Powered by Blogger.
Latest Post
Showing posts with label kontakperkasa futures. Show all posts
Showing posts with label kontakperkasa futures. Show all posts

Wisata Kematian di Toraja

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, March 20, 2017 | 9:18 AM


Ngeri-ngeri Sedap Wisata Kematian di Toraja

PT Kontak Perkasa - Peti mati yang jebol dan menampakkan isinya secara tak biasa ada di atas tebing batu. Tengkorak manusia terlihat di mana-mana. Hawa dingin dalam gelapnya gua menyimpan mayat-mayat yang tak dikubur di tanah.

Begitulah suasana yang ditemui di Londa, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Mayat-mayat itu memang sengaja tak dikubur di dalam tanah. Ini adalah tradisi orang Toraja.

Di Londa, para wisatawan bisa begitu dekat dengan tengkorak-tengkorak asli itu. Bagaimana tidak, tulang-belulang berumur ratusan tahun itu dibiarkan terpapar pandangan mata begitu saja. Mayat-mayat yang disemayamkan di Londa tak semuanya berusia ratusan tahun, ada pula mayat baru dengan peti masih utuh dan tak menampakkan isinya.

Namun untuk peti-peti sangat tua yang jebol, rangka mayat di dalamnya keluar. Tentu saja tidak keluar atas niatan mayat itu sendiri, melainkan tak kuasa menolak gaya gravitasi.

"Itu (tulang-belulang manusia) dulunya menyebar berserakan saja, karena petinya sudah tua lalu jebol. Kemudian ya kita tata biar rapi," kata Andi (22), sebagai pemandu wisata yang juga merupakan warga setempat

Pengunjung Londa bisa begitu dekat dengan tengkorak-tengkorak itu. Bahkan diperkenankan bagi pengunjung untuk foto narsis bersama tengkorak-tengkorak itu. Ungkapan 'ngeri-ngeri sedap' bisa dipakai untuk menggambarkan sensasi yang didapat dalam 'Wisata Kematian' ini.

Di pintu gua kita bisa menyaksikan peti-peti tua yang disebut terbuat dari kayu utuh, bukan terbuat dari bilah-bilah kayu sebagaimana peti mati masa kini. Di atas tebing, terlihat Tau-tau alias patung orang-orang yang disemayamkan di situ.

"Itu keturunan Tolengkek, kita sebut begitu. Itu makam tertua, bisa dibilang leluhur atau keturunan pertama yang tinggal di sini," jelas Andi sambil menunjuk ke peti-peti tua dan Tau-tau.

Begitu masuk ke gua, kegelapan langsung menyambut dan hawa dingin merasuk. Jika tak hati-hati wisatawan bisa terpeleset jatuh ke atas tengkorak manusia. Tapi tenang, ada lampu petromaks yang dibawa Andi guna menerangi pemandangan kematian di dalam kegelapan gua.

Langit-langit gua yang rendah siap menyambut kepala turis yang tak hati-hati menundukkan badannya cukup dalam. Terdapat tulang-belulang di mana-mana, di lantai, di dinding, dan di langit-langit gua. Entah kenapa, rasa seram yang sebelumnya menggelayuti benak berangsur pergi.

Seolah, sakralitas mayat manusia turun derajat menjadi hal yang profan. Mungkin karena semakin terbiasa melihat tengkorak disajikan begitu saja. Yang menarik, ada sepasang tengkorak di sudut gelap gua. Mereka adalah sepasang kekasih yang memilih jalan kematian lantaran cinta mereka tak direstui orang tua.

Mirip cerita klasik melankolis atau tema tembang kenangan tempo dulu. Bedanya, ada unsur inses dalam kisah tragis ini. Sepasang kekasih itu terdiri dari pria bernama Lobo dan wanita bernama Anggui.

"Ini sepasang 'sepupu satu kali' yang tak direstui cintanya oleh orang tua. Karena dalam adat Toraja, mereka masih dianggap saudara. Mereka mau menikah tapi tak boleh, kemudian bunuh diri," kisah Andi.

"Gantung diri," imbuh Andi menambah seram suasana.

Ini kisah nyata, bukan karangan yang dibuat-buat untuk menarik wisatawan. Andi menyatakan pasangan ini meninggal pada era modern, bukan pada era dongeng ratusan tahun lalu.

"Ini usia tengkoraknya berusia 40 tahun lebih," jelas Andi sambil menerangi tengkorak Lobo dan Anggui dengan pancaran sinar petromaks.

Bergeser ke titik lain di gua Londa, ada tiga tengkorak yang bertumpuk di cekungan dinding gua. Di atas tumpukan tengkorak itu, ada lubang yang pas untuk dimasuki kepala orang.

"Silakan foto di situ, nggak apa-apa kok. Masukan saja kepala mas di lubang di atas tumpukan tengkorak itu," kata Andi mempersilakan.

Ada yang berani berfoto dengan pose yang disarankan Andi. Namun kebanyakan hanya berfoto di samping tengkorak itu. Tak tercium bau bangkai di area ini meski mayat terdapat di mana-mana, bahkan sampai tebing bagian atas hingga sekitar 60 meter. Bau anyir sirna karena mayat-mayat itu sudah diberi pengawet sebelum diletakkan di tempat itu.

"Kalau zaman dahulu orang Toraja memakai ramuan akar-akaran. Tapi kalau sekarang pakai formalin," tutur Andi.

Memang wisata kubur batu Toraja ini sudah tersohor ke seantero negeri. Turis mancanegara biasa berseru 'eksotis' sebagai ungkapan kesannya untuk wisata semacam ini, karena memang mereka berasal dari luar Indonesia dan memandang semua ini sebagai sesuatu yang asing dan unik.

Namun orang Indonesia sendiri ternyata banyak yang belum pernah ke Toraja. Bahkan untuk warga perkotaan Sulawesi Selatan sendiri.

"Orang Makassar saja belum tentu pernah ke Toraja," kata Awing, pria Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan yang berjarak tujuh jam dari Toraja - PT Kontak Perkasa
Sumber:travel.detik


Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:18 AM

Nasi Liwet di Qatar, Obati Rasa Kangen Masakan Indonesia

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, March 17, 2017 | 10:06 AM


Kontak Perkasa Futures - Jakarta Sudah tidak aneh jika mendengar ibu-ibu di Indonesia seringnya arisan. Kumpul-kumpul bersilaturahim seraya 'menabung' dan biasanya diadakan bergilir mengikuti 'pemenang'. Seiring waktu, arisan juga berkembang menjadi ajang seseruan bagi ibu-ibu. Setiap kali pertemuan, disepakati untuk memakai dress code tertentu dan cafe-cafe unik menjadi incaran karena demi wefie yang menarik.

Sama halnya dengan diaspora Indonesia yang bermukim di Qatar. banyak kelompok arisan Ibu-ibu asal Indonesia. Dari begitu banyak kelompok, ada satu kelompok yang mengundang saya untuk hadir.

Ada yang unik dengan ajang kumpul-kumpul kali ini. Ibu-ibu yang memang rindu tanah air ini tertarik membuat liwetan. Liwetan memang lagi ngetrend-ngetrendnya ya di Indonesia.

Sang empunya rumah, Ibu Tien Harlina, sejak pagi hari sudah memasak dan menyiapkan bahan-bahan untuk liwetan. Dibantu dengan beberapa orang Ibu, penataan liwetan'pun dimulai.

Ada 15 orang yang akan menikmati. Saat ditanya, apa yang paling susah dicari untuk bahan-bahan tersebut. Jawabnya, daun pisang. Karena membutuhkan banyak daun pisang untuk liwetan ini. Daun pisang kadang ada, kadang tidak ada dan lumayan menguras dompet.

Nasi putih dan nasi hitam tersedia untuk menambah 'keunikan' penataan nasi liwet. Lauk pauknya terdiri dari ayam goreng, ikan tongkol balado, ikan teri kering, sambal, opor tempe tahu, lalapan, kerupuk. Wah, benar-benar menggugah selera.

Dresscode kali ini, walau tidak 'fancy' disesuaikan dengan tema liwetan yang serasa makan di kampung. Pake daster dan penambahan asesoris seperti shower cap atau handuk, serasa mau mandi tapi makan dulu. Ada-ada saja ya idenya.

Yang pasti, sesuatu bangeud deh..bisa liwetan di Negeri orang. Terbukti ya, walau sudah melanglang buana, lidah dan selera tanah air tidak akan pernah luntur.

Penulis: Noni Putri Anwar, jurnalis dan penulis freelance yang bermukim di Qatar mengikuti suaminya Anwar Luqman Hakim yang bertugas di KBRI Doha. Penulis penyuka travelling, kuliner dan gaya hidup - Kontak Perkasa Futures


Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:06 AM

Hamil Tak Halangi Anda Dalam Bekerja

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, March 16, 2017 | 9:02 AM

PT Kontak Perkasa Futures - Bekerja saat hamil bukan tanpa tantangan. Anda pasti bisa maju dalam karir meski Anda sedang hamil.

Sebenarnya ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk memastikan kehamilan Anda tidak menyebabkan masalah apapun dengan pekerjaan. Namun kadang kala, Anda tidka mempertimbangkannya saat hamil.

Ini adalah hal yang mungkin tidak dipertimbangkan yang dapat membantu Anda ketika Anda bekerja saat hamil:

1. Mulai pertimbangkan tentang penitipan anak sekarang
Salah satu hal penting untuk dilakukan ketika Anda bekerja saat hamil adalah mulai berpikir tentang anak. Anak adalah sesuatu yang sangat penting. Itulah mengapa penting bagi Anda untuk memulai pencarian Anda sekarang, sehingga kurangnya pengasuhan anak tidak akan menjadi masalah kemudian. Dengan mencari sekarang, Anda tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan penting tersebut.

2. Memberitahu atasan
Memberitahu atasan mengenai kehamilan Anda bisa menjadi sulit. Anda mungkin takut mereka tidak akan bereaksi dengan baik. Tapi ini masih keputusan yang lebih baik untuk memberitahu mereka sebelum mereka mendengar kabar selentingan mengenai kondisi Anda. Bahkan, atasan harus menjadi orang pertama yang Anda beritahu di tempat kerja. Atasan akan menghargai sifat terbuka dan kejujuran Anda terhadap mereka.

3. Tetap bekerja dengan baik
Jika Anda ingin terus maju dalam karir, Anda harus terus membuat upaya terbaik, bahkan ketika Anda sedang hamil. Tapi ini bukan berarti bahwa Anda tidak memprioritaskan kehamilan Anda. Tentu saja Anda perlu melakukan apa yang perlu Anda lakukan untuk kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan calon bayi. Ini berarti Anda harus terus memberikan upaya terbaik di tempat kerja.

4. Jelaskan kebutuhan selama kehamilan
Tubuh Anda akan mengalami banyak perubahan ketika sedang hamil. Anda mungkin perlu bolak-balik ke kamar mandi lebih sering atau waktu lebih untuk istirahat untuk meregangkan kaki. Kesehatan diri sendiri dan bayi Anda harus menjadi prioritas utama. Cara terbaik adalah menjelaskan apa kebutuhan untuk kehamilan Anda kepada Atasan. Membiarkan atasan Anda tahu secara jelas membantu mereka untuk lebih memahami kondisi Anda.

5. Jangan gunakan kehamilan sebagai alasan
Menggunakan kehamilan sebagai alasan sangat berbeda dari mengurus diri sendiri dan kebutuhan ketika sedang hamil. Menggunakan kehamilan sebagai alasan bukan langkah karir cerdas. Orang lain dapat melihat perbedaan antara berhati-hati demi kehamilan dan menggunakannya sebagai alasan. Mereka akan menghargai Anda jika Anda masih menampilkan etos kerja yang baik.

6. Lengkapi meja kerja dengan keperluan kehamilan
Anda menghabiskan banyak waktu di tempat kerja. Jadi, masuk akal untuk melengkapi meja kerja Anda dengan beberapa keperluan kehamilan. Hal ini dapat membuat waktu Anda di tempat kerja jauh lebih menyenangkan. Simpan beberapa makanan ringan dan air minum kemasan sebagai camilan.

7. Berbagi kebahagiaan dengan rekan kerja
Setiap orang biasanya antusias dan turut berbahagia atas kehamilan dari orang lain.Jadi, berbagi pengalaman kehamilan Anda dengan mereka, karena bekerja saat hamil adalah situasi yang unik. Tapi jangan berlebihan. Jangan biarkan kehamilan Anda menjadi satu-satunya hal yang Anda bicarakan - PT Kontak Perkasa Futures



Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:02 AM

Bikin Lubang Cahaya di Atap, Dengarkan Saran Ahli

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, March 15, 2017 | 11:23 AM

PT Kontak Perkasa, Yogyakarta - Skylight bukanlah hal baru dalam dunia arsitektur karena bangunan tradisional ataupun kuno sudah lebih dulu menerapkannya. Skylight adalah lubang bukaan cahaya yang berada di bagian atap bangunan.

Arsitek Sigit Kusumawijaya mengatakan penggunaan skylight sebaiknya disesuaikan dengan kondisi rumah atau bangunan. Bila rumah tersebut berada di wilayah yang memungkinkan untuk mendapatkan pencahayaan alami lewat jendela lebar, skylight tak begitu diperlukan.

Sebaliknya, jika rumah itu terletak di wilayah yang tidak mendukung untuk membuat jendela besar, solusinya adalah memasang skylight. “Kalau sudah ada skylight, tidak perlu lagi menghadirkan jendela lebar karena membuat cahaya terlalu banyak masuk,” tuturnya.

Skylight bukan semata-mata urusan memasukkan cahaya sinar matahari ke bangunan, tapi juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan artistik bangunan. Sigit mengatakan arsitek bisa membuat rancangan skylight dengan garis-garis atau membuat cahaya yang masuk lebih temaram agar ruangan tampil lebih dramatis. 

Perlu juga diperhatikan tidak semua ruangan membutuhkan banyak cahaya matahari. Ada ruangan-ruangan yang hanya membutuhkan cahaya redup, misalnya ruang keluarga atau kamar tidur.

Sigit mengatakan, saat penghuni hendak membuat skylight, ada baiknya memperhatikan pemasangan dan peletakannya. Ketika dipasang di atap, skylight tidak boleh terhalang plafon sehingga cahaya bisa lurus masuk ke ruangan.

Apabila skylight dipasang di atap miring atau horizontal, perhatikan faktor lain, seperti hujan, angin, dan serangga. Jangan sampai keberadaan skylight justru merugikan penghuni.

Selain pencahayaan alami, Sigit mengatakan, skylight bisa didesain dengan cara buka-tutup. Ketika skylight dibuat terbuka, udara panas di dalam rumah bisa keluar melalui lubang tersebut. Namun, dia menyarankan, bila menerapkan cara tersebut, skylight harus dirancang agar bisa dijangkau tangan atau menggunakan alat untuk membuka dan menutupnya.

Soal material skylight, menurut Sigit, penghuni bisa menggunakan polycarbonate atau kaca tempered. Tetapi, kata dia, skylight lebih baik menggunakan kaca tempered dengan ketebalan 8-10 milimeter supaya tidak mudah pecah. Meski di Indonesia tidak ada salju, kaca dengan ketebalan itu dianggap mampu mengantisipasi kemungkinan lain seperti hujan es.

Adapun mengenai ukuran skylight, bagi Sigit tak ada aturan tertentu yang mengharuskannya. Walaupun begitu, perlu disesuaikan dengan kebutuhan pencahayaan di dalam rumah. Jika cahaya matahari masuk terlalu banyak, dapat menimbulkan panas di bagian dalam rumah. “Bisa dibuat juga skylight dengan bentuk kecil-kecil sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu banyak,” tuturnya - PT Kontak Perkasa



Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:23 AM

Sebelum Berangkat ke Jepang, Raja Salman Sempat Ditelepon Jokowi

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, March 14, 2017 | 9:31 AM


Kontak Perkasa Futures, Yogyakarta - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud telah meninggalkan Indonesia. Sebelum bertolak ke Jepang, Presiden Joko widodo sempat berbicara dengan Raja Salman melalui sambungan telepon.

Keterangan soal Jokowi menelepon Raja Salman itu ditulis oleh Kementerian Luar Negeri melalui akun Twitter resminya, @Portal_Kemlu_RI, Minggu (12/3/2017).

"Presiden RI @jokowi melakukan percakapan telepon dengan #RajaSalman pagi ini," cuit akun Kemlu.

Belum ada penjelasan pasti mengenai apa yang dibicarakan Presiden Jokowi dengan Raja Salman. Namun dalam cuitan berikutnya, Kemlu mengatakan kedua negara akan mengintensifkan kerja sama.

"Kedua negara setuju untuk mengintensifkan kerjasama saling kunjung sebagai tindak lanjut dari kunjungan #RajaSalman," lanjut cuit tersebut.

Sementara itu, Menlu Retno LP Marsudi melakukan kunjungan kehormatan kepada Raja Salman di Bali. Menlu Retno ikut melepas kepulangan Raja Salman di Bandara Ngurah Rai, Bali.

Selain Menteri Retno, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Kapolda Bali Irjen Petrus R Golose dan Pangdam Udayana Mayjen TNI Kustanto Widyatmoko juga ikut melepas Raja Salman.

Raja Salman dengan pesawat Saudi VVIP Airline 01 telah meninggalkan Pulau Dewata pada pukul 11.15 WITA. Ia langsung menuju Haneda, Jepang, untuk kunjungan kenegaraan.

Menteri Lukman juga sempat memberikan cendera mata kepada Raja Salman berupa mushaf Alquran berornamen pola khas 34 provinsi di Indonesia. Raja Salman berlibur di Bali sejak Sabtu (4/3) lalu bersama 1.500 orang rombongannya - Kontak Perkasa Futures



Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:31 AM

Mengapa Panda Memiliki Pola Bulu yang Begitu Unik?

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, March 13, 2017 | 8:39 AM

PT Kontak Perkasa Futures, Yogyakarta - Siapa yang tak kenal dengan panda? Hewan yang menjadi maskot resmi Negeri Tirai Bambu ini begitu imut dan tingkahnya amat menggemaskan. Apalagi, pola bulunya yang khas membuat hewan ini seakan mengenakan baju dan kaus kaki panjang berwarna hitam, eyeliner tebal di sekeliling matanya, serta “bando telinga Mickey Mouse” mungil yang juga berwarna hitam.

Pola bulu seperti yang dimiliki panda raksasa cukup  langka di antara hewan-hewan. Umumnya, hewan memiliki belang kontras  atau totol-totol pada bulunya.

Perbedaan tersebut menimbulkan pertanyaan menggelitik di kalangan para ilmuwan maupun masyarakat umum. Mengapa panda memiliki pola bulu yang unik seperti itu?

Untuk mencari tahu jawabannya, para peneliti dari University of California dan California State University bekerja sama untuk memilah pola bulu panda dan mencocokkan setiap bagian tubuh secara terpisah dengan hewan-hewan yang sebanding. Tim tersebut membandingkan area-area hitam putih pada panda dengan pewarnaan pada 39 subspesies beruang serta 195 karnivora, dan memperhatikan habitat mereka dengan spesifik.

Dari penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa tampaknya pola bulu panda yang khas digunakan untuk menyamarkan diri pada dua kondisi lingkungan berbeda di habitat aslinya, yaitu wilayah pegunungan di Cina tengah. Selain itu, warna pada bagian-bagian tubuh panda juga digunakan untuk berkomunikasi dengan kawanan atau musuh.

Tak seperti kerabat-kerabatnya yang karnivora, panda sangat bergantung pada makanan vegetarian berupa tunas muda bambu alias rebung. Meski bambu banyak ditemukan di habitat asli panda, namun tanaman ini bukanlah makanan yang mudah dicerna.

Panda mengatasi hal tersebut dengan membatasi pergerakan mereka. Meskipun panda tampak begitu tambun, sebenarnya mereka tidak bisa menyimpan cukup banyak persediaan lemak untuk bertahan hidup selama musim dingin.

Artinya, para panda harus tetap aktif sepanjang tahun, bahkan di musim salju, untuk mendapatkan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Memiliki kepala dan perut putih membantu para panda tersamarkan di antara latar belakang salju tanpa diganggu oleh macan tutul salju atau serigala yang mungkin akan memangsa mereka.

Sementara itu, bulu hitam yang menyerupai baju dan kaos kaki panjang membantu panda bersembunyi di antara bayang-bayang rumpun bambu tropis selama bulan-bulan yang lebih hangat.

Mata panda yang dikelilingi lingkaran hitam diduga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi satu sama lain, atau memberikan sinyal agresi pada pesaingnya. Sedangkan telinganya yang juga berwarna hitam, dapat memberikan sinyal peringatan agar para predator menjauh.

Penjelasan tersebut mungkin belum final, namun hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Behavioral Ecology ini membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang pola bulu unik pada panda - PT Kontak Perkasa Futures


Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:39 AM

Berharap dari Ulat Pemakan Sampah Plastik

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, March 10, 2017 | 9:13 AM


PT Kontak PerkasaSemenjak penemuan plastik untuk kepentingan manusia, manusia dihadapkan dengan persoalan lingkungan dari sampah plastik yang sulit terurai. Perbagai penelitian dan teknologi mencoba menjawabnya, di antaranya dengan memanfaatkan ulat tepung.

Berton-ton sampah dihasilkan setiap hari di seluruh dunia, tak kecuali sampah berbahan plastik. Sampah berbahan plastik ini tak hanya merusak lingkungan di daratan maupun lautan karena sangat sulit terurai.

Di Indonesia misalnya, Greeneration, sebuah LSM lokal pada 2010 pernah melakukan riset terkait produksi sampah dari kantong plastik, hasilnya di kota-kota besar di Indonesia, satu orang rata-rata menggunakan 700 kantong plastik per tahun. Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) punya data lain--sampah plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun menghasilkan 10,95 juta lembar sampah kantong plastik.

Menurut penelitian Jenna R Jambeck dan timnya pada 2015 dalam American Association for the Advancement of Science, Indonesia menempati posisi penyumbang sampah plastik di lautan terbesar kedua di dunia dengan rentang 0,48-1,29 juta metrik ton sampah plastik per tahun.

Kenyataan lain bahwa polistirena, bahan utama yang digunakan untuk membuat berbagai macam benda berbahan plastik memiliki jangka waktu yang amat panjang untuk bisa terurai di tanah secara alami. Menurut Science Learn, kantong plastik berbahan polistirena membutuhkan waktu untuk menghancurkan diri di tanah selama 20 tahun. Sedangkan bila berada di kondisi tumpukan sampah akan jauh berlipat ganda lamanya menjadi 500 tahun. 

Kota-kota besar dan padat di Amerika seperti New York bahkan sudah melarang penggunaan styreofoam yang berbahan sama dengan plastik sejak Juli 2015. Disusul San Fransisco memberlakukan hal yang serupa per 1 Januari 2017 kemarin. Bahkan Kota Bandung juga turut melarang penggunaan styreofoam per November 2016 lalu.

Lamanya plastik dapat terurai lantaran merupakan barang non-organik menjadi problem global saat ini. 
Tetapi barangkali temuan dari peneliti Standford University yang telah dirilis ini sangat membantu dalam mengatasi sampah plastik bukan hanya di Indonesia, melainkan global. Mereka mengungkap bahwa mealworm, atau dikenal juga sebagai ulat tepung atau ulat hongkong bisa memakan plastik berbahan polistirena yang artinya dapat mengurai plastik - PT Kontak Perkasa

Sumber:Tirto

Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:13 AM

Amankah Bersepeda untuk Organ Kewanitaan?

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, March 9, 2017 | 9:08 AM

Kontak Perkasa Futures - Bersepeda adalah olahraga yang menyenangkan dan bisa dilakukan di dalam, seperti pusat kebugaran, atau luar ruangan menyusuri jalan-jalan atau pegunungan. Selain menyenangkan, bersepeda juga baik buat kesehatan.

Meski demikian, para pakar mengingatkan dampak bersepeda pada area kewanitaan. Tak jarang setelah turun dari sepeda, pinggul dan sekitar vagina terasa sakit atau mati rasa. Meski tak bersahabat dengan vagina, para pakar juga meminta agar kesenangan bersepeda jangan sampai dihentikan.

Salah satu yang terpengaruh kegiatan bersepeda adalah saraf kemaluan atau pundendal, yang merupakan saraf utama di area pinggul. Saraf inilah yang memberikan perasaan pada daerah kemaluan dan perineum, atau area antara anus dan kemaluan, serta memberi sensasi pada klitoris.

Saraf pudendal mengitari tulang pinggul dan bila ada tekanan di area tersebut, maka saraf pun ikut meraakan dampaknya. Tekanan yang tak besar tidak masalah atau bahkan menyenangkan, tapi bila tekanan terlalu besar maka saraf akan tertekan.

Menurut ahli bedah plastik Andrew Elkwood, dampak dari saraf tertekan itu antara lain kesemutan dan mati rasa di tangan. Tapi perasaan itu akan hilang setelah tak ada lagi tekanan pada saraf.

Bila tekanan terlalu sering terjadi, akibatnya justru lebih berbahaya dan bisa menyebabkan kerusakan, termasuk saraf terjepit. Tapi tak perlu khawatir, biasanya hal ini terjadi pada mereka yang bersepeda selama berjam-jam setiap hari, seperti para pebalap sepeda atau atlet triatlon.

"Banyak juga wanita yang mengalami kerusakan saraf akibat melahirkan dan tak jarang baru terjadi bertahun-tahun kemudian," jelas Elkwood kepada SELF.

Sementara itu, Dr. Jaime Knopman mengingatkan bila kesemutan dan mati rasa tidak hilang satu jam setelah berhenti bersepeda, sebaiknya segera pergi ke dokter untuk memastikan tak ada hal serius yang terjadi. Tetapi bila kesemutan dan mati rasa itu langsung hilang tak lama setelah kita turun ari sepeda, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Selain itu, semakin sering wanita bersepeda maka pinggul dan saraf pun semakin terbiasa mendapat tekanan sehingga rasa tak nyaman itu tak lagi muncul. Perhatikan pula posisi sadel dan setang sepeda karena ikut mempengaruhi saraf pudendal. 

Menurut Knopman, sebaiknya posisi setang tak lebih rendah dari sadel karena posisi menunggang sepeda yang membungkuk akan memberi tekanan yang lebih besar pada pinggul. Selain itu, pilihlah celana dalam yang bisa mengalirkan udara sehingga vagina tidak lembab dan menjadi sarang kuman - Kontak Perkasa Futures
Sumber:Tempo
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:08 AM

Istana Bantah Iriana Jokowi Terima Kalung dari Raja Salman

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, March 8, 2017 | 8:32 AM


PT Kontak Perkasa Futures Yogyakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung membantah kabar istri Presiden Joko Widodo, Iriana, telah menerima hadiah kalung dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Ia mengatakan tidak ada pemberian seperti itu. 

"Saya kebetulan mengikuti semua acara (Raja Salman) yang berlangsung. Tidak ada itu (pemberian kalung ke Iriana). Tidak pernah ada," ujar Pramono saat dicegat di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 6 Maret 2017, menjawab kabar yang marak di media sosial mengenai Raja Salman telah memberikan hadiah kalung berlian kepada Iriana Jokowi.

Pramono bahkan mengatakan kabar tentang pemberian hadiah itu sudah beredar sejak Raja Salman belum mendarat di Indonesia. Dengan begitu, tidak benar apabila Raja Salman memberikan perhiasan kepada Iriana ketika sudah berada di Indonesia.

Hal senada disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Ia menyatakan tidak ada pertukaran hadiah bernilai besar antara Presiden Joko Widodo dan Raja Salman. Yang ada, kata Pratikno, hanyalah pemberian cendera mata dari Presiden Joko Widodo kepada Raja Salman berupa foto.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, telah beredar video di jejaring sosial yang diberi judul "Kalung-kalung Berlian Pemberian Raja Salman ke Ibu Iriana Jokowi yang Diserahkan ke KPK". Video tersebut mempertontonkan berbagai jenis kalung berlian yang tampak mewah karena berkilauan.

Kalung-kalung berlian tersebut tampak berada di dalam dan di atas kotak-kotak berlian. Beberapa di antaranya terdapat tulisan dengan huruf Arab. Menurut kabar itu, perhiasan tersebut kemudian diberikan ke KPK sebagai bentuk pengembalian gratifikasi. Pramono membantahnya dan mengatakan kabar pemberian kalung kepada Iriana Jokowi dari Raja Salman itu tidak benar - PT Kontak Perkasa Futures

Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 8:32 AM

Soal Penemuan Kulit Kabel, Ahok: Ada Semen, Pasir dan Pipa Juga

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, March 7, 2017 | 1:47 PM

PT Kontak Perkasa, Yogyakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak mau berkomentar banyak soal penemuan kulit kabel di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Namun, Ahok mengatakan, selain kulit kabel, banyak material lain ditemukan di lokasi yang sama.

"Nggak tahulah, aku nggak mau komentarlah. Nanti (dikira) lebay lagi," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat..

Ahok tidak mau berspekulasi apakah penemuan kulit kabel kali ini sama dengan yang ditemukan tahun lalu di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tahun lalu. Ahok menyebut, dari laporan yang disampaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, ada beberapa material yang ditemukan bersama kulit kabel tersebut.

Material tersebut antara lain semen, pasir, dan bongkahan bekas proyek. Selain itu, pipa ditemukan di lokasi tersebut. Ahok mengaku belum tahu dari mana material-material tersebut datang.

"Nggak tahulah, kamu cek saja (ada atau tidak indikasi kejadian sama seperti tahun lalu)," jawab Ahok.

"Laporan dari PU sampai ada semen, pasir. Terus ada bongkahan bekas proyek, ada batu di dalam. Pipa-pipa juga ada. Nggak ngerti juga datangnya dari mana," papar Ahok.

Terkait dengan koordinasi dengan pihak terkait, seperti PLN, Ahok mengatakan pihak PLN merasa kulit kabel tersebut bukan milik mereka. Ahok menyebut PLN pernah bilang kepadanya bahwa letak kabel milik mereka bukan berada di lokasi penemuan kulit kabel.

"PLN sih merasa bukan punya mereka. Merasa tempatnya bukan di tempat itu, bukan asal itu. Waktu itu ngomong begitu. Yang jelas bukan di situ posisi barangnya," ujar Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu sudah menginstruksikan Dinas PU untuk melaporkan penemuan kulit kabel tersebut kepada polisi. Ahok menduga ada unsur pidana pencurian kabel dalam kasus itu.

"Itu saya suruh PU saja (lapor ke polisi). Kalau gejalanya barang itu (kulit kabel) nggak mungkin di dalam. Lapor polisi, saya bilang," ucap Ahok.

"Terus kamu juga kalau mencuri kabel, kamu mesti kupas di dalam atau bawa sekaligus dipotong. Potong bawa pergi dong. Kita juga nggak tahu," tuturnya - PT Kontak Perkasa

Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 1:47 PM

Ada 3 Fenomena Alam, Indonesia Bakal Hujan Lebat 7 Maret 2017

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, March 6, 2017 | 11:08 AM

Kontak Perkasa Futures, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengindentifikasi adanya pusat tekanan rendah pada Jumat 3 Maret di Laut Arafuru bagian utara. Pusat tekanan rendah itu telah tumbuh menjadi Siklon Tropis Blance pada Minggu 5 Maret, pukul 13.00 WIB di perairan sebelah barat Darwin, Australia.  

"Kecepatan angin di dekat pusat Siklon Tropis Blance mencapai 75 km/jam dan tekanan udara minimum di pusatnya tercatat 992 hPa. Siklon tropis Blance diperkirakan bergerak menuju barat daya mencapai wilayah Kalumburu, Australia Barat pada Senin 6 Maret 2017 pukul 13.00 WIB. Keberadaan siklon tropis Blance mengakibatkan dampak tidak langsung berupa peningkatan hujan dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia," ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S Swarinoto di Jakarta.

Fenomena alam kedua, sambung dia, yakni atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dengan intensitas sedang yang melintasi Sumatera dan menimbulkan peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. MJO diperkirakan terus bergerak ke timur dengan intensitas melemah.

Sementara itu, lanjut Yunus, batas seruakan udara kering dari perairan sebelah barat Australia, menjadi fenomena alam ketiga yang saat ini berada di perairan sebelah selatan Jawa, dengan intensitas lemah. Kondisi ini diperkirakan masih akan stabil hingga 2 hari kedepan.

"Hingga Selasa 7 Maret 2017, keberadaan siklon tropis Blance, MJO, dan seruakan udara kering mengakibatkan adanya potensi hujan lebat disertai kilat/petir ataupun hujan ringan/sedang berdurasi lama di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur Kalimatan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua," beber dia.

"Sedangkan potensi angin kencang berdurasi lama dan/atau puting beliung berdurasi singkat, dapat terjadi di Kalimantan Selatan, pesisir selatan Kalimantan Tengah, Pesisir timur Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur," imbuh Yunus.

BMKG pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan. Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, baliho dan papan iklan yang mungkin bisa jatuh, serta jalan licin - Kontak Perkasa futures

Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:08 AM

Siapakah yang Dimaksud Orang Arab?

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, March 3, 2017 | 9:11 AM


PT Kontak Perkasa Futures Yogyakarta - Pertanyaan; “Siapa itu orang Arab?” adalah pertanyaan yang susah-susah gampang untuk dijawab. Paling tidak ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan untuk memperoleh jawaban ini secara memuaskan. Pertama, secara genealogi. Arab dipandang sebagai sebuah ras yang merujuk pada skala teritori wilayah.

Kita bisa menggunakan kacamata Philip K. Hitti dalam History of Arabs (1937: 20) untuk membagi Arab secara geografis dan ras pada era sebelum kedatangan Islam. Pemisahan yang membagi pada dua kriteria umum. Pertama orang-orang Arab Selatan, dan kedua, orang-orang Arab Utara.

Orang-orang Arab Selatan merujuk pada wilayah yang lebih maju. Di sekitaran Yaman, Hadramaut, dan sepanjang pesisirnya, orang-orang tidak menggunakan bahasa Arab, melainkan bahasa Semit Kuno. Orang-orang Arab Selatan inilah yang kemudian punya relasi secara internasional sampai—setidaknya—abad ke-5 atau 6 Masehi. Bangsa Yunani menyebutnya sebagai “Arabia Felix” yang bermakna kawasan Arab yang beruntung.

Dibandingkan orang-orang Arab Selatan, orang-orang Arab Utara sedikit tertinggal. Mereka berada di kerasnya kondisi geografis yang tidak bersahabat—lautan gurun pasir yang luas—orang-orang Arab Utara kebanyakan masih nomaden (bahkan sampai sekarang), meskipun beberapa ada yang tinggal di Hijaz dan Nejed. Bahasa yang digunakan di daerah-daerah ini adalah bahasa Arab.

Orang Arab Utara baru mengembangkan literasi tertulis sejak kedatangan Nabi Muhammad. Sebelum itu, budaya literasi Arab Utara lebih condong pada literasi lisan. Prosa, puisi, sajak, sampai pepatah-pepatah Arab dengan rima dan diksi indah turun-temurun melalui ingatan yang disampaikan dari mulut ke mulut. Maka dari itu, istilah “jahiliyah” lebih erat kaitannya dengan dengan orang-orang Arab Utara.

Di tahap inilah aspek kedua untuk memperoleh batasan “siapa itu Arab?” muncul. Aspek bahasa. Sebutan Arab dipakai untuk wilayah-wilayah yang menggunakan Bahasa Arab sebagai “bahasa Ibu” mereka. Pada poin inilah muncul perdebatan apakah Mesir dan negara-negara di sepanjang Afrika Utara termasuk “Arab”, karena praktis bahasa Arab bukanlah bahasa ibu bangsa-bangsa ini.

Kita juga perlu mengetahui apa yang dimaksud "Arab” dan "Jazirah Arab". Jazirah yang berarti tanah yang menganjur ke laut seakan-akan menjadi pulau ini adalah pembatas geografis yang cukup jelas. Karena “Arab” punya makna padang pasir, maka Jazirah Arab adalah sebutan untuk menandai wilayah geografis semenanjung padang pasir. Batas-batasnya adalah Laut Merah dan Teluk Aqabah di barat daya, Laut Arab di tenggara, serta Teluk Oman dan Teluk Persia di timur laut. Saat ini, secara politik daerah ini berisi negara Arab Saudi, Kuwait, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Bahrain.

William Montgomery Watt, professor studi Arab dan Islam Universitas Edinburgh, dalam esainya "Who is an Arab?" menyebut bahwa kehadiran Muhammad dengan agama Islam tidak hanya membawa perubahan pada keyakinan orang-orang Arab Utara, tapi juga Arab secara luas sebagai sebuah kesatuan politik. Sejak kemunculan wahyu pertama sampai wafatnya, suku-suku yang saling bermusuhan secara rentang waktu yang begitu cepat berhasil disatukan dalam satu persamaan: Islam.

Di sinilah kemudian aspek ketiga muncul: aspek politik. Perluasan pengaruh agama Islam sejak kekhalifahan Umar bin Khattab sampai era Bani Abassiyah segera memperluas sebutan tentang “Siapa itu Arab?”. Perluasan teritori yang berlanjut sampai dengan 750 Masehi. Sebutan “Arab” kemudian membentang dari Spanyol (Andalusia) sampai Asia Tengah (Punjab). Sekaligus menyebarluaskan bahasa Arab dan agama Islam yang menjadi terminologi pembatas siapa yang disebut Arab.

Sekalipun identik dengan Islam, kebudayaan Arab pada awalnya merupakan gambaran keyakinan warisan bangsa Semit. Pada era tersebut, kesadaran akan keberadaan Tuhan yang tunggal sudah muncul. Hanya saja, kemudian muncul “tuhan-tuhan” baru dalam wujud al-‘Uzza, Al-Lat, dan Manat, yang dianggap tiga anak perempuan Tuhan.

Ketiga “tuhan” baru ini memiliki tempat pemujaan di dekat kota Mekah, tempat nenek moyang bangsa Arab—Ibrahim dan Ismail—mendirikan Ka’bah. Hal ini menunjukkan bahwa Bangsa Arab memiliki ragam agama, baik sejak sebelum kedatangan Islam sampai era modern. Dari Kristen, Yahudi, Majusi, sampai paganisme. Meskipun Islam—tentu saja—menjadi agama yang sangat dominan.

Pada akhirnya, ketiga aspek tersebut adalah jawaban dari setiap determinan yang digunakan. Jika kita menyebut Jazirah Arab, maka kita akan bicara pada batas-batas geografis. Jika kita menyebut “Dunia Arab”, maka kita akan menggunakan kacamata bahasa. Semua komunitas yang berbahasa Arab termasuk dunia Arab: dari Aljazair sampai Mesir di Afrika Utara, sampai seluruh negara di Jazirah Arab.

Inilah yang kemudian menjadi sebab Iran dan Turki tidak termasuk “Dunia Arab.” Baik secara sejarah peradaban maupun bahasa, keduanya berbeda dengan Arab. Iran dengan Persia dan Turki dengan ‘Romawi’ (biasa juga disebut Romawi Timur) membuat warisan bahasa yang digunakan pun berbeda: bahasa Farsi dan Turki.

Berbeda lagi jika menyebut “Negara Islam.” Rujukan utama tentu daerah di Jazirah Arab, terutama Arab Saudi karena secara teritori dan sejarah sumber awalnya memang berasal di sana. Sebutan ini juga merujuk pada sistem kenegaraan yang masih menggunakan hukum-hukum agama Islam. 

Uniknya, jika merujuk “Negara Muslim”, menurut American-Arab Anti Discrimination Committee, justru malah Indonesia yang mendapat sebutan itu. Tentu saja karena penganut Islam alias Muslim di Indonesia mencapai angka 170 juta jiwa. Terbesar di dunia - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber:tirto
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 9:11 AM

Peliknya Jalan Hidup Sayuti Melik

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, March 2, 2017 | 11:37 AM


PT Kontak Perkasa Yogyakarta - Di sepanjang hidupnya yang cukup panjang hingga 80 tahun lamanya, Sayuti Melik kerap merasakan jadi pesakitan. Dari jeruji besi kolonial Belanda sampai dibuang ke Boven Digul, dipenjara di Singapura, ditangkap militer Jepang, bahkan dibui oleh pemerintah negaranya sendiri setelah Indonesia merdeka. 

Meskipun begitu, Sayuti Melik mampu bertahan kendati diterpa gelombang perubahan zaman yang sepertinya selalu tidak ramah terhadapnya. Ia baru merasakan hidup tenang saat rezim Orde Baru tiba. Sempat menjadi anggota DPR/MPR dari partai penguasa, Golkar, hingga akhirnya wafat di ibukota pada 27 Februari 1989, tepat 28 tahun silam.
Anak Lurah Penentang Penjajah

Dari pelosok Yogyakarta Sayuti Melik berasal. Ia dilahirkan pada 25 November 1908, terpaut beberapa bulan dari kelahiran Boedi Oetomo yang disebut-sebut sebagai organisasi kebangsaan pertama di Indonesia. 

Sayuti Melik adalah putra Partoprawito alias Abdul Mu′in, Kepala Desa Kadilobo di Sleman, Yogyakarta. Ayahnya inilah yang mengajarkan kepada Sayuti Melik tentang nasionalisme. Ia melihat langsung sang ayah berani menentang kebijakan Belanda yang memakai paksa sawah milik rakyat (Tempo, Volume 19, 1989).

Partoprawito ternyata bukan lurah biasa. Ia juga seorang pokrol yang berperan layaknya pengacara bagi kaum tani di daerahnya yang ditindas oleh perusahaan-perusahaan perkebunan milik orang Eropa atau pemerintah kolonial, termasuk saat membela kepentingan petani pribumi atas sengketa tanah terkait penanaman tembakau.

“Pak Abdul Mu’in sebagai pembelanya dan berhasil menang. Jadi, di masa penjajahan Belanda ia bisa mengalahkan orang Belanda. Ia terkenal di Yogyakarta utara,” demikian sebut Dawam, keponakan Sayuti Melik (Budi Setiyono, Historia.id, 2016).

Maka tidak heran jika nantinya Sayuti Melik tumbuh menjadi seorang yang bernyali tinggi menentang ketidakadilan. Tidak peduli siapa si penindas, baik orang asing maupun sebangsanya sendiri, Sayuti Melik siap menghardik, lewat tulisan-tulisannya yang memang mampu mencekik, juga turun langsung ke ranah publik.

Tertarik ke Kiri

Sejak belia, Sayuti Melik sudah berminat pada isu-isu kebangsaan. Ia rajin membaca buku, koran, juga mengikuti acara diskusi yang menghadirkan tokoh berpengaruh. Pendiri Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan, menjadi salah satu sosok panutannya saat itu. Terlebih, jarak rumahnya dengan markas Muhammadiyah di Kauman tidak terlalu jauh.

Seiring daya pikirnya yang kian kritis, Sayuti Melik mulai jenuh dengan ide-ide Ahmad Dahlan yang dianggapnya kurang menggigit. 

“Lama-kelamaan saya tidak tertarik kepada Kyai Dahlan, karena menurut saya dia kurang progresif-revolusioner. Akhirnya saya tinggalkan Kyai Dahlan, dan saya berguru kepada Haji Misbach,” ucapnya (Solichin Salam, Wajah-wajah Nasional, 1990:173).

Haji Misbach adalah seorang ulama terkenal dari Solo yang beraliran kiri. Pada 1920, Sayuti Melik sekolah di Solo dan mulai mengenal haji merah itu lewat tulisan-tulisannya di majalah Islam Bergerak atau Medan Moeslimin. Di kota itu pula, Sayuti Melik memperoleh tambahan wawasan nasionalisme dari gurunya yang justru orang Belanda, H.A. Zurink.

Dari sinilah Sayuti Melik semakin tertarik pada sosialisme, komunisme, Marxisme, dan seterusnya. Waktu itu, hal-hal beraroma merah belum “diharamkan”, bahkan menjadi salah satu ujung tombak perlawanan terhadap kolonial. Sayuti Melik pun menuliskan pemikirannya dan mengirimkan artikel ke berbagai surat kabar yang terbit di tanah air. 
Dikurung Hingga Dibuang

Tulisan dan pergerakan Sayuti Melik yang masif membawanya ke jeruji besi pada usia 16 tahun. Pada 1924, ia menjadi tahanan kolonial di Ambarawa, Jawa Tengah, dengan tuduhan telah menghasut rakyat untuk melawan pemerintah (Arief Priyadi, Wawancara dengan Sayuti Melik, 1986:29).

Dua tahun berselang, ia kena masalah lagi, kali ini lebih serius, dituding terlibat aksi perlawanan—atau dalam sudut pandang pemerintah kolonial: pemberontakan—Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1926. Tak hanya dibui, Sayuti Melik juga turut dibuang ke Boven Digul, Papua, bersama orang-orang PKI (Audrey Kahin, Regional Dynamics of The Indonesian Revolution, 1985:37).

Sayuti Melik baru pulang ke Jawa pada 1933. Namun, tiga tahun kemudian ia dijebloskan lagi ke bui. Sayuti Melik yang saat itu merantau ke Singapura ditangkap pemerintah kolonial Inggris di sana karena dicurigai terlibat dalam gerakan bawah tanah (Soebagijo I.N., S.K. Trimurti: Wanita Pengabdi Bangsa, 1982:36).

Kembali ke tanah air pada 1937, Sayuti Melik bertemu dengan S.K. Trimurti, seorang jurnalis perempuan sekaligus aktivis pergerakan nasional yang juga keluar-masuk penjara sebelum masa itu dan setelahnya. Mereka menikah pada 1938 dan menerbitkan koran Pesat di Semarang.
Dibui Bangsa Sendiri

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, Sayuti Melik dan Trimurti juga tak luput dari tekanan. Pesat diberangus oleh Jepang karena dianggap berbahaya. Trimurti dibui, sedangkan Sayuti ditangkap karena dituding sebagai komunis (Rosihan Anwar, Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia, Volume 3, 2004:254).

Tahun 1943, Trimurti dibebaskan atas permintaan Sukarno. Sayuti Melik dan istrinya pun sempat hidup tenang karena dekat dengan Sukarno yang dikenalnya sejak 1926. Kelak, Sayuti Melik tergabung dalam kelompok Menteng 31 yang membawa Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Sehari kemudian, Indonesia merdeka dan teks proklamasi kemerdekaan itu diketik oleh Sayuti Melik. 

Meskipun turut berperan dalam upaya kemerdekaan, menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), serta cukup dekat dengan Sukarno sebagai presiden pertama Republik Indonesia, tapi Sayuti Melik tetap saja tidak sepenuhnya merasa merdeka.

Belum genap setahun Indonesia merdeka, Sayuti Melik ditangkap oleh pemerintah RI atas perintah Amir Syarifudin yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan dengan tuduhan terlibat dalam Peristiwa 3 Juli 1946 yang disebut-sebut sebagai upaya makar pertama pasca-kemerdekaan (Yuanda Zara, Peristiwa 3 Juli 1946: Menguak Kudeta Pertama dalam Sejarah Indonesia. 2009:190).

Lantaran tidak terbukti bersalah setelah diperiksa oleh Mahkamah Tentara, Sayuti Melik lepas dari dakwaan. Kemudian, ia turut berjuang untuk republik melawan Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia. Pada 1948, Sayuti Melik ditangkap Belanda, ditahan di Ambarawa, dan baru bebas jelang penyerahan kedaulatan pada 1950.

Dipungut Orde Baru

Kehidupan Sayuti Melik setelah Indonesia sepenuhnya berdaulat ternyata tak kunjung tenteram. Sempat dekat dengan Sukarno, ia justru berbalik melawan dan menentang gagasan sang putra fajar tentang Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom). Sayuti Melik menuntut “Komunisme” diganti dengan “Sosialisme,” sehingga "Nasakom" seharusnya berganti menjadi "Nasasos" (Soegiarso Soerojo, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai, 1988:108).

Sayuti Melik juga sangat tidak setuju jika Sukarno menjadi presiden seumur hidup (Tempo, Volume 19, 1989). Lewat tulisan “Belajar Memahami Sukarnoisme” yang dimuat di puluhan media massa, ia memaparkan perbedaan Marhaenisme Sukarno dengan doktrin komunisme ala PKI. Sayuti Melik menyerang PKI—yang dulu pernah dibelanya—yang dianggapnya kerap menjilat sang penguasa. 

Sejak saat itu, Sayuti Melik terkesan diabaikan oleh rezim Sukarno. Namun, saat rezim berganti dan Soeharto mengambil tampuk kepemimpinan, Sayuti justru mendapat perlindungan dari Orde Baru. 

Aroma kiri yang pernah lekat pada diri Sayuti Melik ternyata dimaafkan. Pemilu 1971 dan 1977 bahkan menempatkannya sebagai anggota DPR/MPR dari Fraksi Golkar yang tidak lain adalah representasi dari kekuasaan Soeharto selama Orde Baru berjaya (Jailani Sitohang, Gaya Kepemimpinan Sukarno-Suharto, 1989: 55).

Hidup nyaman di era emas Orde Baru setelah melalui masa muda dari penjara ke penjara, Sayuti Melik meninggal dunia di Jakarta pada 27 Februari 1989 dalam usia 80 tahun. Soeharto selaku presiden datang melayat sang juru ketik proklamasi yang telah menjalani kehidupan penuh intrik dan polemik ini - PT Kontak Perkasa


Sumber:tirto
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:37 AM

Beda Kunjungan Raja Faisal dan Raja Salman ke Indonesia

Written By Kontak Perkasa Futures on Wednesday, March 1, 2017 | 11:27 AM

Kontak Perkasa Futures Yogyakarta - Setelah Raja Faisal Ibn Abdul Aziz As Saud pada 47 tahun silam, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud berkunjung ke Indonesia hari ini. Penyambutan dan kunjungan dua raja itu dirasa berbeda.

"Memang (penyambutan) agak berbeda dalam tampilan," kata Direktur Pusat Kajian Timur Tengah UI Abdul Mutaali.

Mutaali mengisahkan, Raja Faisal berkunjung ke Indonesia hanya 4 hari kurun 10-13 Juni 1970. Kunjungan Raja Faisal itu tanpa liburan serta dengan jumlah rombongan yang tidak terlalu besar. 

"Berbeda dengan Raja Salman, jumlah rombongan yang spektacular, 9 Hari, sambil liburan di Bali," ujarnya.

Namun terlepas dari itu, Mutaali berharap besarnya rombongan kunjungan Raja Salman menandakan besarnya investasi di Indonesia nantinya.

"Tapi Baik lah, semoga besarnya rombongan yang dibawa menunjukkan besarnya investasi yang akan terealisasi. Semoga," tuturnya.

Raja Salman akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017. Pemimpin Arab Saudi tersebut membawa rombongan dengan jumlah yang cukup besar, yakni kurang-lebih 1.500 orang, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran. 

Raja Faisal berkunjung ke Indonesia pada Rabu (10/6/1970). Kedatangan Raja Faisal disambut oleh Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto di Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat.

DPR menyiapkan sambutan istimewa untuk Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud yang akan berkunjung ke Indonesia pada 1 Maret 2017 mendatang. Rencananya, Raja Salman akan diajak menonton video kunjungan pendahulunya ke Indonesia 47 tahun lalu.

"Kalau DPR, yang jelas kita akan putar film yang 47 tahun yang lalu. Itu adalah Raja dari Saudi Arabia yang telah kemari," kata Ketua DPR Setya Novanto di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Menurut Novanto, video tersebut menggambarkan hangatnya hubungan Indonesia dan Arab Saudi sejak hampir lima dekade lalu. Novanto pun mengaku baru tahu adanya video tersebut dari Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama Mohammed Al-Shuibi.

"Kita akan putar (video kunjungan raja Arab Saudi ke Indonesia 47 tahun silam, red). Ini adalah merupakan suatu sejarah yang belum pernah kita lihat. Saya pun baru melihat setelah dikirim Dubes Saudi Arabia, bahwa ada dokumenter film yang sejarah, yang perlu kita lihat bersama," jelas Novanto - Kontak Perkasa Futures
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:27 AM

Samsung, Berjualan Buah dan Sayur

Written By Kontak Perkasa Futures on Tuesday, February 28, 2017 | 10:39 AM

PT Kontak Perkasa Futures Yogyakarta - Siapa yang tidak mengenal Samsung? Perusahaan tersebut saat ini merupakan produsen smartphone terbesar di dunia. Meski demikian, siapa yang menyangka jika semuanya berawal dari usaha berjualan buah, sayur dan ikan kering yang dirintis oleh pendirinya, Lee Byung-Chul di Taegu, timur laut Korea.

Pada tahun 1937, akibat pecahnya perang antara Cina dengan Jepang, Byung-chul, yang saat itu sesungguhnya telah memiliki bisnis kecil penggilingan padi dan transportasi di Masan, pantai tenggara semenanjung Korea, terpaksa memindahkan bisnisnya ke Taegu, sebuah daerah di timur laut. Dari sanalah legenda Samsung dimulai.

Di kota yang merupakan pusat pemimpin politik dan rezim militer tinggal tersebut, Byung-chul mendirikan toko perdagangan serba ada (general store) dengan modal awal 30.000 won. Mengambil nama Samsung, yang berarti bintang tiga, ia menginginkan agar toko ini menjadi perusahaan besar, kuat dan bertahan lama seperti bintang di angkasa.

Memanfaatkan situasi perang, Samsung mengekspor buah dan makanan laut yang dikeringkan, sayuran, dan barang dagangan lainnya ke Mancuria di timur laut Cina daratan, yang pada saat itu juga merupakan koloni Jepang, serta Beijing.

Dalam buku berjudul "Samsung, Media Empire and Family: A Power Web" yang ditulis oleh Chunhyo Kim,  Byung-chul memperoleh modal awal untuk mendirikan Samsung selain dari keluarganya, juga dari sebuah bank Jepang. Hal itu menunjukkan kepiawaian berbisnis Byung-chul, sebab saat itu toko perdagangan tidak mempunyai akses terhadap dana serupa.

Pada masa Perang Dunia II, Byung-chul belajar banyak mengenai pasar dan memanfaatkan peluang bisnis. Ia memperhatikan dengan cermat bagaimana konglomerat Jepang, yang sering disebut sebagai zaibatsu, menjalankan dan mengorganisasi perusahaan-perusahaan mereka di Korea.

Tidak butuh waktu lama bagi Samsung untuk berkembang. Dalam kurun waktu satu dekade lebih sedikit, Samsung memiliki pabrik tepung, mesin manisan sendiri, kegiatan operasi manufaktur dan penjualannya sendiri.

Pada masa administrasi militer Amerika Serikat di Negara Ginseng itu antara tahun 1945 hingga 1948, Byung-chul memindahkan kantor pusat bisnisnya ke Seoul. Ia kemudian membuka Samsung Trading Corporation pada tahun 1948. Selang dua tahun kemudian, Samsung telah mendirikan perusahaan dagang di Masan, Taegu dan Seoul.

Meski sempat bangkrut, karena mendapat dukungan politik dari rezim Presiden Syngman Rhee pada tahun 1946 hingga 1960, perusahaan itu mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. 

Perusahaan itu, misalnya, berhasil mengembangkan bisnisnya ke sektor perbankan, sekuritas, asuransi, pupuk dan semen pada akhir tahun 1950. Pada tahun 1951, Samsung Moolsan (cikal bakal Samsung Corporation) berdiri. Perusahaan itu melakukan ekspor impor barang-barang militer, gula dan pupuk semasa Perang Korea. 

Sempat tersandung kasus bahan baku ilegal yang menjerat Hankuk Fertilizer yang didirikan Samsung tahun 1963, Byung-chul kemudian mengundurkan diri sebagai Chairman Samsung pada tahun 1967.

Dua tahun berselang ia kembali menjadi Chairman Samsung dan mendirikan Samsung Electronics, yang kemudian menjelma menjadi pemain global yang sangat diperhitungkan saat ini. 

Pada periode 1970an Samsung memperkuat lini bisnis elektronik dan semikondutornya. Mereka menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan Jepang, salah satunya Sanyo. Kerja sama keduanya menghasilkan produksi televisi pertama Samsung pada tahun 1970.

Pertengahan tahun 1980, Samsung telah berhasil mencakup hampir seluruh sektor ekonomi Korea. Setelah wafatnya Byung-chul pada November 1987, di bawah anak ketiganya, Lee Kun-hee, Samsung memasuki era baru dari sebelumnya hanya menjadi original equipment manufacturer (OEM) menjadi perusahaan transnasional di pasar dunia.

Setahun kemudian, mereka memilih peralatan rumah tangga, telekomunikasi dan semikonduktor sebagai lini bisnis inti. Samsung Electronics kemudian menjadi perusahaan inti yang mengontrol anak perusahaan yang lain.

Pada masa kepemimpinan Kun-hee pulalah, Samsung dipecah menjadi enam perusahaan: Samsung, Hansol, Saehan, Shinsaegae, CJ, dan JoongAng Ilbo. Selebihnya kemudian adalah sejarah. Sejak saat itu, Samsung tidak pernah menghentikan lajunya, bahkan hingga saat ini, setelah menyandang status sebagai produsen smartphone paling laris di dunia.

Mendahului Sony
Laju Samsung ini berbanding terbalik dengan Sony. Pada masa-masa keemasannya sekitar tahun 1995, Sony merupakan panutan bagi perusahaan-perusahaan Korea, termasuk Samsung. Namun, seperti ditulis dalam buku berjudul "Sony vs Samsung: The Inside Story of the Electronics Giant’s Battle for Global Supremacy" yang ditulis oleh Sea-Jin Chang, dalam tempo sepuluh tahun keadaan berubah.

Perusahaan ini mengalami penurunan performa, yang berujung pada mundurnya chairman dan president Sony saat itu, Nobuyuki Idei dan Kunitake Ando, pada tahun 2005. Di sisi lain, Yun Jong-yong, chief executive officer Samsung, pada saat itu dipuji karena berhasil mengubah Samsung Electronics menjadi salah satu perusahaan paling menguntungkan di industri elektronik dunia.

Hal itu terjadi hanya tiga tahun setelah Erick Kim yang ditunjuk menjadi direktur marketing global Samsung Electronics menyatakan bahwa perusahaan itu memiliki ambisi untuk mengangkat tingkat ekuitas merek ke tingkat yang sama dengan Sony. Sebuah hal yang juga telah menjadi ambisi Jong-yong sejak ia mengambil alih perusahaan Korea Selatan itu pada tahun 1996.

Pada tahun 2005, Samsung berhasil meraih ambisi untuk memiliki nilai merek yang lebih tinggi dari Sony dengan berada pada peringkat 20 dari daftar 100 Perusahaan Top yang dibuat Interbrand dengan nilai $14,9 miliar. Sony, di sisi lain, hanya menduduki peringkat 28 dengan nilai $10,7 miliar, seperti yang tertulis pada buku berjudul "Samsung Electronics and the Struggle for Leadership of the Electronics Industry" oleh Anthony Michell.

Kini Sony sudah tertinggal jauh dari Samsung. Pada tahun 2015 lalu, Interbrand menempatkan Sony pada peringkat 58 dengan nilai $7,7 miliar. Samsung? Perusahaan itu berada di peringkat ke-7, dengan nilai $45,3 miliar.

Samsung adalah representasi nyata bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini. 

Sumber: Tirto

Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:39 AM

Pernikahan Gaib Panglima Burung Bikin Pusing Dewan Adat Dayak

Written By Kontak Perkasa Futures on Monday, February 27, 2017 | 10:39 AM

PT Kontak Perkasa Yogyakarta - Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah Duwel Rawing mengaku bingung menyikapi rencana pernikahan gaib Pangkalima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari yang diduga titisan anak Nyi Roro Kidul yang akan dilaksanakan, Selasa, 28 Februari 2017.

Duwel beralasan prosesi pernikahan gaib itu bukan dilaksanakan kalangan adat sehingga DAD Kabupaten Katingan sulit untuk bersikap.

"Kita juga telah menemui panitia pelaksana pernikahan gaib itu dan meminta agar tidak dilaksanakan karena menimbulkan polemik di masyarakat. Tapi, panitia tetap akan melaksanakannya," kata Duwel.

Duwel yang juga mantan Bupati Katingan dua periode itu menyebut, secara aturan adat Dayak tidak ada mengenal atau mengatur pernikahan gaib, tapi dalam tradisi Kaharingan maupun Jawa sepertinya ada.

Dia mengatakan pihak DAD Provinsi Kalteng sedang mengupayakan agar pernikahan gaib tersebut dibatalkan. Namun apakah disetujui atau tidak, sampai sekarang belum ada diinformasikan ke DAD Kabupaten Katingan.

"Kita memang sudah berkoordinasi dengan pihak Polres Katingan. Kita menyampaikan bahwa itu budaya Kaharingan. Kita juga tidak ada melaporkan karena ada keraguan dalam menyikapi pernikahan gaib itu," kata Duwel.

Rencana pernikahan Pangkalima Burung dengan titisan anak Nyi Roro Kidul bermula dari datangnya seorang perempuan bernama Retno pada 12 Februari 2017 ke kediaman Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah Isae Judae.

Retno mengaku utusan Sri Baruno Jagat Parameswari dan mendapat bisikan dari roh halus bahwa hanya Isay Djudae yang bisa melaksanakan ritual pernikahan adat tersebut. Perempuan itu meninggalkan uang Rp 16 juta dan mengaku akan kembali lagi dalam beberapa hari untuk menyerahkan uang untuk keperluan pernikahan ritual adat tersebut.

Pada 21 Februari 2017 sekitar pukul 11.00 WIB, Retno pun kembali datang dan menyerahkan sejumlah uang Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah. Dana tersebut dipergunakan untuk mempersiapkan acara serta keperluan mencetak undangan, membeli sapi, babi, ayam dan lainnya.

Sri Baruno Jagat Parameswari anak dari keturunan Kanjeng Ratu Kidul Pantai Selatan yang berwujud manusia yang berasal dari Bali, dan saat ini posisinya di Jakarta serta akan datang pada 27 Februari 2017 ke Desa Telok Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan. Sedangkan Pangkalima Burung, satu di antara beberapa tokoh Dayak, merupakan sosok gaib yang tidak terlihat oleh mata.

Undangan pernikahan Sri Baruno Jagat Parameswari dengan Pangkalima Burung telah beredar di sejumlah pihak, termasuk media sosial. Undangan bahkan telah sampai kepada para pejabat di Pemerintah Pusat maupun Provinsi serta Kabupaten Katingan. 

Tak tanggung-tanggung, sejumlah petinggi republik ini turut masuk dalam undangan terbatas itu seperti Presiden RI Joko Widodo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gayot Nurmantyo, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Kapolda Kalteng Brigjen Anang Revandoko hingga pejabat (Pj) Sekda Provinsi Kalteng Syahrin Daulay.

Syahrin Daulay ketika dikonfirmasi Jumat lalu mengaku telah menerima surat undangan pernikahan gaib tersebut dua hari lalu. "Saya juga mendapat undangan itu namun saya tidak tahu siapa yang mengantarnya karena saat itu saya masih kegiatan," kata Syahrin.

Syahrin yang juga menjabat sebagai asisten di Kantor Gubernur Kalteng itu mengaku belum memastikan apakah hadir atau tidak karena acaranya bersamaan dengan jam kantor. "Sebagai pribadi kami berterima kasih sudah diundang," ujar dia - PT Kontak Perkasa

Sumber:regional.liputan6
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:39 AM

Kekayaan 4 Orang Terkaya RI Setara Harta 100 Juta Orang Miskin

Written By Kontak Perkasa Futures on Friday, February 24, 2017 | 10:10 AM


Kontak Perkasa futures Yogyakarta - Oxfam Indonesia bersama International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) meluncurkan laporan ketimpangan di Indonesia saat ini. Slogan 'Menuju Indonesia yang Lebih Setara' merupakan upaya untuk berkontribusi dalam wacana mengurangi tingkat ketimpangan di Indonesia.

Laporan tersebut bertujuan untuk mendorong pemerintah Indonesia mengurangi ketimpangan, yang merupakan salah satu agenda prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dalam laporan, ada beberapa rekomendasi untuk pemerintah maupun sektor swasta untuk memastikan bahwa komitmen upaya yang memadai dalam mengurangi ketimpangan sudah dijalankan, dan tidak ada satu pun yang tertinggal.

"Oxfam dan INFID mengapresiasi komitmen dan upaya yang telah dilaksanakan pemerintah sejauh ini untuk mengatasi masalah ketimpangan. Kami berharap laporan ini akan mendukung pesan betapa penting dan mendesaknya mengurangi ketimpangan," ujar Juru Bicara Oxfam Indonesia, Dini Widiastuti, di Jakarta.

Dalam laporan tersebut, Oxfam dan INFID menunjukkan laporan kenyataan mengejutkan tentang ketimpangan di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil dan berimbang. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi yang baik itu tidak diimbangi dengan distribusi pendapatan yang merata.

20 tahun terakhir, jurang antara orang kaya dan miskin di Indonesia tumbuh lebih cepat dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Dilaporkan bahwa Indonesia berada di 6 peringkat terbawah dunia dalam hal ketimpangan. Harta dari 4 orang terkaya Indonesia setara dengan gabungan dari Harta 100 juta orang miskin di Indonesia.

Lebih jauh lagi, jumlah uang per tahun yang dihasilkan salah seorang terkaya di Indonesia cukup untuk membantu menghapus kemiskinan. Laporan tersebut juga menjelaskan peningkatan ketimpangan antara mereka yang hidup di perkotaan dengan di daerah.

Selain itu, laporan Oxfam dan INFID juga menjelaskan melebarnya jurang antara si kaya dan miskin merupakan ancaman serius bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia ke depan. Jika masalah ketimpangan ini tidak segera diatasi, maka upaya pemerintah akan menghadapi tantangan ketidakstabilan sosial.

"Laporan ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah Indonesia untuk menerapkan dua ide besar untuk mengatas ketimpangan yang ekstrim. Pertama, memperbaharui kebijakan pajak sejalan dengan potensi ekonomi yang dimiliki, berdasarkan prinsip pembagian beban yang adil dan menguntungkan. Kedua, memulihkan dan mengutamakan sumber daya manusia dan pengembangan tenaga kerja," tutur Direktur Eksekutif INFID, Sugeng Bahagijo - Kontak Perkasa Yogyakarta

Sumber:today.line
Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 10:10 AM

Oerip Soemohardjoe

Written By Kontak Perkasa Futures on Thursday, February 23, 2017 | 11:05 AM

PT Kontak Perkasa Futures Yogyakarta - Anak ini terkenal nakal di kampungnya, sebuah desa kecil bernama Sindurjan yang berada di wilayah Purworejo, sebelah barat Yogyakarta. Lahir tanggal 22 Februari 1893, ia menyandang nama Muhammad Sidik, seorang bocah yang enerjik tapi sangat mbeling dan cenderung susah diatur. 

Sidik berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya, Soemohardjo, adalah seorang kepala sekolah dan putra tokoh ulama setempat. Sang ibu lebih mentereng lagi karena merupakan anak perempuan kesayangan Raden Tumenggung Widjojokoesoemo, Bupati Trenggalek di Jawa Timur kala itu.

Nakalnya Sidik tidak melulu bermuara miring. Di balik tingkah-polahnya itu, Sidik sejak kecil sudah memperlihatkan karakter kepemimpinan yang kuat. Ia menjadi pemimpin teman-teman sebayanya. Juga ketika bertanding bola di lapangan kampung, Sidik selalu tampil sebagai pemain yang paling menonjol.

Hingga suatu ketika, Sidik tak sadarkan diri usai jatuh dari pohon saat bermain. Beruntung, nyawanya selamat. Ibunya kemudian mengirim surat ke Trenggalek untuk meminta nasehat kepada ayahnya yang bupati itu. Sesuai kepercayaan orang Jawa, Widjojokoesoemo menyarankan agar nama Sidik diganti agar terhindar dari petaka.

Nama baru yang dipilih adalah Oerip, dalam bahasa Jawa berarti “hidup” atau “selamat”. Kendati tetap saja sulit menghilangkan tabiat buruknya, tapi kenakalan di masa kecil itu justru membentuk Oerip sebagai manusia unggulan, berprinsip kuat, dan kelak menjadi salah satu pemimpin yang paling disegani dalam sejarah militer Indonesia.

Berpengalaman vs Pendatang Baru

Setelah kemerdekaan, Oerip yang kini menyertakan nama ayahnya, Soemohardjo menjadi salah satu kandidat terkuat panglima angkatan perang Republik Indonesia yang saat itu masih bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Oerip semula paling dijagokan. Selain dinilai punya pengalaman dan kemampuan yang mumpuni, ia juga berstatus sebagai petahana. 

Sebulan sebelum pemilihan itu, tepatnya 14 Oktober 1945, Presiden Soekarno secara langsung menunjuk Oerip untuk menjabat sebagai kepala staf umum tentara merangkap panglima sementara TKR. Soekarno menilai, Oerip adalah sosok yang paling pantas mengingat prestasi dan rekam-jejak panjangnya di ranah kemiliteran sejak era kolonial Hindia Belanda.

Namun, yang berpengalaman sekaligus petahana tak selalu jadi pemenang meskipun sebenarnya masih layak melanjutkan kepemimpinannya. Munculnya sosok baru bernama Soedirman membuat kalangan pemilih terbelah dua. Sentimen kelompok pun turut bermain dalam ajang pemilihan orang nomor satu di TKR tersebut.

Oerip adalah pensiunan Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), korps tentara bentukan Belanda yang melibatkan kalangan pribumi. Karier militernya kala itu sangat bagus, bahkan Oerip berpangkat mayor yang menjadikannya sebagai perwira pribumi dengan jabatan tertinggi di KNIL (Anderson, Ben, Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 2005:233).

Sebaliknya, Soedirman, yang 23 tahun lebih muda dari Oerip, merupakan mantan personil PETA atau Pembela Tanah Air, kesatuan militer yang dibentuk Jepang setelah menyingkirkan Belanda dari Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, kekuatan angkatan perang republik memang disangga oleh dua kubu ini, yakni mantan anggota KNIL dan PETA.

Jika dibandingkan dengan Soedirman, Oerip masih unggul jauh, baik pengalaman maupun kemampuannya. Oerip lulus akademi militer pada 1914 dan telah terlibat dalam berbagai tugas ketentaraan hingga mencapai pangkat tinggi. Petrik Matanasi (2012:44) dalam buku Pribumi Jadi Letnan KNIL menyebutkan bahwa selama 24 tahun berdinas di KNIL, Oerip sebenarnya hampir berpangkat Letnan Kolonel sebelum pensiun.

Di sisi lain, Soedirman baru 2 tahun mengenal militer sejak gabung PETA pada 1944. Ia sebelumnya seorang guru dan aktivis Muhammadiyah. Situasi yang masih amat labil saat itu membuat karier Soedirman melesat. Pada 20 Oktober 1945, ia menjabat Komandan Divisi V Purwokerto dan justru ditunjuk langsung oleh Oerip sebagai panglima tertinggi sementara TKR.

Rela Kalah Demi Keutuhan

Suasana pemilihan pada 12 November 1945 itu berlangsung panas. Pemungutan suara telah dilakukan dua putaran, hasilnya selalu identik, baik Oerip Soemohardjo maupun Soedirman mendapat suara sama kuat. Dan, di tahap ketiga, Soedirman akhirnya menang tipis, unggul satu suara atas Oerip (A.H. Nasution, Memenuhi Panggilan Tugas, 1982:196).

Soedirman sejatinya tak enak hati kepada Oerip yang notabene atasannya. Ia berniat mengembalikan jabatan panglima kepada Oerip. Tapi pendukung Soedirman menolak tegas usulan itu. Para bekas anggota PETA ini tidak rela dipimpin orang yang disinyalir telah bersumpah setia kepada kerajaan Belanda terkait riwayat militer Oerip sebagai mantan KNIL (Sardiman, Guru Bangsa: Biografi Jenderal Sudirman, 2008:133).

Sebelum pemungutan suara dilakukan, Oerip sebenarnya berpeluang besar untuk tetap menjabat sebagai panglima tertinggi TKR karena jejak-rekam dan kemampuan memimpinnya. Adapun Soedirman datang belakangan bersama seorang tokoh militer yang mewakili suara dari Sumatera Selatan (Prisma, Volume 11, 1982:272).

Dari situlah muncul usulan untuk digelar voting, bukan langsung dipilih seperti yang semula hendak dilakukan, yang kemudian dimenangkan oleh Soerdiman berkat tambahan sejumlah suara dari Sumatera Selatan yang dititipkan kepada satu orang, yakni orang yang datang bersama Soedirman itu. Fakta tersebut didukung oleh pernyataan A.H. Nasution yang hadir di forum dan ikut terlibat dalam pemungutan suara. 

Dikutip dari Ahmad Syafii Maarif (Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan, 2009:123), Nasution yang sekaligus menepis dugaan adanya perselisihan antara eks KNIL dengan PETA dalam prosesi pemungutan suara itu menuturkan kesaksiannya: “Kami yang menentukan pemilihan saat itu. Yang hadir di situ tidak ada yang berebutan, cuma tentunya kita mengusulkan Pak Oerip karena ia telah lebih dulu menjadi Kepala Staf Umum Tentara. Pak Dirman datang setelah itu. Tapi yang terpilih adalah Pak Dirman karena mendapat tambahan suara dari Sumatera Selatan.”

Oerip sendiri dengan legowo mengakui hasil pemungutan suara tersebut. Ia tidak mempersoalkan dinamika yang terjadi di saat-saat terakhir dan justru merasa sedikit lega karena bebannya kini sedikit berkurang, bukan lagi menjadi orang yang paling bertanggungjawab sebagai pucuk pimpinan TKR. 

Bahkan, Oerip dengan kerendahan hati menerima tawaran Soedirman yang tetap mempertahankan posisinya sebagai kepala staf umum dengan pangkat letnan jenderal (Amrin Imran, Panglima Besar Jenderal Soedirman, 1980:74). Dua tokoh besar militer itu pun bersama-sama menyelesaikan selisih paham antara eks KNIL dan PETA hingga akhirnya terbentuklah Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak 15 Mei 1947.

Oerip Soemohardjo terus mengabdi untuk negara meskipun prinsipnya sangat keras. Ia tidak sepakat dengan kebijakan pemerintah republik yang menempuh jalur diplomasi dengan Belanda. Oerip memilih tetap bergerilya dan menentang Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948 yang disebutnya merugikan Indonesia.

Itulah yang menjadi pertimbangan Oerip mundur dari TNI, juga sejumlah alasan lain. Ia muak dengan intrik politik yang terjadi di pemerintahan saat itu. Setelah tidak terlibat aktif lagi di militer, Oerip sempat menjadi penasihat Wakil Presiden RI, Mohammad Hatta, hingga akhirnya wafat pada 17 November 1948 di Yogyakarta karena serangan jantung - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber:tirto

Written by: Kontak Perkasa Futures
PT.Kontak Perkasa Futures, Updated at: 11:05 AM
 
Copyright © 2011. PT.Kontak perkasa Futures Yogyakarta All Rights Reserved
Disclaimer : Semua Market Reviews atau News di blog ini hanya sebagai pendukung analisa,
keputusan transaksi atau pengambilan harga sepenuhnya ditentukan oleh nasabah sendiri.
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger