Powered by Blogger.
Latest Post

Temukan Fosil Gajah saat menggali Makam

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, April 25, 2017 | 9:35 AM


Kontak Perkasa Futures, Yogyakarta - Ada banyak cerita unik soal penemuan fosil di Sangiran. Salah satunya, saat hendak menggali makam, ternyata di dalam lubang itu malah ketemu fosil gajah.

Tersembunyi di kedalaman tanah Sangiran, banyak tersimpan sisa-sisa tulang makhluk hidup yang telah membatu, atau biasa disebut fosil. Fosil-fosil ini berasal dari manusia, hewan, hingga tumbuhan yang berasal dari era pra sejarah, sekitar ratusan ribu hingga jutaan tahun silam.

Cerita penemuannya pun cukup unik dan menarik untuk disimak. Salah satunya dituturkan oleh Dody Wiranto, Kepala Seksi Pemanfaatan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

Kepada detikTravel, Dody bercerita pada satu waktu, ada warga Sangiran yang menemukan fosil gading gajah saat sedang menggali makam untuk kerabatnya yang meninggal. Penggalian makam pun terpaksa ditunda dan lokasinya mesti dipindah, karena fosil gajah dianggap lebih penting untuk lebih dahulu diselamatkan.

"Saat sedang gali makam, mayatnya udah mau dimasukin ke lubang, eh ada fosil gajah. Ya sudah nggak jadi dikubur. Kita datangi, kita selamatkan dulu fosil gajahnya. Kita pentingkan itu dulu. Padahal sudah jam 6, udah gelap itu," cerita Dody di kantornya Cluster Krikilan, Kamis (20/4) kemarin.

Lain cerita Dody, lain juga cerita Sutanto (61) alias Pak Tanto, warga asli Sangiran yang kerap menemani peneliti asing melakukan penelitian di Sangiran. Menurut cerita Pak Tanto, orangtuanya dulu ikut dalam ekspedisi Von Koenigswald dalam mencari fosil manusia purba di tahun 1934.

Von Koenigswald punya cara tersendiri agar para warga mau untuk mencari fosil. Di zaman itu, mencari fosil bukanlah aktivitas yang lazim dilakukan oleh warga asli Sangiran. Harus ada iming-iming imbalan, agar warga mau menemukan fosil.

"Waktu Von Koenigswald datang ke sini, dia bawa uang banyak terus disebar-sebar di bukit-bukit, di lereng-lereng. Kata dia uang itu boleh buat kalian, tapi kalau nemu fosil, harus diserahkan ke Von Koenigswald. Uangnya macem-macem ada kepeng, sen, ada benggol," kenang Tanto.

Cerita penemuan fosil berikutnya dikisahkan oleh Sukadi, anak dari Tukiman, seorang petani yang menemukan fosil S-17 alias Sangiran 17 di tahun 1969. Asal traveler tahu, fosil Sangiran 17 merupakan fosil Homo Erectus terlengkap yang pernah ditemukan di Indonesia.

Berkat fosil S-17, para peneliti bisa merekonstruksi wajah dari Homo erectus yang hidup ratusan ribu tahun silam. Sukadi bercerita, ayahnya dulu menemukan fosil S-17 secara tidak sengaja, sewaktu sedang mengerjakan parit di lahan persawahan.

"Ditemukannya tahun 1969, waktu itu bapak mau bikin parit pakai linggis. Nggak sengaja linggisnya kena tulang, dia nggak tahu itu apa, makanya sekarang fosil S-17 itu ada lubangnya, karena kena linggis bapak tadi," kisah Sukadi kepada detikTravel, Jumat (21/4/2017).

Kini, fosil S-17 disimpan di Museum Geologi Bandung. Kisah-kisah penemuan fosil di Sangiran, baik yang sengaja dicari maupun tidak, pelan-pelan membuka tabir sejarah kehidupan manusia purba di masa lampau. Sekarang, kita bisa menikmati dan memetik pelajaran sejarah dari fosil-fosil ini, bila berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran - Kontak Perkasa Futures

Sumber:travel.detik
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:35 AM

Alasan Disarankan Bilas Sebelum Berenang

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, April 21, 2017 | 10:04 AM


PT Kontak Perkasa Futures - Mereka yang berenang mungkin pernah merasa tenggorokan kering dan perih serta sulit bernapas. Tak sedikit yang panik karena mengira itu gejala sesak napas atau serangan jantung. Padahal penyebabnya adalah pengaruh klorin di air kolam renang.

“Lingkungan yang penuh klorin membuat orang merasa seperti tercekik atau sulit bernapas,” kata Dr. James Hull, dokter spesialis pernapasan di RS Royal Brompton di London, Inggris. Tapi dalam banyak kasus, bukan klorin yang memicu masalah tersebut melainkan reaksi kimiawi yang terbentuk ketika klorin ‘bersinggungan’ dengan zat-zat lain.

Kebanyakan zat lain tersebut dibawa oleh para perenang yang tidak membilas diri dulu sebelum masuk ke kolam. “Zat itulah yang kemudian meracuni air dan membahayakan perenang,” kata Hull seperti dilansir Dailymail. Sebab, dia menjelaskan, klorin yang berinteraksi dengan keringat, air seni, serta produk kecantikan membentuk kloramin yang mengambang di permukaan air dalam bentuk gas dan bisa terhirup.

Kloramin lebih berat dari udara. Zat ini mengapung di atas permukaan air sehingga sangat mudah terhirup. Banyak yang percaya kloramin bisa menyebabkan masalah pada paru-paru.

Sebuah penelitian di Swedia pada 2013 mempelajari kesehatan 146 pekerja di 46 kolam renang dalam ruangan dan 17 persen diantaranya mengalami gangguan pernapasan di tempat bekerja tapi tidak terjadi di rumah.

Sebuah laporan yang dimuat di jurnal Expert Review of Respiratory Medicine pada 2012 menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap aliran udara di kalangan perenang. Riset para ilmuwan di Kanada tentang paru-paru para atlet renang mendapati setelah latihan, atlet-atlet itu menunjukkan gejala yang mirip asma.

Hull juga menyarankan mereka yang merasa kesulitan bernapas saat berenang segera memeriksakan diri ke dokter, terutama para lansia. Musababnya, bukan tak mungkin kesulitan bernapas itu memang benar berkaitan dengan masalah jantung, bukan sekedar akibat kloramin.

Memilih kolam renang terbuka lebih baik dibanding di dalam ruangan atau tertutup karena sirkulasi udara yang lebih sempurna. Hull mengimbau siapapun yang akan menceburkan diri ke kolam renang sebaiknya membilas diri dulu agar kotoran atau kosmetika di tubuh tak terbawa ke air dan membahayakan pemakai kolam yang lain - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber:cantik.temo
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:04 AM

Di Tengah Perang Pun Mereka Tetap Gemar Membantu Orang Asing

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, April 20, 2017 | 8:55 AM

PT Kontak Perkasa - Dalai Lama ke 14, Tenzin Gyatso, pernah berkata bahwa esensi dari praktik spiritual adalah perilaku kita terhadap orang lain.

“Saat kamu memiliki motivasi yang jujur dan murni, maka perilakumu bekerja berdasarkan kebaikan, niat tulus, cinta dan rasa hormat. Praktik berbuat baik membuat kesadaran bahwa kita semua satu dan pentingnya orang lain yang mendapatkan manfaat dari perilakumu,” katanya.

Ucapan ini merupakan jawaban atas pertanyaan jurnalis Catherine Ingram, di Dharamsala, India pada 2 November 1988.

Sikap baik terhadap orang lain adalah wujud paling tinggi dalam relasi manusia. Ada banyak bentuk kebaikan yang dilakukan oleh orang asing terhadap orang asing lainnya yang terinspirasi dari sikap welas asih. Misalnya Caffรจ Sospeso, sebuah tradisi yang ada di kafe-kafe kelas pekerja di Naple, di mana seseorang membayar dua cangkir kopi, tapi hanya membawa satu saja. Jatah satu kopi yang lain diberikan kepada orang asing yang membutuhkan. Kebiasaan ini mampu membantu pengemis dan orang miskin yang membutuhkan kopi. Tak jarang, pemilik toko pun memberi makanan ringan.

World Economic Forum baru-baru ini meluncurkan laporan dari CAF World Giving Index yang menunjukkan negara-negara mana saja di dunia yang paling gemar membantu orang asing. Tidak sekadar membantu, laporan ini juga menunjukkan sikap ini adalah tradisi yang mendarah daging bagi orang-orang di negara tertentu dan menjadi bagian identitas agama atau kebudayaan mereka.

Pengantar dalam laporan itu menunjukkan tren keinginan membantu orang lain semakin meningkat, meski dunia sedang dalam ketakutan akibat teror. Stรฉphanie Thomson, editor dari situs World Economic Forum, menyebut bahwa ada data yang menunjukkan bahwa negara yang sedang mengalami pertikaian, tidak stabil, dan kerap dianggap berbahaya, tapi warganya adalah yang paling mungkin membantu orang asing di jalanan.

Dari 10 daftar negara dengan masyarakat paling ramah terhadap orang asing versi CAF World Giving Index, diketahui bahwa ada empat negara yang berada dalam kondisi buruk menurut Fragile States Index. Dua negara paling berbahaya dan rapuh tersebut adalah Irak dan Libya.

Warga kedua negara itu merupakan yang paling baik, mau membantu, dan berniat menolong orang asing jika membutuhkan. Orang-orang di negeri-negeri ini mengaku pernah membantu orang asing setidaknya dalam seminggu terakhir, padahal Irak dan Libya selama ini dilihat sebagai negara yang mengalami berbagai konflik, serangan teroris, dan kondisi politik yang buruk.

Bahkan sebelum perang berkecamuk, Libya dan Irak merupakan negara dengan kebudayaan berbagi antar-masyarakat yang demikian kuat. Menurut laporan CAF, masyarakat di kedua negara itu pernah disurvei sebelum perang, dan hasilnya menunjukkan 72 persen masyarakat Libya menyebut bersedia membantu orang asing jika bisa. Bahkan, saat perang, 79 persen masyarakat bersedia membantu orang lain apapun alasannya. Kebiasaan membantu ini tidak hanya karena tradisi setempat, tapi juga ajaran agama yang mereka anut.

Dalam film dokumenter berjudul Alone Through Iran - 1144 Miles of Trust, yang berkisah tentang Kristina Paltรฉn, seorang perempuan Swedia yang menembus Iran dengan berlari sendirian, menemukan bahwa prasangka terhadap orang islam selama ini adalah hal yang salah dan buruk.

Saat menembus kota-kota di Iran, ia menemukan kebaikan, bantuan, dan kehangatan. Tidak jarang Paltรฉn diberi tempat tinggal, makanan, dan juga kawalan di daerah berbahaya. Dari pertemuan dengan banyak orang Islam di Iran, Paltรฉn menemukan wajah damai Islam, keramahan umat muslim, dan betapa berbeda gambaran teroris yang selama ini ia percaya.

Laporan dari CAF World Giving Index juga menunjukkan bahwa ada perasaan saling membantu saat krisis terjadi antar masyarakat yang mengalami masalah bersama. Ada indikasi bahwa semakin tinggi resiko atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat maka semangat untuk saling membantu semakin tinggi, mendorong mereka untuk bersatu dan memperkuat satu sama lain.

Dalam riset yang dilakukan peneliti di Universitas Freiburg pada 2012 menunjukkan bahwa kelompok masyarakat yang menghadapi stres bersama memiliki tendensi untuk saling mempercayai satu sama lain. Mereka juga cenderung akan berbagi hal-hal yang dimiliki, dan meningkatkan interaksi untuk saling mendukung. Data dari CAF juga menunjukkan masyarakat di Yunani, Yaman, dan Palestina merupakan negara-negara yang terpapar krisis tapi sangat baik terhadap orang asing.

D luar kategori negara paling ramah, tahun ini Myanmar menjadi negara paling dermawan versi CAF. Mereka memiliki tradisi untuk memberikan derma terhadap biksu Buddha yang seringkali adalah orang asing.

Di Indonesia, tradisi membayar zakat, sedekah, dan infak membuat Indonesia menjadi negara dengan warga yang juga dermawan, tepatnya berada di peringkat ketujuh. Menurut CAF, ada kemungkinan bagusnya ranking itu karena survei dilakukan berdekatan dengan bulan Ramadan, sebab di tahun sebelumnya, kedermawanan Indonesia ada di peringkat ke-22 - PT Kontak Perkasa
Sumber:tirto
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:55 AM

Kontroversi Soal Selaput Dara Buatan

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, April 19, 2017 | 10:08 AM



Kontak Perkasa Futures - Seorang wanita dianggap perawan bila selaput daranya masih utuh. Selaput dara ini menutupi bagian luar mulut vagina. Tipenya pun beragam, ada yang tipis dan lentur, ada yang tebal dan kaku.

Pada hubungan seks pertama, yang ditandai dengan masuknya alat kelamin pria ke dalam vagina, selaput dara akan sobek dan menyebabkan pendarahan. Berolahraga yang terlalu berat atau penggunaan tampon juga bisa menyobek selaput dara, sehingga sebenarnya selaput dara yang sobek tak selalu berkaitan dengan hilangnya keperawanan.

Karena selaput dara tak bisa beregenerasi, maka berbagai usaha pun dilakukan para wanita untuk memperbaikinya, mulai dari operasi sampai penggunaan selaput dara palsu. Operasi untuk merekonstruksi lagi selaput dara disebut juga hymenorrhaphy dan tak memiliki manfaat medis.

Biaya operasi selaput dara biasanya tak bisa dimintai pergantian ke tempat bekerja. Namun di beberapa negara, seperti Prancis, pergantian biaya bisa diberikan bila penyebabnya adalah trauma atau pemerkosaan.

Selain operasi, ada pula selaput dara palsu. Di beberapa negara, selaput dara palsu ini sempat menimbulkan kontroversi karena banyak yang menggunakannya untuk menipu calon suami, seolah-olah perempuan itu masih perawan. Selaput dara berbentuk membran palsu dan dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Seperti dilansir Al Arabiya, di Mesir, alat seharga Rp 175 ribu ini sempat menimbulkan kemarahan masyarakat di sana dan menjadi perdebatan di berbagai kalangan.

Pada akhir dekade lalu, penggunaan alat yang diimpor dari Cina itu dikhawatirkan membuka jalan bagi para wanita untuk melakukan hubungan seksual bebas. Permintaan agar dibuat fatwa yang melarang penggunaan selaput dara buatan pun bermunculan dari berbagai kalangan dan yang nekad memakai atau mengimpornya akan dihukum.

Menurut New York Magazine, selaput dara mulai dikembangkan di Jepang pada awal 1990-an. Menurut para distributornya, kebanyakan di Asia Timur, alat ini sangat populer di kalangan bintang pornografi dan industri seksual. Konon, alat ini semakin populer setelah banyak digunakan di tempat-tempat prostitusi dan kelab-kelab malam di Thailand. Namun dalam perkembangannya, impor terbesar justru ke Amerika Serikat.

Selaput dara palsu berbentuk seperti selembar plastik tipis bening. Untuk menggunakannya cukup memasukkanya ke vagina dengan jari tangan. Di dalam plastik terdapat cairan merah seperti darah yang akan keluar bila selaput dara buatan itu sobek.

Penggunaan selaput dara palsu jauh lebih murah dibanding tindakan operasi agar selaput dara yang asli utuh kembali. Biaya operasi mencapai puluhan juta rupiah, sedangkan membeli selaput dara buatan hanya perlu mengeluarkan uang Rp 200-500 ribu saja.

Di dunia maya dan berbagai media sosial, kita bisa dengan mudah menjumpai iklan selaput dara palsu. Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, mengatakan sampai saat ini belum menerima laporan dari masyarakat terkait jual-beli atau penggunaan selaput dara palsu tersebut.

“Apapun yang masuk ke pasar, kami akan pastikan dulu izinnya,” kata Widyastuti dalam acara diskusi di Jakarta, Selasa, 11 April 2017. “Kalau dilihat dari pengguaannya, ada benda asing yang dimasukan. Artinya, harus ada izin edar dan mesti diuji dulu di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).”

Dokter Spesialis Ongkologi Ginekologi Prof. Dr. dr. Andrijono SpOG(K) mengatakan belum mengetahuk risiko penggunaan selaput dara palsu tersebut. “Belum ada penelitiannya,” kata Ketua Himpunan Ongkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) ini - Kontak Perkasa Futures
Sumber:cantik.temp
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:08 AM

Jokowi Sebut Investasi Arab Saudi Kurang Signifikan

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, April 18, 2017 | 9:33 AM


PT kontak Perkasa Futures, Yogyakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan untuk meningkatkan jumlah investasi dari negara lain termasuk Arab Saudi, Indonesia perlu melakukan introspeksi dan pembenahan dalam memberikan kemudahan bisnis yang dinilai masih kurang signifikan.

"Tetapi apapun, memang investasi di Tiongkok lebih besar. Itu harus menjadi instrospeksi kita, koreksi kita, mengapa kita tidak bisa meraih dengan jumlah yang lebih besar," kata Jokowi usai meresmikan Masjid Hasyim Asy'ari di Jakarta, Sabtu (15/4/2017) terkait nilai investasi Arab Saudi di Indonesia, seperti dikutip dari Antara.

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan bahwa Arab Saudi, saat Raja Salman mengunjungi Indonesia, sepakat menanamkan modalnya di Indonesia sebesar Rp89 triliun. Jumlah itu dinilai kurang signifikan bila dibanding investasi Arab Saudi di China yang hampir mencapai Rp870 triliun.

Kendati demikian, Presiden menjelaskan justru hal tersebut akan menjadi masukan bagi Indonesia untuk membenahi kemudahan berbisnis dan kepastian hukum bagi investor di Tanah Air.

"Kalau kita sudah siap, investasi kita gede-gede, kalau ada keyakinan ya pasti akan lebih gede di tempat kita dibanding negara lain," tegas Jokowi.

Saat mengunjungi Pondok Buntet Pesantren pada Kamis (13/4/2017) untuk menghadiri Haul Al-Marhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2017, Presiden menceritakan beberapa hal yang dibahas dengan Raja Salman.

Selain itu, Jokowi juga menjelaskan bahwa negara-negara lain terkejut oleh luas dan kekayaan sumber daya alam serta suku-budaya di Indonesia - PT kontak Perkasa Futures
Sumber:tirto
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:33 AM

David Abraham: "Islam dan Yahudi itu Bersaudara"

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, April 17, 2017 | 9:21 AM

PT Kontak Perkasa - Lelaki itu menunggu saya di ruangan kerjanya di lantai 10 Prince Center Building, Jalan Jenderal Sudirman Kav 3-4, Jakarta Pusat, Kamis siang pekan lalu (30/3). Hidungnya mancung, wajahnya mirip keturunan Arab, tapi siapa sangka, dalam darahnya mengalir keturunan Yahudi asal Bagdad, Irak.

Nama lelaki itu David Abraham. Ia pengacara berdarah Yahudi kelahiran Surabaya, Jawa Timur, dan secara terang-terangan juga penganut Yudaisme. Bagi Abraham, tak perlu ada yang ditutup-tutupi dari nenek moyangnya. Baginya, dilahirkan dari darah Yahudi merupakan bagian dari wajah keberagaman penganut-penganut agama di Indonesia.

Mengaku diri sebagai Yahudi tentu perkara sensitif di Indonesia, negara berpenduduk mayoritas muslim, lantaran kekerasan negara masih sering berkecamuk di Jalur Gaza dan Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Abraham salah seorang yang saya kenal dari keturunan Yahudi yang mau membuka identitas. Bahkan ia tak mempermasalahkan jika profesi dan fotonya dipublikasikan. Sepanjang perbincangan, Abraham mengaku tak pernah mengalami intimidasi. Ia berkawan baik dengan sesama muslim bahkan dengan banyak orang dari pelbagai latar belakang, ras, agama, dan budaya.

“Islam sama Yahudi itu adalah dua agama yang paling dekat,” kata Abraham. “Kalau saya melihat, sebenarnya, dua agama yang paling dekat ini Yahudi dan Islam.”

Saya berbincang mengenai salah satu identitas yang tersampir pada diri David Abraham, sejarah keluarganya, serta pandangannya tentang hubungan antar-agama di Indonesia dari sudut pandang salah satu komunitas yang paling minoritas. Wawancara berlangsung selama 90 menit dan, sambil berbincang, tiga kali ponselnya berdering. Di akhir perbincangan, seraya mengantarkan saya hingga ke pintu kantor, saya dikenalkan dengan putrinya yang ayu.

“Ini anak saya, dia campuran Yahudi dan Jawa,” kata Abraham seraya tertawa.

Di tengah sensitifnya keturunan Yahudi di Indonesia, Anda secara terang-terangan berani membuka identitas, apa alasannya?

Sebenarnya (alasan) pertama, kebanyakan teman-teman saya muslim. Istri saya muslimah.

Islam sama Yahudi itu adalah dua agama yang paling dekat. Ritual-ritualnya, larangannya, seperti contoh sunat, menyembelih binatang secara halal, air wudu. Tentunya Yahudi, karena Perjanjian Lama, justru larangannya lebih banyak dari Islam.

Kalau di Islam, yang haram makan babi, makan kodok itu makruh. Kalau di Yahudi itu juga sama dilarang, tetapi larangannya paling banyak.

Kalau lihat keturunannya juga, (sama-sama) dari Nabi Ibrahim. Kalau di Yahudi disebut Abraham, punya anak salah satunya Ismail.

Kalau saya lihat, Taurat, Injil, dan Alquran itu kan sebetulnya tidak bisa dipisahkan. Ketiganya agama Samawi. Yahudi, Nasrani, dan Islam. Jadi bagi saya tidak ada masalah. Teman-teman saya mayoritas muslim dan saudara istri saya juga muslim.

Saya sendiri kalau ke luar negeri bersama teman-teman saya yang muslim, seperti di Eropa, prinsipnya, mereka belum mau makan kalau saya belum makan. Jadi dua agama yang dekat sekali, tetapi seakan-akan dibuat bermusuhan, yang sebetulnya tidak.

Indonesia ini negara yang multi-agama, multi-ras. Jadi saya hanya satu bagian dari masyarakat Indonesia. Makanya, meski saya merasa sebagai keturunan Yahudi, tetapi nomor satu saya tetap orang Indonesia. Kalau soal Yahudi itu keturunan. Saya merasa tidak perlu ada yang ditutupi, kenapa harus ditutupi? Sebab itu saya terbuka saja.

Apakah pernah mengalami intimidasi?


Sama sekali tidak. Saya bahkan melihat banyak juga yang simpatik. Kalau saya mengatakan keturunan Yahudi, banyak yang simpatik. Saya tidak melihat ada keharusan menyembunyikan diri. Kenapa? Indonesia ini, kan, negara dari berbagai agama, berbagai suku, jadi saya melihat tidak ada keharusan menyembunyikan itu.

Sejak kapan Anda membuka diri keturunan Yahudi?

Saya sejak SD di Surabaya. Teman saya tahu saya keturunan Yahudi. Tidak ada masalah.

Bisa dijelaskan silsilah keluarga Anda?

Saat permulaan Perang Dunia Satu, banyak orang-orang Yahudi diusir dari negara-negara Arab. Jadi saya keturunan Yahudi yang berasal dari Arab. Nenek saya, kakek saya, meninggal di Surabaya. Mereka semua berasal dari Irak, Bagdad. Bahasa Arab saya pintar, bahasa Jawa pintar.

Saya sendiri merasa tetap sebagai orang Indonesia. Ini mutlak, tidak bisa ditawar. Saya lahir di Surabaya termasuk juga orangtua saya, mereka lahir di sini, di Indonesia.

Ada berapa keturunan Yahudi yang Anda ketahui?

Kalau keturunan yang berkewarganegaraan Indonesia itu tidak banyak. Mungkin sekitar 200 orang. Justru yang banyak itu yang ekspatriat, bule-bule.

Dari 200-an orang itu, termasuk juga di Manado dan Surabaya?

Iya. Berdarah Yahudi tapi warga negara Indonesia. Yahudi ini harus kita bedakan. Jadi ada yang rasnya Yahudi, lahir dari keturunan Yahudi dan memeluk agama Yahudi. Tapi ada juga yang lahir dari keturunan Yahudi tetapi memeluk agama Islam atau agama Kristen seperti di tempat Rabi Tovia Singer.

Bagaimana Anda menjalankan ibadah mengingat tidak ada sinagoga di Jakarta?

Iya. Sebetulnya yang namanya tempat ibadah di Jakarta itu tidak ada, karena tidak ada konsentrasi umat Yahudi di Jakarta. Sehingga ketika ingin membangun rumah ibadah, sinagoga, ia tidak seimbang dengan orang yang akan beribadah. Tapi di Jakarta itu ada seorang Rabi, pemuka agama Yahudi, namanya Tovia Singer itu. Seminggu sekali, setiap hari Sabat, melaksanakan ibadah. Kalau saya sempat, saya kesana.

Di sana ada banyak (penganut Yahudi), bahkan ada juga yang lahir bukan dari seorang Yahudi. Ada yang Indonesia, ada yang Cina, dan sebagainya.

Apakah Anda ingin agama Yahudi diakui di Indonesia?

Ya pengin, sih. Saya pribadi sebetulnya ingin agama Yahudi diakui di Indonesia. Untuk melakukan hal itu kan butuh tenaga. Kalau kita mengajukan permohonan, sebenarnya, kan, sesuai Undang-Undang Dasar.

Bagaimana soal kebutuhan alat-alat ibadah saat menjalankan agama Anda?

Sebenarnya (alat ibadah) tidak harus dari Israel. Amerika bisa. Australia bisa. Singapura juga begitu. Di mana pun asalkan ada komunitas Yahudi yang besar.

Bagaimana Anda memandang konflik di Jalur Gaza?

Itu tidak ada hubungannya dengan agama. Itu murni masalah rebutan tanah. Konflik itu sumbernya ekonomi, politik.

Dan kenapa rebutan tanah? Kalau kita lihat, Yerusalem itu, kan, kota suci, kota suci tiga agama. Menurut saya, bisa dilakukan negosiasi yang adil bagi semua pihak. Karena kalau kita lihat di Taurat, itu memang tanah perjanjian, diperuntukkan bagi Bani Israil. Jadi orang Israel merasa berhak, orang Palestina juga merasa berhak. Kenapa? Karena orang Yahudi pernah diusir dari situ, ya kan?

Saya terakhir ke Israel tahun 2009, dengan beberapa teman dari Pertamina. Ada yang Islam, ada yang Kristen. Kami keliling di sana, dan saya merasakan hal yang luar biasa karena tempat itu adalah pusat sejarah agama samawi. Saya berharap bukan hanya di Jalur Gaza, tetapi seluruh dunia, saya berharap, bisa damai. Termasuk juga di Suriah. Kita lihat Irak, saya sedih. Anak-anak kecil jadi korban, namanya perang...  

Apa yang Anda rasakan saat kali pertama ke Yerusalem?

Mengerti merinding, enggak? Masjidil Aqsa, Tembok Ratapan, Gereja Kristus, tiga ini berdempetan. Saya melihat di pasar, di kota tua Yerusalem, orang Yahudi pakai kipah, orang Islam pakai peci, terlihat baik-baik saja, (seakan) tidak ada masalah.

Masalahnya sebenarnya apa? Ada pemikiran-pemikiran bahwa orang Yahudi itu harus diusir dari situ, harus dibinasakan. Kalau ada yang berpikiran seperti itu, itulah yang menjadi muara konflik. Ini yang menjadi permasalahan. Tapi ini masalah yang seharusnya bisa diselesaikan oleh dunia internasional. Harusnya bisa diselesaikan.

Bagaimana Anda melihat toleransi di Indonesia?

Toleransi di Indonesia itu paling terbaik di dunia, ya kan? Saya kalau jalan dengan Rabi Tovia Singer itu, dia akan pakai kipah. Dia bilang dengan saya, belum tentu saya berani pakai kipah di Eropa, karena orang Eropa banyak yang anti-Yahudi, sampai orang Yahudi pernah dibantai pada Perang Dunia Dua.

Kalau Anda tahu, Israel itu ngotot banget mau membuka hubungan (dagang) dengan Indonesia. Karena apa? Karena Israel, teknologinya sangat maju. Kita ibaratkan, itu tanah kering bisa jadi hijau, itu kan bisa dimanfaatkan oleh Indonesia. Jadi bagi Indonesia ini sangat berguna.

Ada teman saya yang pejabat di KBRI Singapura, ia berteman baik dengan pejabat Israel di sana. Sebenarnya individu-individu ini tidak ada masalah. Ini saya lihat solidaritas saja. Seperti negara-negara Arab, sudah banyak yang membuka hubungan dengan Israel. Walaupun cuap-cuap, tetapi tetap menjalin hubungan dengan Israel.

Penasihat Raja Maroko orang Yahudi. Yordania buka hubungan diplomatik. Mesir dan Turki buka hubungan diplomatik. Kalau mereka bisa, kenapa kita (Indonesia) tidak bisa?

Solidaritas dengan Palestina dan sesuai UUD 1945, kita harus tenggang rasa sesama umat Islam. Tapi bukan (karena melihat Israel) kita tidak bisa tampil di pentas dunia untuk menyelesaikan masalah antara Palestina dan Israel.

Larangan hubungan dagang sudah dicabut, tapi banyak investasi Israel di Indonesia yang ditolak?

Sekarang saya lihat begini: Alat-alat militer Indonesia kebanyakan dari Israel, lewat negara ketiga. Jadi dari Israel dikirim misalnya ke Inggris, dari sana baru dikirim ke Indonesia. Ini harganya sudah tiga kali lipat. Jadi memang, ada yang diuntungkan dengan keadaan ini.

Israel memang negara kecil, tetapi memang menang di teknologi. Nah, itu harusnya kita manfaatkan, dong. Israel mau banget menjalin hubungan (dagang) dengan Indonesia.

Tetapi Kalau kita membuka hubungan, kita seakan-akan merestui pendudukan tanah Palestina - PT Kontak Perkasa
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:21 AM

Survei: Warga yang Anggap Ahok Menodai Agama Menurun

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, April 13, 2017 | 9:38 AM


 
 Kontak Perkasa Futures - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan persentase warga yang menganggap calon gubenur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama menodai agama menurun. Perubahan itu terjadi seiring dengan waktu.

Pada survei 6-14 Desember 2016, sebanyak 62 persen responden menyebut Ahok menistakan agama Islam. Namun, pada jejak pendapat terhadap 800 responden pada 31 Maret-5 April 2017, hanya 47 persen yang setuju Ahok menistakan agama Islam.

Dalam survei, SMRC menanyakan permintaan maaf Ahok. Hasilnya, 82 persen responden mengaku sudah mengetahui permintaan maaf itu . Dari jumlah itu, sebanyak 63 persennya menilai permohonan maafnya tulus.

"Mayoritas warga (82%) tahu Ahok meminta maaf bila ucapannya menimbulkan salah pengertian. Di antara yang tahu, mayoritas (63%) menilai permohonan maaf Ahok tulus, sehingga harus dimaafkan," kata peneliti SMRC Deni Irfani di kantor SMRC Jalan Cisadane 8, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 12 April 2017.

SMRC juga menelusuri keterpilihan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada pilkada DKI Jakarta putaran dua. Elektabilitas kedua pasangan usai pemungutan suara putaran pertama beragam.

Deni menjelaskan, SMRC sempat meriset elektabilitas Ahok-Djarot dan Anies-Sandi usai melenggang ke putaran kedua. Hasilnya, kedua pasangan itu mendapat kenaikan elektabilitas.

"Anies-Sandi naik dari 46,7 persen ke 50,7 persen pada survei 2-9 Maret 2017. Begitu juga dengan Ahok-Djarot yang naik dari 40,8 persen menjadi 43,8 persen," ujar Deni.

Elektabilitas Anies-Sandi melempem saat dilakukan survei kembali SMRC pada 31 Maret-5 April 2017. Elektabilitas mereka melorot ke 47,9 persen. Meski begitu, pasangan nomor tiga ini masih di atas rivalnya.

Ahok-Djarot di survei kali ini mengalami tren kenaikan yang cukup baik. Dari 43,8 persen menjadi 46,9 persen. Alhasil, raihan elektabilitas mereka hanya terpaut satu persen.

Menurut Deni, elektabilitas Ahok-Djarot awalnya jauh melampaui pasangan Anies-Sandi. Namun, pidato Ahok tentang surat Al-Maidah yang dianggap menistakan agama Islam membuat elektabilitas Ahok-Djarot terjun bebas - Kontak Perkasa Futures
Sumber:pilkada.metrotvnew
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:38 AM
 
Copyright © 2011. PT.Kontak perkasa Futures Yogyakarta All Rights Reserved
Disclaimer : Semua Market Reviews atau News di blog ini hanya sebagai pendukung analisa,
keputusan transaksi atau pengambilan harga sepenuhnya ditentukan oleh nasabah sendiri.
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger