Indeks Saham Cina berjangka Turun Setelah IMF Memotong Proyeksi Pertumbuhan

Kontak Perkasa - Bloomberg (09/10) - indeks saham berjangka China turun setelah Dana Moneter Internasional memangkas proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi nasional dan memperingatkan bahwa default pemerintah AS bisa ' kerusakan serius ' ekonomi dunia. Kontrak pada Indeks CSI 300 berakhir pada bulan Oktober turun 0,3 persen ke level 2.435 pada pukul 09:18 waktu setempat. Cina Yangtze Power Co, pemilik proyek PLTA terbesar di dunia, mungkin turun setelah produksi listrik turun sebesar 11 persen dalam sembilan bulan pertamamya. China Vanke Co akan naik seiring UBS AG mengatakan penjualan pengembang melonjak 29 persen pada bulan lalu dari tahun sebelumnya. The Shanghai Composite Index naik 1,1 persen ke level 2,198.20 kemarin, seiring pengecer dan pengembang properti menguat pada peningkatan penjualan selama liburan selama seminggu. Volume perdagangan dalam ukuran yang 13 persen lebih rendah dari rata-rata 30-hari, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg . CSI 300 Index naik 1,4 persen ke level 2,441.81. Hang Seng China Enterprises Index naik 1 persen. IMF mengurangi perkiraan untuk China menjadi 7,6 persen pada tahun ini dalam laporan yang dirilis kemarin di Washington, dari perkiraan pada bulan Juli 7,8 persen, dan 7,3 persen pada 2014 sebesar 7,7 persen. Bank Dunia menurunkan estimasi pertumbuhan China sehari sebelumnya . Prospek kenaikan suku bunga jangka panjang AS dan pembalikan parsial arus modal meninggalkan emerging market dengan posisi fiskal yang lemah atau inflasi yang lebih tinggi terutama terbuka. Indeks The Bloomberg China-AS, Ekuitas, saham perusahaan China yang paling diperdagangkan yang terdaftar di AS, turun 2,1 persen di New York kemarin seiring kekhawatiran tumbuh bahwa kebuntuan antara anggota parlemen AS atas batas utang dapat menyebabkan default pemerintah. Presiden Barack Obama menegaskan kemarin bahwa ia tidak akan berunding dengan partai Republik atas shutdown parsial pemerintah dan batas utang AS. (izr)

Written by: Kontak Perkasa Futures

PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:40 AM

Minyak WTI Berfluktuasi seiring DPR AS Berusaha Menaikan Batas Hutang

Kontak Perkasa - Bloomberg, (09/10) – Minyak  mentah WTI (West Texas Intermediate) berayun antara keuntungan dan kerugian seiring anggota parlemen AS mengambil langkah-langkah menuju menaikkan batas utang pemerintah, mengurangi kemungkinan default yang memperlambat pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan bahan bakar. Minyak berjangka berfluktuasi di New York setelah menguat 0,5% kemarin. Senat Demokrat berencana menyuarakan pengujian sebelum akhir pekan pada ukuran yang akan memberikan Presiden Barack Obama kewenangan untuk menaikkan plafon utang senilai $16.7 triliun, mungkin selama setahun, kecuali dua pertiga dari kedua majelis Kongres setuju. Stok minyak mentah AS naik pada pekan lalu, sedangkan persediaan bahan bakar turun, menurut laporan industri . Minyak WTI untuk pengiriman November berada di level $103,64 per barel, naik 15 sen dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pada pukul 11:58 waktu Sydney. Kontrak naik 46 sen menjadi $103,49 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 70% di bawah rata-rata 100 hari. Minyak Brent untuk penyelesaian November naik turun 1% menjadi $ 110,15 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak Patokan Eropa lebih tinggi sebesar $6,54 dibanding minyak WTI berjangka, turun dari $6,67 kemarin. (izr)

Written by: Kontak Perkasa Futures

PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:36 AM

Saham Asia Jatuh Karena Kebuntuan Hutang A.S. Akibatnya Saham Konsumen Jatuh

Bloomberg (9/10) – Saham-saham Asia jatuh, memangkas kenaikan kemarin ditengah  kekhawatiran atas pertentangan parlemen A.S mengenai batas hutang yang dapat memicu gagal bayar (default) pemerintah A.S. Sementara itu perusahaan terkait konsumer dan utiliti  memimpin penurunan. Indeks MSCI Asia Pacific jatuh 0.3% ke level 138.06 pukul 9:02 pagi waktu Tokyo setelah menguat 0.4% kemarin. Bursa berjangka pada indeks Standard & Poor’s 500 naik 0.3% seiring Gedung Putih menyiapkan nominator Janet Yellen sebagai Ketua Federal Reserve berikutnya. Yellen, yang saat ini masih menjabat wakil ketua The Fed sejak 2010, telah diartikulasikan  untuk menjaga kebijakan moneter yang sangat akomodatif. Indeks S&P 500  jatuh 1.2% kemarin. Obama mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa ekonomi A.S berada dalam  resiko “resesi yang sangat dalam“ bila Kongres tidak menaikkan batas hutang sebesar $16.7 trilliun. International Monetary Fund memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan tahun depan seiring kelanjutan keluarnya aliran modal dari emerging market semakin memburuk, dan memperingatkan bahwa gagal bayar (default) pemerintah A.S dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia. (bgs)

Written by: Kontak Perkasa Futures

PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:00 AM

Yen Reaches Eight-Week High Versus Dollar as Obama Refuses Talks

Bloomberg (8/10) -- The yen reached an eight-week high against the dollar as President Barack Obama reiterated he won’t negotiate with Republicans over the debt limit, driving demand for Japan’s currency as a haven. The yen strengthened by the most since Sept. 18 yesterday as the U.S. government’s partial shutdown continued for a seventh day. Treasury Secretary Jacob J. Lew has warned the U.S. may be unable to pay its bills after Oct. 17. Demand for the euro was supported before a report today forecast to show a rebound in German factory orders. The yen was little changed at 96.75 per dollar as of 8:03 a.m. in Tokyo from yesterday, after earlier touching 96.57, the strongest since Aug. 12. Japan’s currency traded at 131.35 per euro from 131.32 in New York, after reaching 131.15, the most since Sept. 9. The single currency fetched $1.3577 after gaining 0.2 percent to $1.3581 in the previous session. The yen tends to strengthen during periods of financial and economic turmoil because Japan isn’t reliant on foreign capital to fund its deficits. “We’re not going to negotiate under the threat of economic catastrophe,” Obama said yesterday during a visit to the Federal Emergency Management Agency in Washington. Republicans are insisting on changing the 2010 Affordable Care Act, while Obama refuses to engage in discussions about policy conditions tied to opening the government or raising the debt ceiling. In Germany, factory orders probably rose 1.1 percent in August, after a 2.7 percent decline the previous month, according to the median estimate of economists polled by Bloomberg News.

Written by: Kontak Perkasa Futures

PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:02 AM

Saham A.S tersandung seiring default membayangi

NEW YORK, MarketWatch (08/10) - Saham-saham A.S turun pada hari Senin, dengan indeks S & P 500 di tutup pada level terendah dalam empat minggu terakhir, seiring kebuntuan di Capitol Hill atas pencegahan default pemerintah yang masih berlangsung. 'Ini merupakan permainan yang sangat berbahaya yang terjadi dan tidak ada resolusi yang terlihat, meskipun hal tersebut bisa berubah dengan cepat. ini adalah reaksi logisnya: Anda harus menghindari resiko di tengah proses,' kata Art Hogan, market strategist dari Lazard Capital Markets. Pada pukul 4:02 sore waktu Timur, indeks Dow telah kehilangan 136,47 poin menjadi 14,936.11. Indeks S & P 500 turun 14,38 poin menjadi 1,676.12. Nasdaq Composite turun 37,38 poin menjadi 3,770.38. (frk) http://www.marketwatch.com/story/us-stocks-stumble-as-default-looms-2013-10-07

Written by: Kontak Perkasa Futures

PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:56 AM

WTI Oil Trades Near Week Low as Crude Stockpiles Seen Rising

Bloomberg (08/10) -- West Texas Intermediate oil traded near the lowest level in almost a week before data forecast to show U.S. crude stockpiles rising and as lawmakers remained deadlocked over extending the debt limit to avoid default. Futures were little changed in New York after declining 0.8 percent yesterday. Crude inventories probably increased by 1.6 million barrels last week, according to a Bloomberg News survey before a government report tomorrow. President Barack Obama reiterated that he won’t negotiate with Republicans over the partial government shutdown and the U.S. debt limit. WTI for November delivery was at $103.14 a barrel, up 11 cents, in electronic trading on the New York Mercantile Exchange at 10:10 a.m. Sydney time. The contract slipped 81 cents to $103.03 yesterday, the lowest settlement since Oct. 1. The volume of all futures traded was about 51 percent below the 100-day average. Brent for November settlement gained 22 cents to $109.68 a barrel on the London-based ICE Futures Europe exchange yesterday. The European benchmark ended the session at a premium of $6.65 to WTI futures, the biggest since Sept. 5. U.S. gasoline supplies probably rose by 1 million barrels last week, according to the median estimate of 9 analysts in the Bloomberg survey before figures from the Energy Information Administration. Distillate inventories, a category that includes heating oil and diesel, are projected to drop by 1.4 million, the survey shows.

Written by: Kontak Perkasa Futures

PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:51 AM

Asian Stocks Drop as Investors Watch U.S. Debt Limit

Bloomberg (07/10) -- Asian stocks fell, with the regional benchmark index extending last week’s drop, as U.S. lawmakers wrangle over the debt limit and partial government shutdown. Blumont Group Ltd. and Asiasons Capital Ltd. shares each fell by records on resuming trading after the Singapore Exchange Ltd. imposed restrictions on investors in their stocks. Sun Hung Kai Properties Ltd. declined 2.4 percent on a report the developer offered to sell some of the remaining units at a Hong Kong residential project at a discount. Tokyo Electric Power Co., the owner of the crippled Fukushima Dai-Ichi nuclear power plant, sank 7.4 percent, leading a decline among utilities. The MSCI Asia Pacific Index fell 0.9 percent to 137.91 as of 1:53 p.m. in Tokyo, with all but one of its 10 industry groups dropping. The gauge lost 1.2 percent last week, the first weekly drop in more than a month, as the partial U.S. government shutdown stoked concern lawmakers won’t be able to agree on raising the nation’s $16.7 trillion borrowing limit later this month. U.S. Speaker John Boehner said yesterday the House can’t pass an increase to the debt ceiling without packaging it with other provisions -- a nonstarter for President Barack Obama. Japan’s Topix index fell 1.2 percent, extending the longest losing streak since July 2012. Financial markets in China are closed for a holiday today. South Korea’s Kospi index lost 0.1 percent. New Zealand’s NZX 50 Index slid 0.1 percent. In Australia, where many businesses are closed for Labour Day, the S&P/ASX 200 Index fell 1 percent on trading volumes about half the 30-day average for this time of day. Hong Kong’s Hang Seng Index slipped 0.7 percent. Singapore’s Straits Times Index was little changed and Taiwan’s Taiex index lost 0.3 percent.

Written by: Kontak Perkasa Futures

PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 12:57 PM