0DH20131021
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:02 AM

Yen Weakens After Trade Data as Asian Stocks Gain; Copper Falls

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, October 21, 2013 | 10:20 AM


Kontak Perkasa - Bloomberg (20/10) -- The yen weakened against all of its major peers after Japan’s exports trailed estimates while Asian stocks climbed from a five-month high as investors weighed the timing of a reduction in Federal Reserve stimulus. Copper fell.

The yen declined 0.3 percent to 97.96 per dollar as of 11:06 a.m. in Tokyo, slipping against 16 major counterparts. The MSCI Asia Pacific Index gained 0.2 percent, on course for the highest close since May 21. Futures on the Standard & Poor’s 500 Index added 0.1 percent after the gauge reached a record on Oct. 18. Australia’s dollar snapped an eight-day rally to drop 0.2 percent and copper futures in London lost 0.1 percent.

The Bank of Japan will continue pumping cash into the economy to spur inflation, Governor Haruhiko Kuroda said today, after government data showed exports in September increased less than economists forecast. The Fed won’t taper its monthly bond purchasing program until March next year because the U.S. government shutdown slowed fourth-quarter growth, according to a Bloomberg survey of economists conducted Oct. 17-18.

“The yen is probably leading the way as far as losses versus the dollar are concerned,” said Sacha Tihanyi, a senior currency strategist at Scotiabank in Hong Kong. “Equities are doing a bit better. We haven’t seen a turn in the trade balance, which is a little bit concerning.”
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:20 AM

Indeks Saham Berjangka China Naik Setelah Laporan Laba Perusahaan

Kontak Perkasa - Bloomberg (21/10) - Indeks saham berjangka China naik setelah perusahaan-perusahaan negara mulai melaporkan pendapatan untuk kuartal ketiga.

Kontrak pada Indeks CSI 300 berakhir pada bulan November naik sebanyak 0,1 persen menjadi 2,419.40 pada pukul 9:15 pagi waktu setempat. Huaxin Semen Co., yang tergabung dengan Holcim Ltd., dapat naik setelah mengatakan bahwa laba mereka meningkat sebesar 39 persen pada kuartal ketiga. Biro statistik akan merilis harga perumahan bulan September besok.

Indeks Shanghai Composite naik sebanyak 0,2 persen menjadi 2,193.78 pada tanggal 18 Oktober kemarin. Indeks tersebut turun sebanyak 1,5 persen pekan lalu karena saham perusahaan terkait zona perdagangan bebas Shanghai anjlok akibat kekhawatiran keuntungan yang berlebihan, membayangi sebuah laporan pemerintah yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipercepat pada kuartal ketiga .

Indeks CSI 300 naik sebanyak 0,5 persen menjadi 2,426.05 pada tanggal 18 Oktober kemarin, sementara Indeks Hang Seng China Enterprises naik sebanyak 0,7 persen. Shanghai Composite telah meningkat sebanyak 13 persen dari terendah empat tahun terakhir pada tanggal 27 Juni yang lalu dan diperdagangkan di 8,7 kali proyeksi pendapatan untuk 12 bulan ke depan, dibandingkan dengan rata-rata tujuh tahun dari 15,4, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Perusahaan milik negara China mencatat kenaikan sebanyak 10,5 persen laba dalam sembilan bulan pertama tahun ini menjadi 1,77 triliun yuan ($ 290 miliar), menurut sebuah pernyataan pada tanggal 18 Oktober kemarin yang diposting di situs Departemen Keuangan China.

Huaxin Semen dapat maju setelah perusahaan melaporkan bahwa laba kuartal ketiga naik menjadi 203.2 juta yuan dari 145.9 juta yuan pada tahun sebelumnya.(frk)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:15 AM

Dollar terperosok ditengah ekspektasi penundaan tapering


Kontak Perkasa - Reuters, ( 21/10 ) - Dolar terperosok di dekat level terendah 8-bulan terhadap sekeranjang mata uang utama pada Senin pagi di tengah berkembangnya ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan harus menunda penurunan skala stimulus setelah shutdown pemerintah selama 16-hari.

Indeks dolar sedikit bergerak di perdagangan Asia sekitar 79,642 , tetapi tidak jauh dari terendah di 79,478 yang disentuh pada hari Jumat lalu, level terendah sejak Februari.

'Dalam dua bulan terakhir, angka payrolls sebelumnya direvisi turun. Perekonomian AS kehilangan dorongannya dan tidak bisa menahan penundaan tapering,' kata Daisuke Uno, kepala strategist dari Sumitomo Mitsui Bank.

'Akan ada kekecewaan di setiap pertemuan the Fed untuk sisa tahun ini, dan setiap kali dolar kemungkinan akan melemah,' tambahnya.

The Fed masih punya dua pertemuan kebijakan yang dijadwalkan tahun ini, pertama pada 29-30 Oktober dan yang kedua pada 17-18 Desember mendatang.

Sebagian besar pelaku pasar sekarang memperkirakan the Fed akan mulai mengurangi stimulus tahun depan, meskipun beberapa analis percaya bahwa tapering atas program pembelian obligasi masih dimungkinkan terjadi pada bulan Desember.

Ekspektasi penundaan tapering stimulus The Fed berpeluang menguat kecuali data-data ekonomi AS menunjukkan  perekonomian yang entah bagaimana bisa kembali mendapatkan momentumnya meskipun telah terjadi gangguan yang disebabkan oleh shutdown pemerintah di dua pekan terakhir.

Para pedagang sekarang akan mencari sinyal terbaru sampai data payrolls AS untuk bulan September dirilis pada hari Selasa, dengan ekspektasi pasar adalah untuk kenaikan 180.000 pekerjaan.

Euro ditransaksikan pada level 1,3683 per dollar di awal perdagangan hari ini, setelah naik setinggi 1,3703 per dollar pada Jumat lalu, hampir menyentuh puncak tahun ini di 1,3711 per dollar.

Mata uang tersebut juga tidak jauh dari puncaknya empat tahun terhadap yen di 134,95 yang disentuh bulan lalu, diperdagangkan pada posisi 133,92.

Sebaliknya, dolar defensif terhadap yen, diperdagangkan pada posisi 97,86 yen, dari tertinggi minggu lalu di 99,00 yen. (brc)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:12 AM

Emas tetap bertahan diatas $1300 awal pekan ini


Kontak Perkasa - Reuters, ( 21/10 ) - Emas bertahan di dekat level tertinggi 1,5 pekan di atas $ 1.300 per ounce pada Senin pagi yang didukung oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan menunda pembatasan stimulus ekonomi ditengah tantangan yang akan dihadapi oleh Amerika Serikat terkait masalah anggaran.

Emas mencatat kenaikan mingguan terbaiknya dalam dua bulan terakhir pada pekan lalu setelah anggota parlemen AS mencapai kesepakatan anggaran dimenit terakhir  untuk hindari default utang dan membuka kembali operasional lembaga pemerintah yang telah ditutup selama 16 hari.

Spot emas naik 0,1 persen di $ 1,317.39 per ounce pada pukul 07:46 WIB. Logam kuning tersebut menyentuh level $ 1,325.21 pada Jumat lalu, tertinggi sejak 8 Oktober. Harga naik 3,4 persen selama pekan lalu.

Sementara, emas berjangka AS naik tipis 0,2 persen menjadi $ 1,317.50 per ounce.

Anggaran yang akhirnya disepakati oleh Kongres dan Senat AS pekan lalu memperpanjang otoritas pinjaman pemerintahnya sampai 7 Februari dan mengembalikan dana federal hingga 15 Januari mendatang; hal ini menunjukkan bahwa krisis serupa dapat terjadi lagi awal tahun depan kecuali para Kongres melahirkan solusi yang permanen.

Spot emas mencatat kenaikan sebesar 3 persen ketika kesepakatan itu diumumkan pada 17 Oktober di tengah harapan memungkinkan The Fed untuk menunda tapering stimulusnya lagi. Para pejabat The Fed sebelumnya telah menyarankan bahwa setiap keputusan untuk memangkas pembelian obligasi bulanan untuk ditunda setidaknya sampai Desember mendatang.

Ekspor perhiasan emas dari India naik untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan September dan siap untuk mendapatkan momentum ke depan karena tekanan pasokan telah mereda bagi para eksportir sebelum musim puncak Natal di Amerika Serikat.

Kepemilikan exchange-traded fund berbasis emas terbesar, SPDR Gold Trust, turun 0,4 persen pada Kamis dari hari sebelumnya.

Goldman Sachs dipertahankan target harga emas hingga akhir tahun 2014 di $ 1.050 per ounce, dengan mengatakan bahwa logam mulia masih harus menunggu data konfirmasi atas rebound pertumbuhan ekonomi AS yang dapat mendukung rencana tapering meskipun kurangnya resolusi atas kesepakatan anggaran yang permanen di AS bisa menunda rencana tersebut. (brc)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:08 AM

Indeks Bursa Berjangka China Berubah Menjelang RilisData Ekonomi China

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, October 18, 2013 | 9:14 AM


Kontak Perkasa - Bloomberg ( 18/10 ) - Indeks bursa berjangka China mengalami sedikit perubahan menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi China dan produksi hasil industri.

Indeks acuan menuju penurunan pekan ini
Indeks kontrak berjangka pada CSI 300 yang akan berakhir pada bulan November nanti tergelincir kurang dari 0.1% ke level 2,409.60 pukul 9:21 pagi waktu lokal. Ekonomi China kemungkinan akan tumbuh sebesar 7.8 % pada kuartal ketiga, menurut prediksi rata-rata dari empat puluh delapan ekonom yang dihimpun oleh Bloomberg. Itu merupakan perbandingan dengan angka pertumbuhan sebesar 7.5 % pada kuartal sebelumnya. Data akan dirilis pukul 10 pagi waktu lokal.

Indeks Shanghai Compositejatuh sebesar 0.2% kelevel 2,188.54 kemarin, penutupan terendah bulan ini. Indeks CSI 300 menurun sebesar 0.3% ke level 2,413.33. Indeks Hang Seng China Enterprises mundur sebesar 0.6%. Indeks Bloomberg China-US Equity menambah 0.7% di New York kemarin.

Indeks acuan Shanghai telah mengalami penurunan sebesar 1.8% minggu ini, menuju penurunan terendah pertama kali di bulan ini , sejalan dengan perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan kota zona perdagangan bebas mengalami penurunan terkait dengan kekhawatiran yang berlebih mengenai valuasi. (bgs)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:14 AM

Jepang Menunda Reformasi Tenaga Kerja


Kontak Perkasa - Bloomberg ( 18/10 ) - Pemerintah Jepang telah menunda deregulasi pasar tenaga kerja , terkait tantangan yang dihadapi oleh Perdana Menteri Shinzo Abe terhadap bagian inti dari strategi pertumbuhan Jepanguntuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar ketiga di dunia .

Kontrak kerja untuk pegawai tetap kemungkinan akan diperpanjang menjadi  10 tahun dari 5 tahun sebelumnya dalam zona ekonomi khusus di bawah peraturan baru yang akan diusulkan, berdasarkan laporan dari surat kabar Nikkei hari ini. Perubahan lain, termasuk mengangkat pembatasan jam kerja bagi para eksekutif kemungkinan tidak akan dilaksanakan, menurut Nikkei .

Reformasi pasar tenaga kerja sangat penting untuk program 'panah ketiga' Abe yang lebih dikenal dengan kebijakan Abenomics untuk unruk menggerakan industri dan meletakkan dasar bagi pertumbuhan yang berkelanjutan. Aturan kebijakan ketenagakerjaan yang lebih longgar di daerah tertentu atau untuk beberapa perusahaan kemungkinan masih  'belum bisa diterapkan,' ungkap Nobuaki Koga, kepala Trade Union Confederation Jepang kemarin setelah pertemuan dengan para politisi dan pemimpin bisnis .

Investor akan kehilangan kepercayaan terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang kecuali Abe menambahkan substansi untuk strategi pertumbuhan dan tidak bergantung pada stimulus, Hideo Hayakawa, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur eksekutif di Bank of Japan mengatakan dalam sebuah wawancara di Tokyo pada minggu ini.

Para pemimpin bisnis telah menyerukan perubahan peraturan ketenagakerjaan untuk memudahkan perekrutan dan pemberhentian sebagian sistem kerja seumur hidup di Jepang .  (rk )
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:12 AM

WTI Crude Fluctuates Near Three-Month Low Before China Data


Kontak Perkasa - Bloomberg (18/10) -- West Texas Intermediate crude fluctuated near a three-month low before data from China that may show the economic recovery is keeping pace in the world’s second-biggest oil consumer.

Futures swung between gains and losses in New York and are poised for a second weekly decline. China will issue a raft of data today, with the world’s second-largest economy estimated to have expanded last quarter at the fastest pace this year, according to a Bloomberg survey. The nation will also report industrial production output for last month. The U.S. government will release crude stockpile figures on Oct. 21 that was delayed this week because of the partial government shutdown.

WTI for November delivery was at $100.74 a barrel in electronic trading on the New York Mercantile Exchange, up 7 cents, at 11:43 a.m. Sydney time. The contract fell $1.62, or 1.6 percent, to $100.67 yesterday, the lowest close since July 2. The volume of all futures traded was about 46 percent less than the 100-day average. Prices are down 1.3 percent this week.

Brent for December settlement rose 6 cents to $109.17 a barrel on the London-based ICE Futures Europe exchange. The European benchmark crude was at a premium of $8.19 to WTI for the same month. The spread narrowed for a second day yesterday to $8.24.

WTI may drop next week after data from the industry-funded American Petroleum Industry showed surging U.S. crude inventories, according to a Bloomberg News survey. Twenty-three of 38 analysts and traders, or 61 percent, forecast futures will decrease through Oct. 25. Ten respondents said there will be little change and five projected a gain.

The U.S., the world’s biggest crude consumer, will account for about 21 percent of global oil demand this year, the International Energy Agency estimates.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:09 AM

Sentimen Stimulus AS, Emas Menghadapi Pekan Terbaik Dalam Dua Bulan Terakhir


Kontak Perkasa - SINGAPORE, Reuters(18/10) – Emas ditransaksikan mendekati satu pekan tertingginya pada hari Jumat, menghadapi penguatan mingguan terbaiknya dalam dua bulan terkait ketidakpastian di Washington yang akan menunda pengurangan stimulus pasca para parlemen AS hanya mencapai kesepakatan anggaran sementara.

Emas meredam sebesar 0.2% ke level $1,316.31 per ounce pukul 07:15 GMT, pasca menguat sebesar 3% pada sesi sebelumnya. Emas telah menambah 3.5% dalam satu pekan, penguatan tinggi pada hari Kamis lalu. Pasca kongres mengakhiri enam belas hari shutdown peemrintah dan menghindari gagal bayar (default) ,para parlemen AS mangajukan sebuah upaya di hari Kamis lalu untuk menyelesaikan perselisihan anggaran pada cara yang kurang konfrontatif.

Kekhawatiran yang dihadapi oleh para parlemen dalam kebuntuan di bulan depan sejalan dengan kesepakatan yang tercapai pada pekan ini hanya bertahan hingga awal tahun depan.

Federal Reserve sepertinya akan menunda keputusan apapun guna memangkas pembelian obligasi secara besar-besaran hingga akhir bulan Desember mendatang, menurut dua petinggi dari Federal Reserve. Para ekonom mengatakan pengurangan stimulus kemungkinan akan ditunda hingga awal tahun 2014 sejalan dengan pemulihan ekonomi AS akibat dampat shutdown pemerintah.

SPDR Gold Trust, reksadana berbasis logam terbesar di dunia, menagatkan penahanan penurunan sebesar 3.3 ton ke 882.23 ton pada Kamis lalu. (bgs)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:07 AM

Saham Hong Kong Menguat Pasca Kesepakatan Utang AS

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, October 17, 2013 | 9:24 AM


Kontak Perkasa - LOS ANGELES, MarketWatch (17/10) – Saham-saham Hong Kong menguat pada Kamis pagi, mengikuti penguatan saham-saham AS sejalan Washington bergerak mendekat untuk membuka kembali pemerintah dan menaikkan plafon utang AS.

Indeks Hang Seng naik sebesar 0.4% dan indeks Hang Seng China Enterprises menguat sebesar 0.3%. Pertambangan dikabarkan juga menguat, dengan Angang Steel Co. mencatat kenaikan sebesar  1.5% dan Aluminum Corp. of China Ltd., atau Chalco meningkat sebesar 1.1%.

Saham-saham keuangan, bagaimanapun, kembali menurun, dengan bank sentyral China bersiap untuk mengeluarkan sebesar 44.5 miliar yuan ($7.3 miliar) dari system perbankan pekan ini  hingga pembukaan operasi pasar terbuka, menurut Dow Jones Newswires.

Saham-saham dari China Merchants Bank Co. jatuh sebesar 0.4%, dan  saham-saham dari Bank of China Ltdand Agricultural Bank of China Ltd. masing-masing mengalami penurunan sebesar 0.3%. Sementara Indeks Shanghai Composite CN juga naik sebesar  0.2%. (bgs)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:24 AM

Senat AS habiskan 11 jam akhiri ancaman default

Kontak Perkasa - KONTAN - WASHINGHTON. Amerika Serikat (AS) akan mengakhiri masa kristis setelah senat melalui debat panjang 11 jam. Senat memutuskan menaikkan plafon utang AS dan menyelamatkan Negara Uwak Sam itu dari potensi gagal bayar alias default.

Kesepakatan diperoleh melalui voting anggota senat yang dilakukan malam hari, Rabu (16/10) atau menjelang tenggat waktu default pada Kamis (17/10). Selain menaikkan plafon anggaran, senat juga menyetujui membuka kembali layanan pemerintah yang telah berstatus shutdown sejak 1 Oktober.

Keputusan senat akan dikirim secepatnya ke Presiden Barack Obama untuk ditetapkan. "Setelah perjanjian itu tiba di meja saya, saya akan menandatangani segera," kata Obama malam waktu Washington.

Obama bilang, usai diteken maka kesepakatan itu akan menjadi Undang-undang yang akan menyediakan dana baru bagi badan-badan federal yang telah ditutup sejak 1 Oktober. Artinya, kesepakatan tersebut akan menempatkan pekerja federal kembali pada pekerjaan masing-masing.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:07 AM

Japan Shares Climb to Three-Week High as U.S. Reaches Debt Deal


Kontak Perkasa - Bloomberg (17/10) -- Japanese shares rose, with the Topix index climbing to a three-week high, after the yen weakened as U.S. lawmakers reached a tentative deal to end the government shutdown and raise the debt ceiling.

The Topix gained 1.2 percent to 1,210.66 as of 9:02 a.m. in Tokyo, with all 33 subsectors climbing. The Nikkei 225 Stock Average added 1.3 percent to 14,653.76. The yen fell against all 16 of its major peers and traded at 98.91 per dollar.

Futures on the Standard & Poor’s 500 Index gained 0.1 percent. The measure yesterday added 1.4 percent as the bipartisan leaders of the Senate reached an agreement to end the fiscal impasse and increase U.S. borrowing authority. The Senate is currently voting on the deal, while the House plans to do so later today. The White House press secretary said it has President Barack Obama’s support. House Speaker John Boehner said Republicans won’t block the Senate compromise.

With no deal, the U.S. would exhaust its borrowing authority today and the government may start missing payments at some point between Oct. 22 and Oct. 31, according to the Congressional Budget Office. Fitch Ratings put the world’s biggest economy on watch for a possible credit downgrade yesterday, citing lawmakers’ inability to agree.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:40 AM

Dollar, Euro Climb to 3-Week Highs Versus Yen on U.S. Debt Deal


Kontak Perkasa - Bloomberg (17/10) -- The dollar and euro climbed to a three-week high versus the yen as the Senate voted in favor of a deal to end a U.S. government shutdown and raise the debt limit, damping demand for haven assets.

The yen dropped versus major peers as Asian stocks rose. The greenback maintained yesterday losses versus higher-yielding currencies such as New Zealand’s with markets gauging the impact of the recent impasse on economic growth and prospects for the Federal Reserve to taper stimulus. Policy makers including Fed Bank of New York President William Dudley speak today. Australia’s dollar reached a four-month high before a Chinese report tomorrow forecast to show growth accelerated.

“The yen is going to be under a little bit of pressure,” said Emma Lawson, the Sydney-based senior currency strategist at National Australia Bank Ltd. “There is still some uncertainty because the deal is effectively just kicking the problem down the road.”

The dollar gained 0.1 percent to 98.89 yen as of 9:10 a.m. in Tokyo and touched 99.01, the most since Sept. 27. It rose 0.1 percent to $1.3523 per euro. Europe’s common currency was little changed at 133.70 yen after touching 133.84, the strongest level since Sept. 26.

New Zealand’s currency was little changed at 84.24 cents following yesterday’s 0.5 percent advance.

The Senate voted 81-18 to halt the 16-day shutdown and raise the borrowing limit. The House of Representatives plans to vote next and President Barack Obama supports the agreement.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:38 AM

Tokyo Share Up 0.18% by close

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, October 16, 2013 | 3:09 PM


Kontak Perkasa - AFP (16/10)-- Tokyo shares rose 0.18 percent by the close Wednesday as investors closely monitored Washington's budget deadlock ahead of a crucial deadline for raising the debt ceiling.

The benchmark Nikkei 225 index shrugged off earlier losses to add 25.60 points to 14,467.14, while the Topix index of all first-section shares ended flat, slipping 0.06 percent, or 0.69 points, to 1,196.78.

The Nikkei see-sawed in and out of positive territory for much of the day with early gains driven by hopes for some sort of resolution after intense partisan bickering in the United States.

But the latest efforts to end the two-week US budget impasse fell apart late Tuesday.
The Republican leadership failed to muster enough support for its own plans to avert default, with just over a day to raise the debt ceiling by the October 17 deadline.

Fitch ratings agency said it may downgrade Washington's AAA credit rating. And the US Treasury has warned that if Congress does not lift the $17.6 trillion debt ceiling by Thursday, it will lose its ability to borrow and could run out of cash to pay all its obligations.

'It is hard to take any positions until the debt issue is resolved,' Daiwa Securities chief strategist Junya Naruse told Dow Jones Newswires.

The Tokyo market won some support from a stronger dollar which bought 98.50 yen in Tokyo afternoon trade, up from 98.16 yen in New York Tuesday afternoon. A weakening yen is seen as positive for Japanese exporters.

SoftBank added 2.20 percent to 7,400 yen, one day after the mobile carrier and Japan's GungHo Entertainment spent $1.5 billion on buying 51 percent of Finnish game firm Supercell, maker of the blockbuster online strategy game 'Clash of Clans'.

A report Wednesday said SoftBank was also in the final stages of talks to buy a majority stake in wireless device distributor Brightstar for more than 100 billion yen.

In response, SoftBank said the matter is 'under discussion' but that 'nothing has been decided at this point'.
Japan Tobacco fell 1.98 percent to 3,450 yen after the mass-selling Yomiuri Shimbun reported the company may hike cigarette prices by as much as 20 yen a pack, a move likely to weigh on consumer demand.

Copier maker Canon slipped 0.16 percent to 3,110 yen, Takeda Pharmaceuticals was up 0.42 percent to 4,705 yen, while cosmetics giant Shiseido rose 1.15 percent to 1,746 yen.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 3:09 PM

European Stocks Drop as U.S. Nears Debt-Ceiling Deadline


Kontak Perkasa - Bloomberg (16/10) --  European stocks declined from their highest level in almost four weeks as U.S. lawmakers continued to discuss raising the federal government’s debt limit. U.S. index futures gained, while Asian shares fluctuated.

Danone slid 4.4 percent after posting the slowest sales growth in 16 quarters and lowering its full-year forecast. LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton SA dropped 5.6 percent as the world’s largest luxury-goods company reported revenue for the third quarter that fell short of estimates.

The Stoxx 600 retreated 0.4 percent to 313.48 at 8:06 a.m. in London after yesterday rising to its highest level since Sept. 19. Standard & Poor’s 500 Index futures gained 0.3 percent, while the MSCI Asia Pacific Index slipped 0.1 percent.

“The deadline is looming and still no deal to resolve the U.S. fiscal deadlock,” Ian Williams, a market strategist at Peel Hunt LLP in London, wrote in a note to clients. “Markets are growing jumpy again, not helped by Fitch placing its U.S. credit rating on negative watch.”

House of Representatives Speaker John Boehner, a Republican, made a last-minute attempt to influence the outcome of the fiscal showdown with a proposal that would extend government funding through Dec. 15, rather than Jan. 15 as the Senate plans. With the U.S. borrowing authority due to lapse tomorrow, Fitch Ratings put the world’s biggest economy on watch for a possible credit downgrade, citing lawmakers’ inability to reach a deal.

Senate Majority Leader Harry Reid and Minority Leader Mitch McConnell have restarted negotiations to find a solution that would reopen the government and prevent a default.

“Senator Reid and Senator McConnell have re-engaged in negotiations and are optimistic that an agreement is within reach,” a spokesman for Reid said in a statement. They had suspended their talks, while they waited for the House to act on Boehner’s plan.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 3:07 PM

Gold Drops as Last-Minute Deal Is Seen Ending U.S. Debt Wrangle


Kontak Perkasa - Bloomberg (16/10) --  Gold fell for the first time in three days amid expectations that U.S. lawmakers will reach an agreement to lift the debt ceiling before the government’s borrowing authority lapses tomorrow.

Bullion for immediate delivery lost as much as 0.6 percent to $1,274.51 an ounce and was at $1,279.84 at 11:37 a.m. in Singapore. Prices dropped to $1,251.85 yesterday, the lowest level since July 10, before closing 0.8 percent higher as the negotiations stalled. Gold for December traded 0.5 percent higher at $1,279 an ounce on the Comex in New York.

Senate leaders resumed talks aimed at avoiding a default and ending the government shutdown after the House of Representatives scrapped a vote on a plan that would have kept the government open through Dec. 15 and suspended the debt limit until Feb. 7, 2014. Fitch Ratings put the U.S. on watch for a possible credit downgrade, citing lawmakers’ inability to forge a deal even as it expects the debt ceiling to be raised.

“History suggests that politicians will pull back from the abyss,” Ric Spooner, chief market analyst at CMC Markets in Sydney, wrote in an e-mailed note today. “Investors appear content to take a wait-and-see attitude to this situation.”

The U.S. will begin missing promised payments between Oct. 22 and Oct. 31, according to the Congressional Budget Office. The government shutdown, which began Oct. 1, may have already hurt the recovery. Data yesterday showed the Federal Reserve Bank of New York’s general economic index fell to a five-month low in October. Gold lost 24 percent this year, set for the first annual drop since 2000, on speculation the Fed will slow its $85 billion-a-month of debt buying as the economy improves.

Spot silver lost as much as 1 percent to $21.1567 an ounce and last traded at $21.285. Prices dropped to $20.5088 yesterday, the lowest since Aug. 9, before rallying 0.5 percent.

Platinum rose and fell at least 0.3 percent, before trading little changed at $1,386.15 an ounce. Palladium fluctuated between gains and losses, and traded little changed at $707.75 an ounce.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:50 AM

China Stock-Index Futures Fall Amid JPMorgan Cut, U.S. Talks


Kontak Perkasa - Bloomberg (16/10) --  China’s stock-index futures fell after JPMorgan Chase & Co. downgraded Chinese equities to underweight.

Futures on the CSI 300 Index (SHSZ300) expiring in October slipped 0.1 percent to 2,456 as of 9:21 a.m. local time. Inner Mongolia Yili Industrial Group Co., a milk producer, may be active after China tightened regulations on imported baby formula. Kweichow Moutai Co. may rise after third-quarter net income increased.

The Shanghai Composite Index (SHCOMP) slipped 0.2 percent to 2,233.41 yesterday, while the CSI 300 Index fell 0.2 percent to 2,467.52. The Hang Seng China Enterprises Index gained 0.9 percent as Hong Kong’s markets re-opened after a holiday. The Bloomberg China-US Equity Index fell 0.7 percent.

The Shanghai Composite has climbed 15 percent from its four-year low on June 27, boosted by speculation the city’s free-trade zone will attract foreign companies and allow for financial liberalization.

The Shanghai Equity Exchange called a report from Shanghai Great Wisdom’s AAStocks.com that the exchange was studying an international stock board at the free-trade zone a “serious misrepresentation of the truth,” according to a statement on the bourse’s website today.

The Shanghai index trades at 8.8 times projected earnings for the next 12 months, compared with the five-year average of 12.6, data compiled by Bloomberg show. Trading volumes in the stocks measure were 0.2 percent below the 30-day average yesterday.

The government is scheduled to publish third-quarter gross domestic product data on Oct. 18. The economy probably expanded 7.8 percent from a year earlier, according to a Bloomberg survey, up from the second quarter’s 7.5 percent pace.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:25 AM
 
Copyright © 2011. PT.Kontak perkasa Futures Yogyakarta All Rights Reserved
Disclaimer : Semua Market Reviews atau News di blog ini hanya sebagai pendukung analisa,
keputusan transaksi atau pengambilan harga sepenuhnya ditentukan oleh nasabah sendiri.
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger