Powered by Blogger.
Latest Post

Corona, Laba Emiten Bursa Anjlok 36,4 Persen pada Kuartal II

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, September 3, 2020 | 12:07 PM


PT Kontak Perkasa Futures - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba emiten sepanjang kuartal II 2020 anjlok 36,4 persen. Penurunan paling tajam terjadi di sektor konstruksi dan perdagangan.
Mengutip dokumen paparan OJK di Komisi XI DPR, Rabu (2/9), laba emiten di sektor perdagangan anjlok 80,09 persen. Kemudian, sektor konstruksi turun lebih dalam mencapai 88,58 persen.

Selanjutnya, laba emiten di sektor agrikultur turun 76,89 persen, pertambangan 39,05 persen, industri dasar 19,94 persen, aneka industri sebesar 24,6 persen, barang konsumsi 6,11 persen, infrastruktur 62,44 persen, dan keuangan 20,99 persen.

Secara total, penurunan laba emiten sepanjang kuartal II 2020 lebih parah dari kuartal I 2020 yang rata-rata sebesar 30,46 persen. Pada kuartal I 2020, penurunan paling tajam terjadi terhadap emiten di sektor agrikultur yang mencapai 808,6 persen.

Kemudian, laba emiten di sektor perdagangan anjlok 137,8 persen, pertambangan 48,32 persen, aneka industri 39,79 persen, konstruksi 112,63 persen, dan infrastruktur 42,11 persen.

Beruntung, masih ada beberapa sektor yang mencatatkan kenaikan laba bersih. Sektor tersebut adalah industri dasar yang naik sebesar 61,94 persen, barang konsumsi 9,72 persen, dan keuangan 1,2 persen.

Penurunan kinerja emiten ini sejalan dengan ekonomi Indonesia yang tercatat negatif sebesar 5,32 persen pada kuartal II 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan paling parah terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan yang mencapai minus 30,84 persen.

Lalu, industri minus 6,19 persen, perdagangan minus 7,57 persen, konstruksi minus 5,39 persen, pertambangan minus 2,72 persen, administrasi pemerintahan minus 3,22 persen, jasa lainnya minus 12,6 persen, jasa perusahaan minus 12,09 persen, serta pengadaan listrik dan gas minus 5,46 persen. - PT Kontak Perkasa Futures

Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 12:07 PM

Khawatir Pasokan Membludak, Rupiah Dilepas Investor

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, September 2, 2020 | 9:54 AM


PT KP Press - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah cukup dalam di perdagangan pasar spot pagi ini. Sepertinya pelaku pasar merespons dinamika hubungan pemerintah dan Bank Indonesia (BI).
Pada Rabu (2/9/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.600 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,24% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan depresiasi tipis 0,03%. Sebelumnya, rupiah sudah menguat selama tiga hari perdagangan beruntun.


Namun depresiasi rupiah kali ini sepertinya bukan sekedar koreksi teknikal. Kemungkinan pasar merespons perkembangan terbaru dari partisipasi BI dalam pembiayaan anggaran negara.

Kepada para jurnalis media asing di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa jika pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa berada di kisaran 4,5-5,5%, maka skema yang disebut burden sharing tersebut mungkin tidak lagi dibutuhkan pada 2022. Pernyataan Jokowi bisa dimaknai bahwa masih ada peluang pemerintah akan meminta bantuan kepada BI untuk membiayai defisit anggaran setidaknya hingga 2022, andai pertumbuhan ekonomi di bawah kisaran yang disebut Jokowi.

Padahal kebijakan ini awalnya disebut-sebut hanya sekali pukul (one-off). Sejak awal, pelaku pasar agak hati-hati menyikapi masuknya BI untuk membiayai defisit fiskal. Sebab begitu BI masuk maka pasokan uang beredar sehingga nilai tukar rupiah melemah.

Kini dengan prospek perpanjangan burden sharing setidaknya sampai 2022, pelaku pasar semakin cemas. Pasokan rupiah akan membludak sehingga 'harganya' bakal turun.

Sebelum itu terjadi, investor memilih cabut sekarang. Aksi jual membuat rupiah terperosok ke jalur merah. - PT KP Press

Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:54 AM

Siap-siap! 3 Juta Rekening Ditransfer Bantuan Rp 600 Ribu Pekan Ini

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, September 1, 2020 | 1:38 PM


Kontak Perkasa Futures - Bantuan Rp 600 ribu/bulan berupa subsidi upah/gaji akan kembali ditransfer ke 3 juta rekening calon penerima bantuan. Itu menyusul 2,5 juta pekerja di batch atau gelombang pertama yang sudah menerima lebih dulu.
"Satu minggu ke depan ini 3 juta (penerima di batch kedua)," kata Kepala Biro Humas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Soes Hindarno, Selasa (1/9/2020).

Menurutnya bantuan ini disalurkan bertahap hingga 5 batch. Batch ketiga akan menyusul minggu depan dengan target penerima yang mendapat transferan sebanyak 3,2 juta orang.

Bantuan ditransfer langsung untuk 2 bulan, yakni September dan Oktober sebesar Rp 1,2 juta. Yang saat ini sedang bergulir adalah bantuan tahap pertama dan ditargetkan rampung bulan ini.

"Sehingga total sampai akhir September ketemu angka 15,7 juta (penerima) sudah menerima 1,2 juta (tahap pertama)," ujarnya.

Begitu bantuan tahap pertama selesai semua maka bantuan tahap kedua akan mulai dikucurkan. Targetnya, paling lama akan diselesaikan pada akhir Desember.

"Terus yang Rp 1,2 juta (tahap kedua) orang-orang yang tadi akan diterapkan mulai 1 November Rp 1,2 juta sampai selesai, akhir Desember sudah selesai semua," tambah Soes. - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 1:38 PM

Corona Tembus 25 Juta, Ini 10 Negara dengan Jumlah Kasus Tertinggi Saat Ini

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, August 31, 2020 | 10:08 AM


PT Kontak Perkasa - Total hingga hari ini angka kasus Corona di seluruh dunia telah melampaui 25 juta kasus dengan kematian lebih dari 800 ribu. Ada negara Asia yang paling terdampak pandemi Corona. Negara ini bahkan bahkan melaporkan ribuan kasus per harinya.
India masuk ke dalam daftar 10 negara dengan kasus Corona tertinggi per Senin (31/8/2020). Berikut daftar 10 negara dengan kasus Corona tertinggi, Senin (31/8/2020).

1. Amerika Serikat
Positif: 6.172.910
Meninggal: 187.221

2. Brasil
Positif: 3.862.311
Meninggal: 120.896

3. India
Positif: 3.619.169
Meninggal: 64.617

4. Rusia
Positif: 990.326
Meninggal: 17.093

5. Peru
Positif: 647.166
Meninggal: 28.788

6. Afrika Selatan
Positif: 625,056
Meninggal: 14.028

7. Kolombia
Positif: 607.938
Meninggal: 19.364

8. Mexico
Positif: 591.712
Meninggal: 63.819

9. Spanyol
Positif: 455,621
Meninggal: 29,011

10. Chili
Positif: 409.974
Meninggal: 11.244 - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:08 AM

Mengenal Senjata Garuda Indonesia untuk Bunuh Corona

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, August 28, 2020 | 11:25 AM


PT Kontak Perkasa Futures - Di tengah pandemi virus Corona, maskapai Garuda Indonesia terus memberi rasa aman bagi para penumpang. Tiap maskapai mereka punya senjata untuk memberantas COVID-19, apa itu?
Dalam kunjungan tim ke hanggar 2 PT Garuda Maintenance Factory (GMF) Rabu (26/8/2020), maskapai Garuda Indonesia memperkenalkan satu teknologi khusus dari pesawatnya untuk memberantas virus Corona.

Adalah HEPA filter, sebuah penyaring udara yang telah terpasang di dalam pesawat untuk mengatur sirkulasi udara dalam kabin pesawat. Hal itu diperjelas dengan informasi dari sang teknisi pesawat bernama Bagus Panuntun.

"HEPA filter itu sendiri yang dikenal sebagai High Efficiency Particle Filter, merupakan sebuah filter atau penyaringan udara di pesawat yang berfungsi untuk menyaring udara atau segala debu partikel hingga bakteri yang ada di pesawat. Di kabin disirkulasikan di sebuah filter untuk penyaringan hingga kadar udara yang ada di kabin itu 99,9% disaring hingga menjadi udara yang sangat murni dan bisa dihirup di kabin," kata Bagus.

Di tengah pandemi, fitur HEPA filter milik Garuda Indonesia itu juga ampuh untuk mencegah penularan corona di atas pesawat. Secara teknis, udara di dalam kabin terus disaring dan dibersihkan secara otomatis.

"Iya, termasuk virus corona juga bisa disaring dalam HEPA filter itu. Jadi kita tidak perlu khawatir ketika kita akan terbang, karena segala sirkulasi yang ada di kabin sudah disaring melaui HEPA filter itu sendiri dan dijamin di dalam penerbangan kita akan merasa nyaman karena udara yang dihasilkan adalah udara yang murni," pungkas Bagus.

Secara teknis, HEPA filter akan otomatis menyaring udara di dalam kabin tiap 2 menit. Sehingga udara di kabin dipastikan bersih dan bebas dari corona. Fungsinya sendiri begitu vital dan perlu diketahui oleh masyarakat luas.

Agar semakin memberi rasa aman, fitur HEPA filter itu juga telah tersedia dalam setiap pesawat milik maskapai Garuda Indonesia. Jadi, traveler tak perlu ragu untuk terbang kembali dengan maskapai kebanggaan Indonesia tersebut.

"Ya, seluruh armada Garuda Indonesia sudah dilengkapi dengan HEPA filter itu sendiri," tutup Bagus. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:25 AM

5 Gejala Corona yang Sering Dikeluhkan Pasien Pasca Sembuh

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, August 27, 2020 | 10:10 AM


PT KP Press - Meski sudah dinyatakan sembuh, ada beberapa pasien yang masih mengeluhkan gejala Corona atau disebut mengidap 'long COVID-19'. Mulai dari laporan rambut rontok, hingga masih mengeluhkan masalah kesehatan pada pernapasan.
Hal ini menjadi alasan mengapa seseorang tidak boleh meremehkan virus Corona. Dikutip dari The Sun, ini lima gejala yang umumnya dikeluhkan pasien Corona pasca sembuh.

1. Rambut rontok
Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa satu dari empat orang yang telah terkena virus Corona telah mengalami kerontokan rambut. Sebuah survei online dilakukan terhadap 1.500 orang yang sembuh dari COVID-19.

Hasil dari grup 'Facebook Survivor Corp' menemukan bahwa 27 persen orang pernah mengalami kerontokan rambut. Ini bisa berupa rambut rontok di kulit kepala, atau di bagian tubuh lain seperti alis.

Kondisi yang dikenal dengan telogen effluvium (TE), adalah saat seseorang mengalami kerontokan rambut untuk sementara waktu. Dokter mengatakan bahwa ini biasanya terjadi jika pasien baru-baru ini mengalami situasi stres.

TE terjadi ketika jumlah folikel di kulit kepala berubah. Kasus TE yang parah akan menyebar ke alis dan bagian tubuh lainnya.

2. Nyeri dada
Virus Corona adalah infeksi yang menyerang paru-paru sehingga tidak mengherankan jika orang yang terkena Corona cenderung merasakan nyeri dada. Beberapa orang bahkan telah memakai ventilator.

Banyak pasien COVID-19 pasca sembuh masih mengeluhkan gejala ini. Mereka mengalami nyeri dada saat menaiki tangga atau berjalan.

3. Insomnia
Insomnia adalah suatu kondisi seseorang kesulitan tidur. All-Party Parliamentary Group (APPG) sebelumnya mendengar bahwa para pengidap COVID-19 pasca sembuh mengalami hal ini.

Maret lalu, tidak sedikit orang yang mengalami insomnia karena stres akibat pandemi.

4. Masalah pernapasan
Kebanyakan orang yang mengidap virus corona cenderung mengalami masalah pernapasan karena ini adalah kondisi yang menyerang paru-paru. Tetapi begitu pasien sembuh, banyak yang masih melaporkan masalah ini.

Sesak napas terasa seolah-olah tidak mendapatkan jumlah oksigen yang seharusnya dibutuhkan. Ini bisa terasa seperti kamu sedang berjuang untuk mengatur napas.

5. Nyeri otot atau badan
Kebanyakan orang akan terbiasa mengalami nyeri otot atau tubuh jika mereka lama-lama berolahraga di gym. Tetapi bagi pengidap COVID-19 berkepanjangan, sering mengalami masalah ini.

Hal ini membuat mereka tidak dapat melakukan hal-hal sederhana seperti bangkit dari kursi tanpa bersusah payah. Peradangan akibat COVID-19 bisa memperburuk kondisi otot. - PT KP Press

Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:10 AM

Mengintip Harga Mobil LCGC, Masih Murah atau Sudah Mahal?

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, August 26, 2020 | 11:11 AM


Kontak Perkasa Futures - Mimpi masyarakat Indonesia untuk memiliki mobil dengan harga terjangkau di kisaran Rp 100 jutaan terwujud sejak tahun 2013. Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian mengeluarkan aturan tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau disebut juga Low Cost Green Car (LCGC).
Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 33/M-IND/PER/7/2013.

Para produsen mobil yang telah berkecimpung di industri otomotif Indonesia pun boleh ikutan memproduksinya tapi harus memenuhi syarat yang telah ditentukan termasuk soal harga. Tak seperti mobil lainnya, penentuan harga LCGC dipatok dalam aturan tersebut.

Dalam pasal 2 ayat e disebutkan besaran harga jual KBH2 setinggi-tingginya Rp 95 juta berdasarkan lokasi kantor pusat Agen Pemegang Merek. Harga tersebut merupakan harga penyerahan ke konsumen sebelum pajak daerah, Bea Balik Nama (BBN), dan Pajak Kendaraan Bermotor.

Dengan begitu, harganya tak lagi Rp 95 juta melainkan bisa berada di kisaran Rp 100 jutaan. Tapi harga tersebut masih bisa lagi mengalami kenaikan karena menyesuaikan dengan kondisi ekonomi yang dicerminkan dari besaran inflasi, nilai tukar rupiah, harga bahan baku, penggunaan transmisi otomatis maksimum 15 persen, dan fitur keamanan penumpang maksimum 10 persen dari harga LCGC.

Benar saja, saat peluncuran perdana harga mobil LCGC ada yang tembus di bawah Rp 100 juta.

Dalam catatan detikcom, ada lima model mobil LCGC yang harga jualnya tak sampai Rp 100 juta. Misalnya Toyota Agya kala itu dibanderol mulai Rp 99,9 juta, Datsun Go+ Panca mulai Rp 85 juta, bahkan Daihatsu menawarkan Ayla mulai Rp 76 juta.

Bagaimana dengan sekarang?

Dalam kurun waktu tujuh tahun, harga mobil-mobil LCGC telah berubah. Daihatsu Ayla tipe terendah kini berharga Rp 146.450.000 juta. Sedangkan untuk versi paling murah lainnya ialah Karimun Wagon R GA dengan harga Rp 120,5 juta, mobil itu pun sekaligus menjadi LCGC 5-seater termurah di antara merek lainnya.

Kemudian Agya, kalau saat pertama kali meluncur ada yang ditawarkan dengan harga Rp 99,9 juta kini LCGC 5-seater dari Toyota itu dijual mulai Rp 143,8 juta. Bahkan varian tertingginya sudah tembus Rp 160 juta yaitu Rp 169.290.000 juta.

Honda Brio pun demikian. Tak ada lagi Brio yang dijual dengan harga di bawah Rp 120 juta seperti peluncuran pertama kali. Brio Satya paling murah punya harga Rp 146 juta sedangkan varian tertingginya menjadi LCGC termahal seharga Rp 170,1 juta.

Sedangkan model LCGC berkapasitas 7-seater pun sama. Harga LCGC-nya sudah terkerek naik karena berbagai faktor. Misal Daihatsu Sigra termurah saat ini bisa ditebus 119,5 juta, dan varian tertinggi Rp 162.250.000. Sedangkan untuk Calya, varian terendah dibanderol Rp 144,5 juta dan varian tertingginya 165,8 juta.

Kenaikan harga LCGC pun dinilai oleh para pabrikan wajar mengingat adanya inflasi dan sederet faktor lain sehingga harganya pun ikutan naik.

Kalau menurut detikers gimana? Harga LCGC masih tergolong murah karena diimbangi fitur di dalamnya atau sudah kemahalan? - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:11 AM
 
Copyright © 2011. PT.Kontak perkasa Futures Yogyakarta All Rights Reserved
Disclaimer : Semua Market Reviews atau News di blog ini hanya sebagai pendukung analisa,
keputusan transaksi atau pengambilan harga sepenuhnya ditentukan oleh nasabah sendiri.
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger