Powered by Blogger.
Latest Post
8:38 AM
Saham Asia Ditutup Naik Untuk Minggu Keempat; Indeks China Tergelincir
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, April 27, 2015 | 8:38 AM
KPF JOGJA - Saham Asia menguat, dengan indeks acuan regional menuju kenaikan mingguan keempat, Perusahaan energi dan bahan material naik. Ekuitas China turun karena regulator meningkatkan laju penawaran umum perdana.
BHP Billiton Ltd naik 3,2% di Sydney karena harga bijih besi melonjak setelah penambang yang memangkas rencana peningkatan produksinya. Minyak explorer Inpex Corp naik 1,3% di Tokyo seiring minyak mentah menuju kenaikan enam minggu. TDK Corp, produsen elektronik yang mendapat penjualan di luar negeri, turun 2,2% karena yen menguat terkait data AS yang mengecewakan. Citic Securities Co kehilangan 3,9% di Shanghai ditengah kekhawatiran penjualan saham baru akan mengalihkan dana dari saham yang ada.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4% menjadi 155,87 pada 16:06 sore di Hong Kong untuk melanjutkan level teertinggi tujuh tahun. Indeks tersebut menuju untuk kenaikan 1,4% pekan ini dan merupakan kenaikan mingguan jangka terpanjang sejak Februari. Indeks Taiex Taiwan naik 1,2%, ditutup pada level tertinggi sejak April 2000.(yds)
Sumber: Bloomberg
pt.kontakperkasa futures yogyakarta
BHP Billiton Ltd naik 3,2% di Sydney karena harga bijih besi melonjak setelah penambang yang memangkas rencana peningkatan produksinya. Minyak explorer Inpex Corp naik 1,3% di Tokyo seiring minyak mentah menuju kenaikan enam minggu. TDK Corp, produsen elektronik yang mendapat penjualan di luar negeri, turun 2,2% karena yen menguat terkait data AS yang mengecewakan. Citic Securities Co kehilangan 3,9% di Shanghai ditengah kekhawatiran penjualan saham baru akan mengalihkan dana dari saham yang ada.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4% menjadi 155,87 pada 16:06 sore di Hong Kong untuk melanjutkan level teertinggi tujuh tahun. Indeks tersebut menuju untuk kenaikan 1,4% pekan ini dan merupakan kenaikan mingguan jangka terpanjang sejak Februari. Indeks Taiex Taiwan naik 1,2%, ditutup pada level tertinggi sejak April 2000.(yds)
Sumber: Bloomberg
pt.kontakperkasa futures yogyakarta
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:38 AM
9:03 AM
Reli Minyak Terhenti Pasca Persediaan Minyak Mentah AS Terlihat Menguat
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, April 21, 2015 | 9:03 AM
PT. KPF Jogja - Minyak menghentikan kenaikannya di atas $ 57 per barel sebelum perkiraan data dari pemerintah AS menunjukkan stok minyak mentah diperluas lebih lanjut dari rekor.
Minyak berjangka untuk bulan Juni sedikit berubah di New York setelah naik 1% pada hari Senin kemarin. Persediaan minyak mentah kemungkinan naik 2,5 juta barel pada pekan lalu, menurut survei Bloomberg sebelum rilis laporan dari Energy Information Administration (EIA), Rabu besok. Kembalinya diembargo minyak Iran di pasar dunia tampaknya tidak mendekati, menurut BNP Paribas SA dan UBS Group AG.
Minyak telah mengalami reli 30% dari level terendah enam tahun pada bulan Maret terkait tanda-tanda pelemahan rig pengeboran AS memacu perlambatan produksi yang dapat meredakan berlimpahnya pasokan minyak global. Kenaikan harga masih bisa goyah dengan membengkaknya cadangan minyak AS ke level tertinggi dalam 85 tahun terakhir.
West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Juni berada di level $ 57,63 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange, turun 25 sen, pada pukul 10:49 pagi waktu Sydney. Kontrak untuk bulan Mei, yang berakhir pada hari Selasa, 24 sen lebih rendah dan berada di level $ 56,14. Total volume sekitar 88% di bawah rata-rata 100-hari. Harga menguat 5,4% dalam tahun ini.
Brent untuk pengiriman bulan Juni turun 15 sen ke level $ 63,30 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange. Dan ditutup tidak berubah di level $ 63,45 pada hari Senin. Minyak mentah acuan Eropa diperdagangkan $ 5,67 lebih besar dari WTI untuk bulan yang sama.
Stok minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, naik menjadi 483.7 juta barel sampai tanggal 10 April, level tertinggi dalam data mingguan EIA yang dimulai pada bulan Agustus 1982. Catatan bulanan yang disusun oleh kelompok statistik Departemen Energi sejak tahun 1920 menunjukkan persediaan belum pernah setinggi ini sejak tahun 1930.(frk)
Sumber: Bloomberg
pt. kontak perkasa futures yogyakarta
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:03 AM
9:00 AM
Gold Extends Biggest Decline In Week As Stocks To Dollar Rally
PT. KPF - Gold extended losses from the biggest drop in a week as a rally in equities and the U.S. dollar curbed demand for an alternative asset.
Bullion for immediate delivery fell as much as 0.3 percent to $1,192.29 an ounce before trading at $1,193.99 by 9:05 a.m. in Singapore, according to Bloomberg generic pricing. The price fell 0.7 percent to $1,195.89 on Monday, the most since April 13. Gold in Shanghai declined the most in a week.
U.S. stocks rebounded on Monday from the biggest drop in three weeks and European shares advanced after China’s central bank cut lenders’ reserve requirements by the most since the global financial crisis. The U.S. dollar rose for the first time in a week against a basket of 10 currencies. The People’s Bank of China may have tripled holdings of gold since it last updated them in April 2009, Bloomberg Intelligence estimates.
The Standard & Poor’s 500 Index climbed 0.9 percent after dropping 1.1 percent on April 17, the most since March 25. The Stoxx Europe 600 Index added 0.8 percent. The Bloomberg Dollar Spot Index was little changed after rising 0.5 percent Monday.
Gold for June delivery was at $1,194.50 an ounce on the Comex from $1,193.70 on Monday.
Source: Bloomberg
pt. kontak perkasa futures yogyakarta
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:00 AM
8:52 AM
Indeks Topix Menguat Setelah Pelemahan Yen Meningkatkan Outlook Pendapatan Ekspor
PT. KPF Jogja - Saham-saham Jepang dibuka menguat, mengikuti penguatan dalam ekuitas AS, setelah yen melemah untuk pertama kalinya dalam lebih dari seminggu, meningkatkan prospek pendapatan ekspor.
Indeks Topix menguat 0,4% ke level 1,588.50 pada pukul 09:02 pagi di Tokyo, setelah semua menguat kecuali dua dari 33 kelompok industri. Indeks tersebut menuju kenaikan pertama dalam tiga hari terakhir. Sementara indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,4% ke level 19,710.08. Yen diperdagangkan di level 119,27 per dolar setelah kemarin melemah 0,2%, penurunan pertama dalam tujuh sesi perdagangan. Bursa saham AS naik setelah penguatan dalam pendapatan dari perusahaan teknologi, termasuk IBM Corp., didukung prospek untuk musim pendapatan pada kuartal ini.
Saham IBM melonjak 3,4% dan mempertahankkan gain dalam perdagangan after-hours setelah laporan pendapatan yang mengalahkan perkiraan. Saham dari Apple Inc. dan Microsoft Corp. melonjak setelah perusahaan teknologi dalam indeks Standard & Poor 500 mengalami rebound dari aksi jual.
E-mini futures dalam indeks S&P 500 naik 0,1% setelah indeks yang mendasari menguat 0,9% pada hari Senin kemarin di New York.(frk)
Sumber: Bloomberg
pt. kontak perkasa futures yogyakarta
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:52 AM
8:44 AM
Pelemahan Yen & Rebound Dalam Saham AS Angkat Saham Asia
PT.KPF Jogja - Saham-saham Asia menguat pagi ini, menyusul rebound dalam bursa saham AS, setelah penurunan pertama yen dalam tujuh hari didukung para eksportir Jepang. Saham material dan kesehatan memimpin kenaikan dalam indeks.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% ke level 152,57 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo. Kemarin, indeks tersebut melemah 0,9%, yang terbesar dalam hampir sebulan, setelah pembatasan China dalam perdagangan spekulatif sebanding dengan pemangkasan terbesar oleh bank sentral untuk persyaratan cadangan sejak tahun 2008. Ekuitas berjangka China mengarah ke rebound pada hari Selasa, dengan kontrak pada Indeks Hang Seng China Enterprises untuk saham mainland di Hong Kong naik 0,9%.
Indeks Topix Jepang menguat 0,4% setelah pada Senin kemarin yen melemah 0,2%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,3%. Indeks S&P/ASX 200 Australia dan Indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,2%.
Indeks Standard & Poor 500 naik 0,9% kemarin, rebound dari penurunan terburuk dalam tiga minggu terakhir setelah IBM Corp. memimpin reli dalam saham teknologi. E-mini futures pada indeks ekuitas naik 0,1% pada hari Selasa.
Presiden Federal Reserve Bank of New York, William C. Dudley mengatakan ia relatif optimis rebound pertumbuhan akan menjamin menaikkan suku bunga pada tahun 2015, meskipun dia 'tidak cukup percaya diri sekarang' bahwa inflasi akan naik.
Para otoritas The Fed pada bulan lalu terbagi mengenai apakah mereka akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni atau tidak, perdebatan yang terjadi sebelum rilis angka payroll yang mengecewakan untuk bulan Maret, menurut risalah dari pertemuan kebijakan terbaru mereka.(frk)
Sumber: Bloomberg
pt. kontak perkasa futures yogyakarta
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% ke level 152,57 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo. Kemarin, indeks tersebut melemah 0,9%, yang terbesar dalam hampir sebulan, setelah pembatasan China dalam perdagangan spekulatif sebanding dengan pemangkasan terbesar oleh bank sentral untuk persyaratan cadangan sejak tahun 2008. Ekuitas berjangka China mengarah ke rebound pada hari Selasa, dengan kontrak pada Indeks Hang Seng China Enterprises untuk saham mainland di Hong Kong naik 0,9%.
Indeks Topix Jepang menguat 0,4% setelah pada Senin kemarin yen melemah 0,2%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,3%. Indeks S&P/ASX 200 Australia dan Indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,2%.
Indeks Standard & Poor 500 naik 0,9% kemarin, rebound dari penurunan terburuk dalam tiga minggu terakhir setelah IBM Corp. memimpin reli dalam saham teknologi. E-mini futures pada indeks ekuitas naik 0,1% pada hari Selasa.
Presiden Federal Reserve Bank of New York, William C. Dudley mengatakan ia relatif optimis rebound pertumbuhan akan menjamin menaikkan suku bunga pada tahun 2015, meskipun dia 'tidak cukup percaya diri sekarang' bahwa inflasi akan naik.
Para otoritas The Fed pada bulan lalu terbagi mengenai apakah mereka akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni atau tidak, perdebatan yang terjadi sebelum rilis angka payroll yang mengecewakan untuk bulan Maret, menurut risalah dari pertemuan kebijakan terbaru mereka.(frk)
Sumber: Bloomberg
pt. kontak perkasa futures yogyakarta
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:44 AM
8:38 AM
Anjloknya Saham China Antarkan Bursa Hong Kong Ditutup Melemah 2%
PT. KPF Jogja - Bursa Saham Hong Kong ditutup melemah tajam sekaligus penurunan tercuram dalam kurun waktu 4 bulan terakhir, penurunan pada Senin sore ini akibat pelemahan Bursa Shanghai, meskipun Bank Sentral China memangkas cadangan kas perbankan guna meredam perlambatan perekonomian.
Sabtu lalu PBOC (People Bank of China) memangkas cadangan kas perbankan dalam jumlah yang tajam sejak krisis keuangan global.
Bursa Saham Hong Kong dibuka menguat, akan tetapi melemah pada sore hari, mengikuti penurunan Saham China yang terbebani oleh kecemasan peraturan yang tegas terkait margin keuangan yang ilegal.
Indeks Hang Seng melemah 2.0% ke level 27,094.93 yang sekaligus penurunan harian tertajamnya sejak Desember, 2014 silam.
Indeks China Enterprises turun 2.9% ke level 14,111.34 poin. Penurunan tersebut pelemahan tertajam dalam 3 bulan terakhir.
Adapun saham-saham yang aktif di Bursa Hong Kong yaitu Ping Shan Tea menguat 5.4% ke level HK$0.06 dan China Jinhai menguat 40.3% ke level HK$1.01.
Total volume perdagangan saham perusahaan yang ada pada Indeks HSI sebesar 3.2 miliar saham. (bgs)
Sumber : Reuters
Sumber : Reuters
pt. kontak perkasa futures
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:38 AM
2:27 PM
Gold Near One Week Low as US Rate Hike Bets Boost Dollar
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, April 10, 2015 | 2:27 PM
KPF Yogya - Gold hovered near a one-week trough on Friday and was set to snap a three-week rally, pressured by renewed expectations for a U.S. rate hike this year despite recent soft economic data.
Spot gold was little changed at $1,194.71 an ounce by 0017 GMT, after slipping to a session low of $1,192.30 on Thursday. Bullion is down 1.3 percent so far this week following a three-week rise. U.S. gold for June delivery was also nearly flat at $1,194.60 an ounce.
Bullion prices were back to levels where they were before the release of much softer-than-expected U.S. employment data last week. That lifted gold to a seven-week high above $1,220 on Monday as investors pared back forecasts for a U.S. rate increase following the dismal jobs number.
The non-interest bearing metal took a hit from comments from Federal Reserve officials which suggested that a rate hike in June could still be in play, along with minutes of the Fed's March meeting that opened the door to an increase during that month.
Gold prices could drop to five-year lows this year, extending two years of decline before they rebound in 2016 on a demand recovery in Asia, GFMS analysts at Thomson Reuters said.
Gold demand in the world's biggest consumer India risks falling for a second straight year in 2015, as millions of Indian farmers hit by erratic weather and falling commodity prices trim purchases.
Source : Reuters
pt. kontak perkasa futures
Spot gold was little changed at $1,194.71 an ounce by 0017 GMT, after slipping to a session low of $1,192.30 on Thursday. Bullion is down 1.3 percent so far this week following a three-week rise. U.S. gold for June delivery was also nearly flat at $1,194.60 an ounce.
Bullion prices were back to levels where they were before the release of much softer-than-expected U.S. employment data last week. That lifted gold to a seven-week high above $1,220 on Monday as investors pared back forecasts for a U.S. rate increase following the dismal jobs number.
The non-interest bearing metal took a hit from comments from Federal Reserve officials which suggested that a rate hike in June could still be in play, along with minutes of the Fed's March meeting that opened the door to an increase during that month.
Gold prices could drop to five-year lows this year, extending two years of decline before they rebound in 2016 on a demand recovery in Asia, GFMS analysts at Thomson Reuters said.
Gold demand in the world's biggest consumer India risks falling for a second straight year in 2015, as millions of Indian farmers hit by erratic weather and falling commodity prices trim purchases.
Source : Reuters
pt. kontak perkasa futures
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 2:27 PM
Labels:
Saham