Powered by Blogger.
Latest Post

Jepang Menunda Reformasi Tenaga Kerja

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, October 18, 2013 | 9:12 AM


Kontak Perkasa - Bloomberg ( 18/10 ) - Pemerintah Jepang telah menunda deregulasi pasar tenaga kerja , terkait tantangan yang dihadapi oleh Perdana Menteri Shinzo Abe terhadap bagian inti dari strategi pertumbuhan Jepanguntuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar ketiga di dunia .

Kontrak kerja untuk pegawai tetap kemungkinan akan diperpanjang menjadi  10 tahun dari 5 tahun sebelumnya dalam zona ekonomi khusus di bawah peraturan baru yang akan diusulkan, berdasarkan laporan dari surat kabar Nikkei hari ini. Perubahan lain, termasuk mengangkat pembatasan jam kerja bagi para eksekutif kemungkinan tidak akan dilaksanakan, menurut Nikkei .

Reformasi pasar tenaga kerja sangat penting untuk program 'panah ketiga' Abe yang lebih dikenal dengan kebijakan Abenomics untuk unruk menggerakan industri dan meletakkan dasar bagi pertumbuhan yang berkelanjutan. Aturan kebijakan ketenagakerjaan yang lebih longgar di daerah tertentu atau untuk beberapa perusahaan kemungkinan masih  'belum bisa diterapkan,' ungkap Nobuaki Koga, kepala Trade Union Confederation Jepang kemarin setelah pertemuan dengan para politisi dan pemimpin bisnis .

Investor akan kehilangan kepercayaan terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang kecuali Abe menambahkan substansi untuk strategi pertumbuhan dan tidak bergantung pada stimulus, Hideo Hayakawa, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur eksekutif di Bank of Japan mengatakan dalam sebuah wawancara di Tokyo pada minggu ini.

Para pemimpin bisnis telah menyerukan perubahan peraturan ketenagakerjaan untuk memudahkan perekrutan dan pemberhentian sebagian sistem kerja seumur hidup di Jepang .  (rk )
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:12 AM

WTI Crude Fluctuates Near Three-Month Low Before China Data


Kontak Perkasa - Bloomberg (18/10) -- West Texas Intermediate crude fluctuated near a three-month low before data from China that may show the economic recovery is keeping pace in the world’s second-biggest oil consumer.

Futures swung between gains and losses in New York and are poised for a second weekly decline. China will issue a raft of data today, with the world’s second-largest economy estimated to have expanded last quarter at the fastest pace this year, according to a Bloomberg survey. The nation will also report industrial production output for last month. The U.S. government will release crude stockpile figures on Oct. 21 that was delayed this week because of the partial government shutdown.

WTI for November delivery was at $100.74 a barrel in electronic trading on the New York Mercantile Exchange, up 7 cents, at 11:43 a.m. Sydney time. The contract fell $1.62, or 1.6 percent, to $100.67 yesterday, the lowest close since July 2. The volume of all futures traded was about 46 percent less than the 100-day average. Prices are down 1.3 percent this week.

Brent for December settlement rose 6 cents to $109.17 a barrel on the London-based ICE Futures Europe exchange. The European benchmark crude was at a premium of $8.19 to WTI for the same month. The spread narrowed for a second day yesterday to $8.24.

WTI may drop next week after data from the industry-funded American Petroleum Industry showed surging U.S. crude inventories, according to a Bloomberg News survey. Twenty-three of 38 analysts and traders, or 61 percent, forecast futures will decrease through Oct. 25. Ten respondents said there will be little change and five projected a gain.

The U.S., the world’s biggest crude consumer, will account for about 21 percent of global oil demand this year, the International Energy Agency estimates.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:09 AM

Sentimen Stimulus AS, Emas Menghadapi Pekan Terbaik Dalam Dua Bulan Terakhir


Kontak Perkasa - SINGAPORE, Reuters(18/10) – Emas ditransaksikan mendekati satu pekan tertingginya pada hari Jumat, menghadapi penguatan mingguan terbaiknya dalam dua bulan terkait ketidakpastian di Washington yang akan menunda pengurangan stimulus pasca para parlemen AS hanya mencapai kesepakatan anggaran sementara.

Emas meredam sebesar 0.2% ke level $1,316.31 per ounce pukul 07:15 GMT, pasca menguat sebesar 3% pada sesi sebelumnya. Emas telah menambah 3.5% dalam satu pekan, penguatan tinggi pada hari Kamis lalu. Pasca kongres mengakhiri enam belas hari shutdown peemrintah dan menghindari gagal bayar (default) ,para parlemen AS mangajukan sebuah upaya di hari Kamis lalu untuk menyelesaikan perselisihan anggaran pada cara yang kurang konfrontatif.

Kekhawatiran yang dihadapi oleh para parlemen dalam kebuntuan di bulan depan sejalan dengan kesepakatan yang tercapai pada pekan ini hanya bertahan hingga awal tahun depan.

Federal Reserve sepertinya akan menunda keputusan apapun guna memangkas pembelian obligasi secara besar-besaran hingga akhir bulan Desember mendatang, menurut dua petinggi dari Federal Reserve. Para ekonom mengatakan pengurangan stimulus kemungkinan akan ditunda hingga awal tahun 2014 sejalan dengan pemulihan ekonomi AS akibat dampat shutdown pemerintah.

SPDR Gold Trust, reksadana berbasis logam terbesar di dunia, menagatkan penahanan penurunan sebesar 3.3 ton ke 882.23 ton pada Kamis lalu. (bgs)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:07 AM

Saham Hong Kong Menguat Pasca Kesepakatan Utang AS

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, October 17, 2013 | 9:24 AM


Kontak Perkasa - LOS ANGELES, MarketWatch (17/10) – Saham-saham Hong Kong menguat pada Kamis pagi, mengikuti penguatan saham-saham AS sejalan Washington bergerak mendekat untuk membuka kembali pemerintah dan menaikkan plafon utang AS.

Indeks Hang Seng naik sebesar 0.4% dan indeks Hang Seng China Enterprises menguat sebesar 0.3%. Pertambangan dikabarkan juga menguat, dengan Angang Steel Co. mencatat kenaikan sebesar  1.5% dan Aluminum Corp. of China Ltd., atau Chalco meningkat sebesar 1.1%.

Saham-saham keuangan, bagaimanapun, kembali menurun, dengan bank sentyral China bersiap untuk mengeluarkan sebesar 44.5 miliar yuan ($7.3 miliar) dari system perbankan pekan ini  hingga pembukaan operasi pasar terbuka, menurut Dow Jones Newswires.

Saham-saham dari China Merchants Bank Co. jatuh sebesar 0.4%, dan  saham-saham dari Bank of China Ltdand Agricultural Bank of China Ltd. masing-masing mengalami penurunan sebesar 0.3%. Sementara Indeks Shanghai Composite CN juga naik sebesar  0.2%. (bgs)
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:24 AM

Senat AS habiskan 11 jam akhiri ancaman default

Kontak Perkasa - KONTAN - WASHINGHTON. Amerika Serikat (AS) akan mengakhiri masa kristis setelah senat melalui debat panjang 11 jam. Senat memutuskan menaikkan plafon utang AS dan menyelamatkan Negara Uwak Sam itu dari potensi gagal bayar alias default.

Kesepakatan diperoleh melalui voting anggota senat yang dilakukan malam hari, Rabu (16/10) atau menjelang tenggat waktu default pada Kamis (17/10). Selain menaikkan plafon anggaran, senat juga menyetujui membuka kembali layanan pemerintah yang telah berstatus shutdown sejak 1 Oktober.

Keputusan senat akan dikirim secepatnya ke Presiden Barack Obama untuk ditetapkan. "Setelah perjanjian itu tiba di meja saya, saya akan menandatangani segera," kata Obama malam waktu Washington.

Obama bilang, usai diteken maka kesepakatan itu akan menjadi Undang-undang yang akan menyediakan dana baru bagi badan-badan federal yang telah ditutup sejak 1 Oktober. Artinya, kesepakatan tersebut akan menempatkan pekerja federal kembali pada pekerjaan masing-masing.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:07 AM

Japan Shares Climb to Three-Week High as U.S. Reaches Debt Deal


Kontak Perkasa - Bloomberg (17/10) -- Japanese shares rose, with the Topix index climbing to a three-week high, after the yen weakened as U.S. lawmakers reached a tentative deal to end the government shutdown and raise the debt ceiling.

The Topix gained 1.2 percent to 1,210.66 as of 9:02 a.m. in Tokyo, with all 33 subsectors climbing. The Nikkei 225 Stock Average added 1.3 percent to 14,653.76. The yen fell against all 16 of its major peers and traded at 98.91 per dollar.

Futures on the Standard & Poor’s 500 Index gained 0.1 percent. The measure yesterday added 1.4 percent as the bipartisan leaders of the Senate reached an agreement to end the fiscal impasse and increase U.S. borrowing authority. The Senate is currently voting on the deal, while the House plans to do so later today. The White House press secretary said it has President Barack Obama’s support. House Speaker John Boehner said Republicans won’t block the Senate compromise.

With no deal, the U.S. would exhaust its borrowing authority today and the government may start missing payments at some point between Oct. 22 and Oct. 31, according to the Congressional Budget Office. Fitch Ratings put the world’s biggest economy on watch for a possible credit downgrade yesterday, citing lawmakers’ inability to agree.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:40 AM

Dollar, Euro Climb to 3-Week Highs Versus Yen on U.S. Debt Deal


Kontak Perkasa - Bloomberg (17/10) -- The dollar and euro climbed to a three-week high versus the yen as the Senate voted in favor of a deal to end a U.S. government shutdown and raise the debt limit, damping demand for haven assets.

The yen dropped versus major peers as Asian stocks rose. The greenback maintained yesterday losses versus higher-yielding currencies such as New Zealand’s with markets gauging the impact of the recent impasse on economic growth and prospects for the Federal Reserve to taper stimulus. Policy makers including Fed Bank of New York President William Dudley speak today. Australia’s dollar reached a four-month high before a Chinese report tomorrow forecast to show growth accelerated.

“The yen is going to be under a little bit of pressure,” said Emma Lawson, the Sydney-based senior currency strategist at National Australia Bank Ltd. “There is still some uncertainty because the deal is effectively just kicking the problem down the road.”

The dollar gained 0.1 percent to 98.89 yen as of 9:10 a.m. in Tokyo and touched 99.01, the most since Sept. 27. It rose 0.1 percent to $1.3523 per euro. Europe’s common currency was little changed at 133.70 yen after touching 133.84, the strongest level since Sept. 26.

New Zealand’s currency was little changed at 84.24 cents following yesterday’s 0.5 percent advance.

The Senate voted 81-18 to halt the 16-day shutdown and raise the borrowing limit. The House of Representatives plans to vote next and President Barack Obama supports the agreement.
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:38 AM
 
Copyright © 2011. PT.Kontak perkasa Futures Yogyakarta All Rights Reserved
Disclaimer : Semua Market Reviews atau News di blog ini hanya sebagai pendukung analisa,
keputusan transaksi atau pengambilan harga sepenuhnya ditentukan oleh nasabah sendiri.
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger