Powered by Blogger.
Latest Post
10:54 AM
Kalau dilihat di peta, kota ini memang yang terdekat menuju Antartika. Tambah 1.000 Km lagi, traveler sudah bisa sampai ke sana. Kebayang gak sih dinginnya?
Namun walau sangat terpencil dan super dingin, ternyata ada kehidupan di Ushuaia. Traveler yang penasaran malah bisa merasakan 'kehangatan' dari kota ini lewat Peternakan Estancia Harberton yang tertua di kawasan itu.
Diketahui, Peternakan Estancia Harberton pertama kali didirikan pada tahun 1886 oleh seorang misionaris Inggris bernama Thomas Bridges. Kini peternakan itu pun masih dikelola oleh keturunan dari Thomas dan tak ada ubahnya sedikit pun.
Tidak hanya menjadi peternakan, Estancia Harberton juga menjadi persinggahan dari para ilmuwan, enjelajah, masyarakat asli setempat hingga traveler yang ingin merasakan sensasi hidup di ujung dunia.
Hidup di ujung dunia pun boleh dikatakan tidak mudah. Saat musim dingin, temperatur udara pun bisa drop hingga minus 20 derajat celcius yang paling buruk.
Bahkan jika laut sedang tidak bersahabat, rantai suplai makanan ke Ushuaia pun bisa terputus sama sekali. Pertanian dan berladang sendiri pun menjadi salah satu cara untk bertahan.
Apabila dulu masyarakat Ushuaia mengandalkan peternakan domba, kini pariwisata telah menjadi sektor baru yang menjanjikan. Tak sedikit wisatawan yang datang untuk melihat penguin di Isla Martillo secara langsung.
Liburan ke Ushuaia di Argentina tentunya bukan untuk traveler sembarangan. Bagi Anda yang punya uang dan ingin merasakan sensasi tinggal di ujung dunia, mungkin bisa coba liburan ke tempat ini. Siapkan saja banyak jaket tebal - Kontak Perkasa Futures
Sumber:travel.detik
Hidup di Ujung Dunia Bagian Selatan
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, September 15, 2017 | 10:54 AM
Kontak Perkasa Futures - Apabila kamu bertanya di mana ujung dunia bagian selatan yang dihuni manusia, jawabannya adalah Ushuaia di Argentina. Bagaimana ya rasanya hidup di sana?
Berjarak 38 jam perjalanan darat atau tiga setengah jam perjalanan pesawat dari Buenos Aires di Argentina, Kota Ushuaia di provinsi Tierra del Fuego disebut juga sebagai ujung dunia. Lokasinya memang persis di ujung paling Selatan Argentina.
Berjarak 38 jam perjalanan darat atau tiga setengah jam perjalanan pesawat dari Buenos Aires di Argentina, Kota Ushuaia di provinsi Tierra del Fuego disebut juga sebagai ujung dunia. Lokasinya memang persis di ujung paling Selatan Argentina.
Tak sedikit papan penanda dengan klaim tulisan 'El fin del Mundo' atau ujung dunia di Kota Ushuaia.
Kalau dilihat di peta, kota ini memang yang terdekat menuju Antartika. Tambah 1.000 Km lagi, traveler sudah bisa sampai ke sana. Kebayang gak sih dinginnya?
Namun walau sangat terpencil dan super dingin, ternyata ada kehidupan di Ushuaia. Traveler yang penasaran malah bisa merasakan 'kehangatan' dari kota ini lewat Peternakan Estancia Harberton yang tertua di kawasan itu.
Diketahui, Peternakan Estancia Harberton pertama kali didirikan pada tahun 1886 oleh seorang misionaris Inggris bernama Thomas Bridges. Kini peternakan itu pun masih dikelola oleh keturunan dari Thomas dan tak ada ubahnya sedikit pun.
Tidak hanya menjadi peternakan, Estancia Harberton juga menjadi persinggahan dari para ilmuwan, enjelajah, masyarakat asli setempat hingga traveler yang ingin merasakan sensasi hidup di ujung dunia.
Hidup di ujung dunia pun boleh dikatakan tidak mudah. Saat musim dingin, temperatur udara pun bisa drop hingga minus 20 derajat celcius yang paling buruk.
Bahkan jika laut sedang tidak bersahabat, rantai suplai makanan ke Ushuaia pun bisa terputus sama sekali. Pertanian dan berladang sendiri pun menjadi salah satu cara untk bertahan.
Apabila dulu masyarakat Ushuaia mengandalkan peternakan domba, kini pariwisata telah menjadi sektor baru yang menjanjikan. Tak sedikit wisatawan yang datang untuk melihat penguin di Isla Martillo secara langsung.
Liburan ke Ushuaia di Argentina tentunya bukan untuk traveler sembarangan. Bagi Anda yang punya uang dan ingin merasakan sensasi tinggal di ujung dunia, mungkin bisa coba liburan ke tempat ini. Siapkan saja banyak jaket tebal - Kontak Perkasa Futures
Sumber:travel.detik
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:54 AM
1:32 PM
Demi Emas, Penambang Ilegal Bantai Penduduk Asli Amazon
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, September 13, 2017 | 1:32 PM
PT Kontak Perkasa - Jika Anda melakukan kejahatan, maka adalah tindakan bodoh untuk membanggakannya di di depan banyak orang. Namun, itulah yang dilakukan pasangan penambang ilegal di Brasil. Keduanya berkoar-koar di bar, mengumuman tindakan keji yang mereka lakukan dengan suku terasing yang tersisa di muka Bumi.
Jaksa penuntut umum Brasil sedang melakukan investigasi, menyusul laporan dari publik yang mengatakan, dua penambang ilegal emas di Sungai Amazon membunuh 10 hingga 20 orang anggota suku terasing. Kini kedua pelaku harus mendekam di penjara.
Dikutip dari The News.com.au, Selasa (12/9/2017) polisi federal dan jaksa penuntut umum kini tengah menginvestigasi pembunuhan suku terasing itu yang tinggal di perbatasan Peru dan Kolombia.
Penyelidikan tersebut dilakukan setelah para penambang emas membual tentang pembunuhan di sebuah bar. Para penambang tersebut dilaporkan mengacungkan dayung buatan tangan yang mereka klaim diambil dari suku pedalaman.
Leila Silvia Burger Sotto-Maior, yang bekerja untuk sebuah lembaga di Brasil untuk urusan pribumi dan merupakan koordinator departemen untuk suku-suku terasing, baru-baru ini dihubungi terkait dengan kasus ini.
Pihaknya mengajukan gugatan ke kantor kejaksaan setelah mengetahui tentang pria yang membual melakukan pembunuhan tersebut saat pesta menenggak alkohol
"Itu adalah pembicaraan di bar yang kejam," kata Sotto-Maior kepada The New York Times.
"Mereka bahkan membual tentang memotong mayat dan melemparkannya ke sungai," lanjutnya.
Pembantaian tersebut diduga terjadi bulan lalu. "Para penambang tersebut mengklaim, mereka harus membunuh orang-orang suku terasing itu atau dibunuh," jelas Sotto-Maior.
Penyidik mengatakan, jasad anggota suku itu dimutilasi lalu dibuang di sungai. "Ada banyak petunjuk, tapi masih perlu dibuktikan," tambahnya lagi.
Penambang liar merupakan salah satu ancaman paling mendesak bagi masyarakat yang tidak terkontaminasi di Amazon dan telah dipersalahkan karena mengenalkan penyakit baru serta mencemari sungai dan hutan.
Tahun lalu pemerintah Peru mengumumkan sebuah keadaan darurat karena kontaminasi merkuri yang disebabkan oleh penambangan emas ilegal di Amazon.
Fiona Watson, Direktur Kampanye di Survival International, sebuah kelompok hak ulayat global yang didedikasikan untuk melindungi hak-hak masyarakat adat suku tertutup mengatakan, butuh perlindungan bagi suku-suku itu.
"Belum lama ini, banyak yang menolak adanya suku-suku yang tidak terkontaminasi dan mengklaim bahwa mereka dapat mengklaim tanah mereka dengan kekebalan hukum," kata Fiona Watson, Direktur Kampanye di Survival International, kepada News.com.au pada Desember lalu.
"Kami memberi masyarakat suku asli keterampilan menggunakan sarana untuk berbicara dengan dunia, dan meningkatkan kesadaran akan krisis kemanusiaan yang mendesak dan mengerikan ini," lanjut Watson yang organisasinya bergerak untuk melindungi hak ulayat masyarakat adat.
Menurut Survival International, mengingat suku Amazon yang tidak terkontaminasi itu berjumlah kecil, insiden pembunuhan tersebut bisa mengakhiri sejarah kelompok etnis terpencil yang nyaris musnah itu.
"Jika 10 suku asli dikonfirmasi terbunuh, itu bisa mewakili 20 persen populasi suku tersebut."
Presiden Brasil Diduga Juga Membantai Suku Pedalaman
Tak hanya para penambang ilegal yang harus berhadapan dengan hukum, Presiden Brasil Michel Temer pun demikian.
Presiden yang kini mendapat sorotan atas tuduhan korupsi mendapat kecaman atas dugaan pembantaian dan laporan pembunuhan pribumi lainnya di Brasil tahun ini.
Jaksa juga menyelidiki keluhan lain tentang dugaan pembunuhan penduduk asli dari suku Warikama Djapar yang terisolasi. Serangan tersebut diduga terjadi di bulan Mei namun belum dikonfirmasi.
"Jika laporan ini dikonfirmasi, Presiden Temer dan pemerintahnya menanggung tanggung jawab besar atas serangan genosida ini," kata Direktur Internasional Survival Stephen Corry dalam sebuah pernyataan.
"Semua suku ini seharusnya memiliki tanah mereka, diakui dan dilindungi dengan benar. Dukungan pemerintah agar mereka membuka wilayah adat benar-benar memalukan," lanjut Corry.
Pemerintahan Presiden Temer telah menghadapi kritik internasional setelah mengabaikan isu lingkungan dan hak-hak masyarakat adat di tengah krisis ekonomi. Beberapa kelompok pemerintah yang bertugas melindungi wilayah pribumi yang tidak terkontaminasi akhir-akhir ini mengeluh karena dana mereka yang dipotong oleh pemerintah Brasil. Bahkan beberapa lembaga terkait hak ulayat harus ditutup.
Penampakan 'Suku Tak Terjamah' di Pedalaman Amazon
Pada November 2016, foto-foto dari udara di atas Amazon menemukan hal yang menarik. Tim foto melihat penampakan pertama suku terpencil yang masih belum 'terjamah'.
Gambar tersebut menguak adanya peradaban penduduk asli di wilayah terpencil di utara Brasil, Yanomami, yang menurut ahli bisa 'punah' kapan saja. Desa yang diperkirakan dihuni oleh 100 penduduk itu berada tak jauh dari perbatasan Venezuela. Mereka digambarkan memiliki adat yang terlihat seperti suku 'yano' Yanomami.
Menurut kelompok advokasi suku, Survival International, mereka membangun rumah membentuk lingkaran. Setiap sisi persegi bangunan tempat tinggal dihuni keluarga yang berbeda.
Mereka digambarkan bergelayut di hammock, membuat api unggun dan menyimpan bahan makanan.
Organisasi itu memperingatkan, bahwa suku pedalaman tersebut berada dalam bahaya, akibat 5.000 penambang emas liar yang berada di wilayah tersebut.
"Penambang menyebarkan penyakit seperti malaria di wilayah tersebut dan mengotori sumber makanan dan air Yanomami dengan air raksa. Hal ini bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius," kata Survival International melalui keterangan tertulisnya.
Penyakit yang dibawa dari luar seperti flu dan campak juga bisa sangat berbahaya bagi penduduk asli yang tinggal di wilayah terpencil itu.
Suku pedalaman Amazon tersebut memiliki pengetahuan mengenai tumbuh-tumbuhan yang sangat luas. Mereka menggunakan sekitar 500 tanaman sebagai bahan makanan, obat-obatan, dan membangun rumah.
Anggota suku terpencil tersebut menghidupi keluarganya dengan cara berburu, mengumpulkan makanan, dan memancing.
Tidak hanya itu, mereka juga bercocok tanam seperti menumbuhkan ubi kayu dan pisang, yang ditanam di dalam kebun hutan yang bersih.
"Gambar menakjubkan ini merupakan bukti lebih lanjut mengenai keberadaan suku terasing dari peradaban modern. Mereka tidak brutal tapi lebih kompleks dan merupakan bagian dari masyarakat kontemporer yang haknya harus dihormati," kata Direktur Survival International, Stephen Corry melalui keterangan tertulisnya.
Corry juga menyatakan bahwa komunitas itu dapat hidup dengan baik tanpa adanya 'kemajuan' dan 'perkembangan'.Menurut Survival International, penemuan suku terpencil tersebut memberitahukan bahwa mereka tak ingin diganggu dan 'sengaja' mengasingkan diri dari Yanomami lainnya.
Sekitar 22 ribu Yanomami hidup di daerah perbatasan Brasil dengan Venezuela, dan setidaknya 3 kelompok belum terjamah dengan 'dunia luar'.
"Kami memperkirakan ada sekitar 100 suku terasing di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka berasal di Amerika Selatan, Amazon," ujar juru bicara Survival International - PT Kontak Perkasa
Sumber:global.liputan6
Jaksa penuntut umum Brasil sedang melakukan investigasi, menyusul laporan dari publik yang mengatakan, dua penambang ilegal emas di Sungai Amazon membunuh 10 hingga 20 orang anggota suku terasing. Kini kedua pelaku harus mendekam di penjara.
Dikutip dari The News.com.au, Selasa (12/9/2017) polisi federal dan jaksa penuntut umum kini tengah menginvestigasi pembunuhan suku terasing itu yang tinggal di perbatasan Peru dan Kolombia.
Penyelidikan tersebut dilakukan setelah para penambang emas membual tentang pembunuhan di sebuah bar. Para penambang tersebut dilaporkan mengacungkan dayung buatan tangan yang mereka klaim diambil dari suku pedalaman.
Leila Silvia Burger Sotto-Maior, yang bekerja untuk sebuah lembaga di Brasil untuk urusan pribumi dan merupakan koordinator departemen untuk suku-suku terasing, baru-baru ini dihubungi terkait dengan kasus ini.
Pihaknya mengajukan gugatan ke kantor kejaksaan setelah mengetahui tentang pria yang membual melakukan pembunuhan tersebut saat pesta menenggak alkohol
"Itu adalah pembicaraan di bar yang kejam," kata Sotto-Maior kepada The New York Times.
"Mereka bahkan membual tentang memotong mayat dan melemparkannya ke sungai," lanjutnya.
Pembantaian tersebut diduga terjadi bulan lalu. "Para penambang tersebut mengklaim, mereka harus membunuh orang-orang suku terasing itu atau dibunuh," jelas Sotto-Maior.
Penyidik mengatakan, jasad anggota suku itu dimutilasi lalu dibuang di sungai. "Ada banyak petunjuk, tapi masih perlu dibuktikan," tambahnya lagi.
Penambang liar merupakan salah satu ancaman paling mendesak bagi masyarakat yang tidak terkontaminasi di Amazon dan telah dipersalahkan karena mengenalkan penyakit baru serta mencemari sungai dan hutan.
Tahun lalu pemerintah Peru mengumumkan sebuah keadaan darurat karena kontaminasi merkuri yang disebabkan oleh penambangan emas ilegal di Amazon.
Fiona Watson, Direktur Kampanye di Survival International, sebuah kelompok hak ulayat global yang didedikasikan untuk melindungi hak-hak masyarakat adat suku tertutup mengatakan, butuh perlindungan bagi suku-suku itu.
"Belum lama ini, banyak yang menolak adanya suku-suku yang tidak terkontaminasi dan mengklaim bahwa mereka dapat mengklaim tanah mereka dengan kekebalan hukum," kata Fiona Watson, Direktur Kampanye di Survival International, kepada News.com.au pada Desember lalu.
"Kami memberi masyarakat suku asli keterampilan menggunakan sarana untuk berbicara dengan dunia, dan meningkatkan kesadaran akan krisis kemanusiaan yang mendesak dan mengerikan ini," lanjut Watson yang organisasinya bergerak untuk melindungi hak ulayat masyarakat adat.
Menurut Survival International, mengingat suku Amazon yang tidak terkontaminasi itu berjumlah kecil, insiden pembunuhan tersebut bisa mengakhiri sejarah kelompok etnis terpencil yang nyaris musnah itu.
"Jika 10 suku asli dikonfirmasi terbunuh, itu bisa mewakili 20 persen populasi suku tersebut."
Presiden Brasil Diduga Juga Membantai Suku Pedalaman
Tak hanya para penambang ilegal yang harus berhadapan dengan hukum, Presiden Brasil Michel Temer pun demikian.
Presiden yang kini mendapat sorotan atas tuduhan korupsi mendapat kecaman atas dugaan pembantaian dan laporan pembunuhan pribumi lainnya di Brasil tahun ini.
Jaksa juga menyelidiki keluhan lain tentang dugaan pembunuhan penduduk asli dari suku Warikama Djapar yang terisolasi. Serangan tersebut diduga terjadi di bulan Mei namun belum dikonfirmasi.
"Jika laporan ini dikonfirmasi, Presiden Temer dan pemerintahnya menanggung tanggung jawab besar atas serangan genosida ini," kata Direktur Internasional Survival Stephen Corry dalam sebuah pernyataan.
"Semua suku ini seharusnya memiliki tanah mereka, diakui dan dilindungi dengan benar. Dukungan pemerintah agar mereka membuka wilayah adat benar-benar memalukan," lanjut Corry.
Pemerintahan Presiden Temer telah menghadapi kritik internasional setelah mengabaikan isu lingkungan dan hak-hak masyarakat adat di tengah krisis ekonomi. Beberapa kelompok pemerintah yang bertugas melindungi wilayah pribumi yang tidak terkontaminasi akhir-akhir ini mengeluh karena dana mereka yang dipotong oleh pemerintah Brasil. Bahkan beberapa lembaga terkait hak ulayat harus ditutup.
Penampakan 'Suku Tak Terjamah' di Pedalaman Amazon
Pada November 2016, foto-foto dari udara di atas Amazon menemukan hal yang menarik. Tim foto melihat penampakan pertama suku terpencil yang masih belum 'terjamah'.
Gambar tersebut menguak adanya peradaban penduduk asli di wilayah terpencil di utara Brasil, Yanomami, yang menurut ahli bisa 'punah' kapan saja. Desa yang diperkirakan dihuni oleh 100 penduduk itu berada tak jauh dari perbatasan Venezuela. Mereka digambarkan memiliki adat yang terlihat seperti suku 'yano' Yanomami.
Menurut kelompok advokasi suku, Survival International, mereka membangun rumah membentuk lingkaran. Setiap sisi persegi bangunan tempat tinggal dihuni keluarga yang berbeda.
Mereka digambarkan bergelayut di hammock, membuat api unggun dan menyimpan bahan makanan.
Organisasi itu memperingatkan, bahwa suku pedalaman tersebut berada dalam bahaya, akibat 5.000 penambang emas liar yang berada di wilayah tersebut.
"Penambang menyebarkan penyakit seperti malaria di wilayah tersebut dan mengotori sumber makanan dan air Yanomami dengan air raksa. Hal ini bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius," kata Survival International melalui keterangan tertulisnya.
Penyakit yang dibawa dari luar seperti flu dan campak juga bisa sangat berbahaya bagi penduduk asli yang tinggal di wilayah terpencil itu.
Suku pedalaman Amazon tersebut memiliki pengetahuan mengenai tumbuh-tumbuhan yang sangat luas. Mereka menggunakan sekitar 500 tanaman sebagai bahan makanan, obat-obatan, dan membangun rumah.
Anggota suku terpencil tersebut menghidupi keluarganya dengan cara berburu, mengumpulkan makanan, dan memancing.
Tidak hanya itu, mereka juga bercocok tanam seperti menumbuhkan ubi kayu dan pisang, yang ditanam di dalam kebun hutan yang bersih.
"Gambar menakjubkan ini merupakan bukti lebih lanjut mengenai keberadaan suku terasing dari peradaban modern. Mereka tidak brutal tapi lebih kompleks dan merupakan bagian dari masyarakat kontemporer yang haknya harus dihormati," kata Direktur Survival International, Stephen Corry melalui keterangan tertulisnya.
Corry juga menyatakan bahwa komunitas itu dapat hidup dengan baik tanpa adanya 'kemajuan' dan 'perkembangan'.Menurut Survival International, penemuan suku terpencil tersebut memberitahukan bahwa mereka tak ingin diganggu dan 'sengaja' mengasingkan diri dari Yanomami lainnya.
Sekitar 22 ribu Yanomami hidup di daerah perbatasan Brasil dengan Venezuela, dan setidaknya 3 kelompok belum terjamah dengan 'dunia luar'.
"Kami memperkirakan ada sekitar 100 suku terasing di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka berasal di Amerika Selatan, Amazon," ujar juru bicara Survival International - PT Kontak Perkasa
Sumber:global.liputan6
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 1:32 PM
10:23 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Arkeolog telah menemukan jaringan reruntuhan bawah laut luas yang membentuk kota Romawi kuno. Kota yang pernah dikenal sebagai Neapolis ini tenggelam setelah dihantam tsunami dahsyat sekitar 1.700 tahun silam.
Penemuan itu mencakup jalan, monumen, dan ratusan tangki yang biasa digunakan untuk memproduksi garum saus ikan fermentasi yang merupakan bumbu populer dan komoditi utama masyarakat Romawi serta Yunani kuno.
Ekspedisi untuk menemukan Neapolis melibatkan para peneliti dari Tunisian National Heritage Institute dan University of Sassari di Italia. Meski sudah berjalan sejak 2010, namun penemuan besar baru terjadi di tahun ini berkat kondisi cuaca yang bersahabat.
"Penemuan besar ini memungkinkan kita menetapkan dengan pasti bahwa Neapolis merupakan pusat utama untuk pembuatan garum dan ikan asin, mungkin pusat terbesar di dunia Romawi," kata kepala tim, Mounir Fantar.
Reruntuhan itu terhampar hingga 20 hektar, dan menunjukkan bahwa Neapolis memang sebagian terendam oleh tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi pada tanggal 21 Juli 365.
Peristiwa itu dicatat oleh sejarawan Ammien Marcellin, dan bencana alam yang sama diperkarakan telah menyebabkan kerusakan besar di Alexandria, Mesir, dan di Pulau Kreta, Yunani pada masa itu.
Saat itu, belum ada alat ukur ilmiah, namun sejarawan menganggap gempa tersebut terdiri dari dua getaran, dengan yang terbesar mencapai magnitude 8,0. Kekuatan tersebut cukup untuk mendorong bagian-bagian Pulau Kreta hingga 10 meter.
Pertama kali ditemukan pada abad ke-5 SM, Neapolis memiliki arti "kota baru" dalam bahasa Yunani. Situs bawah laut ini berada di sebelah kanan Kota Nabeul, timur laut Tunisia, yang merupakan tempat wisata populer saat ini dan terkenal dengan gerabahnya.
Kota Neapolis beberapa kali berpindah tangan di antara faksi-faksi yang berperang, sehingga menjadiannya sebagai pusat sejarah penting di wilayah Afrika Utara.
Penemuan ini menjadi sangat berharga karena catatan tertulis tentang Neapolis sangat sedikit di dalam literatur Romawi. Kemungkinan, hal ini dikarenakan seluruh kota tersebut dihukum karena kurang setia terhadap orang Romawi.
Penduduk Neapolis berpihak pada orang-orang Carthaginian selama Perang Punis Ketiga pada tahun 149-146 SM, sebelum orang Romawi menang dan menguasai kota.
"Kami mencari pelabuhan dan pencarian di bawah air memungkinkan kami mengenali jejak lainnya, terutama untuk benar-benar memastikan bahwa Neapolis mengalami gempa pada tahun 365 M," pungkas Fantar - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:nationalgeographic
Akibat Tsunami Kota Kuno Romawi Kembali Ditemukan
Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, September 11, 2017 | 10:23 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Arkeolog telah menemukan jaringan reruntuhan bawah laut luas yang membentuk kota Romawi kuno. Kota yang pernah dikenal sebagai Neapolis ini tenggelam setelah dihantam tsunami dahsyat sekitar 1.700 tahun silam.
Penemuan itu mencakup jalan, monumen, dan ratusan tangki yang biasa digunakan untuk memproduksi garum saus ikan fermentasi yang merupakan bumbu populer dan komoditi utama masyarakat Romawi serta Yunani kuno.
Ekspedisi untuk menemukan Neapolis melibatkan para peneliti dari Tunisian National Heritage Institute dan University of Sassari di Italia. Meski sudah berjalan sejak 2010, namun penemuan besar baru terjadi di tahun ini berkat kondisi cuaca yang bersahabat.
"Penemuan besar ini memungkinkan kita menetapkan dengan pasti bahwa Neapolis merupakan pusat utama untuk pembuatan garum dan ikan asin, mungkin pusat terbesar di dunia Romawi," kata kepala tim, Mounir Fantar.
Reruntuhan itu terhampar hingga 20 hektar, dan menunjukkan bahwa Neapolis memang sebagian terendam oleh tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi pada tanggal 21 Juli 365.
Peristiwa itu dicatat oleh sejarawan Ammien Marcellin, dan bencana alam yang sama diperkarakan telah menyebabkan kerusakan besar di Alexandria, Mesir, dan di Pulau Kreta, Yunani pada masa itu.
Saat itu, belum ada alat ukur ilmiah, namun sejarawan menganggap gempa tersebut terdiri dari dua getaran, dengan yang terbesar mencapai magnitude 8,0. Kekuatan tersebut cukup untuk mendorong bagian-bagian Pulau Kreta hingga 10 meter.
Pertama kali ditemukan pada abad ke-5 SM, Neapolis memiliki arti "kota baru" dalam bahasa Yunani. Situs bawah laut ini berada di sebelah kanan Kota Nabeul, timur laut Tunisia, yang merupakan tempat wisata populer saat ini dan terkenal dengan gerabahnya.
Kota Neapolis beberapa kali berpindah tangan di antara faksi-faksi yang berperang, sehingga menjadiannya sebagai pusat sejarah penting di wilayah Afrika Utara.
Penemuan ini menjadi sangat berharga karena catatan tertulis tentang Neapolis sangat sedikit di dalam literatur Romawi. Kemungkinan, hal ini dikarenakan seluruh kota tersebut dihukum karena kurang setia terhadap orang Romawi.
Penduduk Neapolis berpihak pada orang-orang Carthaginian selama Perang Punis Ketiga pada tahun 149-146 SM, sebelum orang Romawi menang dan menguasai kota.
"Kami mencari pelabuhan dan pencarian di bawah air memungkinkan kami mengenali jejak lainnya, terutama untuk benar-benar memastikan bahwa Neapolis mengalami gempa pada tahun 365 M," pungkas Fantar - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:nationalgeographic
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:23 AM
2:27 PM
Simpang-Siur Temuan Situs Kota Rasul Kristen di Palestina
Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, September 8, 2017 | 2:27 PM
PT Kontak Perkasa - Palestina adalah negara dengan sejarah panjang yang dibangun dari reruntuhan peradaban kuno bangsa Yahudi. Di atasnya berdiri kerajaan dari Herodus yang Agung, juga kerajaan Raja Sulaiman. Temuan terbaru dari tim arkeolog yang beranggotakan geolog dan arkeolog diduga menemukan Kota Julias, rumah dari rasul-rasul Petrus, Andreas, dan Filipus.
Meski demikian tim arkeolog yang diwakili oleh Steven Notley, profesor Perjanjian Baru dan Asal-Usul Kristen dari Nyack College yang menjabat sebagai direktur akademik penggalian el-Araj membantahnya dalam email kepada National Geographic.
“Kami tidak menulis headline itu,” tulisnya.
Kisah penemuan di el-Araj itu menjadi sensasi publik karena surat kabar lokal dan situs online Israel, Haaretz. Judul berita tersebut menyebut para tim arkeolog telah menemukan kota para rasul. Berita tersebut kembali memantik perdebatan tentang kota dalam Perjanjian Baru yang dianggap sangat penting dalam tradisi Kristen.
Sejak 1839, sebuah situs di dekat e-Tell, dekat Tepi Barat Palestina, diidentifikasi sebagai kota kuno Betsaida. The Bethsaida Excavations Project, sebuah kolektif proyek arkeologis, telah melakukan penggalian di sekitar e-Tell sejak 1987 dan menemukan banyak benda Zaman Besi, juga beberapa pemukiman era Hellenistik, dan perumahan sezaman dengan kekaisaran Roma. Betsaida adalah rumah para rasul dan tempat Yesus menyembuhkan orang buta.
Situs ini terletak di pantai utara Laut Galilee, bukit Bethsaida Nature Reserve, dan berada 211 meter di bawah lapisan tanah yang lebih rendah daripada permukaan laut. El-Araj jelas tidak berada di bawah air saat kekaisaran Roma masih berkuasa. Geolog Prof. Noam Greenbaum dari Haifa University dan Dr. Nati Bergman dari Yigal Alon Kinneret Limnological Laboratory, mempelajari bahwa kota itu tenggelam dan berada di bawah tanah karena aliran lumpur serta lempung yang terbawa dari sungai Yordania.
Dalam Yohanes 1:44 disebutkan bahwa Petrus, Andreas dan Filipus berasal dari sebuah kota di Betsaida. Temuan kota di el-Araj yang diduga Kota Julias yang hilang ini melengkapi temuan lain di Palestina, seperti makam Yesus dan kompleks istana Herodus.
Sejarawan Yahudi, Josephus Flavius, menyebut bahwa ada sebuah kota yang dibangun dari Betsaida oleh keturunan dari Raja Herodus pertama. Bukti bahwa temuan ini adalah el-Araj adalah kamar mandi modern bergaya Roma. Kamar mandi ini dijadikan indikasi bahwa ada sebuah kota di utara Galilee dan bukan sekedar perkampungan nelayan.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dr. Mordechai Aviam dari Kinneret College kepada Haaretz. Ia menyebut kamar mandi modern tidak mungkin ada di perkampungan nelayan miskin. Karenanya, temuan itu mengindikasikan pernah ada kota besar di sana.
Namun, setiap klaim arkeologis perlu pembuktian seperti usia situs dan temuan benda-benda yang diklasifikasikan berdasarkan era. Dalam hal ini, temuan el-Araj harus menunggu penelitian laboratorium untuk menentukan usia pasti situs serta inventarisasi benda temuan untuk menyesuaikan zaman ketika kota itu dibangun.
Kota ini, menurut Aviam, disebut Julias sebagai penghormatan terhadap Livia Drusilla, yang setelah menikah dikenal sebagai Julia Augusta, ibu dari kaisar Roma Tiberius.
“Josephus melaporkan bahwa raja Herodus II membangun Betsaida dari sebuah desa menjadi kota besar, kota yang layak,” kata Aviam. Ia tidak menyebutkan apakah ia dibangun di atas atau di sekitar Betsaida. "Yang jelas, selama ini kita tidak tahu di mana kota ini berada. Namun, kamar mandi yang ada merupakan bentuk kebudayaan urban,” katanya.
Laporan lain di Haartez menyebut selama ini ada beberapa temuan arkeologis yang diduga sebagai sebagai Julias. Pertama, temuan di el-Araj, sementara dua yang lain berada di dekat danau di daerah pendudukan Palestina. Namun, temuan kamar mandi dan berbagai benda-benda bernuansa era Roma menjadikan el-Araj sebagai kandidat terkuat kota Julias.
Selain kamar mandi, ditemukan juga berbagai pecahan tembikar dari abad ke satu dan ketiga, mosaik. Dua koin juga ditemukan, satu koin perunggu yang berasal dari akhir abad kedua dan koin perak yang menggambarkan Kaisar Nero dari tahun 55-66 Masehi.
Namun, ada yang meragukan temuan ini sebagai Kota Julias. Jodi Magness, arkeolog dan peraih beasiswa National Geographic, mengatakan: meski ditemukan banyak peradaban zaman besi di Betsaida, temuan periode kekaisaran Roma di sana sangat sedikit. Oleh karena itu, situs itu mustahil menjadi pusat peradaban urban. Sementara itu, Rami Arav, direktur Bethsaida Excavations Project at e-Tell, kepada National Geographic mengatakan temuan di el-Araj belum cukup untuk menyimpulkan bahwa tempat itu adalah kota yang disebut dalam Alkitab.
Di Palestina, temuan situs bersejarah bisa jadi berkah dan kutukan sekaligus. Jonathan Cook, jurnalis asal Inggris yang menulis tentang konflik Palestina-Israel, mengatakan banyak situs bersejarah di Palestina yang memiliki kaitan dengan sejarah Yahudi digunakan untuk kepentingan propaganda.
Cook menulis untuk The Electronic Intifada pada September 2008, yang menyebut bahwa pemerintah Israel menggunakan alasan penggalian situs budaya untuk menyingkirkan penduduk Palestina. Cook juga menyebut, jika ada warga Palestina yang menolak atau melayangkan protes terhadap ini, polisi Israel akan melakukan penangkapan terhadap mereka. Pola ini selalu berulang dan terjadi di tempat yang dianggap sebagai lokasi bersejarah.
Pada 2010, Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa Masjid Ibrahimi atau Tomb of the Patriarchs di Hebron dan Masjid Bilal/Rachel’s Tomb di luar Bethlehem sebagai warisan budaya nasional Israel. Sarah Irving, penulis dan pengamat hak asasi manusia di Palestina, menyebut usaha ini penting sebagai bagian membentuk narasi bahwa Israel sebagai negara Yahudi memiliki akar sejarah di Palestina - PT Kontak Perkasa
Sumber:tirto.id
Meski demikian tim arkeolog yang diwakili oleh Steven Notley, profesor Perjanjian Baru dan Asal-Usul Kristen dari Nyack College yang menjabat sebagai direktur akademik penggalian el-Araj membantahnya dalam email kepada National Geographic.
“Kami tidak menulis headline itu,” tulisnya.
Kisah penemuan di el-Araj itu menjadi sensasi publik karena surat kabar lokal dan situs online Israel, Haaretz. Judul berita tersebut menyebut para tim arkeolog telah menemukan kota para rasul. Berita tersebut kembali memantik perdebatan tentang kota dalam Perjanjian Baru yang dianggap sangat penting dalam tradisi Kristen.
Sejak 1839, sebuah situs di dekat e-Tell, dekat Tepi Barat Palestina, diidentifikasi sebagai kota kuno Betsaida. The Bethsaida Excavations Project, sebuah kolektif proyek arkeologis, telah melakukan penggalian di sekitar e-Tell sejak 1987 dan menemukan banyak benda Zaman Besi, juga beberapa pemukiman era Hellenistik, dan perumahan sezaman dengan kekaisaran Roma. Betsaida adalah rumah para rasul dan tempat Yesus menyembuhkan orang buta.
Situs ini terletak di pantai utara Laut Galilee, bukit Bethsaida Nature Reserve, dan berada 211 meter di bawah lapisan tanah yang lebih rendah daripada permukaan laut. El-Araj jelas tidak berada di bawah air saat kekaisaran Roma masih berkuasa. Geolog Prof. Noam Greenbaum dari Haifa University dan Dr. Nati Bergman dari Yigal Alon Kinneret Limnological Laboratory, mempelajari bahwa kota itu tenggelam dan berada di bawah tanah karena aliran lumpur serta lempung yang terbawa dari sungai Yordania.
Dalam Yohanes 1:44 disebutkan bahwa Petrus, Andreas dan Filipus berasal dari sebuah kota di Betsaida. Temuan kota di el-Araj yang diduga Kota Julias yang hilang ini melengkapi temuan lain di Palestina, seperti makam Yesus dan kompleks istana Herodus.
Sejarawan Yahudi, Josephus Flavius, menyebut bahwa ada sebuah kota yang dibangun dari Betsaida oleh keturunan dari Raja Herodus pertama. Bukti bahwa temuan ini adalah el-Araj adalah kamar mandi modern bergaya Roma. Kamar mandi ini dijadikan indikasi bahwa ada sebuah kota di utara Galilee dan bukan sekedar perkampungan nelayan.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dr. Mordechai Aviam dari Kinneret College kepada Haaretz. Ia menyebut kamar mandi modern tidak mungkin ada di perkampungan nelayan miskin. Karenanya, temuan itu mengindikasikan pernah ada kota besar di sana.
Namun, setiap klaim arkeologis perlu pembuktian seperti usia situs dan temuan benda-benda yang diklasifikasikan berdasarkan era. Dalam hal ini, temuan el-Araj harus menunggu penelitian laboratorium untuk menentukan usia pasti situs serta inventarisasi benda temuan untuk menyesuaikan zaman ketika kota itu dibangun.
Kota ini, menurut Aviam, disebut Julias sebagai penghormatan terhadap Livia Drusilla, yang setelah menikah dikenal sebagai Julia Augusta, ibu dari kaisar Roma Tiberius.
“Josephus melaporkan bahwa raja Herodus II membangun Betsaida dari sebuah desa menjadi kota besar, kota yang layak,” kata Aviam. Ia tidak menyebutkan apakah ia dibangun di atas atau di sekitar Betsaida. "Yang jelas, selama ini kita tidak tahu di mana kota ini berada. Namun, kamar mandi yang ada merupakan bentuk kebudayaan urban,” katanya.
Laporan lain di Haartez menyebut selama ini ada beberapa temuan arkeologis yang diduga sebagai sebagai Julias. Pertama, temuan di el-Araj, sementara dua yang lain berada di dekat danau di daerah pendudukan Palestina. Namun, temuan kamar mandi dan berbagai benda-benda bernuansa era Roma menjadikan el-Araj sebagai kandidat terkuat kota Julias.
Selain kamar mandi, ditemukan juga berbagai pecahan tembikar dari abad ke satu dan ketiga, mosaik. Dua koin juga ditemukan, satu koin perunggu yang berasal dari akhir abad kedua dan koin perak yang menggambarkan Kaisar Nero dari tahun 55-66 Masehi.
Namun, ada yang meragukan temuan ini sebagai Kota Julias. Jodi Magness, arkeolog dan peraih beasiswa National Geographic, mengatakan: meski ditemukan banyak peradaban zaman besi di Betsaida, temuan periode kekaisaran Roma di sana sangat sedikit. Oleh karena itu, situs itu mustahil menjadi pusat peradaban urban. Sementara itu, Rami Arav, direktur Bethsaida Excavations Project at e-Tell, kepada National Geographic mengatakan temuan di el-Araj belum cukup untuk menyimpulkan bahwa tempat itu adalah kota yang disebut dalam Alkitab.
Di Palestina, temuan situs bersejarah bisa jadi berkah dan kutukan sekaligus. Jonathan Cook, jurnalis asal Inggris yang menulis tentang konflik Palestina-Israel, mengatakan banyak situs bersejarah di Palestina yang memiliki kaitan dengan sejarah Yahudi digunakan untuk kepentingan propaganda.
Cook menulis untuk The Electronic Intifada pada September 2008, yang menyebut bahwa pemerintah Israel menggunakan alasan penggalian situs budaya untuk menyingkirkan penduduk Palestina. Cook juga menyebut, jika ada warga Palestina yang menolak atau melayangkan protes terhadap ini, polisi Israel akan melakukan penangkapan terhadap mereka. Pola ini selalu berulang dan terjadi di tempat yang dianggap sebagai lokasi bersejarah.
Pada 2010, Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa Masjid Ibrahimi atau Tomb of the Patriarchs di Hebron dan Masjid Bilal/Rachel’s Tomb di luar Bethlehem sebagai warisan budaya nasional Israel. Sarah Irving, penulis dan pengamat hak asasi manusia di Palestina, menyebut usaha ini penting sebagai bagian membentuk narasi bahwa Israel sebagai negara Yahudi memiliki akar sejarah di Palestina - PT Kontak Perkasa
Sumber:tirto.id
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 2:27 PM
2:28 PM
Pulau Perawan di Jepang yang Kamu Belum Tahu
Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, September 7, 2017 | 2:28 PM
Kontak Perkasa Futures - Liburan ke Jepang sangat identik dengan Tokyo. Padahal, Jepang punya 'harta karun' di pulau kecil bernama Shikoku. Pemandangannya, bikin kamu jatuh cinta.
Jepang memiliki pulau major terkecil bernama Shikoku. Punya alam dengan lekuk yang super eksotis, Shikoku bisa dibilang belum terkenal.
Shikoku berjarak 9 jam dari Tokyo. Jika menggunakan pesawat, kamu bisa terbang dari Bandara Haneda ke Bandara Kochi di Shikoku.
Ada apa saja di Pulau Shikoku?
Shikoku memiliki alam yang super cantik. Tempat pertama yang harus kamu kunjungi adalah Iya Valley. Iya memiliki desa kecil yang berada di antara gunung. Ada pula jembatan gantung yang bersejarah yaitu Kazurabashi. Di bawah jembatan ini terdapat sungai yang aduhai.
Setelah itu, ada Sungai Yoshino. Kamu yang gemar canyoning dan arum jeram bisa langsung jatuh cinta dengan lekuk sungainya.
Bagi pecinta Onsen, Hotel Iya Onsen hadir untuk memuaskan tamu yang ingin berendam. Suasana yang ditawarkan adalah Onsen yang berada di tepi gunung dengan pemandangan di seberang lembah.
Selain itu, ada pula kota pelabuhan bernama Takamatsu. Di sana ada sebuah taman bernama Ritsurin-koen. Taman ini dianggap sebagai salah satu taman paling indah di Jepang. Umurnya saja sudah sekitar 100 tahun.
Ada hal menarik dari Pulau Shikoku. Saat liburan ke sini, kamu akan bertemu dengan henro atau peziarah di sekitar pulau. Mereka dapat dikenali dengan tongkat, pakaian putih dan topi jerami kerucut. Mereka akan berjalan mengikuti jejak Kobo Daishi, sang pendiri Buddhisme SHingon yang lahir di Shikuko abad kedelapan.
Shikoku juga memiliki pulau lain yang lebih kecil, namanya Naoshima. Naoshima menajdi salah satu pulau keci di Seto Inland Sea yang cantik. Pulau Naoshima sering disebut sebagai 'pulau seni'.
Naoshima juga memiliki galeri seni dengan pemandangan laut dan panorama yang menyegarkan. Ada juga galeri dan museum yang berkelas dunia seperti Benesse House Museum - Kontak Perkasa Futures
Sumber:travel.detik
Shikoku berjarak 9 jam dari Tokyo. Jika menggunakan pesawat, kamu bisa terbang dari Bandara Haneda ke Bandara Kochi di Shikoku.
Ada apa saja di Pulau Shikoku?
Shikoku memiliki alam yang super cantik. Tempat pertama yang harus kamu kunjungi adalah Iya Valley. Iya memiliki desa kecil yang berada di antara gunung. Ada pula jembatan gantung yang bersejarah yaitu Kazurabashi. Di bawah jembatan ini terdapat sungai yang aduhai.
Setelah itu, ada Sungai Yoshino. Kamu yang gemar canyoning dan arum jeram bisa langsung jatuh cinta dengan lekuk sungainya.
Bagi pecinta Onsen, Hotel Iya Onsen hadir untuk memuaskan tamu yang ingin berendam. Suasana yang ditawarkan adalah Onsen yang berada di tepi gunung dengan pemandangan di seberang lembah.
Selain itu, ada pula kota pelabuhan bernama Takamatsu. Di sana ada sebuah taman bernama Ritsurin-koen. Taman ini dianggap sebagai salah satu taman paling indah di Jepang. Umurnya saja sudah sekitar 100 tahun.
Ada hal menarik dari Pulau Shikoku. Saat liburan ke sini, kamu akan bertemu dengan henro atau peziarah di sekitar pulau. Mereka dapat dikenali dengan tongkat, pakaian putih dan topi jerami kerucut. Mereka akan berjalan mengikuti jejak Kobo Daishi, sang pendiri Buddhisme SHingon yang lahir di Shikuko abad kedelapan.
Shikoku juga memiliki pulau lain yang lebih kecil, namanya Naoshima. Naoshima menajdi salah satu pulau keci di Seto Inland Sea yang cantik. Pulau Naoshima sering disebut sebagai 'pulau seni'.
Naoshima juga memiliki galeri seni dengan pemandangan laut dan panorama yang menyegarkan. Ada juga galeri dan museum yang berkelas dunia seperti Benesse House Museum - Kontak Perkasa Futures
Sumber:travel.detik
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 2:28 PM
9:54 AM
Mengapa Topan Harvey Tampak Lebih Mematikan dari Badai Lainnya
Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, September 6, 2017 | 9:54 AM
PT Kontak Perkasa Futures - Topan Harvey telah menjadi mimpi buruk bagi penduduk Texas. Badai yang menjadi bencana paling serius sejak topan Wilma tahun 2005 silam ini telah berkolaborasi dengan banjir dahsyat yang menghancurkan Texas. Harvey telah “menyapu” wilayah Rockport, Texas, sekitar 35 mil timur laut Corpus Christi, pada Jumat malam lalu, 25 Agustus 2017.
Kekuatan Harvey semakin dahsyat saat mendekati pantai Texas, pada Kamis dan Jumat. Kamis, pukul 8 pagi EDT, kecepatan angin topan sebesar 60 mph. Pada Jumat pukul 8 pagi EDT, kecepatan topan melonjak hingga 110 mph. Pukul 2 siang EDT, kecepatan angin meningkat menjadi 120 mph.
Hal itu menjadikan Harvey sebagai topan besar Kategori 3 pada skala Saffir-Simpson skala klasifikasi besarnya badai, angin dan siklon tropis berdasarkan kecepatan angin ribut yang menandakan bahwa angin tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang menghancurkan.
Pada Jumat malam, Harvey masuk ke Kategori 4, dengan kecepatan angin hingga lebih dari 130 mph, seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sabtu pagi, Harvey diturunkan menjadi Kategori 1, meskipun hujan lebat dan gelombang badai tetap terjadi, yang berisiko menyebabkan banjir yang serius.
Ahli meteorologi masih berusaha mengungkap rahasia dibalik peningkatan topan yang begitu cepat, Ahli meteorologi dan pendiri situs Weather Underground, Jeff Masters, mengatakan bahwa tiga topan terdahsyat yang pernah tercatat antara lain topan Charley tahun 2004, Andrew tahun 1992, dan topan Labor Day tahun 1935. Ketiga badai topan tersebut memiliki intensifikasi yang serupa saat mereka menyapu daratan. Ketiganya menghancurkan dan menimbulkan kerusakan besar di setiap area yang dilalui.
Angin topan mendapatkan energi dahsyat dari air laut yang telah dipanaskan hingga kurang lebih 80 derajat Fahrenheit. Perkembangan topan bisa terhambat oleh adanya angin tingkat atas yang dikenal sebagai Wind Shear yang menganggu sirkulasi badai dan dapat menyebabkan hilangnya kekuatan badai tersebut.
Dalam sebuah tulisan blognya 26 Agustus lalu, Masters mengungkapkan bahwa topan Harvey telah melewati air yang sangat hangat setidaknya 85 derajat Fahrenheit selama lebih dari enam jam sebelumnya. Harvey juga tidak terganggu oleh Wind Shear, sehingga kondisi tersebut mendorong intensifikasi yang cepat pada Harvey.
Meskipun semua topan membawa hujan deras secara bersamaan, Masters mengatakan badai yang diiringi angin dan menimbulkan curah hujan yang besar, seperti Harvey, justru jarang terjadi. Namun, National Hurricane Center di Miami berujar bahwa badai tersebut dapat membawa curah hujan sebanyak 25 inci ke daratan Texas hingga Rabu mendatang. Kombinasi angin kencang, hujan deras yang berkepanjangan, dan tumbangnya pepohonan merobohkan banyak tiang listrik.
Penderitaan orang-orang Texas semakin diperparah oleh Harvey yang berangsur lama dalam menyapu daratan. Topan sering memperoleh kecepatan yang lebih besar ketika menyentuh daratan, dan bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih cepat saat melalui daratan. Namun, Harvey diperkirakan akan bergerak lamban, hanya beberapa mil per jam selama beberapa hari berikutnya, dan memperpanjang tingkat kerusakan hingga minggu depan.
Kerusakan akibat banjir akan semakin diperparah oleh gelombang besar badai topan Harvey, kombinasi lonjakan air dan angin badai yang terdorong ke darat. “Gelombang badai Harvey dapat mendorong sejumlah besar air dari beberapa arah ke Galveston Bay dan Houston Ship Channel. Banjir tersebut bisa meluas hingga sepanjang wilayah tenggara Houston, di dekat teluk, dan saluran kapal, sampai minggu depan,” ujar Maters.
Pantai Teluk Texas diselingi dengan banyak infrastruktur yang dikembangkan, dari perumahan hingga jalan, jembatan dan, jaringan pabrik petrokimia, kilang, serta industri berat lainnya yang kuat. Pemerhati lingkungan telah memperingatkan bahwa kerusakan pada infrastruktur ini dapat mengakibatkan kebocoran minyak atau bahan kimia beracun.
Para ahli juga telah memperingatkan bahwa lebih dari satu abad, lahan berkembang terutama di tepi air telah memindahkan atau menurunkan banyak lahan basah dan pulau penghalang alami yang pernah membantu meredam lonjakan air dan angin yang disebabkan oleh angin topan. Pipa dan kanal yang melintasi silang lansekap dapat mempercepat penyaluran air ke daratan, yang dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:nationalgeographic
Kekuatan Harvey semakin dahsyat saat mendekati pantai Texas, pada Kamis dan Jumat. Kamis, pukul 8 pagi EDT, kecepatan angin topan sebesar 60 mph. Pada Jumat pukul 8 pagi EDT, kecepatan topan melonjak hingga 110 mph. Pukul 2 siang EDT, kecepatan angin meningkat menjadi 120 mph.
Hal itu menjadikan Harvey sebagai topan besar Kategori 3 pada skala Saffir-Simpson skala klasifikasi besarnya badai, angin dan siklon tropis berdasarkan kecepatan angin ribut yang menandakan bahwa angin tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang menghancurkan.
Pada Jumat malam, Harvey masuk ke Kategori 4, dengan kecepatan angin hingga lebih dari 130 mph, seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sabtu pagi, Harvey diturunkan menjadi Kategori 1, meskipun hujan lebat dan gelombang badai tetap terjadi, yang berisiko menyebabkan banjir yang serius.
Ahli meteorologi masih berusaha mengungkap rahasia dibalik peningkatan topan yang begitu cepat, Ahli meteorologi dan pendiri situs Weather Underground, Jeff Masters, mengatakan bahwa tiga topan terdahsyat yang pernah tercatat antara lain topan Charley tahun 2004, Andrew tahun 1992, dan topan Labor Day tahun 1935. Ketiga badai topan tersebut memiliki intensifikasi yang serupa saat mereka menyapu daratan. Ketiganya menghancurkan dan menimbulkan kerusakan besar di setiap area yang dilalui.
Angin topan mendapatkan energi dahsyat dari air laut yang telah dipanaskan hingga kurang lebih 80 derajat Fahrenheit. Perkembangan topan bisa terhambat oleh adanya angin tingkat atas yang dikenal sebagai Wind Shear yang menganggu sirkulasi badai dan dapat menyebabkan hilangnya kekuatan badai tersebut.
Dalam sebuah tulisan blognya 26 Agustus lalu, Masters mengungkapkan bahwa topan Harvey telah melewati air yang sangat hangat setidaknya 85 derajat Fahrenheit selama lebih dari enam jam sebelumnya. Harvey juga tidak terganggu oleh Wind Shear, sehingga kondisi tersebut mendorong intensifikasi yang cepat pada Harvey.
Meskipun semua topan membawa hujan deras secara bersamaan, Masters mengatakan badai yang diiringi angin dan menimbulkan curah hujan yang besar, seperti Harvey, justru jarang terjadi. Namun, National Hurricane Center di Miami berujar bahwa badai tersebut dapat membawa curah hujan sebanyak 25 inci ke daratan Texas hingga Rabu mendatang. Kombinasi angin kencang, hujan deras yang berkepanjangan, dan tumbangnya pepohonan merobohkan banyak tiang listrik.
Penderitaan orang-orang Texas semakin diperparah oleh Harvey yang berangsur lama dalam menyapu daratan. Topan sering memperoleh kecepatan yang lebih besar ketika menyentuh daratan, dan bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih cepat saat melalui daratan. Namun, Harvey diperkirakan akan bergerak lamban, hanya beberapa mil per jam selama beberapa hari berikutnya, dan memperpanjang tingkat kerusakan hingga minggu depan.
Kerusakan akibat banjir akan semakin diperparah oleh gelombang besar badai topan Harvey, kombinasi lonjakan air dan angin badai yang terdorong ke darat. “Gelombang badai Harvey dapat mendorong sejumlah besar air dari beberapa arah ke Galveston Bay dan Houston Ship Channel. Banjir tersebut bisa meluas hingga sepanjang wilayah tenggara Houston, di dekat teluk, dan saluran kapal, sampai minggu depan,” ujar Maters.
Pantai Teluk Texas diselingi dengan banyak infrastruktur yang dikembangkan, dari perumahan hingga jalan, jembatan dan, jaringan pabrik petrokimia, kilang, serta industri berat lainnya yang kuat. Pemerhati lingkungan telah memperingatkan bahwa kerusakan pada infrastruktur ini dapat mengakibatkan kebocoran minyak atau bahan kimia beracun.
Para ahli juga telah memperingatkan bahwa lebih dari satu abad, lahan berkembang terutama di tepi air telah memindahkan atau menurunkan banyak lahan basah dan pulau penghalang alami yang pernah membantu meredam lonjakan air dan angin yang disebabkan oleh angin topan. Pipa dan kanal yang melintasi silang lansekap dapat mempercepat penyaluran air ke daratan, yang dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:nationalgeographic
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:54 AM
2:43 PM
Alasan Ponsel Tidak Boleh Digunakan di Pesawat dan Pom Bensin
Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, September 5, 2017 | 2:43 PM
PT Kontak Perkasa - Apakah smartphone menyebabkan kanker? Apakah ponsel mengganggu navigasi penerbangan? Atau bisakah ponsel menyebabkan kebakaran di pom bensin?
Dalam soal penggunaan ponsel, kita sudah lama mendapat lapooran mengenai adanya kemungkinan kanker, kejatuhan pesawat, atau kebakaran pom bensin yang bisa disebabkan karena penggunaan ponsel.
Namun apakah semua itu memiliki bukti dan alasan nyata?
Ternyata, kebanyakan dari pernyataan tersebut sebenarnya adalah mitos atau kesalahpahaman, dan bukan kenyataan sebenarnya.
Terlepas dari semua itu, ada alasan yang kuat mengapa kita harus mematikan ponsel atau menggunakan "flight mode" ketika naik pesawat, dan mengapa kita sebaiknya membatasi penggunaan telepon oleh anak-anak.
Apakah telepon menyebabkan kanker?
Dari data yang ada sekarang ini, kata para pakar, jawabannya adalah tidak, meski penelitian lanjutan terus dilakukan.
"Tidak ada bukti yang pasti bahwa radiasi dari ponsel menyebabkan kanker otak, atau gangguan kesehatan lain." kata Ken Karipidis, dari lembaga bernama Badan Perlindungan Radiasi, dan Keamanan Nuklir Australia (ARPANSA).
"Kita selalu mendengar kata radiasi, dan mereka berpikir radiasi itu pasti berhubungan dengan nuklir atau berbahaya. Namun, ponsel mengeluarkan radiasi gelombang radio energi rendah, seperti radiasi yang dikeluarkan oleh radio atau televisi," ujarnya.
Sudah ada penelitian yang mengaitkan penggunaan ponsel yang lama dengan kanker otak jenis tertentu, tetapi 'buktinya masih jauh dari sangat pasti', kata Dr Karipidis. Sebab, data diambil secara subyektif mengenai bagaimana partisipan mengingat penggunaan telepon mereka.
"Mereka yang terkena tumor, cenderung melaporkan penggunaan telepon yang tinggi," tambah Dr Karipidis.
Nah, daripada sekedar mengandalkan ingatan, sebuah penelitian bernama COSMOS sedang mengikuti penggunaan telepon dan riwayat kesehatan ratusan ribu orang di Inggris dan Eropa selama 20-30 tahun ke depan untuk melihat apakah ada dampak kesehatannya.
Sementara itu, kata pakar, bila Anda khawatir, Anda bisa mengurangi penggunaan ponsel, atau pastikan antena, yang merupakan sumber energi utama, tidak diletakkan di dekat kepala.
Hal ini khususnya sangat relevan untuk diterapkan pada anak-anak.
Tempurung kepala anak-anak lebih tipis dan otak mereka masih berkembang, kata Dr Karipidis, meskipun dia menambahkan bahwa tidak ada bukti nyata bahwa anak-anak lebih sensitif terhadap radiasi telepon.
Pindahkan ke "flight mode", bila tidak pesawat akan jatuh?
Kita selalu diminta untuk membuat ponsel ke "flight mode" atau matikan sama sekali ketika akan terbang atau mendarat.
Namun, seberapa besar risikonya terhadap instrumen dalam pesawat bila kita tetap aktif menggunakan?
Menurut badan industri ponsel - yaitu Australian Mobile Telecommunications Association (AMTA) risikonya sebenarnya kecil.
Direktur eksekutif AMTA Chris Althaus menunjukkan anjuran yang sudah dikeluarkan badan tersebut.
"Tidak ada bukti nyata bahwa ponsel bisa mempengaruhi sistem di dalam pesawat dari tempat duduk penumpang. Meskipun insiden berulang kali dilaporkan oleh awak pesawat, tetapi laporan yang ada tidak mengukuhkan bahwa masalah itu ada hubungannya dengan ponsel," katanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Boeing (2000) dan Otoritas Penerbangan Federal AS (2012) tjuga idak bisa mengukuhkan hubungan antara penggunaan ponsel dengan insiden pesawat yang dilaporkan.
Jadi mengapa tidak bisa menggunakan telepon di dalam pesawat ?
Ini separuhnya disebabkan oleh industri penerbangan yang tidak mau mengambil resiko. "Kecil kemungkinan" tidak berarti "tidak akan terjadi sama sekali", begitu pandangan mereka.
Lalu, membiarkan mereka yang berada dalam pesawat melakukan kontak ke berbagai stasiun pemancar di darat bisa menyebabkan masalah pada jaringan telepon di daratan.
Oleh karena itu, beberapa maskapai penerbangan seperti Emirates dan Swiss mengatasi masalah ini dengan memasang stasiun pemancar sendiri di dalam pesawat mereka sehingga penumpang bisa bertelepon ria di dalam pesawat.
Bisakah ponsel menyebabkan kebakaran di pom bensin?
"Mitos ini sudah beredar setidaknya selama 15 tahun," kata Dr Karipidis
Mitos ini diperkirakan bermula dari email palsu, dan sudah berulang kali dibantah oleh penyelidikan yang dilakukan oleh beberapa program televisi di Australia, seperti Mythbusterrs.
Jadi mengapa kita masih melihat adanya tanda "ponsel dilarang digunakan ketika mengisi bensin"?
Ponsel memang bukan barang yang seepenuhnya aman digunakan, dan tidak dibuat untuk digunakan dalam lingkungan di mana ada asap dari bahan bakar, kata Mark McKenzie, CEO dari Asosiasi Pengusaha Pom Bensin Australia.
"Jadi industri kami lebih memilih pendekatan berhati-hati mengenai kemungkinan adanya masalah, dan bukannya menunggu sampai ada masalah sebenarnya yang terjadi," katanya - PT Kontak Perkasa
Sumber:nationalgeographic
Dalam soal penggunaan ponsel, kita sudah lama mendapat lapooran mengenai adanya kemungkinan kanker, kejatuhan pesawat, atau kebakaran pom bensin yang bisa disebabkan karena penggunaan ponsel.
Namun apakah semua itu memiliki bukti dan alasan nyata?
Ternyata, kebanyakan dari pernyataan tersebut sebenarnya adalah mitos atau kesalahpahaman, dan bukan kenyataan sebenarnya.
Terlepas dari semua itu, ada alasan yang kuat mengapa kita harus mematikan ponsel atau menggunakan "flight mode" ketika naik pesawat, dan mengapa kita sebaiknya membatasi penggunaan telepon oleh anak-anak.
Apakah telepon menyebabkan kanker?
Dari data yang ada sekarang ini, kata para pakar, jawabannya adalah tidak, meski penelitian lanjutan terus dilakukan.
"Tidak ada bukti yang pasti bahwa radiasi dari ponsel menyebabkan kanker otak, atau gangguan kesehatan lain." kata Ken Karipidis, dari lembaga bernama Badan Perlindungan Radiasi, dan Keamanan Nuklir Australia (ARPANSA).
"Kita selalu mendengar kata radiasi, dan mereka berpikir radiasi itu pasti berhubungan dengan nuklir atau berbahaya. Namun, ponsel mengeluarkan radiasi gelombang radio energi rendah, seperti radiasi yang dikeluarkan oleh radio atau televisi," ujarnya.
Sudah ada penelitian yang mengaitkan penggunaan ponsel yang lama dengan kanker otak jenis tertentu, tetapi 'buktinya masih jauh dari sangat pasti', kata Dr Karipidis. Sebab, data diambil secara subyektif mengenai bagaimana partisipan mengingat penggunaan telepon mereka.
"Mereka yang terkena tumor, cenderung melaporkan penggunaan telepon yang tinggi," tambah Dr Karipidis.
Nah, daripada sekedar mengandalkan ingatan, sebuah penelitian bernama COSMOS sedang mengikuti penggunaan telepon dan riwayat kesehatan ratusan ribu orang di Inggris dan Eropa selama 20-30 tahun ke depan untuk melihat apakah ada dampak kesehatannya.
Sementara itu, kata pakar, bila Anda khawatir, Anda bisa mengurangi penggunaan ponsel, atau pastikan antena, yang merupakan sumber energi utama, tidak diletakkan di dekat kepala.
Hal ini khususnya sangat relevan untuk diterapkan pada anak-anak.
Tempurung kepala anak-anak lebih tipis dan otak mereka masih berkembang, kata Dr Karipidis, meskipun dia menambahkan bahwa tidak ada bukti nyata bahwa anak-anak lebih sensitif terhadap radiasi telepon.
Pindahkan ke "flight mode", bila tidak pesawat akan jatuh?
Kita selalu diminta untuk membuat ponsel ke "flight mode" atau matikan sama sekali ketika akan terbang atau mendarat.
Namun, seberapa besar risikonya terhadap instrumen dalam pesawat bila kita tetap aktif menggunakan?
Menurut badan industri ponsel - yaitu Australian Mobile Telecommunications Association (AMTA) risikonya sebenarnya kecil.
Direktur eksekutif AMTA Chris Althaus menunjukkan anjuran yang sudah dikeluarkan badan tersebut.
"Tidak ada bukti nyata bahwa ponsel bisa mempengaruhi sistem di dalam pesawat dari tempat duduk penumpang. Meskipun insiden berulang kali dilaporkan oleh awak pesawat, tetapi laporan yang ada tidak mengukuhkan bahwa masalah itu ada hubungannya dengan ponsel," katanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Boeing (2000) dan Otoritas Penerbangan Federal AS (2012) tjuga idak bisa mengukuhkan hubungan antara penggunaan ponsel dengan insiden pesawat yang dilaporkan.
Jadi mengapa tidak bisa menggunakan telepon di dalam pesawat ?
Ini separuhnya disebabkan oleh industri penerbangan yang tidak mau mengambil resiko. "Kecil kemungkinan" tidak berarti "tidak akan terjadi sama sekali", begitu pandangan mereka.
Lalu, membiarkan mereka yang berada dalam pesawat melakukan kontak ke berbagai stasiun pemancar di darat bisa menyebabkan masalah pada jaringan telepon di daratan.
Oleh karena itu, beberapa maskapai penerbangan seperti Emirates dan Swiss mengatasi masalah ini dengan memasang stasiun pemancar sendiri di dalam pesawat mereka sehingga penumpang bisa bertelepon ria di dalam pesawat.
Bisakah ponsel menyebabkan kebakaran di pom bensin?
"Mitos ini sudah beredar setidaknya selama 15 tahun," kata Dr Karipidis
Mitos ini diperkirakan bermula dari email palsu, dan sudah berulang kali dibantah oleh penyelidikan yang dilakukan oleh beberapa program televisi di Australia, seperti Mythbusterrs.
Jadi mengapa kita masih melihat adanya tanda "ponsel dilarang digunakan ketika mengisi bensin"?
Ponsel memang bukan barang yang seepenuhnya aman digunakan, dan tidak dibuat untuk digunakan dalam lingkungan di mana ada asap dari bahan bakar, kata Mark McKenzie, CEO dari Asosiasi Pengusaha Pom Bensin Australia.
"Jadi industri kami lebih memilih pendekatan berhati-hati mengenai kemungkinan adanya masalah, dan bukannya menunggu sampai ada masalah sebenarnya yang terjadi," katanya - PT Kontak Perkasa
Sumber:nationalgeographic
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 2:43 PM