Powered by Blogger.
Latest Post

Sisi Positif dan Negatif Tidur Siang

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, April 6, 2017 | 9:24 AM


 

PT Kontak Perkasa - Sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini menunjukkan tidur siang bisa bikin sehat. Namun bukan berarti boleh tidur selama berjam-jam. Para peneliti menyarankan pembatasan tidur siang yakni hanya 30 menit atau kurang dari itu.

"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan tidur siang kurang dari 30 menit membuat kita lebih fokus, produktif, dan kreatif," kata psikolog Richard Wiseman dari Universitas Hertfordshire. Penemuan ini menunjukkan kemungkinan menggiurkan bahwa kita juga bisa menjadi lebih bahagia dengan tidur siang hanya dalam tempo singkat.
Sebuah survei daring memperlihatkan lebih dari 1.000 orang merasa bahagia dan ini berhubungan dengan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk tidur siang. Dalam survei itu, seribu orang tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, yakni tidak tidur siang, tidur selama 30 menit, dan yang tidur lebih dari 30 menit.

Hasilnya, dua per tiga dari peserta yang tidur siang sekitar 30 menit (66 persen) dilaporkan merasa bahagia ketimbang 60 persen partisipan yang tidak tidur siang, dan 56 persen mereka yang tidur siang cukup panjang. Bila diukur melalui skala kebahagiaan, orang-orang yang tidur siang singkat mencetak angka 3,67 (dari 5), mereka yang tidur siang 3,53, dan 3,44 untuk mereka yang tidur siang cukup panjang.

Usia ternyata juga memainkan peran di sini. Orang-orang muda (18-30 tahun) yang kurang tidur di malam hari cenderung menghabiskan waktu lebih panjang tidur siang dibanding 30 persen partisipan yang berusia di atas 50 tahun.

"Penelitian menunjukkan bahwa tidur siang dalam waktu singkat meningkatkan kinerja. Perusahaan seperti Google bahkan telah menyediakan ruang tidur siang untuk karyawannya," kata Wiseman. "Namun, efek kebahagiaan bisa hilang jika terlalu lama tidur."

Selain itu, dia menjelaskan, tidur siang dalam waktu lebih lama berhubungan dengan beberapa risiko kesehatan. Tidur siang selama satu jam saja misalnya berhubungan dengan meningkatnya penyakit sebanyak 82 persen - PT Kontak Perkasa
Sumber:cantik.tempo
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:24 AM

Punya Utang Tidur, Kenali Ciri-cirinya

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, April 5, 2017 | 9:28 AM


PT Kontak Perkasa Futures - Setelah melakukan aktivitas seharian, tubuh butuh istirahat cukup. Apalagi tekanan pekerjaan dan sosial membuat otak penat sehingga perlu diistirahatkan. Tidur berperan melancarkan peredaran darah, regenerasi sel-sel tubuh, serta membantu produksi enzim dan hormon.

Ketika kurang tidur, berbagai penyakit akan menghampiri tubuh. Mulai masalah kulit sepele, seperti kering, tampak kusam, ‘mata panda’, dan jerawat, hingga tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Tubuh yang kurang istirahat akan menunjukkan beberapa gejala. Berikut ini tanda-tanda yang timbul jika tubuh kurang istirahat.

1. Selalu lapar
Ahli otak dan pengobatan tidur, Dr Chris Winter, mengatakan salah satu tanda kurang tidur adalah selalu lapar. “Jika otak tidak mendapat energi yang cukup dengan tidur, dia akan mengganti kekurangan tenaga dari makanan,” katanya.

Kurang tidur dan istirahat akan meningkatkan produksi ghrelin, hormon rasa lapar di perut. Winter menjelaskan, kelebihan ghrelin menyebabkan tubuh meminta makanan berlemak dan manis.

Selain itu, menurut dia, kurang tidur akan mempengaruhi leptin atau hormon kenyang. “Ketika tidak mendapat tidur yang cukup, seseorang cenderung makan lebih banyak makanan berlemak dan manis karena sinyal tubuh kenyang terganggu,” ucapnya.

2. Berat badan bertambah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kurang tidur menyebabkan rasa lapar dan akhirnya menggiring tubuh menyantap makanan manis dan berlemak. Makanan itu tentu mengakibatkan berat badan bertambah jika tak diimbangi dengan aktivitas. “Ketika lelah, Anda tidak akan sadar makanan apa yang masuk ke tubuh,” ujar Winter. “Anda mencari dan memakan apa saja yang membuat tubuh melek.”

Winter melanjutkan, kurang tidur mempengaruhi metabolisme tubuh secara langsung. “Proses metabolisme tubuh akan menurun,” ucapnya. Selain itu, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Annals of Internal Medicine pada 2012, tidur 4,5 jam sehari selama empat hari berturut-turut dapat menurunkan respons sel lemak tubuh terhadap hormon insulin sebanyak 30 persen. Akhirnya, lemak yang seharusnya diubah insulin menjadi energi tubuh, malah tertimbun dalam tubuh.

3. Lebih impulsif
Pernah mendengar sebuah jargon iklan yang berbunyi, “Lo rese kalo lagi lapar”? Hal tersebut benar karena tubuh cenderung lebih impulsif dalam keadaan lelah, apalagi ditambah rasa lapar. Ahli kesehatan, Gail Saltz, mengatakan tubuh yang lelah cenderung melakukan sesuatu tanpa berpikir. “Kemampuan Anda memilih makanan serta menahan diri menjadi lebih sulit,” katanya.

Tidak hanya terkait dengan makanan, dalam keadaan lelah, seseorang cenderung bertindak spontan, seperti marah-marah kepada orang lain. “Sebab, otak tak mampu melarang tubuh,” ujar dosen neurologi dari Universitas Northwestern, Chicago, Kelly Baron.

4. Sering lupa
Mungkin Anda sering lupa menaruh kunci atau hal-hal kecil lain. Mungkin itu tanda kurang tidur. “Ketika lelah, otak yang biasanya memperhatikan urusan detail menjadi tidak fokus,” kata Winter. Karena itu, cukup tidur berpengaruh terhadap kesehatan otak dalam jangka panjang.

Sebuah studi yang dilakukan Institut Kesehatan Nasional terhadap tikus menunjukkan otak melakukan proses detoksifikasi saat tidur. Dengan demikian, tidur sangat penting membersihkan sel-sel otak.

5. Sulit mengambil keputusan
Ketika kurang tidur, kemampuan memecahkan masalah akan menurun sehingga urusan sekolah atau karier terganggu. “Kurang tidur mempengaruhi kemampuan kognitif otak sehingga fungsinya untuk memecahkan masalah dan merespons sesuatu secara cepat dapat turun,” kata Baron.

6. Kemampuan motorik turun
Hal-hal sepele, seperti menjatuhkan barang atau tersandung, bisa jadi merupakan dampak kurang tidur. Tubuh yang lelah dapat mengurangi konsentrasi sehingga pergerakan tubuh tak terkendali. “Jika tubuh terlalu lelah, fungsi otak akan menurun,” ujar Winter. “Bahkan naik-turun tangga bisa menjadi aktivitas berat bagi otak karena sulit memproses gerakan tubuh.”

7. Emosional
Ketika kurang tidur, mungkin Anda akan merasa lebih moody atau emosional. “Anda menjadi lebih reaktif ,” ujar Baron. Karena itu, kurang tidur mungkin penyebab utama Anda menangis atau marah karena masalah sepele, seperti ketika menonton film sedih atau menjelang deadline, tapi pekerjaan belum selesai - Kontak Perkasa Futures
Sumber:cantik.tempo







Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:28 AM

Manfaat Sehat Dari Segelas Jus Pare

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, April 4, 2017 | 9:08 AM



PT Kontak Perkasa Futures - Pare dikenal sebagai sayuran yang memiliki rasa pahit. Meski memiliki rasa pahit yang khas, namun beberapa orang suka mengonsumsinya. Pare pun bisa diolah dengan cara dikukus atau ditumis.

Well, apakah kamu pernah kepikiran untuk membuat jus dari pare? Memang rasanya akan pahit dan membuatmu mengernyitkan dahi namun segelas jus pare bisa memberikanmu manfaat sehat berikut ini.

Mengobati diabetes
Kandungan enzim alami dalam pare bermanfaat untuk menurunkan kadar glukosa darah sehingga mampu mencegah atau bahkan mengobati diabetes.

Mendetoks tubuh
Kamu merasa bahwa tubuhmu penuh dengan racun dan bakteri? Minumlah segelas jus pare yang bisa mendetoks tubuh secara maksimal.

Membersihkan paru-paru
Para perokok sangat disarankan untuk minum jus pare karena minuman ini bisa menghilangkan lapisan nikotin yang menempel di paru-paru.

Mengobati asma
Jus pare memiliki kemampuan untuk menyehatkan saluran pernapasan dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan penyebab alergi sehingga sangat baik diminum penderita asma.

Mendukung kesehatan pencernaan
Jus pare memiliki zat alami yang mampu merangsang produksi cairan sehat di pencernaan sehingga mampu mendukung kesehatan pencernaanmu.

Menurunkan berat badan
Minum jus pare secara rutin bisa membantumu dalam menurunkan berat badan secara cepat dan sehat.

Memperlambat penuaan dini
Jus pare sangat tinggi akan kandungan zat antioksidan sehingga meminumnya secara rutin mampu memperlambat proses penuaan sel yang bisa membuat tubuhmu sehat luar dalam.

Jus pare memang akan memiliki rasa yang pahit. Namun kamu bisa meminimalkan rasa pahit tersebut dengan menambahkan madu alami ke dalamnya - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:merdeka
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:08 AM

Jembatan Antargalaksi - PT Kontak Perkasa

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, April 3, 2017 | 9:23 AM

PT Kontak Perkasa - Objek-objek alam semesta biasanya bergerak secara berkelompok. Bulan mengitari planet, planet mengitari bintang, dan galaksi kadangkala mengitari galaksi lainnya.

Galaksi tempat tinggal kita disebut Bima Sakti. Galaksi kita ini merupakan kelompok raksasa beranggotakan bintang-bintang, debu-debu kosmik, gas dan benda-benda lainnya. Sekitar 50 galaksi yang berukuran lebih kecil diduga mengorbit galaksi kita meskipun kita hanya bisa melihat dua di antaranya tanpa bantuan teleskop. Dua galaksi ini disebut Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil.

Walaupun kita dapat melihat keduanya tanpa teleskop, menyelidiki detail Awan-Awan Magellan tersebut senantiasa sulit karena keduanya merentang luas di angkasa. Supaya mengerti kenapa demikian, coba lihat bangunan utuh sebuah gedung dengan menggunakan binokuler.

Dengan menggunakan teleskop antariksa baru akhirnya kita bisa melihat galaksi-galaksi tetangga kita dengan sangat detail dan kita pun menemukan hal yang sangat menarik: kedua galaksi tersebut tampak terhubung oleh jembatan kosmik.

Jembatan yang tersusun atas bintang-bintang dan gas kosmik itu membentang sejauh 43.000 tahun cahaya (lebih dari empat kali bentangan Awan Magellan Besar itu sendiri!).

Sebagian penyusun ‘jembatan’ ini adalah bintang-bintang yang ditarik keluar dari Awan Magellan Kecil oleh Awan Magellan Besar. Hal ini mungkin telah terjadi 200 juta tahun yang lalu, saat galaksi-galaksi katai tersebut berpapasan cukup dekat.

Bintang-bintang dan gas lainnya mungkin ditarik keluar dari Awan Magellan Besar oleh Galaksi kita, Galaksi Bima Sakti. Ini nyaris seperti orangtua yang mengajari anak-anaknya berebut mainan.

Gambar di atas memperlihatkan lengkungan galaksi Bima Sakti yang membentang di langit malam. Kalian bisa melihat dua galaksi katai di bawahnya; yang lebih terang adalah Awan Magellan Besar sedangkan yang lebih redup adalah Awan Magellan Kecil - PT Kontak Perkasa
Sumber:nationalgeographic


Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:23 AM

Asal Mula Melamar Identik dengan Pria Berlutut dan Cincin

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, March 31, 2017 | 9:17 AM

Kontak Perkasa Futures - Dilamar kekasih merupakan impian semua wanita. Ketika melamar pujaan hatinya, pria biasanya melakukan bahasa tubuh romantis yang telah menjadi tradisi hampir di seluruh dunia, yakni berlutut. Ketika berlutut, satu tangannya berada di punggung dan yang satu lagi menunjukkan sebuah cincin.

Mungkin sebagian dari Anda terbersit pertanyaan, sebenarnya dari mana tradisi berlutut plus cincin ini berasal? Lantas, kenapa mesti pakai cincin dan bukan perhiasan lain? Dan kenapa hampir semua pria di berbagai belahan dunia kompak mengadopsi tradisi tersebut? Simak jawabannya berikut ini.

Tradisi menekuk lutut ini memiliki sejarah yang panjang. Tradisi tersebut diduga dimulai pada abad pertengahan ketika masyarakat Barat menganut pandangan “courtly love”, yaitu cinta yang menitikberatkan sifat pria yang sopandan kekagumannya terhadap wanita yang dicintai.

Ide “courtly love” yang populer pada literatur abad pertengahan ini, merupakan cinta yang membuat sang pria rela menjadi “budak” wanita yang ia kagumi. Dengan berlutut, sang pria telah menyerahkan diri seutuhnya dan siap untuk melindungi serta melayani sang wanita dengan segenap jiwanya.

Dalam sejarah Eropa, berlutut juga digambarkan sebagai bentuk permintaan maaf, penyerahan diri, dan rasa malu. Contohnya, banyak simbol keagamaan Katolik yang menggambarkan gesture berlutut ketika berdoa untuk menunjukkan penyerahan diri kepada Tuhan.

Berlutut juga menunjukkan kuasa dan hierarki yang dilakukan oleh kaum bawah terhadap kaum atas. Zaman dulu, para ksatria berlutut kepada tuannya serta kepada musuh yang mengepung untuk menunjukkan bahwa mereka telah menyerah. Dengan demikian, berlutut di depan kekasih berarti pria tersebut telah menyerahkan diri dan menunjukkan loyalitasnya kepada pasangannya.

Sedangkan tradisi menggunakan cincin sebagai simbol pertunangan dipercaya bermula sejak abad ke-7. Wanita yang akan dinikahkan dengan pria bangsawan tertentu diberi cincin emas untuk dipakai di depan umum dan cincin besi untuk di rumah. Ketentuan ini diperkuat dalam hukum Spanyol, yakni Visigothic Code.

Aturan tersebut menyatakan pria wajib menikahi pasangannya yang telah diberi cincin dan dijanjikan untuk dinikahi. Untuk melengkapi hukum itu, pada 860, Paus Nicholas I meminta pemerintah untuk menyediakan cincin emas mahal yang diberikan pria sebagai bentuk pengorbanannya kepada wanita.

Kemudian, pada 1477 cincin berlian mulai digunakan sebagai simbol pertunangan, yang dicetuskan oleh Raja Maximilian I dari Meksiko ketika melamar Ratu Marie dari Burgundia. Di dunia barat, cara ini berlanjut hingga sekarang dan membuat berlian menjadi satu-satunya cincin yang dipakai pria untuk melamar kekasihnya - Kontak Perkasa Futures
Sumber:cantik.tempo




Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:17 AM

Fenomena Hujan Es Alamiah dan Normal

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, March 30, 2017 | 10:08 AM


PT Kontak Perkasa Futures - Kepala Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menilai fenomena hujan es yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya di DKI Jakarta, wajar. Fenomena ini disebut alami dan normal, namun dengan beberapa catatan.

"Hal ini karena ada radiasi, ada kelembapan udara tinggi dan angin yang tidak sepoi-sepoi dengan awan putih dengan perbedaan tekanan antara satu area dengan area lain yang bisa membuat pertumbuhan awan yang besar," ungkapnya.

Hary mengatakan fenomena hujan es bisa terjadi di mana saja asal ketentuan yang telah disebutkan di atas terpenuhi. Hary menyebut fenomena hujan es itu bukan anomali sebab terjadi secara alami, namun jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, fenomena itu semakin sering terjadi dan menjadi indikasi adanya perubahan iklim.

Menurut Hary, berbeda dengan hujan pada umumnya, hujan es lebih berbahaya. Terutama bagi orang-orang yang beraktivitas di luar rumah dan saat berkendara karena mengurangi jarak pandang.

"Selain itu fenomena hujan es disertai kilat, petir, dan angin kencang hanya terjadi pada satu jenis awan, cumulonimbus, yang secara kasat mata bisa dilihat pada malam hari hanya ada kilat tanpa petir atau hujan," katanya.

Hary mengatakan kasus hujan es paling ekstrem pernah terjadi di beberapa negara subtropis dengan ukuran es sebesar bola tenis. Di Indonesia sendiri, ukuran es yang masih sebesar kelereng dianggap relatif wajar. "Menjadi tidak wajar kalau hujannya lebih sering," ungkapnya - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:today.line

Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:08 AM

Eksis di Media Sosial Tak Selalu Menguntungkan

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, March 29, 2017 | 9:07 AM

 
PT Kontak Perkasa - Pada awal Maret, presenter Sarah Sechan mengumumkan keputusannya yang cukup mengejutkan: berhenti menggunakan Twitter dan Instagram. Hal ini disampaikan Sarah dalam sebuah caption panjang yang mengiringi post Instagram terakhirnya.

“Hey you sexy people. This will be my last post on instagram & twitter. I have decided that at this age (forever 24, of course) I need to really start living and enjoy every moment of my life, not busy trying to make a point or seek approval from strangers…”

Demikian preambul ucapan perpisahan Sarah. Sepanjang kata-kata terakhirnya di Instagram, Sarah pun menuangkan keinginannya untuk lebih berfokus pada setiap detail dalam kehidupannya, termasuk dalam hal berpakaian dan menikmati makanan. Bagi orang-orang yang gemar mengunggah post bertagar #ootd atau #foodporn, pernyataan Sarah ini bisa jadi sentilan kecil. Selain itu, pesohor yang namanya mencuat setelah menjadi VJ dan host ini juga mengatakan betapa penatnya ia menjalani kehidupan di media sosial yang menyita waktunya sebagai seorang ibu.

Sarah Sechan berkontribusi menambah daftar selebritas yang hengkang dari dunia Twitter dan Instagram. Di Hollywood, tercatat sejumlah aktor dan aktris yang memilih absen eksis di media sosial seperti George Clooney, Kristen Stewart, Scarlett Johansson, Jennifer Lawrence, dan Bradley Cooper.

Joy of Missing Out
Saat banyak sekali orang yang senang tampil, menuangkan gagasan, serta mengekspresikan gaya sampai perasaan di situs-situs jejaring sosial, sebagian lainnya justru memilih tidak ikut arus dan mengunggah berbagai informasi personal dan menonjolkan eksistensi di sana. Fenomena semacam ini dikatakan sebagai joy of missing out atau JOMO yang dikontraskan dengan gejala fear of missing out atau FOMO.

Setiap berhadapan dengan orang lain, baik dalam kehidupan nyata maupun ranah digital, ekspektasi dan persepsi tertentu senantiasa mengikuti seseorang. Maka, dari satu interaksi ke interaksi lain, lazimnya ia melakukan penyesuaian atau adaptasi supaya relasi terjalin dengan baik. Namun bagi sebagian orang, tak jarang mereka merasa harus mengenakan topeng agar bisa diterima dalam lingkarannya. Tentunya hal ini menimbulkan keletihan mental yang luar biasa ketika terakumulasi, bahkan lebih jauhnya, memicu depresi akibat tekanan pergaulan.

Alasan ini tak menjadi satu-satunya pendorong mengapa orang memilih tak aktif di media sosial. Seorang warga Kanada yang sudah lima tahun bekerja di Indonesia bercerita mengapa ia tidak begitu gandrung menggunakan media sosial. “Saya merasa kehidupan saya sudah terlalu padat dengan pekerjaan. Saya lebih sering berkorenspondensi dengan e-mail dan bagi saya, itu sudah cukup. Saya bahkan belum lama menggunakan Whatsapp. Twitter pun lebih banyak saya pakai untuk kepentingan pekerjaan,” ujarnya.

Perkembangan teknologi yang berimplikasi terhadap perubahan gaya hidup masa kini, terutama di kalangan milenial, turut membawa dampak negatif bagi seseorang. Psikolog dan konsultan edukasi di Boston, Christopher Willard, PsyD., menulis dalam situs Mindful bahwa perangkat komunikasi kita menciptakan ilusi bahwa ada hal yang lebih penting di luar sana dibanding pengalaman yang sedang dijalani saat ini. Pemikiran semacam inilah yang juga turut menyokong seseorang untuk mundur dari kehidupan media sosial. Alih-alih merayakan kehidupan komunal yang tak jarang merupakan khayalan semata—karena tak semua orang benar-benar mengenal atau dekat dengan satu sama lain di Twitter, Instagram, atau Facebook—, ia justru memandang penting momen intim dengan dirinya sebagaimana disuratkan oleh Sarah Sechan pada post terakhirnya.

Dalam situs Psychology Today, Dr. Susan Biali M.D. menceritakan bagaimana kehadiran internet dan aneka hiburan yang ditawarkannya berefek pada produktivitasnya. Lantas, perempuan yang penelitiannya berfokus pada kesehatan dan kebahagiaan ini melakukan refleksi diri setelah membaca buku karangan jurnalis Christina Crook (2015), The Joy of Missing Out: Finding Balance in a Wired World. Disampaikan dalam buku tersebut, saat ini kita hidup pada masa ketika intimasi menurun dan pasivitas serta isolasi meningkat. Hati manusia cenderung kesepian. Kecemasan, kepenatan, kewalahan, dan ketergantungan terhadap teknologi yang tidak sepenuhnya manusia mengerti seolah lumrah terjadi.

Sedikit yang menyadari hal ini lantaran gejala-gejalanya kadung meluas dan diterima sebagaimana adanya oleh masyarakat. Kritik terhadap orang-orang dengan FOMO kerap kali dianggap sebagai hipokrisi seolah-olah terdapat kebenaran bahwa orang tidak bisa hidup tanpa internet dan media sosial meski untuk sekejap saja.

Umumnya, orang-orang introver yang menikmati keterlepasan dari lingkungan yang melibatkan banyak orang. Mereka cenderung kehabisan energi saat terlalu sering berada dalam keramaian. Namun demikian, penulis Emotional Intelligence 2.0, Dr. Travis Bradberry, mengungkapkan bahwa orang-orang ekstrover pun ada kalanya membutuhkan saat-saat menyendiri yang kelak mendatangkan keuntungan bagi mereka. 

Tak ubahnya roda yang berputar, sebagian orang pun berupaya menggeser tren FOMO dengan JOMO. Sejumlah justifikasi dibuat supaya orang tidak hanyut dalam keriaan kehidupan komunal di internet. Dalam situs SWNS dinyatakan, orang-orang Inggris cenderung menikmati kesendirian dibanding merasa takut tertinggal dalam hal kehidupan sosial. Dalam sebuah studi diklaim sebanyak 85% dari 2000 orang Inggris yang disurvei mengaku lebih senang melewatkan waktu di rumah dan mengabaikan acara-acara sosial, sementara hanya 43% yang menyatakan diri mengalami FOMO.

Bersosialisasi dengan siapa pun melalui media apa pun memang tidak salah. Namun demikian, penting diingat bahwa cara apa pun yang dipilih dalam berinteraksi dengan dunia luar, jangan sampai hal tersebut membuat Anda menjauhkan diri dari mereka yang dekat atau ada di depan mata. Mengasah kemampuan intrapersonal dengan menghilang sejenak dari keramaian tak kalah penting bagi kondisi psikologi seseorang karena tak selamanya, solusi dan kebahagiaan ditemukan di tengah ingar bingar - PT Kontak Perkasa
Sumber:Tirto
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:07 AM
 
Copyright © 2011. PT.Kontak perkasa Futures Yogyakarta All Rights Reserved
Disclaimer : Semua Market Reviews atau News di blog ini hanya sebagai pendukung analisa,
keputusan transaksi atau pengambilan harga sepenuhnya ditentukan oleh nasabah sendiri.
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger